METODE PENELITIAN
3.2.2 Sampel
Pengertian sampel adalah “sebagian populasi yang memiliki karakteristik
yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi” (Sugiyono, 2015, p. 116).
17
Universitas Kristen Petra
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non-probability
sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih men-
jadi sampel” (Sugiyono, 2018, p. 141). Teknik pengambilan sampel dalam pene-
litian ini menggunakan metode non-probability sampling melalui teknik
judgemental sampling.
Peneliti memilih judgemental sampling berdasarkan populasi mana yang
dianggap paling sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti (Malhotra, 2012, p.
375). Peneliti menggunakan teknik penelitian ini karena tidak memakan banyak
waktu dan lebih efisien. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
dihitung menggunakan rumus Lemeshow. Rumus Lemeshow digunakan untuk
menghitung sampel dalam keadaan populasi tidak diketahui. Perhitungan yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Dimana: (3.1)
n = Jumlah Sampel
d = alpha (3.2)
18
Universitas Kristen Petra
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini mengambil data primer. Data primer merupakan “data yang
diperoleh dari sumber pertama dimana data individu dari hasil pengisian angket”.
Data ini berupa hasil dari pengisian kuesioner mengenai pengaruh hedonic
shopping value dan sales promotion terhadap impulse buying.
19
Universitas Kristen Petra
3.5.1 Sales Promotion sebagai Variabel Eksogen (X)
Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain baik
secara positif maupun negatif. Variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel apapun
dan merupakan variabel yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungannya dengan gejala yang diamati.
Sales promotion (X), mencerminkan strategi sales promotion yang
dilakukan oleh Berrybenka sales promotion dipengaruhi oleh beberapa indikator
yaitu:
1. Potongan Harga. Pengurangan harga yang telah ditetapkan penjual karena telah
memenuhi syarat.
2. Sample: menawarkan sejumlah produk gratis dari layanan yang dikirimkan dari
rumah ke rumah, dikirimkan, dibeli di toko, ditempelkan ke produk lain, atau
ditampilkan dalam penawaran iklan.
3. Kupon: sertifikat yang membuat pemegangnya berhak untuk membeli produk
tertentu: dikirim melalui pos, dilampirkan dalam produk lain atau ditempelkan
ke produk, atau dimasukkan ke majalah dan iklan surat kabar.
4. Penawaran pengembalian uang tunai (rabat)/ cashback: memberikan
pengurangan harga setelah pembelian daripada di ritel: Konsumen mengirim
“bukti pembelian” tertentu kepada produsen yang “mengembalikan” bagian
dari harga pembelian melalui pos.
5. Paket harga khusus/ bundling promotion: menawarkan konsumen menyimpan
paket harga untuk beberapa produk tertentu, contohnya seperti harga paket
untuk dua produk terkait yang diikat menjadi satu (seperti sikat gigi dan pasta
gigi).
20
Universitas Kristen Petra
Hedonic shopping value (Z) adalah nilai yang melandasi konsumen dalam
melakukan kegiatan belanja secara online. Hedonic shopping value dapat diukur
melalui indikator yaitu:
1. Munculnya perasaan ingin berbelanja yang bukan disebabkan karena
keharusan untuk berbelanja namun hanya berupa keinginan
2. Kegiatan berbelanja merupakan bentuk pelarian diri
3. Timbulnya anggapan bahwa menghabiskan waktu untuk berbelanja
merupakan kegitan yang menyenangkan
4. Kegiatan berbelanja dianggap sebagai hiburan untuk menyenangkan diri
sendiri
5. Kegiatan berbelanja dianggap sebagai bentuk petualangan yang
menyenangkan dalam pikiran individu
21
Universitas Kristen Petra
3.6 Metode Pengujian Keabsahan Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2018, p. 210), statistik deskriptif adalah statistik yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap proyek yang
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis rata-rata (mean) yang merupakan teknik penjelasan
kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Mean
adalah cara untuk mengukur lokasi pusat untuk variabel atau data dengan skala
minimal atau rasio, dimana jumlah keseluruhan score atau nilai dibagi oleh
keseluruhan anggota atau obyek pengamatan. Untuk mengetahui nilai dari rata –
rata jawaban responden maka dala penelitian ini yang didasakan dalam
penggunaaan skala likert adalah sebagai berikut:
22
Universitas Kristen Petra
terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil,
adanya data yang hilang (missing values), dan multikolinearitas (Jogiyanto &
Abdillah, 2009, p. 124). PLS adalah salah satu teknik analisa dari Structural
Equation Modeling (SEM) dengan proses perhitungan yang dibantu program
aplikasi software SmartPLS.
Analisa Partial Least Square (PLS) adalah teknik statistika multivariat yang
melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel
independen berganda. PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis
varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi
permasalahan spesifik pada data seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya
data yang hilang (missing values) dan multikolinearitas (Jogiyanto & Abdilah,
2009, p. 127).
Keunggulan – keunggulan PLS adalah sebagai berikut :
1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen
(model komplek).
2. Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen.
3. Hasil tetap kokoh (robust) walaupun terdapat data yang tidak normal dan
hilang (missing values)
4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung berbasis cross-
product yang melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi.
5. Dapat digunakan pada konstuk reflektif dan formatif.
6. Dapat digunakan pada sampel kecil.
7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.
23
Universitas Kristen Petra
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua metode validitas, yaitu:
a. Validitas Konvergen
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur
dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika
skor yang diperoleh dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk
yang sama mempunyai korelasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan
indikator reflektif dinilai bedasarkan nilai loading factor (outer loading/skor
loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang
digunakan untuk convergent validity adalah nilai loading >0,7 (Ghozali, 2014,
p.74). Namun dalam penelitian ini dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Jogiyanto & Abdilah, 2009, p.129). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai loading faktor akan dianggap signifikan
jika lebih besar dari 0,5. Jika skor loading <0,5, indikator dapat di hapus dari
konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat (load) ke konstruk yang
mewakilinya.
b. Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-
pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi.
Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua
konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak
berkorelasi. Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruknya. Jika nilai korelasi antara indikator dengan
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara indikator lain dengan konstruk
lainnya, maka hal itu menunjukan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada
bloknya lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Jika syarat ini terpenuhi, maka
indikator tersebut memenuhi persyaratan yang ada pada validitas diskriminan
(Jogiyanto & Abdillah, 2009).
24
Universitas Kristen Petra
2. Uji Reliabilitas
PLS melakukan uji reliabilitas untuk mengkur konsistensi internal alat ukur.
Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam
melakukan pengukuran. Uji reliabilitas dalam PLS menggunakan dua metode,
yaitu Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Rule of thumb nilai alpha
atau composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih
dapat di terima (Hair et al., 2006). Cronbach’s Alpha mengukur batas bawah nilai
reliabilitas suatu konstruk sedangkan Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Namun, composite reliability dinilai
lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.
25
Universitas Kristen Petra
ngan R².
26
Universitas Kristen Petra