NIM : 2211011154
Kelas : 3D
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
1. LILA
Lila termasuk jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko
Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur yaitu remaja, ibu hamil, ibu
menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Nilai normal LILA adalah 23,5 cm dan
kenaikan berat badan ibu selama massa kehamilan lebih kurang 10-12kg. jika kurang
dari 23,5 cm maka Wanita tersebut mengalami Kurang Energi Kronis (KEK).
Status gizi menurut % LILA
Rumus:
% LILA = LILA yg diukur (cm) x 100
LILA menurut standar (cm)
Klasifikasi % LILA
Obesitas : > 120 %
Overweight : 110 – 120 %
Gizi baik : 85 – 110 %
Gizi kurang : 70,1 – 84,9 %
Gizi buruk : < 70 %
2. IMT (Indeks Masa Tubuh)
IMT adalah pengukuran secara sederhana untuk melihat seberapa besar rasio gizi
yang dimiliki oleh seorang individu. Berdasarkan IMT, rasio tersebut dibagi ke dalam
3 kategori, yaitu kurus, normal, dan gemuk. IMT didefinisikan sebagai berat badan
seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadran tinggi badan dalam meter (kg/m2)
Kategori ambang batas IMT
Kategori Keterangan Nilai IMT
Berat janin bisa menggambarkan kondisi perkembangan calon bayi dalam kandungan.
Apabila terlalu kurang atau melebihi batas normal, kondisi tersebut dapat menjadi
tanda masalah pada janin. Berikut taksiran berat janin normal berdasarkan usia
kehamilan (dari 20 hingga 35 minggu, waktu ketika TFU sama dengan usia
kehamilan) :
20 minggu : 300 gram
21 minggu : 360 gram
22 minggu : 430 gram
23 minggu : 501 gram
24 minggu : 600 gram
25 minggu : 660 gram
26 minggu : 760 gram
27 minggu : 875 gram
28 minggu : 1.005 gram
29 minggu : 1.153 gram
30 minggu : 1.319 gram
31 minggu : 1.502 gram
32 minggu : 1.702 gram
33 minggu : 1.918 gram
34 minggu : 2.146 gram
35 minggu : 2.383 gram
Jika TBJ kurang atau melebihi batas normal, dokter biasanya akan melakukan
pemeriksaan lanjutan, misalnya USG kandungan. Tindakan ini dilakukan untuk
memastikan kondisi janin. Dengan begitu, masalah pada janin bisa diatasi sesegera
mungkin. Risiko komplikasi yang lebih parah pun dapat dicegah.
5. Senam hamil
Senam hamil adalah terapi latihan gerak dan salah satu kegiatan dalam pelayanan
selama kehamilan atau prenatal care. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan
ibu hamil secara fisik dan mental saat menghadapi persalinan agar persalinan normal
dapat berlangsung dengan cepat, aman, dan spontan. Senam hamil melatih Teknik
pernapasan, sikap tubuh, dan melatih otot-otot yang berguna dalam proses persalinan
sehingga diharapkan ibu hamil siap menghadapi persalinan secara fisik maupun
mental. Senam hamil juga berguna untuk meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, serta
menjaga sistem peredaran darah dan kesehatan jantung.
Senam hamil juga bisa dilakukan dirumah dengan gerakan yang sederhana. Adapun
untuk Gerakan senam hamil tersebut yaitu:
Gerakan duduk bersila. Gerakan ini dilakukan dengan menggelengkan kepala
ke kanan dan ke kiri sebanyak 3 kali, gerakan tengok ke kanan dan ke kiri
sebanyak 3 kali, menundukkan dan juga menengadahkan kepala ke atas dan ke
bawah sebnyak 3 kali. Dilakukan sembari duduk bersila
Gerakan senam jongkok. Caranya yaitu, berdiri dengan luruskan posisi
punggung dan pelan-pelan turunkan posisi sampai ke dalam posisi jongkok.
Tahan selama 10 detik dan kembali ke posisi berdiri. Ulangi sampai 5 kali
Gerakan senam kegel. Caranya adalah dengan mengencangkan otot bagian
bawah panggul seperti sedang menahan buang air kecil. Tahan selama
beberapa detik, lalu lemaskan kembali otot tersebut
Gerakan senam kupu-kupu (Tailor Sit). Caranya yaitu duduk dilantai,
punggung luruss dan menempel ke dinding, kedua telapak kaki saling
bersentuhan, dorong lutut ke bagian bawah hingga lutut menyentuh lantai.
Lakukan posisi ini selama 10-20 detik
Wall Push Up. Caranya, berdiri menghadap dinding, dengan jarak 1 lengan
dari dinding. Angkat kedua lengan lurus ke depan selebar bahu. Tumpukkan
telapak tangan pada dinding, lalu tekuk siku sambal mencondongkan tuuh ke
depan hingga wajah mendekati dinding. Ulangi Gerakan ini hingga 10 kali
6. Pijat punggung effleurage
Effleurage (pijat ringan) adalah salah satu gerakan utama dalam pijat dan bisa di
lakukan di bagian tubuh manapun. Pijat punggung effleurage adalah salah satu
metode pijat yang dapat membantu mengurangi nyeri punggung pada ibu hamil
trimester akhir. Pijat ini dilakukan dengan gerakan memijat lembut pada permukaan
kulit dengan tujuan untuk merangsang sirkulasi darah dan meredakan ketegangan
otot. Pijat effleurage juga dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan relaksasi
pada ibu hamil.
Cara memijat punggung effleurage:
Sebarkan minyak. Teknik utama dalam menyebarkan minyak di seluruh
permukaan punggung orang yang dipijat disebut dengan effleurage, yang
berarti gesekan ringan.
Gunakan teknik petrissage. Teknik ini mirip seperti teknik menguleni yang
menggunakan banyak gerakan memutar dan menekan untuk memperbaiki
sirkulasi yang lebih dalam.
Gunakan gerakan percussive. Gerakan ini bisa menggunakan tangan yang
ditangkupkan, dengan semua ujung jarinya mengarah ke titik yang sama, atau
bahkan mengepalkan tangan dan memijat dengan ibu jari.
Gunakan teknik mengangkat otot-otot. Untuk melakukannya, rapatkan
keempat jari dan tegakkan ibu jari (seperti benyuk capit lobster).
Gunakan teknik fanning. Pijat dari sisi kepala meja pijat. Letakkan ibu jari
diatas punggung, tepat dibawah leher dikedua sisi tulang belakang. Berikan
tekanan bergantian pada ibu jari, pijat dari bagian atas punggung ke bawah
hingga mencapai pinggangnya.
Pijat memutar. Kembali ke samping tubuh. Gapailah sisi pinggang yang jauh
dengan satu tangan, sementara letakkan satu tangan lainnya dipinggang yang
dekat. Dengan Gerakan yang mengalir, tarik satu tangan dan dorong tangan
lainnya, kedua tangan seharusnya bertemu dibagian tengah dengan arah yang
saling berlawanan. Ulangi Gerakan ini hingga mencapai bagian bahu,
kemudian ke bawah. Ulangi 3 kali.
7. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) yaitu berupa kartu skor yang digunakan sebagai
alat skrining antenatal berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil,
yang selanjutnya dilakukan upaya terpadu untuk menghindari dan mencegah
kemungkinan terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan. Metode ini
menggunakan Kratu Skor Poedji Rochjati (KSPR) sebagai alat bantu untuk
mendeteksi faktor risiko kehamilan tinggi. Diharapkan setiap ibu hamil
mempunyai buku KIA yang dilengkapi dengan satu kartu skor yang pelaksanaannya
dipantau oleh tenaga kesehatan, kader posyandu, maupun ibu-ibu anggota/pengurus
PKK.
Klasifikasi jumblah skor pada KSPR
Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan resiko rendah adalah kehamilan tanpa masalah/ faktor risiko,
fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu
dan bayi hidup sehat. Tempat persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di
polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu perawatan
nifas bagi ibu dan bayinya.
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko,
baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang
menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan
tetapi tidak darurat. Ibu PKK/ kader memberi penyuluhan agar pertolongan
persalinan oleh bidan atau dokter di Puskesmas, di Polindes atau Puskesmas,
atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor > 12
Kehamilan resiko sangat tinggi adalah kehamilan dengan faktor risiko:
Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa
ibu dan atau banyinya, membutuhkan rujukan tepat waktu dan tindakan segera
untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan
bayinya. Ibu diberi penyuluhan untuk kemudian dirujuk guna melahirkan di
Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis.
KSPR adalah sebuah kartu yang berisi 14 pertanyaan yang dijawab oleh ibu hamil.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup kondisi ibu hamil, kondisi kehamilan, dan kondisi
keluarga. Setiap jawaban dari pertanyaan tersebut akan diberi skor, dan total skor akan
menentukan kategori risiko kehamilan ibu hamil.
Berdasarkan skor yang diperoleh, ibu hamil akan dikategorikan menjadi tiga kelompok risiko,
yaitu:
Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Skor 2 diberikan sebagai skor awal, untuk umur dan paritas pada semua ibu
hamil.
Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Skor 4 diberikan untuk setiap factor risiko pada klasifikasi KRT.
Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
Skor 8 diberikan pada ibu hamil dengan bekas operasi sesar, letak sungsang,
letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamasia berat/eklamasia
Ibu hamil yang dikategorikan sebagai KRT atau KRST akan mendapatkan perhatian
khusus dari tenaga kesehatan. Mereka akan mendapatkan pemeriksaan dan perawatan
yang lebih intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan.
Tujuan dari skrining kehamilan risiko tinggi adalah untuk mendeteksi faktor risiko
kehamilan tinggi sedini mungkin. Dengan mendeteksi faktor risiko sedini mungkin,
maka tenaga kesehatan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan.
Berikut adalah beberapa manfaat dari skrining kehamilan risiko tinggi:
Menurunkan risiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi
Meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi
Meningkatkan kepuasan ibu dan keluarga
Skrining kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten, seperti bidan, dokter, atau perawat. Skrining ini biasanya dilakukan pada
kunjungan antenatal pertama atau kedua.
Berikut adalah langkah-langkah skrining kehamilan risiko tinggi berdasarkan Puji
Rochyati:
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya memberikan penjelasan kepada ibu hamil
tentang skrining kehamilan risiko tinggi.
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya memberikan Kartu Skor Poedji Rochjati
kepada ibu hamil.
Ibu hamil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di Kartu Skor Poedji
Rochjati.
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya menghitung total skor dari jawaban ibu
hamil.
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya memberikan hasil skrining kepada ibu
hamil.
Ibu hamil yang mendapatkan hasil skrining KRT atau KRST akan mendapatkan
perawatan dan asuhan yang lebih intensif dari tenaga kesehatan.