IKATAN KIMIA 3
(JENIS IKATAN DAN TEORI VSEPR)
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : MGMPS KIMIA SMA NEGERI 1 JEMBER
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas / Fase : XI (Sebelas) / F
Mata Pelajaran : Kimia
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada akhir fase F, peserta didik mampu menerapkan, mengamati, menyelidiki dan menjelaskan
fenomena sehari-hari sesuai kaidah kerja ilmiah dalam menjelaskan konsep kimia dalam
keseharian; menerapkan operasi matematika dalam perhitungan kimia; mempelajari
sifat, struktur dan interaksi partikel dalam membentuk berbagai senyawa; memahami
dan menjelaskan aspek energi, laju dan kesetimbangan reaksi kimia; menggunakan
konsep asam-basa dalam keseharian; menggunakan transformasi energi kimia dalam
keseharian; memahami kimia organik. Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara
konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Peserta didik mampu memberi
penguatan pada aspek kimia sesuai dengan minat untuk ke perguruan tinggi yang berhubungan
dengan bidang kimia. Melalui kerja ilmiah juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar
pancasila khususnya mandiri, inovatif, bernalar kritis, kreatif dan bergotong royong.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menghubungkan jenis ikatan dengan sifat zat
2. Memprediksi bentuk molekul dengan teori VSEPR dan proses hibridisasi
Guru dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai ikatan kovalen, ikatan
kovalen terbentuk karena adanya penggunaan bersama pasangan electron. Ikatan kovalen
umumnya terjadi antara atom-atom non logam. Dimana ikatan ikatan ini terbentuk dari dua
atom unsur atau lebih yang memiliki afinitas electron yang besar dan menggunakan electron
valensi bersama hingga atom memiliki susunan electron stabil. Dalam kehidupan sehari-hari
dapat diilustrasikan seperti hubungan antara penjual dan pembeli yang saling membutuhkan
satu sama lain.
V. ASESMEN PEMBELAJARAN
a) Penilaian Sikap / Profil Pelajar Pancasila
Selama proses mengajar berlangsung guru mengamati profil pelajar Pancasila pada siswa
dalam pembelajaran yang meliputi Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Kebhinekaan Global, Mandiri, Bernalar Kritis, Gotong Royong dan Kreatif
b) Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan yang dilakukan pada Capaian Pembelajaran ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes tertulis
c) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan yang dilakukan pada Capaian Pembelajaran ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes unjuk kerja / praktek.
Penilaian Diri
Isilah pertanyaan pada tabel di bawah ini sesuai dengan yang kalian ketahui, berilah penilaian
secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab dengan memberi tanda pada kolom Jawaban.
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan pengertian ikatan ion dan ikatan kovalen
2 Saya dapat menyebutkan dan menjelaskan perbedaan ikatan
3 Saya dapat menjelaskan proses pembentukan ikatan
4 Saya dapat menjelaskan pengertian ikatan logam
Catatan:
Jika ada jawaban “Tidak” maka segera lakukan review pembelajaran.
Jika semua jawaban “Ya” maka Anda dapat melanjutkan kegiatan Pembelajaran berikutnya
Pengayaan
Peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru
memberikan kegiatan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya
terhadap materi yang telah diajarkan guru.
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Untuk lebih memantapkan pemahaman pembentukan ikatan, silahkan kalian kerjakan soal berikut:
1. Uraikan dengan jelas tentang polar dan non polar suatu zat atau senyawa!
2. Atom sulfur dapat berikatan kovalen dengan atom F dan memenuhi kaidah oktet untuk
membentuk molekul SF2 . Lebih lanjut, atom sulfur juga dapat membentuk molekul SF 4 dan
SF6 yang stabil meskipun tidak memenuhi kaidah oktet. Meskipun memiliki atom pusat dan
atom terikat yang sama, molekul SF 2 bersifat polar, sementara molekul SF 6 bersifat
nonpolar. Mengapa ini dapat terjadi!
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
1. Kepolaran zat
Sebuah molekul air, contoh polaritas yang umum digunakan. Dua muatan hadir dengan muatan
negatif di tengah (warna merah), dan muatan positif di ujungnya (biru).
Dalam kimia, polaritas (atau kepolaran) adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah pada
molekul atau gugus kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol. Molekul polar harus
mengandung ikatan kimia polar karena perbedaan elektronegativitas antara atom yang berikatan.
Molekul polar dengan dua atau lebih ikatan kutub harus memiliki geometri asimetris
sehingga momen ikatan tidak saling meniadakan. Molekul polar berinteraksi melalui gaya
antarmolekul dipol-dipol dan ikatan hidrogen. Polaritas mendasari sejumlah sifat fisik
termasuk tegangan permukaan, kelarutan, serta titik leleh dan titik didih.
Polaritas ikatan
Tidak semua atom menarik elektron dengan kekuatan yang sama. Jumlah "tarikan" atom yang
diberikan pada elektron disebut elektronegativitas. Atom dengan elektronegativitas tinggi –
seperti fluor, oksigen dan nitrogen – mengerahkan daya tarik elektron lebih besar daripada atom
dengan elektronegativitas rendah. Dalam sebuah ikatan, ini menyebabkan pembagian elektron
yang tidak setara antara atom, karena elektron akan tertarik mendekati atom dengan
elektronegativitas yang lebih tinggi.
Karena elektron memiliki muatan negatif, pembagian elektron yang tidak setara dalam ikatan
mengarah pada pembentukan dipol listrik: pemisahan muatan listrik positif dan negatif. Karena
jumlah muatan yang dipisahkan dalam dipol tersebut biasanya lebih kecil dari muatan elementer,
maka disebut muatan parsial, dilambangkan sebagai δ+ (delta plus) dan δ− (delta minus). Simbol
tersebut diperkenalkan oleh Christopher Kelk Ingold dan Edith Hilda Ingold pada tahun 1926.
Momen dipol ikatan dihitung dengan mengalikan jumlah muatan yang dipisahkan serta jarak
antar muatan.
Dipol ini dalam molekul dapat berinteraksi dengan dipol pada molekul lain, menciptakan gaya
antarmolekul dipol-dipol.
Polaritas ikatan biasanya dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan perbedaan elektronegativitas
antara kedua atom yang berikatan. Menurut skala Pauling:
Ikatan nonpolar umumnya terjadi ketika perbedaan elektronegativitas antara kedua atom
kurang dari 0.5
Ikatan polar umumnya terjadi ketika perbedaan elektronegativitas antara kedua atom kira-
kira antara 0.5 dan 2.0
Ikatan ionik umumnya terjadi ketika perbedaan elektronegativitas antara dua atom lebih
besar dari 2.0
Polaritas molekul
Sementara molekul dapat digambarkan sebagai "kovalen polar", "kovalen nonpolar", atau
"ionik", hal ini sering merupakan istilah relatif, dengan satu molekul hanya menjadi lebih
polar atau lebih nonpolar daripada yang lain. Namun, sifat berikut adalah ciri molekul tersebut.
Sebuah molekul terdiri dari satu atau lebih ikatan kimia antara orbital molekul dari berbagai
atom. Molekul dapat berupa kutub baik sebagai hasil ikatan polar karena
perbedaan elektronegativitas seperti yang dijelaskan di atas, atau sebagai akibat dari pengaturan
asimetris ikatan kovalen nonpolar dan pasangan elektron yang tidak terikat yang dikenal
sebagai orbital molekul.
2. Ikatan antarmolekul
Ikatan antarmolekul terjadi karena gaya elektromagnetik yang terjadi antarmolekul. Ikatan
antarmolekul sangat lemah dibandingkan ikatan antaratom. Ikatan yang lemah membuat ikatan
antarmolekul lebih sering disebut dengan gaya antarmolekul. Gaya antarmolekul terdiri atas
ikatan hidrogen dan gaya van der Waals.
1. Gaya van der Waals
Menurut kalian, mengapa oksigen dapat disimpan dalam wujud cair? Sementara oksigen
yang kita hirup dalam wujud gas. Apa yang menyebabkan oksigen dapat berubah dari wujud
gas menjadi cair atau sebaliknya? Hal ini dapat dijelaskan melalui gaya van der Waals. Van
der Waals diambil dari nama ilmuwan isika Belanda yang kali pertama menemukan gaya ini,
yaitu Johannes van der Waals. Gaya van der Waals terjadi antara partikel yang sama atau
berbeda. Gaya ini disebabkan oleh adanya sifat kepolaran. Semakin kecil kepolaran maka
semakin kecil pula gaya van der Waals. Gaya van der Waals merupakan ikatan yang sangat
lemah.
Gambar 1.
Gaya van der Waals dapat terjadi karena adanya interaksi dipol. Interaksi dipol dapat
dibedakan menjadi interaksi dipol polar-dipol polar, dipol nonpolar-dipol nonpolar, dan
dipol polar-dipol nonpolar.
a. Dipol polar-dipol polar
Gambar 2.
Atom H pada molekul HBr pertama tertarik oleh atom Br pada molekul HBr kedua,
seperti yang terlihat pada Gambar 2.22. Hal ini terjadi secara terusmenerus pada
molekul-molekul polar sehingga molekul tersebut saling mendekat. Dekatnya jarak
molekul-molekul gas ini mengakibatkan wujud senyawanya menjadi cair. Gaya van der
Waals yang terbentuk akibat interaksi dipol polar (molekul polar) dengan dipol polar
(molekul polar) disebut dengan dipol permanen. Gaya van der Waals dipol permanen
merupakan yang paling kuat dibandingkan dengan gaya van der Waals lainnya.
b. Dipol nonpolar-dipol nonpolar
Hidrogen umumnya disimpan dalam wujud cair. Hal ini untuk menghindari
kecenderungan gas hidrogen yang mudah meledak. Namun, dalam pengaplikasiannya,
hidrogen tetap harus diubah wujudnya menjadi gas. Mengapa hidrogen yang pada suhu
kamar berupa gas bisa dicairkan seperti yang ada di stasiun pengisian bahan bakar pada
Gambar 2.23? Ikatan yang terbentuk pada molekul H2 adalah ikatan kovalen nonpolar.
Molekul nonpolar H2 dapat berinteraksi dengan molekul nonpolar H2 di dekatnya. Gaya
van der Waals yang terjadi antardipol nonpolar (molekulmolekul nonpolar) disebut
dengan gaya dispersi atau gaya London. Gaya ini merupakan gaya yang sangat lemah.
Hal ini terjadi karena tidak adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom
penyusun molekulnya. Meskipun tidak ada perbedaan keelektronegatifan, tetap ada
sedikit tarikan yang dihasilkan oleh dipol sesaat. Dipol sesaat terjadi karena
ketidakmerataan elektron dalam molekulnya. Dipol sesaat ini yang menyebabkan wujud
cair molekul nonpolar dapat cepat berubah menjadi gas.
Gambar 3.
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/modul/11/kimia/ikatan-kimia/geometri-molekul/
41943166. (diakses pada 24 Juli 2023)
https://idschool.net/sma/ikatan-kimia-ion-kovalen-dan-logam/?amp (diakses pada 23 Juli 2023).
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kimia (diakses pada 24 Juli 2023)
https://manyogya1.sch.id/berita/2018/233/0/Api-Unggun-Menjadi-Puncak-Acara-Kemah-Bhakti-
MAN-1-Yogyakarta.html (diakses pada 17 September 2020).
https://www.wardayacollege.com/belajar-kimia/ikatan-kimia/ikatan-intramolekul/ikatan-logam/
(diakses pada 23 Juli 2023).
Munasprianto Ramli, Nanda Saridewi, Tiktik Mustika, Budhi Aang Suhendar, 2022, Kimia untuk
SMA/MA Kelas XI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Jakarta, Airlangga
Sudiono, Sri & Juari Santosa, Sri dan Pranowo, Deni, 2007, Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA,
Jakarta, Intan Pariwara