Diajukan oleh :
Seryana
Nim PO.71.33.2.21.031
Disusun oleh :
Seryana
Nim PO.71.33.2. 21.031
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
2
dapat tidur dengan tenang disebabkan oleh rasa gatal yang memuncak (Dyan
2018)
Menurut WHO (World Health Organization ) terdapat sekitar 300 juta
kasus scabies di dunia. Prevalensi penyakit scabies di indonesia menurut
Kemenkes RI 2016 terjadi disekitar 4,60%-12,95 dan berada diperinggkat
nomor 3 dari 12 urutan penyakit infeksi kulit yang tersering ( Sunarjo M &
Hidayah l, 2021). Di jawa timur prevalensi scaies sebesar 75.50 (0,2%) orang
penderita scabies.
Kemenkes RI 2016 meyebutkan bahwa dari 261,6 juta penduduk pada
tahun 2016, prevalensi scabies di indonesia sebesar 40,60%-12,95% dan
menduduki urutan 3 dari 12 penyakit kulit tesering (Sunarno,2021). Menurut
Riset kesehatan dasar tahun 2018, menunjukan bahwa proporsi perilaku benar
dalam menjaga kebersihan pada pendudukdi indonesia sebesar
49,8%,Kepulauan Riau sebesar 58,3%, kota Batam 58,32% (Kemenkes
RI,2018)
Adapun dikabupaten mimika prevalensi skabies menduduki urutan .......
pada tahun 2023 (disesuaikan dengan data terkini yang diperoleh dari
dinas kesehatan)
Terjadina penyakit skabies ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya personal hygiene ,sanitasi lingkungan dan pengetahuan. Personal
hygiene yang buruk dapat menyebabkan tubuh terserang berbagai penyakit
seperti penyakit kulit ,penyakit infeksi, penyakit mulut dan dapat
menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu seperti halnya kulit. Hygiene
perorangan dapat memicu terjadinya penyakit skabies serta tradisi kebiasaan
buruk misalnya sering berganti-ganti pakaian atau handuk dengan orang lain.
(Ridwan,2017)
Faktor yang mepengaruhi terjadinya skabies lainnya adalah sanitasi
lingkungan. sanitasi dalam arti luas merupakan tindakan hygiene untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit,sedangakan sanitasi
lingkungan merupakan usaha pengendalian diri dari semua faktor lingkungan
fisik manusia yang mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah Bagaimana “Gambaran pengetahuan dan sikap pengurus
panti asuhan tentang personal hygiene dengan kejadian skabies di,
Kabupaten Mimika tahun 2024.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap pengurus panti
asuhan St susana di tentang personal hygiene dengan kejadian skabies
Kabupaten Mimika Tahun 2024.
2. Tujuan khusus
a. Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,
pendidikan, lama bekerja pengurus panti asuaha tentang personal
hygiene dengan kejadian skabies pada anak-anak panti asuhan St.
Susana di, Kabupaten Mimika Tahun 2024
b. Mengetahui Pengetahuan pengurus panti asuhan St.susana tentang
personal hygien dengan kejadian skabies di, Kabupaten Mimika
Tahun 2024
c. Mengetahui sikap pengurus panti asuha St.susana tentang personal
hygiene dengan kejadian skabies di, Kabupaten mimika tahun 2024
8
Manfaat Penelitian
Keaslian Penelitian
A. Landasan Teori
1. Personal Hygiene
a. Defenisi personal hygiene
Menurut world health organization (WHO,2020) menyatakan bahwa
hygiene atau kebersihan adalaha tindakan kebersihan yang mengacu pada kondisi
untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Personal hygiene
atau kebersihan diri merupakan tindakan merawat diri sendiri termasuk dalam
memelihara kebersihan bagi tubuh seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi, dan
kulit (Nurudeen dan Toyin, 2020). Personal hygiene merupakan upaya yang
dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan merawat kebersihan dirinya agar
kenyamanan individu terjaga. Asthiningsih dan wijayanti, (2019) dalam (Ayu
Astuti, 2021)
Kebutuhan personal hygiene tidak memandang usia,karena organisme
penyebab penyakit bisa berkemmbang biak dimanapun. Maka dari itu,personal
hygiene harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak terbiasa melakukannya
dilingkungan rumah,asrama,panti, sekolah, maupun bermainnya hinggga dewasa
(Kusmiyati dan Muhlis, 2019). Pentingnya pemeliharan personal hygiene
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, memeliharan kebersihan diri
sendiri, memperbaiki personal hygiene, mencegah timbulnya penyakit,
meningkatkan rasa percaya diri dan kenyamana. Irnawati dan widnyana, (2018)
dalam (Ayu Astuti, 2021)
b) kebersihan rambut
gaya rambut merupakan bagian penting dalam grooming yang baik. Jika rambut
panjang harus diikat dibelakang dalam menjaga kebersihan rambut dapat
dilakukan dua kali dalam seminggu. Keramas harussering dilakukan jika
seseorang melakukan aktivitas yang mengeluarkan keringat, seperti selesai
berolaragadan bekerja. Keramas menggunanakan sampoh atau bahan pembersih
lainya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
2. Skabies
a. Definisi Scabies
Menurut for disease control and prevention (CDC), scabies adalah infeksi
kulit yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabies. Tungau ini menggali
terowongan di lapisan atas kulit dan menyebabkan gatal yang para. Scabies
dapat menyebar melalui kontak kulit – ke kulit dengan orang yan terinfeksi
atau melalui kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi.
Menurut world health Organization (WHO) mendefenisikan scabies
sebagai infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau sarcoptes scabies. Scabies
dapat menyebar melalui kontak kulit –ke kulit dengan orang yang terinfeksi
atau melalui kontak dengan barang –barang yang terkontaminasi. Scabies
dapat diobati dengang krim atau losion yang mengandung permetrin atau
ivermektin.
Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
gigitan tungau dan menimbulka rasa gatal hingga kemerahan yang dimana di
sebabkan tungau yang disebut sarcoptes scabies yang mengali kedalam kulit.
Tungau ini termasuk dalam spesises sarcoptes scabies varietas hominis,yang
termasuk dalam kelas Arachnida, subkelas Acarina, ordo Astigmata, dan
famili sarcoptidae. Dimana tungau betina membuat terowongan dibawah kulit
dan meninggalkan telur ditempat tersebut.( Kemenke RI ,2023)
Menurut Tim promkes RSST-RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Kalten (
2023), scabies adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi oleh
tungau sarcoptes scabies varietas hominis, juga dikenal dengan kudis adalah
penyakit kulit yang menula, baik dari manusia ke manusia atapu hewan ke
manusia. Penularan kudis pun sangat mudah terjadi,mulai dari kontak langsun
dengan kulit penderita hingga penggunaan barang-barang pribadi bersamaan
seperti baju, handuk, spreai, bantal, sisir, dan lain-lain. Penyakit ini dapat
menjangkiti semua orang pada umur, ras, level sosial ekonomi.
Menurut WHO dalam pratama,wibowo & Nugraheni (2016) scabies
merupakan suatu penyakit signifikasi bagi kesehatan masyrakat karena
termasuk kontributor yang substansial bagi morbiditas global.
a. Penyebab
Scabies disebabkan oleh tungau kecil berkaki delapan. Yang di mana Tungau
betina bersembunyia tepat dibawah kulit dan membuat terowongan tempat ia
bertelur. Telur menetas, dan larva tungau bergerak ke permukaan kulit,
tempat mereka dewasa. Tungau kemudia dapat menyebar ke areai kulit lain
atau ke kulit orang lain. Gatal disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhapap
tungua, telurnya, dan kotoranya. Kontak kulit-ke kulit, lebih jarang, berbagi
pakaian atau tempat tidur dengan penderita scabies dapat menyebarkan
tungau.
c. Gejala
Menurut artikel, mayo clinic staff,(28 juli 2022). Gejala scabies meliputi :
1. Gatal , seringkali parah dan biaanya memburuk pada malam
hari.
2. Terowongan tipis bergelombang yang terdiri dari lepuh kecil
atau benjolan di kulit.
Scabies sering ditemukan pada lipatan kulit. Namun scabies bisa muncul di
banyak bagian tubuhh. Pada orang dewasa dan anak yang lebih besar, scabies
paling sering ditemukan :
1. Diantara jari tangan dan kaki
2. Di ketiak
3. Disekitar pinggang
4. Sepanjang bagian dalam pergelangan tangan
5. Disiku bagian dalam
6. Ditelapak kaki
7. Di dada
8. Disekitar puting
9. Disekitar pusar
10. Disekitar alat kelamin
11. Didaerah selangkangan dan di pantat
Pada bayi dan anak kecil, lokasi umum terjadi scabies biasanya meliputi:
1. Jari
2. Wajah,kulit kepala dan leher
3. Telapak tangan
4. Telapak kaki
d. Pencegahan dan Pengobatan
Dalam artikel, mayon clinic staff (2022). Untuk mencegah penyebaran
penyakit scabies dapat dikakukan bebrapa langkah –langkah yang meliputi:
1. Cuci semua pakaian dan linen
Gunakan air sabun panas untuk mencuci semua pakaian, haanduk dan
pelengkapan tidur yang digunakan dalam tiga hari terakhir sebelum
memulai perawatan.
2. Membuat tungau kelaparan
Tempatkan barang- barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong
plastik yang tertutup dan tinggalkan di tempatkan terpencil, seperti
garasi, selama seminggu.sehingga tungau mati setelah beberapa hari
tanpa makanan.
3. Bersihkan dan vakum
Membersihkan rumah untuk mencegah penyebaran scabies. Hal ini
terutama berlaku bagi penderita scabies berkrusta. Vakum furnitur,
karpet, dan lantai untuk menghilangkan sisik dan kerak yang mungkin
disebabkan oleh tungau scabies.
Menurut WHO ,(31 mei 2023) Mengobati scabies seegera mungkin adalah
cara terbaik untuk mencegah wabah. Tungau penyebab scabies biasanya mati
setelah 2-3 hari terlepas dari kulit manusia. Langakah-langkah cegah scabies
sebagai berikut:
4. Hindari kontak kulit ke kulit dengan orang yang terinfeksi, terutaman
jika orang tersebut mengalami ruam yang gatal;
5. Mengobati seluruh anggota rumah tangga juka ada yang menderita
scabies agar tungau tidak menular kepada orang lain;
6. Mencuci dan mengeringkan tempat tidur dan pakaian yang telah
bersentuhan dengan orang yang terinfeksi, menggunakan air panas
dan memgerigkan dibawah sinar matahari langsung, siklus
pengeringan panas atau dry cleaning
7. Segel barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik
selama seminggu untuk menghilangkan tungau
8. Memebersihkan dan menyedot debu atau menyapu ruangan setelah
orang yang terinfeksi dirawat, terutama bagi penderita scabies
berkrusta.
3. Pengetahuan
Menurut (Notoadjmojo, 2010) dan (puspitasari, 2014). Pengetahuan adalah
merupakan hasil “ tahu”dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca idra manusia,
yakni indra penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian bear
pengetahuan manusia diperoleh melaluia mata telinga.
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja
melaluai cara-cara dan dengan alat-alat tertentu. Pengetahuan ini bermacam-
macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung dan ada tak langsung, ada yang
bersifat tidak tetap (berubah-ubah), subyektif,dan khsusus dan ada pula yang
besifat tetap, obyektif dan umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini tergantung
kepada sumbernya dengan cara dan alat pengetahuan itu di peroleh serta ada
pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang salah. Dan tentu saja yang
dikehendakai adalah pengetahuan yang benar (Suhartono,2007; Suwanti dan
Aprilin,2017).
a. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2021) pengetahuan yang dicakup dalam domai
mempunyai 6 tingkatan yakni:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah
menginat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek ysng diketahui dan dapat menginterpretasiaka materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang di pelajari.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di
pelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( Analysi )
Adalah suatu kemampuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek ke
dalam kompenen-kompenen, tetapi masih dalam suatu struktur orgnisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemapuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja . dapat menggambarkan,
membedakan, memisakan, mengelompokan dan sebagainya.
5. Sintesi ( syntheysis )
Sintesis merupakan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungka bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yan
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu keampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-forulasi yang ada.
6. Evaluasi ( Evaluation )
Berkaitan dengan kemmpuan untuk melakukan justifikasi atau penilain
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –
kriteriayang telah ada.
4. Sikap
a. Pengertian sikap
Menurut nomoatmodjo (2019) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
kompen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosianal atau evaluasi orang terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to beha).
a. Komponen sikap
Menurut nomoatmodjo ( 2019) seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri
dari berbagai tingkatan berdasarkan , yaitu
a. Menerima (receiving)
Menerimah diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon ( Responding)
Merespon diartikan memberikan jawaan atau tanggapan pertanyaan
atau tanggapan pertnyaan atu objek yang dihadapi.
c. Menhargai ( valuing )
menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasanya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
mengnjurkan oeang lain merspon.
d. Bertanggung jawab ( Responsible)
Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah diyankininya
dengan segala resikomerupakan sikap yang dipalin tinggi. Sikap
dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapa atau pernyataan
responden terhadap suatu objek.
c. Pembentukan Sikap
Terdapat tiga komponen penting yang membentuk sikap yaitu, komponen
kognitif, afektif, dan perilaku. Berikut ini pembahasan menganani masing-
masing komponen.
a. Cognitively Based Attitude
Sikap dapat berasal dari keyakinan seseorang mengenai
karakteristik dari objek sikap. (Aronson, Wilson, Akert, 2012). Contohnya,
jika Anda mempertimbangkan sikap seseorang terhadap suatu objek
seperti air purifier dengan melihat fakta-fakta mengenai objek tersebut.
Sikap seseorang terhadap air purifier dapat terbentuk dari keyakinan
tentang manfaat objektif dari merek tertentu, seperti seberapa baik merek
tersebut dapat menyedot kotoran, berapa biaya yang dibutuhkan untuk
membeli air purifier tersebut.
Tanpa sikap yang positif maka tidak. akan terjadi perubahan perilaku pada
seseorang. Hal ini disebabkan sikap merupakan faktor yang melatarbelakangi
perubahan perilaku yang menyediakan pemikiran rasional atau motivasi terhadap
suatu perilaku kesehatan. Sikap merupakan variabel yang paling
berhubungan dengan.
B. kerangka teori
PERSONAL HYGIENE
SCABIES
Pengurus panti
pengetahuan Sikap
Pendidikan Perilaku
Karakteristik :
Pendidikan
Perilaku
Umur
Jenis kelamin
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengarui atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kejadian scabies
E. Defenis Operasional
ukur Pengukuran
A. Jenis Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
C. Obyek penelitian
1. Populasi
2. Sampel
a. Teknik sampling
D. Instrumen penelitian
Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah respon jawaban dari
responden setelah diberikan pertanyaan dalam lembar kuesioner tentang
Gambaran Pengetahuandan sikap penguru panti asuhan santa susana tentang
personal hygiene dengan kejadian scabies ditimika jaya kabupaten mimika tahun
2024.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang telah di teliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang
dialami dalam penelitian ini.
Teknik ini dilakukan untuk mengubah data yang telah diperoleh menjadi
informasi yang dapat dibaca (Notoatmodjo, 2010). Tahapan dalam proses ini
adalah sebagai berikut:
a. Editing
b. Coding
Coding merupakan tahap pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori, pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan
dan analisa data menggunakan komputer.
c. Tabulating
d. Entry data
Data entri merupakan usaha untuk memasukkan data yang telah diperoleh
dari masing-masing responden yang dalam bentuk "kode" (angka) ke dalam
software komputer atau database computer kemudian dianalisa.
e. Cleaning data
G. Analisis Data
Analisa yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah univariat. Teknik
ini berlaku untuk setiap variabel tunggal. Teknik univariat berfungsi untuk
memberikan gambaran populasi dan penyajian hasil deskriptif melalui frekuensi
serta distribusi tiap variabel (Nursalam, 2015).
DAFTAR PUSTAKA