Anda di halaman 1dari 4

2.

Orang Yang Berhak Menjadi Mediator

Dalam Perma No. 1 Tahun 2008 disebutkan bahwa mediator adalah orang-
orang yang memiliki pekerjaan sebagai hakim (bukan pemeriksa perkara),
advokat atau akademisi, profesi bukan hukum yang oleh para pihak dianggap
menguasai atau berpengalaman dalam bidang pokok sengketa, hakim majelis
pemeriksa perkara.
Syarat-syarat untuk dapat menjadi mediator antara lain51 :
a. Cakap melakukan tindakan hukum.
b. Berumur paling rendah 30 tahun
c. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif bidang-bidang tertentu
yang sesuai dengan sengketa yang akan di mediasi
d. Tidak ada keberatan dari para pihak
e. Memiliki keterampilan untuk melakukan perundingan ataupun penengahan
f. Tidak memiliki hubungan keluaga ataupun sedarah dengan pihak-pihak yang
bersengketa
g. Tidak memiliki hubungan kerja dengan salah satu pihak yang bersengketa
h. Tidak memiliki kepentingan financial atau kepentingan lain terhadap
kesepakatan para pihak
i. Tidak memiliki kepentingan terhadap perundingan maupun proses dan hasil
dari perundingan.
Selain itu ada juga persyaratan mengenai kemampuan teknis dalam
menyelesaikan sengketa atau dalam perundingan, antara lain :
a. Kemampuan membangun kepercayaan para pihak.
b. Kemampuan menunjukkan sifat empati.
c. Tidak menghakimi dan memberikan reaksi positif terhadap sejumlah
pernyataan yang disampaikan para pihak dalam proses mediasi.
d. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, jelas dan teratur
serta mudah dipahami.
e. Kemampuan menjalin hubungan antar personal.
51
Gatot Sumartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2006, hlm. 133-134

107
f. Disetujui oleh kedua belah pihak;
g. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda
sampai dengan derajat kedua dengan salah satu pihak yang
bersengketa;
h. Tidak memiliki hubungan kerja dengan salah satu pihak yang
bersengketa;
i. Tidak memiliki kepentingan finansial atau kepentingan lain
terhadap kesepakatan para pihak.
3. Fungsi Mediator
Fuller dalam Leonard L. Riskin menyebutkan ada 7 (tujuh) fungsi
mediator, yaitu: 17 Sebagai katalisator (catalyst), sebagai pendidik (educator),
sebagai penerjemah (translator), sebagai narasumber (resource person), sebagai
penyandang berita jelek (bearer of bad news), sebagai agen relitas (agent of
reality) dan sebagai kambing hitang (scapegoaf).52
4. Kewenangan dan Tugas Mediator
Kewenangan yang dimiliki oleh mediator dalam proses penyelesaian
sengketa antara para pihak, antara lain :
a. Mengontrol proses dan menegaskan aturan dasar.
b. Mempertahankan struktur dan momentum dalam negosiasi.
c. Mengakhiri proses bilamana mediasi tidak produktif lagi..
Sementara itu, tugas seorang mediator adalah :
a. Melakukan diagnosis konflik dan mengidentifikasikan masalah serta
kepentingan-kepentingan kritis para pihak.
b. Menyusun agenda, memperlancar dan mengendalikan komunikasi.;
c. Mediator mengubah pandangan egosentris masing-masing pihak menjadi
pandangan yang mewakili semua pihak;
d. Mediator bertugas menyusun proposisi mengenai permasalahan para pihak
dalam bahasa dan kalimat yang tidak menonjolkan unsur emosional;

52
Leonard L.Riskin, Understanding Mediators, Orientations, Strategies, Techniques : A
Grid For The Perplexed , Harvard Negoisation Law Review, Vol 01, No. 07, 1997.

108
e. Mediator bertugas menjaga pernyataan para pihak agar tetap berada dalam
kepentingan yang saling menguntungkan.

Bahan Pustaka
1. D.Y. Witanto, 2011, Hukum Acara Mediasi, CV Alfabeta, Bandung.
2. Frans Hendra Winarta, 2011, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase
Nasional Indonesia & Internasional, Sinar Grafika, Jakarta.
3. Gatot Supramono, 2008, Meyelesaikan Sengketa Merek Menurut Hukum
Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta
4. Gunawan Widjaja, 2002, Alternatif Penyelesaian Sengketa, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
5. I Made Widnyana, 2007, Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR), IBLC,
Jakarta
6. Jimmy Joses Sembiring, 2011, Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar
Pengadilan, Transmedia Pustaka, Jakarta.
7. Joni Emirzon, 2000, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
8. Rachmad Syafa’at, 2006, Advokasi dan Pilihan Penyelesaian Sengketa,
Agritek Yayasan Pembangunan Nasional, Malang
9. Rachmadi Usman, 2012, Mediasi Di Pengadilan Dalam Teori dan Praktek,
Sinar Grafika, Jakarta.
10. ----------------------, 2011, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi
Perbankan, Mandar maju, Bandung.
11. Roger Fisher dkk, 1981, Getting to Yess : Negotiating Agreement Without
Giving In, Penguin Books.
12. Syahrizal Abbas, 2011, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan
Hukum Nasional, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
13. Takdir Rahmadi, 2010, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan
Mufakat, Rajawali Pers, Jakarta
14. Ugo dkk, 2012, Hukum Acara Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial, Sinar Grafika, Jakarta.

109

Anda mungkin juga menyukai