Anda di halaman 1dari 21

NPM : 229030495042

Nama : Gede Dedy Satyada, S.Pd.


Instansi : SMK Negeri 1 Sawan

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Peserta didik masih A. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan dari analisis
memiliki motivasi 1) Robert E. Slavin (2017) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan hasil kajian literatur,
belajar yang rendah Teori dan Praktik menjelaskan bahwa Insentif intrinsik adalah aspek tugas wawancara, serta
untuk mata pelajaran tertentu yang dalam dirinya mempunyai cukup nilai sehingga dapat dikonfirmasi melalui
komputer akuntansi memotivasi siswa mengerjakan tugas sendiri. Guru dapat meningkatkan observasi yang telah
motivasi intrinsik dengan membangkitkan ketertarikan siswa, dilakukan maka disimpulkan
mempertahankan keingintahuan, menggunakan berbagai cara presentasi dan bahwa penyebab rendahnya
memberi kesempatan siswa menentukan sasaran mereka sendiri. motivasi belajar siswa antara
lain :
2) Endang Titik Lestari, M.Pd (2020) dalam bukunya yang berjudul Cara Praktis a) Siswa tidak menyukai cara
Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar menjelaskan bahwa motivasi pengajaran guru
belajar berhubungan erat dengan motif yaitu dorongan seseorang yang timbul b) Siswa tidak menyukai
dari dalam maupun luar diri yang akan mempengaruhi keinginan belajar mata pelajaran tertentu
seseorang, dan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan c) Motivasi dalam diri siswa
dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak yang lemah
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. d) Cita-cita/aspirasi siswa
(https://s.id/1nLRt) yang tidak jelas
e) kurangnya upaya guru
3) Hamzah (2021) dalam bukunya Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis membelajarkan siswa
di Bidang Pendidikan menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan dasar f) Ketergantungan peserta
yang mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau didik dengan gadget.
perbuatan. Berikut adalah beberapa penyebab motivasi belajar siswa rendah g) Kedisiplinan peserta didik
yang perlu dipahami: yang rendah
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
a) Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa h) Kurangnya inovasi
b) Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru didalam pembelajaran
c) Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu
d) Motivasi Dalam Diri Siswa yang Lemah
e) Siswa yang Bermasalah
f) Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah

4) Randy Aldy Pondaag, Rudy Harijadi Wibowo Pardanus, Peggy Veronika


Togas (2021) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata
pelajaran KKPI di SMK N 1 Motoling Barat. Hal ini dapat memberikan
implikasi bahwa dengan adanya motivasi belajar dari siswa maka akan
mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran KKPI.
(https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/edutik/article/view/1790)

5) Muhammad C. Moslem, Mumu Komaro, Yayat (2019), dalam penelitiannya


menjelaskan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa faktor A yang terdiri atas: cita-cita/aspirasi siswa, kondisi ligkungan,
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan faktor B yang terdiri atas:
kondisi siswa, upaya guru dalam mengelola kelas dan kondisi siswa. Faktor
yang paling dominan dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran aircraft drawing adalah faktor A.
(https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21803)

6) Amna Emda (2017), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa motivasi belajar


pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar dirinya
serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
dari luar dirinya akan memberikan pengaruh besar terhadap munculnya
motivasi instrinsik pada diri siswa
(https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838/2064)

B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahawa kurangnya motivasi siswa di dalam pembelajaran
disebabkan karena kurangnya suport peserta didik baik dari internal dan
eksternal.

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan Pelatih
Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
cita-cita atau aspirasi siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru
membelajarkan siswa

3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)


Mengatakan bahwa Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh
banyak siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar. Padahal, sesungguhnya
motivasi harus dicari dalam diri sendiri terlebih dahulu sebelum melihat ke
luar. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memiliki kesadaran untuk aktif belajar
agar bisa berprestasi.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)
Mengatakan bahwa kurangnya motivasi belajar kemungkinan disebabkan
karena minat baca yang kurang dan ketergantungan peserta didik sekarang
dengan gadget.

5) Rekan Sejawat (Kadek Agus Sastradi, S.Pd.)


Mengatakan bahwa kurangnya motivasi belajar dikarenakan kedisiplinan
peserta didik yang rendah dan kurangnya inovasi didalam pembelajaran

2 Peserta didik kesulitan A. Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan dari analisis hasil
dalam pembelajaran 1) Dr. Marlina, S.Pd., M.Si. (2019) dalam bukunya yang berjudul Asesmen kajian literatur, wawancara,
praktik Komputer Kesulitan Belajar menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan istilah serta dikonfirmasi melalui
Akuntansi yang merujuk pada kondisi kelainan yang ditandai dengan ketidaksesuaian observasi yang telah
antara kemampuan dan prestasi, yang dimanifestasikan dalam membaca, dilakukan maka disimpulkan
menulis, berpikir dan/atau berhitung. bahwa penyebab kesulitan
belajar siswa antara lain :
2) Dr. Afi Parnawi, M.Pd. (2019) dalam bukunya yang berjudul Psikologi a) Strategi dalam
Belajar menjelaskan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana pembelajaran yang kurang
anak didik tidak dapat belajar secara wajar disebabkan adanya ancaman, tepat
hambatan atau gangguan dalam belajar. b) Pemberian penguatan oleh
(https://s.id/1nMh7) guru yang kurang tepat
c) Rendahnya kesiapan
3) Ika Maryani, et al. (2018), dalam bukunya yang berjudul Model Intervensi : siswa di dalam
Gangguan Kesulitan Belajar menjelaskan bahwa kesulitan belajar dapat pembelajaran
dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Faktor internal menjadi d) Rendahnya minat siswa
penyebab utama kesulitan dalam belajar, yaitu adanya kemungkinan disfungsi e) Kurangnya penguasaan
neurologis, sedangkan penyebab utama problem belajar adalah faktor teknologi
eksternalnya yaitu berupa strategi dalam pembelajaran yang kurang tepat,
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
pengelolaan kegiatan pembelajaran tidak membangkitkan motivasi belajar f) Guru kurang memberikan
anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat. pengalaman bermakna
kepada siswa
4) Rinda Sukma Ningrum, Titin Kartini, Sri Kantun (2020), dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa penyebab kesulitan belajar akuntansi kompetensi dasar
menganalisis dan mengentri data transaksi pada aplikasi MYOB accounting
(Studi kasus pada siswa kelas XI-AKL 2 di SMK Muhammadiyah 1 Genteng
Banyuwangi Tahun Ajaran 2019/2020) meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal penyebab kesulitan belajar akuntansi kompetensi
dasar menganalisis dan mengentri data transaksi pada aplikasi MYOB
accounting yaitu rendahnya keterampilan siswa penyebabnya siswa kurang
paham mengenai langkah-langkah menganalisis dan mengentri data transaksi
menggunakan MYOB, rendahnya kesiapan siswa penyebabnya siswa tidak
memiliki buku catatan yang lengkap, serta tidak dapat berlatih dirumah
dikarenakan tidak mempunyai laptop/computer untuk menganalisis dan
mengentri data transaksi menggunakan MYOB, dan rendahnya minat siswa
terhadap pelajaran komputer akuntansi kompetensi dasar menganalisis dan
mengentri data transaksi menggunakan MYOB penyebabnya adalah siswa
tidak tertarik dengan MYOB serta siswa tidak bersemangat saat pembelajaran
MYOB. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar akuntansi kompetensi
dasar menganalisis dan mengentri data transaksi pada aplikasi MYOB
accounting meliputi rendahnya dukungan sarana dan prasarana, penyebabnya
adalah computer yang tidak mencukupi jumlah siswa.
(https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/16394)

5) Chatrin Nila Mutiara, Santi Susanti, Sri Zulaihati (2021), dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa minat belajar dan kebiasaan belajar berpengaruh negatif
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
yang signifikan terhadap kesulitan belajar baik secara parsial maupun secara
stimultan.
(http://repository.fe.unj.ac.id/id/eprint/10114)

6) Fadila Nawang Utami (2020), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa


kesulitan belajar merupakan kondisi dimana peserta didik mengalami
hambatan/gangguan dalam proses pembelajaran, penyebab bisa berasal dari
faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa, dan ada berbagai jenis
kesulitan belajar itu sendiri.
(https://edukatif.org/)

B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahwa kesulitan siswa didalam pembelajaran karena banyak
siswa kurang open minded akan ahal-hal baru di dalam pembelajaran

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan


Pelatih Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa kesulitan belajar atau learning disability adalah kondisi
yang dialami oleh siswa yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu
dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor,
bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi bisa juga
merujuk pada masalah psikologis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar atau
menghitung.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)
Mengatakan bahwa kesulitan di dalam pembelajaran dipengaruhi oleh sikap
siswa, cara belajar, kelengkapan buku, jam pelajaran dan media masa atau
internet.

4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)


Mengatakan bahwa kesulitan di dalam pembelajaran karena guru kurang
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

5) Kadek Agus Sastradi, S.Pd. (Rekan Sejawat)


Mengatakan bahwa minat, motivasi dan lingkungan belajar merupakan faktor
kesulitan belajar yang banyak di alami oleh siswa SMK.

3 Rendahnya A. Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan dari analisis hasil


kemampuan peserta 1) Siti Rahmi (2021) dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Interpersonal kajian literatur, wawancara,
didik didalam dan Hubungannya Dalam Konseling menjelaskan bahawa Komunikasi serta dikonfirmasi melalui
penyampaian Interpersonal merupakan salah satu bentuk interaksi yang dilakukan siswa observasi yang telah
pendapat pada saat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadi penentu keberhasilan dilakukan maka disimpulkan
presentasi seseorang dalam berinteraksi dengan individu lain. bahwa penyebab rendahnya
(https://s.id/1nMLZ) kemampuan peserta didik
didalam penyampaian
2) Siti Rukhayati (2020), dalam bukunya yang berjudul Strategi Guru PAI dalam pendapat pada saat presentasi
Membina Karakter Peserta Didik SMK AL Falah Salatiga, menyatakan bahwa antara lain :
transfer pengetahuan dan transfer nilai yang dilakukan oleh guru terhadap a) kebiasaan belajar siswa
siswa dapat terjalin dengan baik apabila ada komunikasi. Komunikasi antara yang masih salah,
guru dan siswa sangat penting. Semakin banyak siswa berkomunikasi, b) kurangnya motivasi,
semakin banyak pula pelajaran yang ia dapatkan. la akan belajar tentang c) kurangnya komponen
dirinya, orang lain dan dunianya. Sehingga akan memiliki kecerdasan kebahasaan yang dikuasai,
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
emosional yang mendorong siswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat. d) sikap mental siswa yang
Komunikasi yang baik tidak hanya sekedar komunikasi, tanpa memiliki nilai. rendah
Dalam berkomunikasi dengan siswanya, guru tidak boleh bersikap seperti e) hubungan/interaksi antara
hakim yang sedang menghakimi terdakwa atau polisi yang sedang guru dengan siswa.
mengintrogasi dan hindari kesan tidak memperhatikan apa yang dibicarakan f) banyak siswa yang masih
siswa atau memotong pembicaraannya. Karena hal tersebut dapat membuat merasa malu dan merasa
siswa menghindari komunikasi dengan gurunya. minder serta tak percaya
(https://s.id/1nMQr) diri saat berkomunikasi
dengan guru
3) Dyah Gandasari, Tikka Muslimah, Firdanianty Pramono, Natalina Nilamsari, g) Tekanan dari guru
Abdul Malik Iskandar, Eni Kardi Wiyati, Ratih Siti Aminah, Lodewyk h) kurang dilatihnya peserta
Nahuway, Eko Sudarmanto (2022) dalam bukunya yang berjudul Pengantar didik sejak dini untuk
Komunikasi Antarmanusia menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab berani tampil di depan dan
kurangnya kepercayaan diri dalam melakukan public speaking adalah belajar berkomunikasi
kemampuan interaksi sosial yang rendah. dengan baik
(https://s.id/1oocS)

4) Hadi Widodo, Purnama Sari, Ira Astika Wanhar, Julianto (2021) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa Komunikasi interpersonal terbukti efektif
membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Karena
melalui komunikasi interpersonal, baik guru maupun siswa dapat saling
memahami dan memahami karakter masing-masing sehingga pendidikan
dapat berlangsung dengan baik dan efektif.
(https://edukatif.org/index.php/edukatif/index)

5) Agung Arianto, Tuti Iriani, Riyan Arthur (2019) dalam penelitiannya


menjelaskan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan
komunikasi instruksional guru yang baik dalam proses pembelajaran, seperti
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
menggunakan bahasa dan kata yang mudah dipahami, menggunakan suara
yang keras dan dapat didengar ketika mengajar, memberikan motivasi dan
apresiasi kepada siswa, menggunakan media pembelajaran dengan efektif dan
membangun persepsi yang baik bagi siswa.
(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpensil/article/view/8481)

6) Afifatur Rahmah dan Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd. dalam penelitiannya


mengatakan bahwa Faktor-faktor yang memengaruhinya meliputi kebiasaan
belajar siswa yang masih salah, kurangnya motivasi, kurangnya komponen
kebahasaan yang dikuasai, kurangnya penguasaan terhadap komponen, isi,
sikap mental, dan hubungan/interaksi antara guru dengan siswa.
(https://ejournal.unesa.ac.id)

B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahwa banyak siswa yang masih merasa malu dan merasa minder
serta tak percaya diri saat berkomunikasi dengan guru.

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan Pelatih
Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya komunikasi
antara siswa dengan guru disebabkan oleh
a) Penggunaan Bahasa
b) Kesalahpahaman
c) Citra guru yang buruk
d) Lingkungan Yang kurang mendukung
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
e) Tekanan dari guru

3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)


Mengatakan bahwa proses pembelajaran masih konvensional, siswa hanya
duduk secara klasikal kemudian mendengarakan penjelasan dari guru dan
berdiskusi.
4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)
Mengatakan bahwa kurang dilatihnya peserta didik sejak dini untuk berani
tampil di depan dan belajar berkomunikasi dengan baik lewat presentasi

5) Kadek Agus Sastradi, S.Pd. (Rekan Sejawat)


Mengatakan bahawa Komunikasi antara guru dan siswa kadang tidak berjalan
secara efektif. Guru selalu berada pada posisi yang lebih superior daripada
siswa, sedangkan siswa berada posisi yang lemah di hadapan guru, sehingga
terjadi kurangnya rasa saling menghargai.

4 Guru belum pernah A. Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan dari analisis hasil
mencoba 1) Ponidi, Novi Ayu Kristiana Dewi, Trisnawati, Dian Puspita, Erliza Septia kajian literatur, wawancara,
pembelajaran inovatif Nagara, Marilin Kristin, Dwi Puastuti, Widi Andewi, Leni Anggraeni, serta dikonfirmasi melalui
pada materi komputer Bernadhita H.D. Utami (2021) dalam bukunya yang berjudul Model observasi yang telah
akuntansi Pembelajaran Inovatif dan Efektif menyatakan bahwa model pembelajaran dilakukan maka disimpulkan
merupakan suatu proses perencanaan yang digunakan untuk pedoman dalam bahwa penyebab kurangnya
proses pembelajaran. Model pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk penggunaan pembelajaran
pendekatan yang digunakan dalam rangka membentuk perubahan perilaku inovatif antara lain :
peserta didik agar dapat meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran. a) Penampilan
(https://s.id/1nNFl) (performance) guru di
depan kelas dalam
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
2) Hani Subakti, Keren Hapkh Watulingas, Nana Harlina Haruna, Mesra Wati kegiatan pembelajaran
Ritonga, Janner Simarmata, Ahmad Fauzi, Dewa Putu Yudhi Ardiana, Siska belum memuaskan
Yulia Rahmi, Dina Chamidah, Agung Nugroho Catur Saputro (2021;5-6), b) Guru kurang menguasai
dalam bukunya Inovasi Pembelajaran mengatakan bahwa pada kenyataan IPTEK
dilapangan, banyak dijumpai masalah sebagai berikut: c) Kemampuan siswa yang
a) Penampilan (performance) guru di depan kelas dalam kegiatan beaneka ragam
pembelajaran belum memuaskan, padahal kualifikasi kueguruannya d) tuntutan administrasi
beragam masih mendominasi dan
b) Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guru yang enggan untuk
mulai menuntut adanya penyesuaian dari guru untuk mengembangkan berubah.
pendidikan yang ada di sekolah e) siswa terbiasa dihadapkan
Dari kenyataan di lapangan tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang guru pada pembelajaran
merupakan komponen yang sangat menentukan dalam pelaksanaan strategi konvensional
pembelajaran. Strateg pembelajaran tidak dapat diaplikasikan tanpa adanya f) guru belum memiliki
guru. Keberhasilan suatu penerapan strategi pembelajaran sangat tergantung model yg tepat dalam
dengan guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. pembelajaran
Seorang guru yang memberikan materi pelajaran dengan hanya sebatas
menyampaikan materi pelajaran akan berdeda dengan seorang guru yang
menganggap mengajar adalah proses pemberian bantuan kepada peserta didik.
Sama halnya dengan guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses
pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang memiliki latar belakang berbeda-
beda. Terdapat siswa yang berkemarpuan tinggi, sedang, dan rendah.
Perbedaan tersebut tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda. Sikap dan
penampilan siswa dalam kelas juga merupakan aspek lain yang memengaruhi
proses pembelajaran. Oleh sebab itu, peran siswa juga sangat mempengaruhi
guru dalam proses pembelajaran, begitupun sebaliknya.
(https://s.id/1nUhF)
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) Salman Subakat (2020:69) dalam bukunya yang berjudul Buku Inovasi Media
Belajar Saat Pandemi menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh membuat
murid tidak dapat menyelesaikan pembelajaran praktik komputer akuntansi
dengan baik. Terlihat perbedaan yang cukup besar antara murid yang rajin
dengan murid yang hanya mengandalkan teman-temannya untuk mengerjakan
tugas. Permasalahan penggunaan media yang kurang tepat dan tidak menarik
dapat mengurangi motivasi murid sehingga berakibat rendahnya hasil belajar
pada mata pelajaran komputer akuntansi.
(https://s.id/1oo0S)

4) Ismail Umar, idwan M. Tikollah, Sato (2022) dalam penelitiannya


menjelaskan bahwa Penerapan model Problem Based Learning secara rinci
dapat meningkatkan minat belajar, motivasi belajar dan partisipasi belajar
siswa dalam pembelajaran. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran. Dengan variasi pembelajaran yang terdiri dari diskusi
kelompok, pemecahan masalah, dan presentasi membuat siswa merasakan
suasana belajar yang lebih menyenangkan dan materi yang disajikan dalam
bentuk masalah yang harus dipecahkan menjadi lebih mudah dipahami siswa
sehingga dapat meningkatkan minat, motivasi, serta partisipasi siswa.
(http://www.ejournal-jp3.com/index.php/Pendidikan/article/view/133)

5) Jamila, Ahdar, Emmy Natsir (2021) dalam penelitiannya menytakan bahwa


Adapun permasalahan yang dihadapi guru yaitu keterbatasan guru dalam
mengontrol dan menilai siswa dalam proses pembelajaran daring, kemudian
keterbatasan guru dalam memberikan materi yang mudah dipahami oleh
siswa. Adapun permasalahan yang dihadapi siswa yaitu kurangnya fasilitas
yang dapat menunjang pembelajaran daring seperti adanya siswa yang tidak
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
memiliki handphone, laptop, ataupun komputer dan kurangnya akses jaringan
internet (kuota) yang mema dai, kemudian adanya siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran serta kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar
secara daring, sehingga siswa merasa tidak bersemangat dan malas dalam
mengikuti pembelajaran daring. Beragam permasalahan yang dihadapi guru
dan siswa dengan mengatasi dengan guru harus meningkatkan kekreatifan
dan kemampuan dalam penguasaan teknologi pembelajaran dengan mencari
model pembelajaran yang cocok dengan kondisi belajar pada masa pandemi,
dan pemerintah juga turut dalam mengatasi permaslahan pembelajaran. Serta
guru harus mampu dalam mengolah kelas online dengan maksimal.
(https://ejurnal.iainpare.ac.id)

6) Nasrun (2021), dalam penelitiannya menyatakan problematika yang dihadapi


guru PPKn dalam menerapkan metode pembelajaran inovatif yaitu: (a)
kurangnya media pembelajaran untuk menerapkan metode pembelajaran
inovatif, (b) kemampuan siswa yang tidak sama rata, perbedaan daya serap
oleh siswa membuat guru harus mengulang-ulang materi atau penjelasan
terhadap sesuatu saat proses pembelajaran berlangsung, (c) guru kesulitan
dalam mengelola waktu. Kedua faktor penyebab terjadinya problematika guru
PPKn dalam menerapkan metode pembelajaran inovatif di MA NW Aik
Ampat kelurahan kelayu jorong kecamatan Selong, yaitu: (1) faktor internal,
yaitu: motivasi kerja guru yang tidak stabil (2) faktor ekternal, yaitu:
kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, sumber belajar sangat terbatas,
dan kebijakan kepala sekolah untuk menerapkan metode pembelajaran
inovatif masih kurang.
(http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/26344)
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahwa kurangnya penerapan pembelajaran inovatif disebabkan
oleh tuntutan administrasi masih mendominasi dan guru yang enggan untuk
berubah.

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan Pelatih
Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa model pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran
yang berpusat pada siswa dan berorientasi pada kebutuhan siswa dengan serta
memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengkontruksi ilmu
pengetahuan secara mandiri. Adapun faktor penyebab rendahnya penggunaan
model pebelajaran inovatif adalah sebagai berikut:
a) Kesiapan guru
b) Kurangnya kesadaran guru dalam memaksimalkan model pembelajaran
inovatif
c) Siatuasi dan kondisi sekolah yang kurang mendukung

3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)


Mengatakan bahwa dari segi guru kurangnya penerapan pembelajaran inovatif
disebabkan oleh kekurangan dan keterbatasan sarana dan prasarana, dalam
menggunakan media pembelajaran seperti infokus dan dalam menentukan
masalah yang tepat, yang dapat memberikan stimulus dan merangsang siswa
untuk berpikir kritis dalam suasana diskusi. Dari segi siswa disebabkan karena
siswa terbiasa dihadapkan pada pembelajaran konvensional sehingga ketika
guru menerapkan salah satu model pembeajaran yang mengharuskan siswa
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
aktif, maka siswa tersebut kuranga atau lambat merespon materi pelajaran
yang diberikan guru

4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)


Mengatakan bahwa penerapan pembelajaran inovatif dikarenakan tuntutan
pekerjaan tambahan pada guru yang cukup berat.

5) Kadek Agus Sastradi, S.Pd. (Rekan Sejawat)


Mengatakan bahwa penerapan pembelajaran inovatif disebabkan oleh guru
belum memiliki model yg tepat dalam pembelajaran, guru kurang kreatif dan
guru yang malas menerima perubahan.

5 Peserta didik masih A. Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan dari analisis hasil
sering miskonsepsi 1) Edi Irawan (2020:8) dalam bukunya yang berjudul Deteksi Miskonsepsi di kajian literatur, wawancara,
terkait pengisian Era Pandemi menjelaskan bawahwa terjadinya miskonsepsi pada seseorang serta dikonfirmasi melalui
neraca saldo awal bisa karena pemahaman konsep yang tidak akurat, penggunaan konsep yang observasi yang telah
pada aplikasi salah, klasifikasi contoh yang salah, kekacauan antarkonsep yang berbeda dan
dilakukan maka disimpulkan
komputer akuntansi kesalahan hubungan hirarki konsep bahwa penyebab miskonsepsi
(https://s.id/1oh7R) siswa antara lain :
a) pemahaman konsep yang
2) Muslimin Ibrahim (2019:46) dalam bukunya yang berjudul Model tidak akurat
Pembelajaran P2OC2R Untuk Mengubah Konsep IPA Siswa menjelaskan b) penggunaan konsep yang
terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab miskonsepsi, yaitu: salah oleh siswa
- Penguasaan konsep oleh siswa belum lengkap c) konsep yang diajarkan
- Ketidakmampuan siswa membedakan atribut esensial atau atribut penentu tidak terjangkau oleh
dari konsep yang sedang dipelajarinya perkembangan mental
- Siswa belum mengenal konsep prasyarat siswa
- Jumlah atribut yang digunakan dalam belajar konsep tidak cukup
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
- Istilah sehari-hari yang dijumpai yang memiliki pengertian berbeda d) minat belajar siswa yang
- Sumber belajar yang digunakan oleh siswa untuk belajar ada yang salah kurang
- Latar belakang lingkungan budaya siswa yang sengaja e) metode pembelajaran
”menyembunyikan” kebenaran jika hal tersebut dianggap tabu untuk yang kurang tepat
dijelaskan kepada siswa. f) sikap guru dalam berelasi
(http://bit.ly/3WV8aLE) dengan siswa yang kurang
baik
3) Ika Maryani, M.Pd. (2016:17) dalam bukunya yang berjudul Pengembangan
Pembelajaran IPA Sekolah Dasar menjelaskan miskonsepsi yang dimiliki
siswa dapat disebabkan oleh (1) hasil pengamatan terhadap fenomena alam di
sekitar siswa, kadang-kadang perasaan dapat menipu mereka dalam
memahami fenomena tersebut, (2) konsep yang diajarkan tidak terjangkau
oleh perkembangan mental siswa

4) Nurul Mukhlisa (2021), dalam penelitiannya mengatakan miskonsepsi siswa


disebabkan oleh Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik,
reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif
siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa.
(https://doi.org/10.31537/speed.v4i2.403)

5) Baiq. Ristin Karno Putri, Nurhilaliati dan Kiki Riska Ayu Kurniawati, dalam
penelitiannya mengatakan miskonsepsi disebabkan oleh prakonsepsi siswa
sebelum memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat dimana siswa tinggal,
teman, pengalaman hidup terlebih pengalaman menangkap pengertian, dan
juga minat siswa.
(https://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/view/63)
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
6) Kartini M Pane, Aprizal Lukman dan Mia Aina, dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena disebabkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain siswa itu sendiri,
guru, buku teks pegangan siswa, metode pembelajaran, dan lembar kerja
siswa.
(https://repository.unja.ac.id/id/eprint/20706)

B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahwa miskonsepsi siswa bisa disebabkan oleh
a) penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti
prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara berfikir
dan teman lain.
b) penyebab yang berasal dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru,
kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap
guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan


Pelatih Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa miskonsepsi siswa bisa disebabkan oleh konsep awal yang
salah, tahap perkembangan kognitif tidak sesuai dengan konsep yang
dipelajari, penalaran siswa yang terbatas dan salah, kemampuan siswa
menangkap dan memahami konsep yang dipelajari, penggunaan istilah sehari-
hari yang salah, dan minat siswa yg rendah terhadap pelajaran
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)
Mengatakan bahwa miskonsepsi siswa bisa disebabkan oleh akibat perbedaan
budaya, agama, dan bahasa sehari-hari

4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)


Mengatakan bahwa miskonsepsi siswa bisa disebabkan oleh guru yang
mengajar hanya menekankan kebenaran satu segi oleh karena itu sering
memunculkan salah pengertian pada siswa. Seringkali penyebab-penyebab itu
berdiri sendiri, tetapi kadang kadang saling terkait satu sama lain, sehingga
salah konsep dan pengertiannya menjadi semakin kompleks.

5) Kadek Agus Sastradi, S.Pd. (Rekan Sejawat)


Mengatakan bahwa miskonsepsi siswa bisa disebabkan karena Siswa yang
kurang berbakat atau kurang mampu dalam pemahaman materi, sering
mengalami kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar.

6 Peserta didik kurang A. Hasil Kajian Literatur: Berdasarkan dari analisis hasil
memanfaatkan 1) Evi Fatimatur Rusydiyah (2019:6) dalam bukunya yang berjudul Teknologikajian literatur, wawancara,
teknologi di dalam Pembelajaran menyatakan pendidikan adalah ilmu dan penerapan yang serta dikonfirmasi melalui
pembelajaran mendukung proses pembelajaran dengan menciptakan, mengolah, observasi yang telah
mengembangkan teknologi, dan memadukannya dengan berbagai sumber dilakukan maka disimpulkan
belajar bahwa penyebab peserta didik
belum memanfaatkan
2) Nikolopoulou dan Gialamas (2016) dalam buku Penggunaan Whatsapp teknologi di dalam
Dalam Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19 mengelompokkan tantangan pembelajaran antara lain :
penggunaan TIK dalam proses pembelajaran dalam tiga aspek, yaitu a) Guru cenderung
kurangnya dukungan, kurangnya kepercayaan dan kurangnya perlengkapan. menggunakan metode
(http://bit.ly/3O2Dsfu) ceramah
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) Prof. Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A. (2021) dalam bukunya yang b) konsentrasi siswa yang
berjudul Media dan Teknologi Pembelajaran Edisi Kedua mengatakan bahwa kurang ketika
Salah satu faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah pembelajaran berbasis
kualitas tenaga pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. multimedia sedang
Guru seharusnya memiliki keterampilan yang memadai untuk mendesain, berlangsung
mengembangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran dalam upaya c) beberapa peserta didik
meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik. Dengan tidak memiliki
meningkatnya motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna dan smartphone guna sebagai
menerima pembelajaran dengan mudah. Namun keterampilan guru di sarana untuk melakukan
Indonesia pada umumnya masih rendah dan cenderung lebih senang proses pembelajaran
menggunakan pendekatan yang berbasis pada guru dengan menerapkan d) keraguan dalam
metode ceramah daripada menggunakan pendekatan pada peserta didik menggunakan computer
dengan menerapkan aktivitas pembelajaran. e) motivasi siswa rendah
(https://s.id/1oo6u) f) Kurang adaanya sarana
TIK yang mendukung
4) Ade Salahudin Permadi, Arna Purtina, dan Muhammad Jailani (2020) dalam g) kurangnya inisiatif siswa
penelitiannya menjelaskan bahwa kurangnya pemanfaatan teknologi oleh untuk mencoba hal-hal
peserta didik disebabkan oleh kurangnya kesadaran dalam menyelesaikan baru yang terkait
tugas-tugas sekolah tepat waktu, konsentrasi yang kurang ketika pembelajaran teknologi.
berbasis multimedia sedang berlangsung.
(https://journal.umpr.ac.id/index.php/tunas/article/view/2071)

5) Maulidyanawati Aqmarina Ma’ruufah, Rivan Gestiardi dan Chumdari (2021),


dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tidak semua siswa berhasil belajar
secara online. Hal ini disebabkan oleh:
- karakteristik lingkungan belajar dan siswa itu sendiri.
- jaringan internet.
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
- beberapa peserta didik tidak memiliki smartphone guna sebagai sarana
untuk melakukan proses pembelajaran
(https://ojs.unimal.ac.id/techsi/article/view/214)

6) Popi Dayurni, hmi Rizal dan Ambiyar (2020) dalam penelitiannya


menjelaskan bahwa perkembangan teknologi seperti komputer dan internet
tidak dimanfaatkan untuk kepentingan belajar melainkan untuk hal yang tidak
penting seperti sosial media dan game, minimnya kebiasaan penggunaan
teknologi seperti komputer dalam menunjang proses pembelajaran
mengakibatkan timbulnya computer anxiety (keraguan dalam menggunakan
computer. Selanjutnya akibat dari keraguan menggunakan komputer ini maka
motivasi siswa dalam menggunakan komputer secara efektif akan menurun
dan lingkungan belajar yang tidak mendukung keberlangsungan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi secara maximal. Selanjutnya
kurangnya motivasi siswa dalam mengerjakan tugas sekolah menggunakan
teknologi yang ada dan Kurangnya peran guru ataupun orang tua dalam
mengontrol penggunaan teknologi oleh siswa sehingga perkembangan
teknologi tidak dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.
(http://bk.ppj.unp.ac.id/index.php/aiptekin/article/view/326)

B. Hasil Wawancara:
1) I Made Rasta, S.Pd, M.Pd.H. (Kepala Sekolah)
Mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi di dalam
pebelajaran disebabkan oleh Pengetahuan teknis guru tentang teknologi
informasi dan komunikasi yang terbatas. Kemudian, ketakutan dan
Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
pertimbangan dampak negatif dari penggunaan alat berupa handphone (HP)
dan laptop di sekolah.

2) Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd. (Dosen FMIPA Undiksha dan Pelatih
Ahli Sekolah Penggerak)
Mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi di dalam
pebelajaran tidak hanya disebabkan dari siswa, tetapi juga dari guru seperti
tidak adaanya sarana TIK yang mendukung, pembelajaran tidak
mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.

3) Dewa Putu Wenten, S.Pd.,M.Si. (Pengawas)


Mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi di dalam
pebelajaran belum semua ruang pembelajaran dilengkapi dengan perangkat
komputer dan LCD, adanya guru yang kurang terampil memanfaatkan TIK
sebagai media pembelajaran dan belum terbiasa menulis pada WEB sekolah,
serta belum memanfaatkan email yang dimiliki sebagi media pembelajaran.

4) Komang Budi Asthika, S.Pd. (Waka Kurikulum)


Mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi di dalam
pebelajaran karena kurangnya inisiatif siswa untuk mencoba hal-hal baru yang
terkait teknologi.

5) Kadek Agus Sastradi, S.Pd. (Rekan Sejawat)


Mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemanfaatan teknologi di dalam
pebelajaran bisa dibabkan karena siswa itu memang gaptek atau tidak bisa
menggunakan teknologi yang baru di temui.

Anda mungkin juga menyukai