Anda di halaman 1dari 4

Nama : Intan Syafinas

NIM : 220341917581
Prodi : Biologi/PPG Prajab Gel 2

AKSI NYATA
“PELUANG DAN TANTANGAN PENERAPAN
DESIGN THINKING DI SEKOLAH”

“Semua hal diciptakan dua kali: pertama dalam pikiran, dan kedua dalam kenyataan.
Kunci kreativitas adalah memulai dengan membayangkan hasil akhir; dengan
membangun visi sebagai cetak biru untuk mencapai hasil yang diinginkan.” - Stephen
Covey Envisioning adalah suatu metode merumuskan tujuan yang dapat digunakan
dalam fase Define. Berasal dari kata dasar vision atau visi, envisioning berarti
mengembangkan visi mengenai kondisi ideal yang kita harapkan terjadi. Visi
berfungsi seperti kompas yang mengarahkan tujuan, pikiran serta upaya kita. Berbeda
dengan Design Challenge yang dibuat dalam bentuk rumusan kalimat, envisioning
biasanya dibuat dengan pendekatan visual terlebih dahulu. Hal ini penting karena
pengembangan visi membutuhkan kemampuan berimajinasi, dan materi visual
umumnya lebih mampu mewakili imajinasi dibandingkan kata-kata/verbal. Individu
atau kelompok memilih (atau membuat sendiri) gambar-gambar yang dirasa mewakili
kondisi ideal, untuk kemudian disusun dalam sebuah “papan visi”.

Mari berimajinasi: Design Thinking di Sekolah


1. Jika Design Thinking berhasil diterapkan secara optimal, apa yang Anda
bayangkan akan terjadi di sekolah?
Jawab: Apabila Design Thinking telah berhasil diterapkan di sekolah maka akan
terbentuk karakter peserta didik yang terbiasa untuk berpikir kritis dan kreatif dan
mampu memecahkan masalah secara lebih efektif dan efisien. Selain itu peserta didik
juga akan terbentuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dan menjadi lebih terbuka
dengan guru karena sudah dilakukan fase-fase dalam Design Thinking seperti
empathize, define, ideate, prototype dan test.

2. Seperti apa proses belajarnya?


Jawab: Proses pembelajaran yang berhasil menerapkan Design Thinking maka akan
menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan karena proses pembelajaran yang
dilaksanakan dengan inovatif dan berbasis permasalahan sesuai dengan tahapan pada
Design Thinking.
3. Budaya sekolahnya?
Jawab: Apabila design thinking telah berhasil diterapkan maka Budaya sekolah akan
menjadi lebih positif dan suportif dengan hal-hal baru yang memiliki dampak baik
bagi pihak sekolah dan warga sekolahnya.

4. Peserta didik dan gurunya? Interaksi di antara warga sekolah?


Jawab: Apabila design thinking telah berhasil diterapkan maka hubungan guru dan
peserta didik akan terjalin lebih baik, karena untuk dapat mencapai pembelajaran
dengan design thinking yang baik harus melewati fase-fase dalam design thinking
seperti empathize, define, ideate, prototype. Adanya fase-fase ini memerlukan
komunikasi yang baik antara peserta didik dan guru. Sehingga akan membentuk
5. Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik. Bentuk ruang kelas dan bentuk
sekolahnya?
Jawab: Menurut saya untuk bisa mewadahi kreatifitas maka butuh kondisi ruang kelas
dan sekolah yang nyaman dan sehat. Ruang kelas yang nyaman adalah ruang kelas
dengan cakupan luas dan ventilasi yang sesuai dengan luasan kelas. Sedangkan
lingkungan sekolah yang nyaman dan aman juga memiliki peran yang besar untuk
bisa memudahkan dalam pengajaran dengan basis design thinking. Maka apabila
sekolah sudah bisa menerapkan design thinking maka sudah bisa dikatakan bahwa
bentuk kelas dan sekolahnya sudah sesuai.
PAPAN VISI

Proses Belajar yang


Siswa Di sekolah akan
berjalan menyenangkan
aktif

Hasil Penerapan Design


Thinking di Sekolah

Interaksi murid dan Interaksi murid dan


Budaya Sekolah guru warga sekolah

Anda mungkin juga menyukai