Anda di halaman 1dari 14

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Pedagogik, 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
Literasi, Numerasi a. Naibaho, dkk. (2021: 311) menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi analisis terhadap hasil
motivasi belajar siswa adalah. kajian literatur serta
Rendahnya motivasi 1) cita-cita atau aspirasi siswa; dikonfirmasi melalui
belajar siswa. 2) kemampuan siswa; pengamatan di kelas
3) kondisi siswa; dapat diketahui bahwa
4) kondisi lingkungan siswa; penyebab masalah
5) unsur-unsur dinamis dalam membelajarkan siswa. rendahnya motivasi
belajar siswa adalah
Sumber: sebagai berikut.
Naibaho, S. W., Siregar, E. Y., & Elindra, R. (2021). Analisis Faktor-Faktor Penyebab 1. guru kurang
Rendahnya Motivasi Belajar Siswa MTs Negeri 1 Tapanuli Tengah Disaat Pandemi Covid- memberikan
19. JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal), 4(2), 304—312. Diakses pada 3
motivasi kepada
September 2022.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu/article/view/2596/1769 siswa;
2. siswa tidak memiliki
b. Sabrina, dkk. (2017: 117-118) menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi keinginan untuk
motivasi belajar, yaitu: belajar;
1) kemampuan siswa; 3. siswa tidak memiliki
2) kondisi lingkungan siswa; tujuan belajar;
3) upaya guru dalam membelajarkan siswa. 4. guru masih
menggunakan
Sumber: metode ceramah
Sabrina, R., Fauzi, F., & Yamin, M. Y. M. (2017). Faktor-faktor penyebab rendahnya atau klasik;
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di Kelas V SD Negeri 5. guru tidak
Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah memberikan
Dasar, 2(4), 108—118. Diakses pada 3 September 2022. apresiasi kepada
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/7736/3350 siswa.

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
c. Purwanto (Rubiana, 2020: 13) menyebutkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi
oleh berbagai faktor adalah sebagai berikut:
1) faktor intrinsik terdiri dari minat, cita-cita dan kondisi siswa;
2) faktor ekstrinsik terdiri dari kecemasan terhadap hukuman, penghargaan
dan pujian, peran orang tua, peran pengajar, dan kondisi lingkungan.

Sumber:
Rubiana, E. P., & Dadi, D. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
IPA Siswa SMP Berbasis Pesantren. Bioed: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(2), 12—17.
Diakses pada 31 Agustus 2022.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/bioed/article/view/4376/3478

2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Shanta Monica, S.Pd.)
Penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) siswa belum paham pentingnya belajar;
2) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran;
3) guru tidak memberikan apresiasi kepada siswa;
4) guru mengajar menggunakan metode ceramah.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
1) kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, seperti keluarga, teman, dan
lingkungan rumah;
2) penggunaan gawai yang tidak terkendali;
3) terlalu banyak bermain game;
4) guru kurang memberikan motivasi kepada siswa;
5) pemberlajaran yang diberikan guru kurang menarik.

c. Pakar (Ludi Riswalianto Utomo, S.Pd. – Ketua Komunitas Amazing


Teacher Indonesia & Ketua Komunitas belajar.id Kab. Bekasi)
Rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1) faktor lingkungan siswa;
2) guru tidak memberikan motivasi kepada siswa;
3) guru kurang menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

2 Kesulitan belajar 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


siswa termasuk a. Hasminidiarty (Riinawati, 2021: 2307) mengungkapkan faktor-faktor yang analisis terhadap hasil
siswa memengaruhi konsentrasi belajar di antaranya adalah. kajian literatur serta
berkebutuhan 1) motivasi yang diperoleh; dikonfirmasi melalui
khusus dan 2) keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu; pengamatan di kelas
masalah 3) situasi tekanan yang mengancam dirinya; dapat diketahui bahwa
pembelajaran 4) keadaan fisik, psikis, emosional, dan pengalamannya; penyebab masalah
(berdiferensiasi) di 5) tingkat kecerdasan yang dimiliki; rendahnya konsentrasi
kelas berdasarkan 6) lingkungan sekitar; siswa adalah sebagai
pengalaman 7) lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran; berikut.
mahasiswa saat 8) perasaan gelisah, tertekan, marah, kuatir, takut, benci, dan dendam; 1. motivasi belajar
menjadi guru. 9) suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan kondisi kesehatan; siswa rendah;
10) bersifat pasif dalam belajar; 2. lingkungan belajar
Rendahnya 11) tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik. yang kurang
konsentrasi siswa. kondusif;
Sumber: 3. sarana dan
Riinawati, R. (2021). Hubungan Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar prasarana yang
Peserta Didik pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu kurang memadai;
Pendidikan, 3(4), 2305—2312. Diakses pada 31 Agustus 2022. 4. guru tidak
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/886 menggunakan
media
b. Aviana dan Hidayah (Fridaram, dkk., 2020: 163) menyebutkan siswa yang tidak
pembelajaran.
dapat memfokuskan pikiran terhadap materi pembelajaran disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu
1) guru yang mengajar dengan metode pembelajaran klasikal atau kelompok
menyebabkan siswa dianggap memiliki kemampuan berpikir yang sama;
2) kurangnya keterampilan guru di dalam mengelola kelas sehingga metode
pembelajaran yang diberikan bersifat monoton dan kurang bervariasi;

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) suasana di kelas panas, sesak, dan terkadang bising.

Sumber:
Fridaram, O., Istharini, E., Cicilia, P. G. C., Nuryani, A., & Wibowo, D. H. (2020).
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik dengan Bimbingan Klasikal Metode
Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Magistrorum Et Scholarium: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(2), 161—170. Diakses pada 30 Agustus 2022.
https://ejournal.uksw.edu/jms/article/view/4076/1654

c. Slameto (Amelia, 2017: 1) menjelaskan bahwa seseorang yang sering mengalami


kesulitan untuk berkonsentrasi disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya :
1) kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari;
2) terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan semrawut, cuaca buru,
dan lain-lain);
3) pikiran kacau dengan banyak urusan atau masalah-masalah kesehatan (jiwa
dan raga) yang terganggu (badan lemah);
4) bosan terhadap pelajaran.

Sumber:
Amelia, A. (2017). Pengaruh Senam Otak terhadap Konsentrasi Belajar Remaja di SMP
Darul Maarif Padang Tahun Ajaran 2016/2017 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
ANDALAS). Diakses dari
http://scholar.unand.ac.id/21865/2/2.%20BAB%20I%20Pendahuluan.pdf

2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Maryamah Suryaningsih, S.Pd.)
Penyebab rendahnya konsentrasi siswa adalah sebagai berikut.
1) siswa belum mengetahui konsep belajar efektif sehingga tidak bersemangat
mengikuti pembelajaran;
2) ruang kelas panas, dikarenakan tidak ada kipas angin;
3) guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi;
4) sumber belajar masih terbatas;

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
5) siswa sering bercanda dan ngobrol dengan temannya;
6) kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Penyebab rendahnya konsentrasi siswa adalah sebagai berikut.
1) lingkungan yang kurang kondusif (pengab dan panas);
2) guru tidak menggunakan media pembelajaran;
3) terkadang asupan gizi siswa belum terpenuhi sehingga memengaruhi
kesiapan belajar siswa;
4) guru kurang mampu mengelola kelas.

c. Pakar (Ludi Riswalianto Utomo, S.Pd. – Ketua Komunitas Amazing


Teacher Indonesia & Ketua Komunitas belajar.id Kab. Bekasi)
1) guru masuk kelas tanpa persiapan sehingga menjadi pembelajaran tidak
bermakna;
2) siswa sudah memiliki ketertarikan atau minat yang lebih menantang;
3) motivasi belajar siswa rendah;

3 Membangun 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


relasi/hubungan a. Comce, dkk. (2017: 268) mengungkapkan hambatan-hambatan komunikasi analisis terhadap hasil
dengan siswa dan antara wali kelas dengan orang tua adalah. kajian literatur serta
orang tua siswa. 1) perbedaan sudut pandang; dikonfirmasi melalui
2) kurangnya pertukaran informasi antara wali kelas dan orang tua siswa; pengamatan di kelas
Hubungan 3) kesibukan orang tua. dapat diketahui bahwa
komunikasi antar penyebab hubungan
guru dan orang tua Sumber: komunikasi antar guru
siswa terkait Comce, H., Murniati, A. R., & Usman, N. (2017). Komunikasi Wali Kelas dengan Orang dan orang tua siswa
pembelajaran masih Tua Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMA Semesta Bilingual terkait pembelajaran
kurang. Boarding School Semarang. Jurnal Administrasi Pendidikan: Program Pascasarjana masih kurang adalah
Unsyiah, 5(4), 262—270. Diakses pada 2 September 2022. sebagai berikut.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/9390/7378
1. belum ada pola
hubungan

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
b. Sari, dkk. (2022: 424) mengungkapkan faktor penghambat komunikasi guru komunikasi sekolah
dan orang tua siswa terkait pembelajaran yaitu: dengan orang tua;
1) faktor internal bersumber dari pihak sekolah; 2. orang tua sibuk
2) faktor eksternal bersumber dari pihak orang tua siswa. bekerja;
3. orang tua
Sumber: menyerahkan
Sari, D. P., Saputra, H. H., & Affandi, L. H. (2022). Kolaborasi Guru dan Orang Tua pendidikan anaknya
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDN 23 Ampenan. Jurnal Ilmiah Mandala kepada pihak
Education, 8(1), 421—426. Diakses pada 2 September 2022. sekolah atau guru.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/2678/2143

c. Samsudin, (2022: 90-91) mengungkapkan hambatan-hambatan dalam menjalin


kerjasama antara guru dan orang tua adalah sebagai berikut.
1) beberapa guru memiliki pandangan yang salah jika keluarga yang
berpenghasilan rendah kurang berminat pada pendidikan anaknya, begitu
juga sebaliknya;
2) guru beranggapan jika guru lah yang lebih efektif untuk mendidik siswa di
sekolah;
3) pandangan orang tua yang kurang tepat.

Sumber:
Samsudin, U. (2022). Jalinan Komunikasi Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah. AL Fikrah: Jurnal Pendidikan dan
Pemikiran Islam, 2(2), 83—93. Diakses pada 2 September 2022.
https://stai-binamadani.e-journal.id/Alfikrah/article/view/397/290

2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Kusai Heri Kusaeri, S.E.)
Penyebab hubungan komunikasi antar guru dan orang tua siswa terkait
pembelajaran masih kurang adalah sebagai berikut.
1) belum ada pola hubungan komunikasi dari sekolah dengan orang tua;
2) belum ada guru yang mengatur pola hubungan guru dengan orang tua
(humas);

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) orang tua belum sadar tentang perkembangan anaknya di sekolah;
4) latar belakang orang tua masih rendah;
5) orang tua menyerahkan pendidikan anaknya kepada sekolah atau guru.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Penyebab hubungan komunikasi antar guru dan orang tua siswa terkait
pembelajaran masih kurang adalah sebagai berikut.
1) minimnya pemahaman orang tua tentang pendidikan;
2) orang tua sibuk bekerja;
3) kurang intensifnya kerjasama antar guru dan orang tua.

c. Pakar Pakar (Ludi Riswalianto Utomo, S.Pd. – Ketua Komunitas Amazing


Teacher Indonesia & Ketua Komunitas belajar.id Kab. Bekasi)
Penyebab hubungan komunikasi antar guru dan orang tua siswa terkait
pembelajaran masih kurang adalah sebagai berikut.
1) guru belum membuka diri kepada orang tua;
2) orang tua tidak peduli terhadap kemajuan belajar siswa;
3) orang tua sibuk dengan pekerjaannya;
4) komite sekolah belum menjalankan fungsinya dengan baik.

4 Pemahaman/ 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


pemanfaatan a. Yusrina, dkk. (2019: 56) menyebutkan faktor yang menghambat pelaksanaan analisis terhadap hasil
model-model pembelajaran inovatif adalah. kajian literatur serta
pembelajaran 1) latar belakang pendidikan guru yang berasal dari satu jurusan saja, akan dikonfirmasi melalui
inovatif tetapi mengajar tidak sesuai bidang. pengamatan di kelas
berdasarkan 2) pemahaman guru mengenai modal-model pembelajaran inovatif yang masih dapat diketahui bahwa
karakteristik terbatas. penyebab belum
materi dan siswa. 3) lebih mengutamakan penggunaan metode ceramah. optimalnya penerapan
4) kurang aktif dalam mengikuti pelatihan untuk guru, misal MGMP. model-model
Belum optimalnya 5) beban kerja lainnya, selain mengajar. pembelajaran yang
penerapan model- 6) usia lanjut. sesuai dengan
model pembelajaran

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
inovatif yang sesuai Sumber: karakteristik materi
dengan karakteristik Yusrina, F., Bain, B., & Suryadi, A. (2019). Hambatan Guru dalam Menerapkan Model adalah sebagai berikut.
materi. Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang. Historia 1. latar belakang
Pedagogia, 8(1), 51—57. Diakses pada 1 September 2022. pendidikan guru
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/34597/14346 tidak sesuai dengan
pelajaran yang
b. Pujiharti, dkk. (2018: 54) mengungkapkan kesulitan guru dalam melakukan
diampu.
pembelajaran inovatif adalah.
2. pemahaman guru
1) guru tidak memahami cara membuat RPP inovatif;
mengenai model-
2) kepercayaan guru terhadap kemampuan siswa dalam melakukan
model pembelajaran
pembelajaran inovatif.
inovatif masih
terbatas.
Sumber:
3. guru tidak percaya
Pujiharti, Y., & Sari, L. (2018). Analisis Faktor Kesulitan Guru SD dalam Penerapkan
Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivisme pada Proses Belajar Mengajar di pada kemampuan
SD Negeri Kota Malang. Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial atau potensi yang
Budaya, 24(2), 49—62. Diakses pada 1 September 2022. dimiliki siswa.
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/paradigma/article/view/473/324 4. guru tidak
meningkatkan
c. Wicaksono dan Purnomo (2021: 46) mengungkapkan kendala dalam kompetensi diri
mengimplementasikan model pembelajaran inovatif adalah sebagai berikut. terkait model-model
1) guru memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pelajaran pembelajaran.
yang diampu;
2) guru mengalami hambatan dalam menerapkan model pembelajaran
dikarenakan guru belum menerima pelatihan secara intensif terkait model
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013;
3) guru tidak memiliki waktu lebih untuk membuat media atau alat peraga;
4) siswa masih pasif dalam pembelajaran.

Sumber:
Wicaksono, P. N., & Purnomo, A. (2021). Analisis Model-Model Pembelajaran yang
Digunakan oleh Guru IPS di SMP Negeri Se-Kecamatan Sukorejo Kabupaten
Kendal. Sosiolium: Jurnal Pembelajaran IPS, 3(1), 40—49. Diakses pada 2 September
2022.

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sosiolium/article/view/45464/18542

2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Maryamah Suryaningsih, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan karakteristik materi, yaitu:
1) guru belum paham tentang pembelajaran inovatif;
2) guru beranggapan jika siswa tidak bisa memahami sintak model
pembelajaran inovatif;
3) sarana dan prasarana kurang memadai;
4) tidak adanya pengawasan dari pimpinan;
5) tidak ada kegiatan IHT terkait model pembelajaran inovatif;
6) waktu pembelajaran yang singkat.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Penyebab belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif yang
sesuai karakteristik materi adalah sebagai berikut.
1) guru kurang memahami tentang model-model pembelajaran inovatif;
2) latar pendidikan guru tidak sesuai dengan palajaran yang diampu;
3) minimnya media pendukung di sekolah dalam menerapkan model
pembelajaran inovatif;
4) ketidaksesuaian pemilihan model pembelajaran dengan karakteristik materi;
5) beberapa guru beranggapan sudah nyaman dengan model pembelajaran
yang saat ini dilakukan.

c. Pakar (Ludi Riswalianto Utomo, S.Pd. – Ketua Komunitas Amazing


Teacher Indonesia & Ketua Komunitas belajar.id Kab. Bekasi)
Penyebab belum optimalnya penerapan model-model pembelajaran inovatif yang
sesuai karakteristik materi adalah sebagai berikut.
1) guru belum memahami model-model pembelajaran inovatif;
2) guru tidak percaya dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki siswa;

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
3) guru beranggapan menggunakan model pembelajaran inovatif apapun siswa
akan tetap pasif dalam pembelajaran.

5 Materi terkait 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


Literasi numerasi, a. Horan (Rapih, 2018: 79) menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi analisis terhadap hasil
Advanced pembelajaran HOTS adalah kajian literatur serta
material, 1) lingkungan kelas; dikonfirmasi melalui
miskonsepsi, 2) karakteristik keluarga; pengamatan di kelas
HOTS. 3) karakteristik psikologis; dapat diketahui bahwa
4) kecerdasan. penyebab belum
Belum optimalnya optimalnya berorientasi
pembelajaran Sumber: keterampilan berpikir
berorientasi Rapih, S., & Sutaryadi, S. (2018). Perpektif guru sekolah dasar terhadap Higher Order tingkat tinggi (HOTS)
keterampilan Tinking Skills (HOTS): pemahaman, penerapan dan hambatan. Premiere Educandum: adalah sebagai berikut.
berpikir tingkat Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 8(1), 78—87. Diakses pada 2 September 1. guru masih
tingga (HOTS). 2022. menciptakan soal
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/2560
yang hanya
mengandalkan
b. Sianturi (2021: 35-36) menjelaskan sulitnya penerapan pembelajaran HOTS
ingatan otak
adalah
dibandingkan
1) Guru masih menciptakan soal yang hanya mengandalkan ingatan otak
dengan berpikir
dibandingkan dengan berfikir secara kritis;
secara kritis;
2) Guru masih belum paham tentang penyusunan soal HOTS;
2. guru belum paham
3) Guru belum memahami proses konsep pembelajaran berorientasi HOTS;
tentang penyusunan
4) Guru kesulitan menerapkan model-model pembelajaran;
soal HOTS;
5) Guru kesulitan menerapkan model pembelajaran berorientasi pada
3. siswa kesulitan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
menjawab soal
berbasis HOTS;
Sumber:
Sianturi, P. O. S. M. A. (2021). Analisis Kesulitan Guru Bahasa Indonesia dalam 4. guru belum mampu
Penerapan Pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) di SMK Swasta Pariwisata merancang
Prima Sidikalang. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 34— pembelajaran
37. Diakses pada 2 September 2022. berbasis HOTS.

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/3676/2574

c. Saragih (2019: 42) menyebutkan permasalahan dalam menerapkan


pembelajaran HOTS adalah
1) guru belum memahami variasi strategi pembelajaran yang dapat
memunculkan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa;
2) guru belum memahami format dan proses penilaian berbasis keterampilan
berpikir tingkat tinggi;
3) guru belum mampu merancang soal ujian yang memuat indikator dan
perintah soal berbasis keterampilan berpikir tinfkat tinggi.

Sumber:
Saragih, M., & Nasution, H. S. (2021). Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Penilaian
Berbasis Hots. JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 40—47.
Diakses pada 2 September 2022.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/prodikmas/article/view/6145/pdf_112

d. Putri (2019: 71) menjelaskan kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam
pembelajaran berbasis HOTS adalah.
1) terbatasnya waktu;
2) pemahaman guru tentang pembelajaran berbasis HOTS masih kurang;
3) siswa yang belum terbiasa dengan soal-soal HOTS;
4) fasilitas dalam pembelajaran HOTS masih kurang.

Sumber:
Putri, B. A. (2019). Analisis Kesulitan Proses Pembelajaran Berbasis HOTS di Kelas V
SDN 4 Muara Padang. El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, 2(2), 59—73. Diakses
pada 2 September 2022.
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/elibtidaiy/article/view/7961/4524

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Kusai Heri Kusaeri, S.E.)
Penyebab belum optimalnya pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir
tingkat tingga (HOTS) adalah.
1) guru belum terlatih membuat soal HOTS;
2) guru berfokus pada nilai akhir atau KKM;
3) siswa belum terbiasa mengerjakan soal HOTS;
4) siswa kesulitan mengerjakan soal HOTS;
5) pembelajaran yang disajikan guru masih tahap LOTS.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Penyebab belum optimalnya pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir
tingkat tingga (HOTS) adalah sebagai berikut.
1) guru mengajar masih dengan paradigma lama yang menekankan siswa
untuk menghafal rumus dan teori;
2) minimnya kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis HOTS.
3) guru tidak mengikuti pengembangan diri terkait dengan pembelajaran
berbasis HOTS.

c. Pakar (Ludi Riswalianto Utomo, S.Pd. – Ketua Komunitas Amazing


Teacher Indonesia & Ketua Komunitas belajar.id Kab. Bekasi)
Penyebab belum optimalnya pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir
tingkat tingga (HOTS) adalah sebagai berikut.
1) guru belum memahami konsep pembelajaran berbasis HOTS.
2) guru belum mampu mengarancang pembelajaran yang berorientasi berpikir
tingkat tinggi (HOTS);
3) guru tidak meningkatkan pengembangan diri terkait pembelajaran
berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS);

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
6 Pemanfaatan 1. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
teknologi/inovasi a. Mukaromah (2020: 184) menjelaskan hambatan-hambatan pemanfataan analisis terhadap hasil
dalam teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah sebagai kajian literatur serta
pembelajaran. berikut. dikonfirmasi melalui
1) sarana dan prasarana yang belum lengkap; pengamatan di kelas
Guru masih belum 2) kemampuan dan motivasi untuk memanfaatkan TIK siswa dan guru masih dapat diketahui bahwa
mengoptimalkan terbatas; penyebab guru masih
pemanfaatan TIK 3) terbatasnya waktu; belum mengoptimalkan
dalam 4) faktor usia guru; pemanfaatan TIK
pembelajaran. dalam pembelajaran
Sumber: adalah:
Mukaromah, E. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam 1. sarana dan
Meningkatkan Gairah Belajar Siswa. Indonesian Journal of Education Management & prasarana belum
Administration Review, 4(1), 175—182. Diakses pada 2 September 2022. memadai;
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/article/view/4381/3450 2. tidak ada kewajiban
dari pihak sekolah
b. Hanannika (2022: 6383) menyebutkan kendala guru dalam penerapan untuk mengajar
pembelajaran berbasis TIK adalah menggunakan
1) guru belum bisa menguasai teknologi dengan baik; media pembelajaran
2) sarana dan media TIK yang terbatas; ICT;
3) guru kurang kreatif dalam membuat bahan ajar. 3. guru belum
Sumber: menguasi teknologi.
Hanannika, L. K., & Sukartono, S. (2022). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis TIK
pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 6379—6386.
Diakses pada 2 September 2022.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3269

c. Candra (2022: 262) menyebutkan kendala guru memanfaatkan media


pembelajaran berbasis ICT dalam proses pembelajaran adalah
1) kurangnya pengetahuan guru tentang media pembelajaran berbasis ICT;
2) kurangnya fasilitas IT yang tersedia di sekolah;
3) tidak ada kewajiban dari pihak sekolah untuk mengajar menggunakan media
pembelajaran berbasis ICT.

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
Sumber:
Candra, F. A., & Sinaga, F. J. (2022). Kendala Guru dalam Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis Information Communication Technology (ICT) di SD. Prosiding
Pendidikan Dasar, 1(1), 257—264. Diakses pada 2 September 2022.
http://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/article/view/197/68

2. Hasil Wawancara
a. Guru atau Teman Sejawat (Shanta Monica, S.Pd.)
Penyebab guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran adalah
1) guru belum paham cara menggunakan teknologi;
2) sarana dan prasarana kurang memadai;
3) siswa tidak memiliki gawai.

b. Kepala Sekolah (Drs. Yahya Winata)


Penyebab guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yaitu:
1) fasilitas sekolah yang belum memadai;
2) kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan IT dalam
pembelajaran masih cukup rendah.

c. Pakar (Casim, M.Pd. – Dosen Bahasa Indonesia)


Penyebab guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yaitu:
1) kurangnya fasilitas atau sarana pembelajaran;
2) ketidakmampuan mengaplikasikan atau mengoperasikan media
pembelajaran;
3) selalu berada di zona nyaman (cukup dengan pembelajaran metode
ceramah).

LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah_Rani Yunikasari

Anda mungkin juga menyukai