Anda di halaman 1dari 8

RESUME SOSIALISASI PPPK KABUPATEN BONDOWOSO

Nama : SEPTIAN PUJI PRASTIYO, S.Pd


NIP : 19900928 202221 1 015
Jabatan PPPK : AHLI PERTAMA – GURU KELAS
PPPK Angkatan : TAHAP 2 ( 1 Maret 2022)
OPD / Sekolah : UPTD SPF SDN PANDAK 2, KEC. KLABANG

RESUME MATERI NETRALITAS ASN


A. Manajemen PPPK
Pengaturan manajemen pppk telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2023.
Dimana sebelumnya berubah UU Ini mengalami perubahan sebnayak 3 kali.
Informasi tentang UU No. 20 Tahun 2023 yaitu Informasi Turunan:
1. Kode etik dan Perilaku;
2. Ruang lingkup tugas/jabatan dan mekanisme kerja PPPK;
3. Jabatan Manajerial/Jabatan Non Manajerial;
4. TNI Polri jadi ASN;
5. Pengisian jabatan ASN di TNI-Polri;
6. Jaminan pensiun dan Hari Tua;
7. Jaminan Sosial;
8. Hak dan Kewajiban Pegawai ASN;
9. Tupoksi Kementerian kebijakan strategis;
10. Manajemen ASN;
11. Pejabat yang berwenang;
12. Perencanaan Kebutuhan ASN;
13. Kriteria Pengisian jabatan Manajerial dan Non Manajerial;
14. Pengadaan Pegawai;
15. Pengelolaan Kinerja;
16. Pengembangan Talenta dan Karir;
17. Pengembangan Kompetensi;
18. Penghargaan dan Pengakuan;
19. Tata cara pemberhentian;
20. Pengangkatan,Pemberhentian Sementara dll;
21. Organisasi Profesi
22. Digitalisasi Manajemen ASN
23. Banding Administratif
Dasar Hukum tentang Penyusunan manajemen pppk, Pasal 107 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara:
Ketentuan lebih lanjut mengenai manajemen PPPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95 sampai dengan Pasal 106 diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Menurut UU diatas PPPK memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaan,
yaitu: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
hasil seleksi, pengangkatan menjadi pppk. Jabatan asn pppk juga dapat diisi yaitu
JF dan JPT.
ASN PPPK juga memiliki perlindungan setelah masa pensiun yaitu jaminan
dihari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan
jaminan hukum. Semua jaminan itu sudah terangkum dalam UU.
Pengawasan dan evaluasi KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan
norma dasar, kode etik dan kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit
dalam kebijakan dan Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah. Menteri
melaksanakan evaluasi pelaksanaa kebijakan manajemen PPPK. Hasil evaluasi
sebagai dasar penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan PPPK.
Manajemen pppk ini semuanya sudah tertera dalam UU No.20 Tahun 2023
dari awal menjadi pppk hingga nantinya pensiun.

B. Orientasi PPPK
Dasar hukum pppk dalam orientasi ada beberapa yaitu:
1. UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN sebagaimana telah diubah dengan
UU No. 20 Tahun 2023
2. PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK
3. Permenpan No. 14 Tahun 2019 tentang Pembinaan PPPK yang
menduduki JF
4. Perpres No. 38 Tahun 2020 - Jabatan yang dapat diisi PPPK
5. PerLAN No. 15 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi
PPPK
6. KepLAN No. 289 Tahun 2022 tentang Pedoman Orientasi PPPK
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
melaksanakan tugas pemerintahan. PPPK melaksanakan tugas pemerintahan
sehingga perlu dibekali dengan pengenalan tugas dan fungsi sebagai ASN, serta
nilai dan etika yang berlaku pada instansi pemerintah.
Orientasi pengembangan kompetensi PPPK Sebagai berikut:
1. Pengenalan fungsi dan tugas ASN
Dilaksanakan oleh LAN, dengan sistem Belajar Mandiri, berdasarkan
pada Kurikulum dan menggunakan sistem informasi yang ditetapkan
oleh LAN.
2. Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
Tanggung jawab instansi sesuai dengan karakter dan kebutuhan
masing-masing. Kurikulum atau materi dikembangkan masing-masing
instansi pemerintah.
Jangka waktu orientasi Orientasi PPPK dilaksanakan paling lambat 1 bulan
terhitung sejak diangkat pertama kali sebagai PPPK

C. Paparan Cuti PPPK


Cuti PPPK yang selanjutnya disebut dengan Cuti, adalah keadaan tidak
masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.” (Pasal 1 Angka 19 PP
49/2018). Jenis Cuti (Pasal 77 PP 49/2018):
1. Cuti Tahunan
telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahun secara terus. lamanya hak
atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja. dalam hal hak atas
cuti tahunan akan digunakan di tempat yang sulit perhubungannya,
jangka waktu cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam)
hari kalender
2. Cuti Sakit;
apabila dalam 1 (satu bulan) belum sembuh, maka dilakukan pemutusan
hubungan perjanjian kerja, PPPK yang mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1,5 (satu setengah) bulan, PPPK
yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan,
berhak atas cuti sakit sampai dengan berakhirnya masa hubungan
perjanjian kerja.
3. Cuti Melahirkan
untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga
pada saat menjadi PPPK, diberikan paling lama 3 (tiga) bulan, tetap
menerima penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Cuti Bersama
mengikuti ketentuan Cuti Bersama bagi PNS, PPPK yang karena
Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. Cuti
Bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

D. Paparan Perbup Disiplin PPPK


Kesanggupan PPPK untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Pelanggaran Disiplin
adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PPPK yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan Disiplin PPPK, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Dampak negatif adalah dampak yang
menimbulkan turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik, dan/atau
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas unit kerja, instansi, dan/atau
pemerintah/Negara.
Kewajiban PPPK Pasal 3:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang -Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. melaksanakan kebiiakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah
yang berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji PPPK.
Kewajiban PPPK Pasal 4:
1. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi,
seseorang, dan/ atau golongan;
2. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan keamanan negara atau merugikan
keuangan negara;
3. Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
4. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
5. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
6. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
kompetensi;
7. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi kecuali penghasilan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
8. Berpenampilan rapi dan sopan;
9. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, latar belakang
keluarga, dan/atau status sosial ekonomi;
10. Menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan;
11. Melaporkan perkawinan pertama, kedua, dan seterusnya paling lama
1 (satu) tahun sejak dicatatkannya di instansi yang berwenang;
12. Melaporkan perceraian pertama, kedua, dan seterusnya paling lama 1
(satu) bulan sejak diterbitkannya akta cerai;
13. Mengundurkan diri dari PPPK apabila mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden, ketua, wakil ketua,
atau anggota Dewan Perwakilan Rakyat sejak ditetapkannya menjadi
calon
14. Mengundurkan diri dari PPPK apabila mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi kepala desa sejak dilantik menjadi kepala desa
15. Memperoleh izin atau surat keterangan dari PPK sebelum melakukan
perceraian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
16. Memperoleh izin dari PPK bagi PPPK pria yang akan beristri lebih dari
1 (satu) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Larangan PPPK Pasal 5:
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga
terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
3. Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4. Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau
tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
5. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian;
6. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen,
atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
7. Melakukan pungutan di luar ketentuan peraturan perundang-undangan
8. Melakukan kegiatan yang merugikan negara bersama dengan atasan,
teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar
lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk kepentingan pribadi,
golongan, atau pihak lain;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
10. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
11. Menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaan;
12. Meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
13. Melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
14. Menjadi anggota atau pengurus partai politik dan/atau terlibat politik
praktis dan memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil
Presiden, calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon Anggota
DPR, calon Anggota DPRD atau calon Anggota DPD;
15. Melakukan perundungan, pelecehan, dan/atau kekerasan seksual;
16. Menyalahgunakan, memperjualbelikan, dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, precursor, dan atau zat adiktif lainnya;
17. Menyampaikan pendapat dan/atau menyebarluaskan informasi baik
secara lisan maupun tertulis baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bermuatan kebencian;
18. Memberikan atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada
siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung dan dengan
dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
19. Menjadi istri kedua, ketiga, keempat bagi PPPK Wanita;
20. Hidup bersama dengan Wanita yang bukan istrinya atau dengan pria
yang bukan suaminya, sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan
yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PPPK yang tidak menaati ketentuan kewajiban dan larangan dalam Pasal
3, Pasal 4 dan Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin. Jenis pelanggaran dan
hukuman disiplin sesuai pasal 9, pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 13, dan
pasal 14.
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, ketentuan pasal yang
mengatur tentang disiplin bagi PPPK yang tercantum dalam perjanjian kerja
masing-masing PPPK dinyatakan dicabut dan tidak berlaku

E. Profesionalisme
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) atau UU ASN, Pada tanggal 31 Oktober 2023, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) telah menandatangani Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) atau UU ASN. Undang-undang ini
merupakan pengganti dari UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Pegawai ASN berhak memperoleh penghargaan dan pengakuan berupa
materiil dan/atau nonmateriil yang terdiri atas:
1. Penghasilan (Gaji dan Upah)
2. Penghargaan yang bersifat motivasi (Finansial dan Non Finansial)
3. Tunjangan dan fasilitas (Tunjangan dan fasilitas jabatan; dan/atau
tunjangan dan fasilitas individu

Anda mungkin juga menyukai