Anda di halaman 1dari 10

3.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain kausal.
Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2018, p. 12) adalah “metode
penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam
meneliti sampel dan populasi penelitian tertentu”, teknik pengambilan sampel
umumnya dilakukan dengan acak atau random sampling, sedangkan pengumpulan
data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai,
analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif atau bisa diukur dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2018, p. 132) desain kausal adalah “desain penelitian
untuk menjelaskan pola hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel
terikat”. Variabel bebas adalah variabel yang posisinya mempengaruhi variabel
yang lain sedangkan variabel terikat adalah variabel yang posisinya dipengaruhi
oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini causal explanations merupakan pen-
jelasan tentang bagaimana hedonic shopping value dan sales promotion menye-
babkan terjadinya impulse buying pada Berrybenka.

3.2 Gambaran Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” Sugiyono (2018, p. 64).
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen website Berrybenka yang tidak dapat
didefinisikan dengan baik.

3.2.2 Sampel
Pengertian sampel adalah “sebagian populasi yang memiliki karakteristik
yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi” (Sugiyono, 2015, p. 116).

17
Universitas Kristen Petra
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non-probability
sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih men-
jadi sampel” (Sugiyono, 2018, p. 141). Teknik pengambilan sampel dalam pene-
litian ini menggunakan metode non-probability sampling melalui teknik
judgemental sampling.
Peneliti memilih judgemental sampling berdasarkan populasi mana yang
dianggap paling sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti (Malhotra, 2012, p.
375). Peneliti menggunakan teknik penelitian ini karena tidak memakan banyak
waktu dan lebih efisien. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
dihitung menggunakan rumus Lemeshow. Rumus Lemeshow digunakan untuk
menghitung sampel dalam keadaan populasi tidak diketahui. Perhitungan yang
digunakan adalah sebagai berikut.

Dimana: (3.1)

n = Jumlah Sampel

Z = nilai distribusi z pada CI 5%

P = probabilitas maksimal estimasi

d = alpha (3.2)

Hasil dari perhitungan rumus diatas adalah 96 sampel, tetapi dalam


penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil yaitu 99 sampel.
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Responden yang merupakan konsumen pada situs Berrybenka.
2. Telah melakukan pembelian pada situs Berrybenka dalam kurun waktu 1
tahun terakhir.

18
Universitas Kristen Petra
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil data primer. Data primer merupakan “data yang
diperoleh dari sumber pertama dimana data individu dari hasil pengisian angket”.
Data ini berupa hasil dari pengisian kuesioner mengenai pengaruh hedonic
shopping value dan sales promotion terhadap impulse buying.

3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data


Berikut prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Membagikan kuesioner kepada responden dengan kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
2. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan dikumpulkan, disortir, dan
diolah.
3. Kuesioner menggunakan skala Likert dimana jawaban responden telah
dibatasi. Skala pengukuran yang akan digunakan adalah skala likert yaitu
“skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang. Variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Setiap jawaban akan mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif.
Berdasarkan skala Likert, maka jawaban responden terhadap pernyataan yang
terdapat pada kuesioner adalah sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

3.5 Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel yang terdiri dari
variabel eksogen, intervening, endogen dalam analisis data. Dalam penelitian ini,
peneliti memiliki variabel independen yaitu hedonic shopping value dan sales
promotion, serta variabel dependen yaitu impulse buying.

19
Universitas Kristen Petra
3.5.1 Sales Promotion sebagai Variabel Eksogen (X)
Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain baik
secara positif maupun negatif. Variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel apapun
dan merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungannya dengan gejala yang diamati.
Sales promotion (X), mencerminkan strategi sales promotion yang
dilakukan oleh Berrybenka sales promotion dipengaruhi oleh beberapa indikator
yaitu:
1. Potongan Harga. Pengurangan harga yang telah ditetapkan penjual karena telah
memenuhi syarat.
2. Sample: menawarkan sejumlah produk gratis dari layanan yang dikirimkan dari
rumah ke rumah, dikirimkan, dibeli di toko, ditempelkan ke produk lain, atau
ditampilkan dalam penawaran iklan.
3. Kupon: sertifikat yang membuat pemegangnya berhak untuk membeli produk
tertentu: dikirim melalui pos, dilampirkan dalam produk lain atau ditempelkan
ke produk, atau dimasukkan ke majalah dan iklan surat kabar.
4. Penawaran pengembalian uang tunai (rabat)/ cashback: memberikan
pengurangan harga setelah pembelian daripada di ritel: Konsumen mengirim
“bukti pembelian” tertentu kepada produsen yang “mengembalikan” bagian
dari harga pembelian melalui pos.
5. Paket harga khusus/ bundling promotion: menawarkan konsumen menyimpan
paket harga untuk beberapa produk tertentu, contohnya seperti harga paket
untuk dua produk terkait yang diikat menjadi satu (seperti sikat gigi dan pasta
gigi).

3.5.2 Hedonic Shopping Value sebagai Variabel Endogen Intervening (Z)


Variabel endogen intervening berfungsi untuk menjembatani hubungan
antar dua variabel, keberadaan variabel dapat bersifat memperkuat atau
memperlemah hubungan antar dua variabel.

20
Universitas Kristen Petra
Hedonic shopping value (Z) adalah nilai yang melandasi konsumen dalam
melakukan kegiatan belanja secara online. Hedonic shopping value dapat diukur
melalui indikator yaitu:
1. Munculnya perasaan ingin berbelanja yang bukan disebabkan karena
keharusan untuk berbelanja namun hanya berupa keinginan
2. Kegiatan berbelanja merupakan bentuk pelarian diri
3. Timbulnya anggapan bahwa menghabiskan waktu untuk berbelanja
merupakan kegitan yang menyenangkan
4. Kegiatan berbelanja dianggap sebagai hiburan untuk menyenangkan diri
sendiri
5. Kegiatan berbelanja dianggap sebagai bentuk petualangan yang
menyenangkan dalam pikiran individu

3.5.3 Impulse Buying sebagai Variabel Endogen (Y)


Variabel endogen atau tergantung disebut variabel akibat atau output
adalah variabel yang diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah impulse buying. Indikator dari
impulse buying adalah sebagai berikut:
1. Spontanitas: kegiatan impulse buying merupakan tindakan yang terjadi
secara spontan, begitu saja tanpa ada proses berpikir yang signifikan
2. Kekuatan, paksaan, dan intensitas. kegiatan impulse buying merupakan
tindakan yang terjadi dengan mengesampingkan segala pertimbangan lain
dalam melakukan suatu pembelian.
3. Antusiasme dan stimulasi: adanya dorongan yang muncul dari dalam diri
seseorang untuk langsung membeli barang berupa perasaan antusias yang
tiba-tiba muncul sebagai pemicu.
4. Ketidakpedulian terhadap konsekuensinya: ketika melakukan impulse
buying, konsumen cenderung mengabaikan resiko yang mungkin terjadi
dalam melakukan suatu pembelian.

21
Universitas Kristen Petra
3.6 Metode Pengujian Keabsahan Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2018, p. 210), statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap proyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis rata-rata (mean) yang merupakan teknik penjelasan
kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Mean
adalah cara untuk mengukur lokasi pusat untuk variabel atau data dengan skala
minimal atau rasio, dimana jumlah keseluruhan score atau nilai dibagi oleh
keseluruhan anggota atau obyek pengamatan. Untuk mengetahui nilai dari rata –
rata jawaban responden maka dala penelitian ini yang didasakan dalam
penggunaaan skala likert adalah sebagai berikut:

Interval kelas = (Nilai tertinggi – Nilai terendah)/ Jumlah Kelas (3.3)

Dari perhitungan rumus tersebut, maka dapat disimpulkan perhitungan


interval kelas sebagai berikut:
Interval kelas=(5-1)/5 = 0.8 (3.4)
Dengan hasil interval kelas 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa jarak antara
interval satu dengan yang lain adalah 0,8. Jawaban responden adalah sebagai
berikut
1,00-1,80 = Sangat tidak setuju
1,81-2,60 = Tidak setuju
2.61-3,40 = Cukup setuju
3,41-4,20 = Setuju
4,21-5,00 = Sangat setuju

3.6.2 Partial Least Square (PLS)


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data PLS (Partial
Least Squares). PLS (Partial Least Square) adalah salah satu metode statistika
SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika

22
Universitas Kristen Petra
terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil,
adanya data yang hilang (missing values), dan multikolinearitas (Jogiyanto &
Abdillah, 2009, p. 124). PLS adalah salah satu teknik analisa dari Structural
Equation Modeling (SEM) dengan proses perhitungan yang dibantu program
aplikasi software SmartPLS.
Analisa Partial Least Square (PLS) adalah teknik statistika multivariat yang
melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel
independen berganda. PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis
varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi
permasalahan spesifik pada data seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya
data yang hilang (missing values) dan multikolinearitas (Jogiyanto & Abdilah,
2009, p. 127).
Keunggulan – keunggulan PLS adalah sebagai berikut :
1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen
(model komplek).
2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen.
3. Hasil tetap kokoh (robust) walaupun terdapat data yang tidak normal dan
hilang (missing values)
4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung berbasis cross-
product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi.
5. Dapat digunakan pada konstuk reflektif dan formatif.
6. Dapat digunakan pada sampel kecil.
7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.

3.6.3 Evaluasi Outer Model


Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan
reliabilitas model. Melalui proses interaksi algoritma, parameter model
pengukuran (validitas konvergen, validitas diskriminan, dan composite reliability)
diperoleh, termasuk nilai R2 sebagai parameter ketepatan model prediksi
(Jogiyanto & Abdilah, 2009, p 131).
Dalam penelitian ini, evaluasi untuk outer model dilakukan melalui dua cara,
yaitu:

23
Universitas Kristen Petra
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua metode validitas, yaitu:
a. Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur
dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika
skor yang diperoleh dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk
yang sama mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan
indikator reflektif dinilai bedasarkan nilai loading factor (outer loading/skor
loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang
digunakan untuk convergent validity adalah nilai loading >0,7 (Ghozali, 2014,
p.74). Namun dalam penelitian ini dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Jogiyanto & Abdilah, 2009, p.129). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai loading faktor akan dianggap signifikan
jika lebih besar dari 0,5. Jika skor loading <0,5, indikator dapat di hapus dari
konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat (load) ke konstruk yang
mewakilinya.
b. Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-
pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi.
Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua
konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak
berkorelasi. Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruknya. Jika nilai korelasi antara indikator dengan
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara indikator lain dengan konstruk
lainnya, maka hal itu menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada
bloknya lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Jika syarat ini terpenuhi, maka
indikator tersebut memenuhi persyaratan yang ada pada validitas diskriminan
(Jogiyanto & Abdillah, 2009).

24
Universitas Kristen Petra
2. Uji Reliabilitas
PLS melakukan uji reliabilitas untuk mengkur konsistensi internal alat ukur.
Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam
melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS menggunakan dua metode,
yaitu Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Rule of thumb nilai alpha
atau composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih
dapat di terima (Hair et al., 2006). Cronbach’s Alpha mengukur batas bawah nilai
reliabilitas suatu konstruk sedangkan Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Namun, composite reliability dinilai
lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.

3.6.4 Evaluasi Inner Model


Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan
R² untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive
relevance dan nilai koefisien path atau t-value tiap path untuk uji signifikansi
antar konstruk dalam model struktural. Nilai R2 digunakan untuk mengukur
tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian
yang diajukan (Jogiyanto & Abdillah, 2014, p. 135). Hasil R² sebesar 0,34 - 0,67
mengindikasikan bahwa model “baik”, 0,20 - 0,33 mengindikasikan model
“moderat”, dan nilai 0 - 0,19 mengindikasikan model “lemah” (Jogiyanto &
Abdillah, 2014). Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen. Namun, R2 bukanlah parameter
absolut dalam mengukur ketepatan model prediksi karena dasar hubungan
teoritikal adalah parameter yang paling utama untuk menjelaskan hubungan
kausalitas tersebut.
Model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance
untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar
0 (nol) menunjukan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, sedangkan
nilai Q-square kurang dari 0 (nol) menunjukan bahwa model kurang memiliki
predictive relevance. Nilai Q² dapat dihitung dengan menggunakan hasil perhitu-

25
Universitas Kristen Petra
ngan R².

3.6.5 Uji Hipotesis


Dalam menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai koefisien path atau inner
model yang menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Skor
koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T statistic, harus di
atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (two-tailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis sa-
tu ekor (one-tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80
persen.

26
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai