Disusun Oleh:
Dokter Pendamping:
POLI GIGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. M.A HANAFIAH
SM
BATUSANGKAR
KABUPATEN TANAH DATAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan berkat rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini. Adapun dalam laporan kasus ini penulis
membahas secara rinci mengenai Penatalaksanaan Fraktur Ellis Klas IV.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada ibu drg. Yerni Rita selaku dokter pembimbing yang telah begitu sabar
dalam memberikan bimbingan, waktu, perhatian, saran-saran serta dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
i
iii
4
PENDAHULUAN
Trauma rongga mulut merupakan suatu kondisi dengan adanya cedera
pada jaringan keras gigi, pulpa, tulang alveolar, jaringan periodontal, gingiva, dan
mukosa oral. Sebuah studi di Swedia menunjukkan sebanyak 30% anak
mengalami trauma pada gigi sulung dan 22 % anak mengalami trauma pada gigi
tetap. Selain itu, Andreasen melaporkan prevalensi trauma gigi yang paling
banyak terjadi di Denmark adalah yang mengalami cedera luksasi yaitu sebanyak
30%-77% dan fraktur mahkota pada gigi anterior yaitu sebanyak 78%.2
Trauma pada wajah atau kepala seringkali diikuti oleh trauma pada gigi.
Trauma yang terjadi pada gigi dapat menimbulkan berbagai akibat pada gigi
tergantung derajat keparahan trauma. Akibat yang terjadi dapat berupa infraksi
korona, fraktur korona tanpa komplikasi, fraktur korona dengan komplikasi,
fraktur korona akar, fraktur akar, luksasi, hingga avulsi gigi. Bila mahkota atau
akar mengalami fraktur, dapat terjadi beberapa kemungkinan yaitu pulpa dapat
sembuh dan tetap vital, dapat segera mati, atau dapat mengalami degenerasi
progresif dan akhirnya mati.3
Trauma pada gigi harus selalu dipertimbangkan sebagai suatu keadaan
darurat dan harus segera dilakukan perawatan untuk mengurangi rasa sakit,
mengurangi risiko bertambahnya kerusakan gigi sehingga menghasilkan
prognosis yang lebih baik. Trauma yang melibatkan fraktur gigi anterior
merupakan pengalaman tidak menyenangkan bagi anak-anak dan remaja, yang
menimbulkan efek psikologis bagi pasien dan orang tua mereka.1
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Etiologi
Fraktur dentin adalah trauma patah pada fragmen gigi. Fraktur Ellis
mengacu pada jenis klasifikasi fraktur dentin menurut Ellis (1970
dalam Thomas, 2016).
1. Ellis I
Fraktur terdiri dari mahkota dan di daerah enamel saja. Biasanya
gigi tidak nyeri dan tidak terdapat perubahan warna namun sudut
dan permukaannya kasar.
2. Ellis II
Fraktur pada enamel sampai lapisan dentin. Biasanya nyeri pada
sentuhan dan
3. Ellis III
Fraktur pada enamel, dentin, sampai pulpa. Terasa nyeri dan
terlihat area
4. Ellis IV
Gigi yang trauma menjadi non-vital dengan atau tanpa
kehilangan struktur mahkota.
5. Ellis V
Gigi hilang akibat trauma atau terjadi luksasi akibat dislokasi gigi dari
alveolus.
6. Ellis VI
6
Fraktur pada akar gigi dengan atau tanpa fraktur pada mahkota,
terjadi pelepasan gigi dari alveolus akibat trauma.
7. Ellis VII
Berpindah tempatnya gigi tanpa adanya fraktur akar gigi atau mahkota.
8. Ellis VIII
Fraktur crown en massase.
9. Ellis IX
Lepasnya banyak gigi, dan trauma pada gusi setempat.
Gambar Fraktur Ellis I Gambar Fraktur Ellis II Gambar Fraktur Ellis III
7
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan menyeluruh perlu dilakukan untuk menilai tingkatan luka dan
trauma. Tanda vital, pemeriksaan sistem, pemeriksaan neurologis,
pemeriksaan kepala leher perlu diperiksa (NCEMI, 2013).
Lokasi trauma pada ektraoral dan intraoral perlu diperiksa. Palpasi mandibula,
maksillaris, zygomaticus, tempuromandibularis junction, dan mastoideus perlu dilakukan.
Periksa apakah ada fraktur, bengkak, dan laserasi.
Sumbatan dan debris perlu dibersihkan sebelum dilakukan pemeriksaan intraoral.
Palpasi bagian alveolus apakah ada fraktur apa tidak, periksa bagian gigi apakah ada
luksasi atau kerusakan. Mukosa labial, frenum rahang atas,
jaringan ginggiva, dan lidah harus diperiksa untuk memar atau laserasi. Semua laserasi
intraoral harus dibersihkan dan dieksplorasi, dicari apakah ada benda asing (NCEMI,
2013).
8
4. Pemeriksaan radiologi
Mengevaluasi luka pada gigi maksila atau rahang bawah, radiograf oklusal
merupakan pilihan. Jika fraktur akar dicurigai, radiograf pada dua sudut berbeda diperlukan
untuk diagnosis yang pasti. Untuk gigi yang terintrusi, radiograf anterior lateral
memberikan informasi tambahan yang berguna. Radiograf
panoramik membantu mengevaluasi dicurigai fraktur mandibula atau condylar (Thomas,
2016).
9
2.4 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Sebelumnya daerah leher dan mulut dikompres dahulu untuk
mengurangi
2. Perawatan
Perawatan untuk fraktur tergantung kondisi sisa akar gigi yang
tinggal atau
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN KLINIS
Seorang anak laki-laki usia 9 tahun datang ke RSUD PROF DR M A
Hanafiah SM Batusangkar bersama ibunya dengan keluhan gigi depan atas kiri
patah setelah terjatuh saat bermain beberapa hari yang lalu. Gigi terasa sakit dan
tidak terjadi pembengkakan. Gigi tersebut terasa ngilu bila makan dan minum air
dingin. Pasien merasa malu dan ingin menambalkan giginya agar terlihat seperti
semula.
Pemeriksaan ekstra oral tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan intra oral,
gigi 21 mengalami fraktur pada insisal sampai mengenai pulpa. Pada
pemeriksaan termal menggunakan chlor-ethyl (CE), gigi terasa ngilu. tidak ada
kegoyahan gigi. Perkusi serta palpasi negatif. Tidak terdapat fraktur akar dan
tidak ada lesi di regio periapikal berdasarkan perkusi. Diagnosis yang ditegakkan
adalah gigi 11 Fraktur Ellis Kelas IV. Rencana perawatan yaitu perawatan
saluran akar.
PENATALAKSANAAN KASUS
A. PERSIAPAN ALAT BAHAN
Alat yang disiapkan adalah: Highspeed contra-angle, instrumen
diagnostik (kaca mulut, sonde halfmoon, sonde lurus, eskavator, pinset),
endomotor, bur preparasi (round dan fissure diamond bur),
Bahan yang disiapkan adalah: Cotton roll, cutton pellet, spuit irigasi dan
saline, suction tip, tambalan sementara
12
B. Penatalaksanaan
1. Kunjngan pertama
- Tumpatan sementara
2. Kunjungan Kedua
- Tumpatan sementara
3. Kunjungan Ketiga
- Tumpatan sementara
4. Kunjungan Keempat
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
content/uploads/2014/05/Management-of-Dental-Trauma.doc.pdf.
http://www.health.gov.fj/wp-
Oktober 2017