Anda di halaman 1dari 3

1910;

Pada tahun 1910, gaya busana cenderung mengikuti gaya Edwardian, yang masih dipengaruhi
oleh gaya Victoria dari akhir abad ke-19. Beberapa ciri gaya busana pada tahun 1910 termasuk:
Busana wanita: Wanita mengenakan korset yang memberikan siluet "hourglass" dengan
pinggang yang sangat sempit. Gaun-gaun biasanya memiliki rok panjang dengan detail seperti
renda, pita, dan lipatan. Topi besar dan berhiasan menjadi aksesoris umum, dan rambut biasanya
diikat dalam bentuk yang lebih tradisional.

1920;
Gaya busana pada tahun 1920, yang sering disebut sebagai "era Roaring Twenties" atau "era
Jazz," ditandai oleh perubahan yang cukup mencolok dalam mode. Wanita mengenakan gaun
pendek dengan pinggul longgar dan pinggul sempit yang memberikan tampilan tubuh yang datar.
Gaun flapper seringkali dihiasi dengan payet, manik-manik, dan franj. Rok menjadi lebih pendek
daripada sebelumnya, seringkali hanya beberapa inci di atas lutut. Hal ini memungkinkan wanita
untuk lebih leluasa bergerak dan mengekspresikan kebebasan mereka.

1930;
Busana pada tahun 1930 umumnya mencerminkan estetika Art Deco yang elegan dan glamor.
Wanita pada era ini mengenakan gaun panjang dengan pinggang yang dikepang, bahu yang
lebar, dan siluet tubuh yang ramping. Gaun-gaun tersebut seringkali terbuat dari bahan satin atau
sutra yang mewah, dengan detail hiasan seperti payet dan renda. Pria pada tahun 1930 sering
mengenakan setelan jas dengan potongan sempit, celana panjang lurus, dasi bermotif, dan topi
fedora. Gaya ini menekankan maskulinitas dan kesan profesional.

1940;
Busana pada tahun 1940, terutama selama Perang Dunia II, cenderung praktis dan berpengaruh
oleh keadaan perang. Beberapa ciri khas dari mode tahun 1940. Pakaian cenderung memiliki
siluet yang lebih sederhana dan maskulin, dengan potongan bahu yang kuat untuk memberikan
kesan kekuatan dan kesederhanaan. Rok menjadi lebih pendek dan ramping untuk memberikan
kemudahan bergerak dan menghemat bahan kain yang langka selama perang. Warna-warna
cerah dan corak yang rumit menjadi langka. Pakaian sering kali dalam warna netral seperti
hitam, putih, atau abu-abu.
1950;
Busana pada tahun 1950 sangat dipengaruhi oleh gaya retro dan feminin. Pada dekade ini,
pakaian wanita umumnya memiliki potongan yang ramping dengan penekanan pada pinggang
yang sempit. Rok midi dan atasan yang berpinggang tinggi menjadi tren. Pakaian wanita sering
kali mencakup gaun bermotif bunga, polkadot, dan aksen pita. Untuk pria, gaya busana lebih
konservatif dengan setelan jas yang memiliki potongan sempit dan dasi. Selain itu, rok midi dan
baju kemeja dengan leher v adalah tren pada masa itu. Kacamata hitam besar, topi, dan aksesori
lainnya juga sering digunakan untuk melengkapi penampilan.

1960;
Gaya busana pada tahun 1960 adalah ciri khas dari dekade yang penuh dengan perubahan sosial
dan budaya. Beberapa elemen gaya busana yang menonjol pada era ini. Gaya busana tahun 1960
dikenal dengan penggunaan motif pop art, seperti pola kotak-kotak dan warna-warna cerah yang
mencolok. Mini skirt, yang dipopulerkan oleh desainer seperti Mary Quant, menjadi ikon fashion
tahun 1960. Rok pendek ini mewakili semangat pembebasan dan modernitas.

1970;
Pada awal dekade, pengaruh gerakan hippie tetap kuat. Gaya ini mencakup pakaian longgar,
pakaian bermotif etnik, dan pemanjangan rambut. Batik, bahan alami, dan aksesori seperti
kalung bunga dan ikat kepala menjadi populer. Jeans menjadi semakin populer dan menjadi
ikonik pada tahun 1970. Potongan "bell-bottom" atau kaki gajah yang melebar di bagian bawah,
juga dikenal sebagai "flares," menjadi tren utama.

1980;
Orang-orang pada tahun 1980 cenderung mengenakan pakaian yang berlebihan, dengan bahu
bantalan besar yang memberikan siluet persegi. Pakaian seperti jaket bahu bantalan, dress, dan
blazer dengan bahu yang diperbesar adalah tren utama. Warna-warna cerah dan kontras seperti
neon, fuchsia, dan ungu populer pada tahun 1980. Orang sering mengenakan pakaian dengan
warna-warna mencolok.
1990;
Pada tahun 1990, pakaian yang besar dan longgar sangat populer. Jaket, kemeja, dan celana
seringkali memiliki potongan yang lebih besar dari ukuran tubuh p Warna-warna cerah dan neon
menjadi tren, terutama dalam aksesori dan pakaian seperti kaos, sepatu, dan tas.emakainya. Jeans
dengan efek "acid wash" yang memberikan tampilan bercak-bercak atau luntur sangat populer
pada era ini. Gaya rambut dengan volume tinggi, seperti jambul dan ponytail tinggi, seringkali
diadopsi. Rambut panjang dan rambut kriting juga sangat umum.

Abad ke- 18;


Busana pada abad ke-18, juga dikenal sebagai Zaman Rococo, ditandai oleh kemewahan,
keanggunan, dan kompleksitas. Pria dan wanita mengenakan pakaian yang sangat terstruktur dan
terkadang ekstravaganza. Pria sering mengenakan jas, dasi leher, dan pakaian berlapis-lapis
dengan hiasan. Wanita mengenakan gaun panjang dengan korset yang sangat ketat, serta hiasan
seperti pita, renda, dan bunga. Gaya ini menekankan kesan kemewahan, dan pakaian sering kali
terbuat dari bahan-bahan yang mahal. Itu adalah era di mana busana dan penampilan sangat
penting dalam masyarakat.

Abad ke- 21;


Gaya yang sederhana dan bersih dengan warna netral, potongan simpel, dan fokus pada kualitas
bahan. Dipengaruhi oleh budaya jalanan, dengan pakaian kasual, hoodie, sepatu olahraga, dan
brand yang populer seperti Supreme dan Off-White. Semakin banyak desain pakaian yang tidak
membatasi pada gender tertentu, mempromosikan kesetaraan dan ekspresi diri yang lebih bebas.
Kombinasi bebas dari berbagai gaya dan elemen, memungkinkan individu untuk
menggabungkan pakaian sesuai selera dan kepribadian mereka.

Anda mungkin juga menyukai