Anda di halaman 1dari 5

Kemunculan filsafat dari kekaguman Secara formal filsafat itu merujuk pada sikap

realitas/aporia  manusia menjawab kritis atas apa yang diyakini


kekaguman atau keingintahuan dengan mitos
Seperti : semesta muncul dari mana, Pancasila sebagai pandangan hidup (filsafat)
disambungkan dengan cerita dewa Yunani bisa dikritisi. Bagaimana melihat dengan out of
the box  kritik itu bisa dengan menentang
Pada satu titik muncul kesangsian akan cerita, atau memperkuat
apakah betul  lalu menggunakan pikirannya
utk menjawab dengan akan pikiran yang logis Informal : saya beragama islam lsg diterima
oleh thales Formal : ada pertanyaan tapi bukan kemudian
membongkar  lebih kepada merefleksikan
Alam semesta ini berasal dari air. Karena kita
tidak bisa hidup tanpa air. Tanah kalau digali Formal
ada air, pohon” itu mengandung air. Berkaitan - Logosentris : kritis dalam kawasan
dengan geografis thales di Italia banyak pantai logosentris (bisa dipikirkan)
(air). Pegunungan ada ikan maka ada air. - Spekulatif : usaha untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh (mencoba
Munculnya filsafat  bagaimana memahami hidup secara keseluruhan
menyelesaikan kekaguman bukan dengan bukan hanya dari satu sisi)
mitos tapi dengan akal (logos) - Actual : ada problem dicari solusinya
oleh filsuf  problem apa yang dialami
Secara etimologi : filsafat  Philosophia manusia
Philein + shopos  mencintai hal” yg bersifat
(mencintai) (bijaksana/arif) bijaksana Fungsi Filsafat
Philos + Sophia  teman kebijaksanaan - Critical function
(teman) (kebijaksanaan) - Constructive function
Cabang Filsafat
Filsafat : usaha untuk mencintai kearifan - Kosmologi : alam semesta
- Manusia
Apakah filsuf orang yang bijak? Belum tentu - Logika : penalaran
By definition iya - Metafisika
Dari arab philosophia itu falsafah, masuk ke - Epistimologi : pengetahuan
indo jadi filsafat . - Aksiologi : apa yang baik
Dari Yunani dikembangkan sama timur tengah
karena barat sedang dark age tidak boleh Second order
mengembangkan filsafat Ilmu bagian dari epistimologi, philopohy of
Indonesia sendiri tidak langsung berinteraksi mind, filsafat bahasa, moral : aksiologi
dengan eropa tetapi lewat arab
Set order : pendidikan krn manusia perlu edu,
Arti filsafat berdasar watak dan fungsi : Titus, sejarah, hukum, math, agama
Smith, dan Nolan
1. Informal
Sekumpulan sifat atau kepercayaan
yang diterima dengan tidak kritis
2. Formal
: logosentris, spekulatif, actual
Filsafat : Ideologi :
Sistem berpikir Sistem kepercayaan
Berawal dari keraguan Berawal dari keyakinan
Landasannya logika Landasannya mitos
Tujuannya wisdom Tujuannya kesejahteraan kelompok
Individual Kolektif
Hubungan filsafat dan ideology : nilai dan Kalau perbedaannya : mitos dan demitologis
gagasan
Manfaatnya : untuk membiasakan bersikap
kritis

Pancasila dalam konteks Pancasila memiliki ide universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan
formal berjangkauan luas  ketuhanan bukan konsep milik indo saja
Ide universal sila 1 Sikap religious bangsa Indonesia : aktivitas ibadah, hari besar
keagamaan, upacar agama, terminology agama dalam komunikasi,
penghargaan tinggi thdp tokoh” agama di masyarakat
Sokearno  ketuhanan tanpa egoism agama
- Ketuhanan yang berkebudayaan, berbudi pekerti yang luhur,
saling menghormati
Yudikatif : Hakikat ketuhanan YME
Sifat menuhan, meniru, mendekati, dan menjiwai cinta kasih Tuhan
Sifat kasih sayang Tuhan sebagai sumber moralitas dalam kehidupan
masyarakat  kelapangan dan toleransi dan membuka ruang
pergaulan
Pengembangan toleransi di Indonesia sbg solusi pemeliharaan negara
persatuan
Ide universal Sila II Peduli pada sesama, tidak suka penindasan, moralitas mempertinggi
kualitas manusia, kemampuan menjaga perasaan orang lain
Prinsip kemanusiaan Nasionalisme : setiap bangsa berhak atas integritas bangsa lain
kontemporer (Magnis HAM : wajib menghormati hak dasar manusia
Suseno) Demokrasi : berpatisipasi dalam pengambilan keputusan
Keadilan sosial : tolok ukurnya kesetiakawanan, skandal sosial,
kemiskinan tdk alamiah
Prinsip beragama : menghormati keyakinan orang lain
Penolakan kekerasan : konflik dipecahkkan secara damai
Tanggung jawab pada lingkungan : generasi mendatang
Musuh kemanusiaan : diskriminatif, rasialisme, genosida, korupsi,
perusakan lingkungan
Manusia dengan kondisi objektif dan subjektif
Objektif : terlahir dari bapak x dan ibu y
Subjektif : ada unsur kebebasan tergantung sang subjek. Diberi
kebebasan sehingga memiliki tindakan” yang bernilai
Kebebasan  bebas dari kekerasan ketakutan penindasan , bebas
untuk menentukan pilihan
Actus humanus : makan tidak hanya sekedar makan tapi juga
bagaimana dia mendapatkan makanan  mau mencuri atau
mengusahakan  akan dikenai nilai
Hakikat manusia 1. Susunan kodrat (monodualis)
(monopluralis) - Jiwa : cipta, rasa, karsa
- Raga : binatang, tetumbuhan, benda tak hidup
Prof. Notonagoro keduanya harus serasi, selaras, dan seimbang
2. Sifat kodrat (monodualis) : individual dan sosial
3. Kedudukan kodrat (monodualis) : pribadi mandiri dan
makhluk tuhan
Pluralitas : ruang gerak empiris
Kesatuan : kohesi dalam ruang kesadaran
Ada ruang gerak yang beragam, dari keberagaman tadi ada komitmen
bersatu, maka diperlukan kesatuan. Ada kohesi dalam ruang
kesadaran untuk mewujudkan persatuan
Pluralitas : kemajemukan yang real, masyarakat Indonesia itu
heterogen
Pluralitas Plus, pluris : lebih banyak
Plurativus : banyak, jamak

Mengacu pada kemajemukan dalam kehidupan/realitas


Status kenyataan empiris, kemajemukan sebagai indikator realitas
konkrit

Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok berbeda (suku, agama,


ras, bahasa, tradisi yg berbeda)
Pluralitas budaya bangsa - Bahasa
Indonesia ditandai - Letak geografis
dengan keberagaman : - Etnis
- Adat istiadat
- Religi
Pluralisme Pluralitas
- Mengacu pada aliran/paham - Mengacu pada realitas/kenyataan
- Asumsi ada keberagaman/perbedaan - Faktisitas keberagaman atau perbedaan
- Keberagaman melahirkan perbedaan - Keberagaman perlu dikelola secara tepat
yang tidak boleh dibatasi - Keberagaman berdimensi ganda :
- Keberagaman mencerminkan kekayaan dan rawan konflik
kebebasan utk pengembangan
diri/kelompok  fakta bahwa indo heterogen
Plural  kemajemukan
Keanekaragaman menekankan pada perbedaan
dan otonomi
Keanekaragaman sebagai faktisitas : mengakui
perbedaan dan keunikan pihak lain

Masing” memiliki keunikasn : toleransi


Bhinneka Tunggal Ika
- Perbedaan itu alamiah sehingga tidak
perlu dipersoalkan, namun kebenaran itu
satu
- Keragaman : kenyataan
- Kebenaran : perlu ditemukan,
dirumuskan, dan disepakati
- Persatuan sebagai tujuan hidup
berbangsa
Cita”, gagasan, pemikiran dan tindakan
Tdk mengabaikan kenyataan konkrit ttg
perbedaan
- Keragaman sebagai titik perbedaan
Landasan untuk saling memahami,
mendengar, dan membangun dialog
Bukan pembenaran atas suatu tindakan
Ide Universal Sila IV 1. Pertimbangan dalam pengambilan keputusan
2. Musyawarah (Syuura-syaur) : mengambil dan
mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan
menghadapkan satu pendapat dengan pendapat lain
3. Musyawarah sbg prinsip egaliter dalam ruang public
4. Musyawarah sebagai bentuk kecerdasan ideologis

 yang memimpin musywarah : hikmat


kebijaksanaan/arah/nilai/idea yang diperjuangkan
 tiga dimensi keadilan : legal, distributif,
Pemerintah ke warga, warga ke pemerintah, warga ke warga

Komponen kecerdasan ideologis


1. Pemahaman atas hak dan kewajiban sbg WN
2. Pemahaman atas semangat toleransi sbg wujud
kebersamaan (Mitsein)
3. Pemahaman atas nilai keberagaman sebagai faktisitas
4. Pemahaman atas nilai luhur sbg warisan sejarah dalam
bentuk norma dan memori kolektif
5. Pemahaman atas nilai ideal yang diperjuangkan utk
mencapai masa depan yg lebih baik
Kesatuan nilai-nilai Ketuhanan yang maha esa yang meliputi kemanusiaan, persatuan,
pancasila kerakyatan, dan keadilan sosial
- Sila kedua meliputi sila ke-3, 4, 5 dan diliputi sila ke-1
- Sila ketiga meliputi sila ke-4 dan 5 dan diliputi sila ke-1
dan 2
Pancasila sebagai Pancasila sebagai sistem nilai yang disoroti dan dianalisis melalui
Genetivus Objectivus aliran-aliran filsafat lain
- Eksistensialisme
- Pragmatism
- Liberatisme
- Komunisme
- Sosialisme
Bagaimana pancasila memandang eksistensialisme, pragmatism,
liberalism, komunisme, sosialisme

Anda mungkin juga menyukai