Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Mengetahui Sejarah Busana dan Istilah – Istilah


Dalam Busana

DISUSUN OLEH :
NAMA : KHADIJAH QONITA NASUTION
NIM : 5233143013
JURUSAN : PENDIDIKAN TATA BUSANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS TEKNIK
SEJARAH BUSANA
Zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup
dengan cara berburu, bercocok tanam, dan hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lain
dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitar. Ketika mereka berburu binatang
liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidup yaitu daging untuk dimakan
dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi
badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan
benda lain yang berbahaya. Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya berbeda-
beda sesuai dengan alam sekitar. Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuh
dengan kulit binatang, khususnya binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit
binatang dibersihkan dari daging dan lemak yang menempel lalu dikeringkan. Hal ini biasa
dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga di daerah panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang
direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan dikeringkan. Ada juga yang menggunakan daun
kering dan rerumputan. Selain itu ada yang memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang
disusun sedemikian rupa dan untaian gigi dan taring binatang.

Untaian gigi dan taring binatang dipakai di bagian leher, pergelangan tangan, pergelangan
kaki, dan panggul sebagai penutup bagian tertentu tubuh. Pemakaian untaian gigi, taring dan
tulang, selain berfungsi untuk penampilan, dan keindahan juga berhubungan dengan kepercayaan
atau tahayul. Menurut kepercayaan mereka, dengan memakai benda tersebut dapat menunjukkan
kekuatan atau keberanian dalam melindungi diri dari roh jahat dan agar selalu dihormati.
Pembuatan busana dari kulit kayu dan kulit binatang memerlukan keahlian tertentu, sebab harus
mengetahui jenis kulit kayu dan binatang yang dapat digunakan untuk bahan busana. Hal inilah
yang dianggap sebagai sejarah awal busana dan tata busana.

Istilah busana pada awalnya adalah untuk menyebutkan celemek panggul yang mempunyai
bentuk seperti rok yang biasanya digunakan oleh wanita Yap dan Guamatela di kepulauan
Caroline. Bentuk busana berasal dari daun pohon kelapa yang dianyam dan dipakai pada bagian
pinggang sampai panggul, sehingga disebut dengan celemek panggul. Selain dari daun pohon
kelapa, bisa juga dari kulit binatang. Setelah celemek panggul, kemudian berkembang menjadi
Poncho yang memiliki bentuk hampir sama dengan celemek panggul. Bedanya poncho hanya
berbentuk segi empat dan mempunyai lubang di tengah yang berfungsi untuk memasukkan
kepala. Dari perkembangan tersebut muncul beberapa bentuk dasar busana, diantaranya: busana
bungkus, kutang, kaftan, poncho, dan celana.

Busana adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang
memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi pengguna. Busana meliputi: busana
mutlak, busana pelengkap dan assesories. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana
pokok seperti baju, rok, kebaya, blus, dan pakaian dalam. Busana pelengkap (milineris) adalah
busana yang melengkapi busana mutlak dan mempunyai nilai guna disamping untuk keindahan.
SEJARAH PAKAIAN LAHIR SEIRING SEJARAH
Beberapa inspirasi dan karakter baju dari era- era sebelum perang yang terkenal antara lain
sebagai berikut:

VICTORIAN ERA (1837-1901)


Era Victoria dikenal dengan busana yang sangat rumit dan mewah. Wanita mengenakan
korset dan pakaian dengan rok besar dan lebar. Pakaian wanita juga sering dipenuhi dengan
detail seperti renda, brokat, dan pita. Pria mengenakan setelan jas dan celana yang terbuat dari
kain wol atau kain linen.

BELLE ÉPOQUE (1871-1914)


Belle Époque atau “zaman keindahan” terkenal dengan gaun bermotif bunga dan rok bulat
yang melebar. Pakaian wanita biasanya dihiasi dengan renda dan pita, dan dipadukan dengan
topi besar dan sepasang sarung tangan. Pria mengenakan setelan jas dan celana yang lebih ringan
dan longgar.

EDWARDIAN ERA (1901-1910)


Pada era ini, wanita mengenakan gaun yang sempit dan sederhana dengan rok yang mengecil
di bagian bawah. Baju wanita pada era ini sering kali dihiasi dengan detail seperti renda, brokat,
dan sulaman. Pria pada era ini mengenakan setelan jas dengan potongan yang lebih ramping dan
celana sempit.

ROARING TWENTIES (1920-1929)


Pada era ini, pakaian wanita menjadi lebih nyaman dan bebas dengan rok yang lebih pendek
dan potongan baju yang longgar. Gaun flapper dan aksesori seperti topi cloche dan kalung
mutiara menjadi sangat populer. Pria mengenakan setelan jas dengan potongan lebih longgar dan
celana yang lebih pendek.

ART DECO ERA (1920-1930AN)


Pada era ini, pakaian menjadi lebih modern dan minimalis, dengan pakaian yang dipengaruhi
oleh bentuk geometris dan simetri. Pakaian wanita memiliki siluet ramping dan sederhana, dan
aksesori seperti gelang tangan dan kalung choker menjadi sangat populer. Pria pada era ini
mengenakan setelan jas dengan potongan yang lebih ramping dan celana panjang.

VINTAGE
Vintage adalah kata yang sering disebut-sebut ketika melihat barang atau apapun yang berbau
klasik. Kategori vintage adalah tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 100 tahun. Jadi
minimal bisa dikatakan vintage ketika sudah lebih dari 20 tahun. intage adalah mode tahun 20-an
sampai 60-an. Vintage dalam dunia fashion terlihat feminim dan didominasi dengan warna hijau
serta warna-warna pudar namun lebih simpel dan praktis modelnya.
HAUTE COUTURE
Pengertian Haute Couture
Haute couture berasal dari dua paduan kata bahasa Perancis. Haute adalah tinggi,
sedangkan couture artinya penjahit. Jadi, haute couture adalah sebuah jahitan kelas tinggi.
Sederhananya, sebutan ini digunakan untuk segala jenis fashion yang dibuat eksklusif. Mungkin
anda mengetahui brand eksklusif seperti Gucci, Christian Dior, Coco Chanel, dan lain
sebagainya.

Adapun proses produksi dan juga ukuran disesuaikan dengan request pelanggan. Selain dibuat
spesifik untuk pelanggan, material yang digunakan juga memiliki kualitas tinggi, menggunakan
bahan yang mahal, serta proses pengerjaan dibuat dengan sangat rapi. Tak jarang, para desainer
membuatnya secara manual atau menggunkan jahitan tangan untuk merapikan setiap sudut detail
yang ingin ditonjolkan.

Pada awalnya, sebutan ini digunakan oleh fashion di Prancis. Desain yang diciptakan
memiliki karakteristik tersendiri sendiri serta digunakan oleh kalangan sosialita. Tak hanya di
Perancis, kini haute couture telah menyebar dan diproduksi oleh beberapa rumah mode lainnya
seperti Milan, New York, serta London.

Istilah ini telah mendapat perlindungan secara hukum dan diatur oleh komite di Perancis
bernama The Chambre Syndicale de la Haute Couture.

Sejarah haute couture


Awalnya, istilah ini pertama kali diungkapkan pada abad ke-19 oleh orang Inggris bernama Charles
Frederick Worth. Charles kemudian mendirikan rumah haute couture pertama di Prancis. Busana haute
couture sendiri sebenarnya cukup populer pada saat itu. Namun, pada abad ke-20, mulailah banyak trend
busana yang menyebabkan couture kehilangan tempat. Istilah ini kemudian dipopulerkan kembali oleh
Paris’s Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM).

Sebutan dalam dunia fashion ini bertujuan untuk memperkenalkan desainer yang memiliki kualitas dan
keahlian dalam merancang busana. Selain itu, istilah ini sengaja digaungkan untuk mempertahankan
model budaya Paris. Saat ini, FHCM sering mengadakan pameran fashion di media sosial guna
memberikan inspirasi pada dunia mode.

Tujuan haute couture


Prancis adalah negara yang sangat terkenal dengan industri fashion. Dapat dikatakan, haute
couture menjadi sesuatu yang diandalkan oleh para desainer dalam menciptakan karya mereka. Pada
industri ini, tidak ada batasan bagi para desainer untuk menciptakan beragam gaun yang fantastis hingga
mengundang decak kagum. Meski busana couture sendiri tergolong mahal, tetapi ia memiliki tempatnya
tersendiri di hati para penikmatnya.

Pengklasifikasian fashion haute couture


Tidak semua busana dapat dikategorikan haute couture. Bisnis mode tersebut harus tergabung dalam
komite Syndical Chamber for Haute Couture atau disebut juga The Chambre Syndicale de la Haute
Couture berbasis di Paris, Prancis. Adapun komitenya telah diatur oleh Departemen Perindustrian Prancis.
Selain itu, rumah mode tersebut harus memiliki 15 pegawai atau lebih serta melakukan ajang fashion
show guna mempresentasikan koleksi setidaknya dua kali dalam setahun.

Pada satu kali event tersebut, busana yang ditampilkan adalah sebanyak 35 pakaian terpisah yang
digunakan untuk malam dan siang. Selain itu, pakaian tersebut dibanderol dengan harga yang fantastis.
Hal ini disebabkan karena proses pembuatannya yang cukup lama, jumlah yang terbatas, serta biaya
produksinya yang tinggi. Haute couture adalah sebuah busana yang diproduksi secara eksklusif,
menggunakan bahan yang berkualitas, serta dikeluarkan dalam jumlah yang terbatas.

Ciri-ciri pakaian Haute Couture


Meski Haute Couture sudah memiliki definisi paten, namun dilansir dari Dressful, tetap saja masih
banyak orang keliru mengartikan tentang istilah fashion tersebut. Mereka mengira bahwa istilah tersebut
berlaku untuk semua pakaian yang dirancang sesuai permintaan klien. Meskipun pemahaman diatas tidak
sepenuhnya keliru, konsep Haute Couture lebih kepada pakaian handmade yang dibuat dengan mewah.
Berikut cirinya:

1. Desain eksklusif
Desain busana yang dirancang secara Haute Couture ini bersifat khusus. Karena dibuat berdasarkan
permintaan klien, maka dari itu secara ukuran otomatis akan mengikuti bentuk tubuh klien itu sendiri.
Warna serta detail lainnya dari busana tersebut akan menyesuaikan dengan keinginan klien.

2. Teknik pembuatan busana: rumit tingkat tinggi


Karya-karya yang dilabeli Haute Couture pasti menggunakan material terbaik. Pembuatan busana
seperti ini dikategorikan sebagai teknik yang rumit karena kerap kali dibuat langsung oleh tangan sang
desainer. Karena busana Haute Couture ini punya desain khusus yang sesuai permintaan masing-masing
klien, maka tidak ada template ukuran maupun model pakaian yang bisa dijadikan referensi.

3. Harga bombastis
Desain dari Haute Couture ini menggunakan meterial yang membuat kesan mewah pada busana.
Metarial mewah yang dipakai desainer biasanya memiliki harga yang mahal.

Nah, itulah asal usul istilah Haute Couture.

Dapat disimpulkan bahwa tidak semua pakaian handmade dapat label Haute Couture, sebab busana
yang masuk kategori tersebut memiliki kesan eksklusif dengan kerumitan tingkat tinggi dalam
pembuatannya serta dihiasi material mahal dan mewah.

ISTILAH-ISTILAH DALAM FASHION


1.Ready to Wear
Ready to Wear atau siap pakai merupakan sebutan untuk busana yang dirancang menggunakan
standar pengukuran umum, sehingga bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh tanpa harus
melakukan pengukuran lagi. Hal inilah yang membuat busana Ready to Wear bisa diproduksi
secara cepat dan massal, serta mudah ditemui di pusat-pusat perbelanjaan.

2. Couture
Istilah ‘Couture’ atau ‘Haute Couture’ merujuk pada rancangan busana dengan kualitas terbaik,
mulai dari konsep, bahan, hingga setiap detail desainnya. Tidak seperti Ready to Wear yang
diproduksi massal, ‘Couture’ dibuat khusus secara handmade sehingga waktu pembuatan satu
rancangan busana ini pun memakan waktu yang cukup lama, selain itu sifat busana ini juga
eksklusif sehingga akan berbeda hasilnya antara busana satu dengan lainnya, inilah juga yang
membuat ‘Couture’ bukan termasuk busana Ready to Wear.

3. Apparel
Apparel adalah istilah yang secara umum digunakan untuk merujuk pada barang-barang koleksi
dari toko/brand fashion yang dipasarkan. Tentunya kamu sudah tidak asing dengan ‘apparel’ kan
saat sedang melihat barang-barang yang terpajang di clothing store?!

4. Atelier
Pernahkah kamu mendengar kata ‘atelier’? Dalam dunia fashion, ‘atelier’ berarti tempat yang
digunakan sebagai workshop seorang fashion designer. Biasanya ‘atelier’ merujuk pada studio
pribadi sang desainer yang memiliki sejumlah pekerja yang membantunya dalam merancang
hingga melayani kebutuhan pelanggan.

5. Muse
Sering mendengar kata ‘muse’ saat menghadiri sebuah fashion show? ‘Muse’ diartikan sebagai
figur yang menjadi inspirasi bagi desainer sehingga didaulat untuk mengenakan rancangan si
desainer hingga menampilkannya di sejumlah fashion show.
Butik, Modiste Dan Konveksi
1. Toko Butik
Butik adalah salah satu jenis usaha fashion yang bisa melayani jasa dan produk pada
konsumen, berupa pesanan dalam pembuatan busana serta penjualan busana yang sudah jadi
dengan model khusus dan istimewa. Butik merupakan toko busana terkenal yang menyediakan
berbagai macam model baju yang berkualitas tinggi dan eksklusif, termasuk juga berbagai
pelengkap busana yang terdiri dari sepatu, sandal, tas, ikat pinggang, manset, hairpiece, dan dasi.
Busana yang dijual bersifat sangat eksklusif karena dijahit halus dan diproduksi secara terbatas.

Butik adalah gambaran dari interaksi sosial yang terkait dengan aktivitas jual beli serta juga
sebagai hubungan bisnis lainnya. Konsep dari butik biasanya berupa ruang ritel atau tempat
penyimpanan letaknya bersebelahan. Butik adalah toko busana yang biasanya terkenal untuk
kalangan kelas menengah, karena menjual barang-barang mewah seperti pakaian yang bahannya
halus serta dirancang untuk gaya hidup yang eksklusif. Jadi istilah butik adalah idiom yang
menunjukkan sebuah toko.

Ciri-ciri dari busana butik adalah:


 Jahitan dan penyelesaian busana lebih banyak dikerjakan secara handmade.
 Ukuran busana butik biasanya menggunakan standar dunia mode jadi dibuat berdasarkan
ukuran tubuh tertentu.
 Model busana yang dijual cenderung unik dan tidak pasaran karena dibuat oleh seorang
perancang busana khusus.
 Biasanya jumlah busana butik hanya diproduksi satu potong hingga tiga potong untuk satu
model. Sehingga semakin sedikit jumlah yang diproduksi, maka akan menjadi semakin
eksklusif butik tersebut.
 Butik yang paling eksklusif bahkan hanya membuat satu setel busana dari satu model, tetapi
lengkap dengan sepatu, tas tangan, kalung, dan gelang yang senada dengan tema busana yang
telah dirancang khusus.
 Busana butik juga tergolong dalam jenis adi busana, oleh sebab itulah yang membuat harga
jualnya menjadi relatif sangat mahal.

2. Modiste
Modiste adalah istilah dalam mendeskripsikan seorang wanita yang ahli dalam membuat
busana wanita. Jadi sebenarnya modiste merupakan profesi penjahit tetapi khusus menjahit
busana wanita. Busana yang dijahit oleh seorang modiste berupa busana yang dijahit dengan
hasil yang halus berdasarkan permintaan khusus dari pelanggan.
Ciri-ciri busana modiste meliputi:
 Meskipun berasal dari jahitan dengan mesin, hasil dari busana buatan modiste tetap
halus.
 Model baju yang dibuat tidak selalu unik karena didesain berdasarkan permintaan
pelanggan, jadi tergantung dari selera pelanggan.
 Ukuran busana dibuat juga menyesuaikan ukuran tubuh pelanggan.
 Tarif yang ditetapkan oleh modiste sangat bervariasi, tergantung dari hasil jahitan yang
diinginkan oleh pelanggan. Jadi semakin halus jahitan yang dihasilkan maka juga
semakin tinggi biaya jahitnya.

3. Konveksi
Konveksi merupakan industri yang melayani pembuatan berbagai pakaian jadi seperti kaos,
kemeja, celana, jaket dan sebagainya. Ukuran pakaian yang diproduksi oleh konveksi
menggunakan ukuran standar yang sudah ditentukan yaitu dari Small, Medium, Large, dan Extra
Large.

Dalam usaha konveksi terdapat faktor utama yang menentukan kualitas dari hasil
pengerjaannya yaitu berasal dari pemilihan bahan yang baik dan bagus untuk menghasilkan
pakaian dengan kegunaan tertentu. Selain dari faktor kualitas tersebut, juga harus dipastikan
produk konveksi telah dibuat secara benar dan sesuai dengan keinginan konsumen.

Ciri-ciri dari busana konveksi yang dapat dilihat meliputi:


 Busana konveksi biasanya dijahit dalam jumlah partai besar atau secara masal oleh
pabrik atau industri kecil.
 Menggunakan mesin industri dalam semua proses pengerjaan dan penyelesaian
jahitannya.
 Setik jahit yang dihasilkan dari konveksi biasanya berjarak panjang dan tampak dari
bagian luar busana.
 Biaya jahit cenderung lebih murah bila menggunakan jasa konveksi, sehingga dapat
dijangkau oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.

Demikian penjelasan lengkap mengenai butik, modiste, dan konveksi beserta dengan masing-
masing perbedaannya. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat, terutama bagi Anda yang
akan memulai usaha toko busana. Jangan sampai Anda salah dalam memilih nama pada papan
nama toko. karena walau hanya dari nama toko Anda, masyarakat yang melek mode dapat
mengetahui kedalaman pengetahuan Anda dalam bidang ilmu busana dan mode.
DAFTAR PUSTAKA
italianfashionschool.id (16 juni 2023). “SEJARAH PAKAIAN LAHIR SEIRING SEJARAH”
Diakses pada 10 september 2023, dari https://italianfashionschool.id/sejarah-pakaian-lahir-
seiring-sejarah/

akurat.co. (19 januari 2023) “Arti Kata Vintage Dan Sejarah Perkembangannya” Diakses pada
10 september 2023, dari https://www.akurat.co/trend/1302401385/Arti-Kata-Vintage-Dan-
Sejarah-Perkembangannya

fortuneidn.com.(01 September 2022) “Apa itu Haute Couture? Sejarah, Tujuan, dan
Klasifikasinya” Diakses pada 10 september 2023, dari
https://www.fortuneidn.com/luxury/surti/apa-itu-haute-couter-sejarah-tujuan-dan-klasifikasinya?
page=all

chatnews.id.(25 Juli 2022) “Asal Usul Istilah ‘Haute Couture’ dalam Dunia Fashion” Diakses
pada 10 september 2023, dari https://chatnews.id/read/asal-usul-istilah-haute-couture-dalam-
dunia-fashion

esmodjakarta.com. (8 juni 2023) “ISTILAH-ISTILAH DALAM FASHION YANG WAJIB


KAMU TAHU) Diakses pada 10 september 2023, dari https://esmodjakarta.com/news/istilah-
istilah-dalam-fashion-yang-wajib-kamu-tahu/

mitramulia.com (31 mei) “Pengertian Butik dan Perbedaannya dengan Modiste dan Konveksi”
Diakses pada 10 september 2023, dari
https://mitramulia.com/blog/public/C_detailProduct/viewProduct/427/Pengertian-Butik-dan-
Perbedaannya-dengan-Modiste-dan-Konveksi

Anda mungkin juga menyukai