Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa yang Anda ketahui dan pahami dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
pendidikan dan pengajaran?
a. Menurut Ki hadjar Dewantara, "Budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia
yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang"
Bagian biologis adalah bagian yang berhubungan dengan rasa. Seperti rasa takut,
cemas, gelisah, putrus asa, tidak percaya diri, senang, bahagia, kecewa, sedih dan
sebagainya. Menurut Ki hajar dewantara, budi pekerti adalah kodrat setiap orang
sehingga pendidik perlu untuk memahami kodrat atau latar belakang dari siswa
sehingga dapat mendampingi tumbuh berkembangnya kegiatan pembelajaran dari
siswa.
Budi pekerti mengacu pada perilaku dan sikap baik yang tercermin dalam
tindakan seseorang. Ini mencakup moralitas, etika, dan nilai-nilai positif. Contohnya
adalah kesopanan, kejujuran, kerja keras, kesabaran, dan empati. Budi pekerti
mencerminkan kualitas karakter seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan
membangun hubungan yang sehat.

b. Ing Ngarsa Sung Tulodo artinya dari depan, seorang pendidik harus memberikan
teladan yang baik. Makna dari Ing Ngarsi Sung Tulodo dapat diartikan bahwa
sebagai seorang pendidik, harus memiliki sikap serta perilaku yang patut untuk
menjadi di contoh oleh peserta didik.
Istilah "Ingarso Sung Tulodo" mengacu pada pola pikir untuk mengajak atau
membimbing dengan memberikan contoh positif. Ini bisa diterapkan dalam berbagai
konteks, seperti pendidikan, kepemimpinan, atau pengajaran. Seorang individu yang
menggunakan konsep ini akan mencoba menjadi teladan dan memberikan arahan
yang baik kepada orang lain.
Contoh dalam konteks pendidikan dapat terlihat ketika seorang guru tidak
hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menunjukkan sikap positif, etika kerja,
dan nilai-nilai yang diinginkan kepada siswa. Sebagai contoh, seorang guru yang
rajin, penuh dedikasi, dan adil dalam memperlakukan siswa dapat menjadi inspirasi
bagi siswa untuk mengikuti jejak yang sama.

c. Ing Madya Mangun Karsa artinya dari tengah, seorang pendidik harus dapat
menciptakan prakarsa atau ide.
Ing Madyo Mbangun Karso dapat diartikan bahwa seorang pemimpin juga harus bisa
berada di tengah-tengah untuk dapat membangkitkan atau membentuk niat para
pengikutnya untuk terus maju dan melakukan inovasi.
Maknyanya sebagai seorang pendidik yang berada di tengah-tengah muritnya
harus merangsang terciptanya ide dan gagasan-gagasan sebagai contoh Seorang guru
dapat menciptakan metode pengajaran yang kreatif, mengembangkan materi
pembelajaran yang menarik, atau mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam
proyek-proyek penelitian.

d. Tut Wuri Handayani artinya dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi
arahan dari belakang. Dalam proses pelaksaannnya dapat berupa pengamatan dan
pengarahan peserta didik dari belakang saat mereka mengimplementasi apa yang
mereka pelajari.
Semboyan Tut Wuri Handayani ini sudah digunakan dalam dunia pendidikan
seperti pemakaian semboyan Tut Wuri Handayani SD atau sekolah dasar dan menjadi
bagian dari logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Seorang guru harus memberikan ruang bagi peserta didik untuk menemukan
jalan dan membuat keputusannya sendiri.
Misalnya jika anak didik mendapat masalah tentang belajar sehingga nilai
akademisnya menurun, saat seperti itu pendidik wajib memberi arahan dan solusi
bagaimana cara menyelesaikannya dengan tepat.

2. Apa relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat
ini dan konteks pendidikan saat Anda bersekolah?
Pendidikan di Indonesia zaman dulu dan sekarang memiliki perbedaan dan relevansi
tertentu.

a. Zaman Dulu:

Pendekatan Tradisional: Pendidikan zaman dulu lebih cenderung


didasarkan pada pendekatan tradisional dengan penekanan pada nilai-nilai budaya
dan agama.Terbatasnya Akses: Akses pendidikan terbatas, terutama bagi
masyarakat pedesaan dan kelompok ekonomi rendah. Kurikulum Tertentu:
Kurikulum lebih bersifat lokal dan tidak seluas seperti sekarang.

b. Zaman Sekarang

Globalisasi: Pendidikan saat ini lebih terbuka terhadap pengaruh global


dengan pengintegrasian teknologi dan kebutuhan pasar global. Akses yang Lebih
Luas: Akses pendidikan telah meningkat, meskipun tantangan masih ada, terutama
di daerah terpencil. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kurikulum saat ini lebih
berfokus pada pengembangan keterampilan dan kompetensi yang relevan dengan
tuntutan pekerjaan dan kehidupan modern.

Relevansi:
Meskipun terdapat perbedaan signifikan, pendidikan zaman dulu
memberikan dasar nilai-nilai tradisional dan moral, sementara pendidikan zaman
sekarang menyesuaikan diri dengan dinamika global dan teknologi. Keduanya
memiliki relevansi dalam membentuk karakter dan persiapan generasi untuk
menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai