Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN PETA UNTUK MENGENALI WILAYAH RAWAN BANJIR DI

KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Refri Astari Srigama


NIM : E100162007

Penggunaan peta terdiri dari tiga tahapan yaitu;


1. Membaca peta (map reading) yaitu, identifikasi dan membaca arti simbol pada peta.
2. Analisa peta (map analysis) yaitu, mengetahui apa yang digambarkan pada peta yang
dilanjutkan dengan mengukur atau mencari nilai-nilai dari unsur tersebut.
3. Interpretasi peta (map interpretation) yaitu, mencari jawaban mengapa di bagian tertentu
terjadi pola yang berbeda dengan pola di bagian lain dari peta yang sama.

Gambar 1.1

Refri Astari Srigama


E100162007
1) Membaca Peta
Pada peta terdapat “informasi tepi” yang dapat kita lihat dan/ atau baca terlebih
dahulu untuk mengetahui beberapa informasi singkat yang disajikan, diantaranya;
- Judul peta
- Arah mata angin
- Skala
- Proyeksi yang digunakan
- Tahun pembuatan peta
- Indeks lokasi
- Legenda
- Sumber peta
- Organisasi yang membuat/ mem- publish peta
Pada Gambar 1.1 judul dari peta tematik tersebut adalah “PETA
RAWAN BANJIR KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA
BARAT”. Arah mata angin North (utara) menunjukkan wilayah
bagian atas di peta. Skala yang digunakan adalah 1:150.000 (1
berbanding 150.000) yang berarti setiap 1 cm jarak yang ada
pada peta sama dengan 150.000 cm jarak pada kondisi
sebenarnya. Sedangkan proyeksi peta yang digunakan adalah
UTM (Universal Transverse Mercator) Zona 51, Spheroids WGS
84. Edisi 1 Tahun 2017 adalah waktu pembuatan peta tersebut.
Kita juga dapat melihat indeks lokasi Kabupaten Bogor yang
terletak di selatan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan,
Kota Depok dan Kabupaten/ Kota Bekasi.
Di “informasi tepi” pada bagian metode disebutkan bahwa tujuan
dari peta ini yaitu memetakan daerah rawan banjir sungai, banjir
pesisir dan banjir bandang.
(Penjelasan/ pembacaan legenda pada halaman berikutnya)

Terdapat 4 sumber pembuatan peta tematik ini antara lain;


- Peta Rupabumi dan DEM Skala 1:25.000. Badan Informasi Geospasial Tahun 2015
- Peta Sistem Lahan BAKOSURTANAL, Tahun 2005
- Peta Curah Hujan Dasaraian, BMKG Tahun 1984-2014
- Peta Citra SRTM (Shuttle Radar Topography) Tahun 2015

Refri Astari Srigama


E100162007
LEGENDA
Pada legenda peta terdapat
simbol-simbol yang menggambarkan
kenampakan topografi di wilayah Titik
Kabupaten Bogor. Simbol-simbol yang
tersaji itu berupa ; titik, garis dan
poligon (untuk informasi jenis banjir).
Simbol titik diperuntukkan untuk Garis

Ibukota dari suatu wilayah administrasi Poligon

dan gunung. Simbol garis diperuntukkan


untuk batas-batas administrasi, jalan, dan
beberapa daerah perairan seperti sungai/
pantai. Sedangkan simbol poligon diperuntukkan untuk informasi jenis banjir yang terjadi di
suatu area.

Warna yang digunakan dalam simbol-simbol tersebut pun mempunyai arti yang berbeda.
Warna merah (simbol titik) merupakan Ibukota dari suatu wilayah administrasi. Untuk kota
lain dan gunung diberikan warna hitam. Warna merah (simbol garis) merupakan unsur jalan
raya. Rel kereta api berupa warna hitam. Sedangkan untuk perairan (pantai, sungai dan danau)
berupa warna biru. Warna pada poligon (jenis banjir) yaitu warna kuning/hijau muda adalah
banjir sungai, warna orange memudar adalah banjir pesisir, warna merah adalah banjir
bandang dan warna abu-abu tidak rawan banjir.

1) Menganalisis Peta
Analisis posisi Kabupaten Bogor
Posisi Absolut Kabupaten Bogor;
 1317337 - 1412337
 -694729 - (-694729)
Posisi Relatif Kabupaten Bogor;
 Sebelah Utara; Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Depok,
Kabupaten/ Kota Bekasi.
 Sebelah Barat; Kabupaten Lebak.
 Sebelah Timur; Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Purwakarta.
 Sebelah Selatan; Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur;
 Bagian Tengah; Kota Bogor

Refri Astari Srigama


E100162007
A. Analisis Persebaran Lokasi Rawan Banjir Berdasarkan Jenisnya

1
1
3

Pada peta tampak 3 wilayah/ lokasi yang rawan banjir sungai dan 2 wilayah/ lokasi
rawan banjir bandang. 3 wilayah/ lokasi yang rawan banjir sungai semuanya terletak di
bagian utara Kabupaten Bogor yaitu mengarah atau tepat berada di perbatasan; 1) Kota
Tangerang Selatan (Prov. Banten), 2) dan 3) Kota Bekasi. Hal ini sesuai dengan
keberadaan lokasi tersebut yang lebih rendah dibandingkan lokasi lain di Kabupaten
Bogor. Arah aliran air yang berasal dari daerah hulu akan senantiasa mengalir ke daerah
hilir. Sedangkan untuk lokasi dengan rawan banjir bandang terletak di bagian barat
Kabupaten Bogor berbatasan dengan Provinsi Banten. Bagian paling barat (No.1 warna
kuning) di Kabupaten Bogor adalah Kecamatan Jasinga yang rawan terkena banjir
bandang akibat luapan Sungai Cidurian.
Secara hidrologis, wilayah Kabupaten Bogor terbagi kedalam 7 (tujuh) buah Daerah
Aliran Sungai (DAS) yaitu: (1) DAS Cidurian; (2) DAS Cimanceuri; (3) DAS Cisadane;
(4) DAS Ciliwung; (5) Sub DAS Kali Bekasi; (6) Sub DAS Cipamingkis;
dan (7) DAS Cibeet. Banyaknya jumlah DAS yang mengalir di wilayah Kabupaten
Bogor ini membuat wilayah ini rawan terjadinya banjir, baik banjir sungai maupun banjir
bandang. Banjir pesisir tidak ada di Kabupaten Bogor karena Kabupaten Bogor sendiri
bukan merupakan daerah pantai yang rendah.

Refri Astari Srigama


E100162007
B. Analisis Jaringan Komunikasi dan Jalan
Distribusi perilaku manusia dapat terlihat dari kenampakan jaringan komunikasi
(jalan). Jalur komunikasi terbentuk karena adanya interaksi antar manusia untuk bergerak,
berpindah dll.
Gambar disamping menyajikan gambaran jaringan
jalan kolektor dan jalan lokal yang jarang, artinya
topografi yang terletak di tempat ini tidak atau
belum mendukung. Bisa disebabkan oleh tempat
tersebut merupakan dataran yang tinggi (menanjak
dan menurun) atau aksesibiltas yang memang masih
kurang

Gambar Jaringan Jalan Jarang

Gambar disamping menyajikan gambaran jaringan


jalan kolektor dan jalan lokal yang padat, artinya
topografi yang terletak di tempat ini mendukung.
Bisa berupa dataran rendah yang sesuai untuk
pembangunan jalan

Gambar Jaringan Jalan Padat

Jaringan jalan menunjukkan bahwa adanya keberadaan manusia. Sedangkan jaringan


jalan padat menunjukkan aktivitas sosial yang terjadi lebih tinggi dan kegiatan manusia lebih
beragam. Pun sebaliknya jaringan jalan yang jarang maka aktivitas sosial yang terjadi itu
rendah.

Refri Astari Srigama


E100162007
2) Menginterpretasi Peta
 Wilayah Rawan Banjir Kabupaten Bogor
a. Wilayah/ lokasi rawan banjir tersebar di 2 lokasi berbeda yaitu bagian utara dan
bagian barat Kabupaten Bogor
b. Bagian utara terdapat 3 titik lokasi yang rawan terjadi banjir sungai dan bagian
barat rawan terjadi banjir bandang.
c. Bagian utara mempunyai karakteristik jaringan komunikasi (jalan) yang
mendukung. Artinya aktivitas penduduk pun lebih banyak, bisa disbut bahwa
lokasi tersebut merupakan lokasi yang terbangun oleh permukiman dan/ atau
industri. Juga lokasi ini berbatasan dengan wilayah sebelahnya menunjukkan
adanya interaksi yang besar antar wilayah.
d. Bagian barat mempunyai karakteristik jaringan komunikasi (jalan) yang tidak/
belum mendukung (jarang), artinya interaksi di lokasi ini lebih rendah daripada
di bagian utara.

Refri Astari Srigama


E100162007

Anda mungkin juga menyukai