Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM PENGELASAN

(WELDING)

Nama :
Nim :
Kelompok :
Lab. Proses Manufaktur Welding

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEMBAR PENGESAHAN

Modul Praktikum “PERCOBAAN WELDING” ini telah diperiksa dan


disetujui pada tanggal : 2023

Asisten I Asisten II

Rahmatul Ansari Din Muchlis


D071211072 D071211052

Koordinator Asisten

Arman
D071211036
Lab. Proses Manufaktur Welding

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik


penyambungan logam telah diketahui sejak jaman prasejarah, misalnya
pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah.
Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang
waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM.
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam
praktek oleh Benardes dalam tahun 1985. dalam penggunaan yang pertama ini
Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena
panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama
dengan logam induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Dalam tahun 1889
Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan menggunakan
busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianoff dalam tahun
1892 adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut
mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Kemudian
Kjellberg menemukan bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila
kawat elektroda logam yang digunakan dibungkus dengan terak
Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg dalam las
busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan diatas, dalam tahun 1886
Thomas menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt menemukan las
termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 las oksi-asitelin mulai digunakan
oleh Fouche dan Piccard. Dan baru pada tahun 1926 ditemukannya las hidrogen
atom oleh Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart
dan Dener dan las busur rendam oleh Kennedy dalam tahun 1935. kemudian
dalam tahun 1936 Wasserman menyusul dengan menemukan cara pembrasingan
yang mempunyai kekuatan tinggi.
Dari tahun 1950 sampai sekarang telah ditemukan cara-cara las baru antara
lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas CO 2, las
gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser, dan masih
banyak lagi lainnya.

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

1.2 Tujuan Percobaan

1. Tujuan umum
a. Mengetahui prinsip dasar dari pengelasan.
b. Mengetahui jenis-jenis mesin las.
c. Mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengelasan.
d. Mengetahui cara-cara pengelasan yang baik dan benar.
2. Tujuan khusus
1. Mengetahui jenis-jenis sambungan dan kampuh las.
2. Mengetahui posisi dan teknik-teknik pengelasan.
3. Mengetahui macam-macam elektroda.
4. mengetahui proses timbulnya busur listrik.

1.3 Aplikasi
1. Praktikan
a. Praktikan dapat mengelas benda kerja dan menghasilkan produk yang
berkualitas.
b. Praktikan dapat menghitung kekuatan sambungan las sehingga dapat
membuat produk yang lebih kokoh dan tahan lama.
2. Dunia Industri
a. Dalam skala kecil teknik pengelasan digunakan pada perbengkelan yang
melayani pesanan berbagai macam produk las.
b. Teknik pengelasan digunakan sebagai salah satu faktor utama dalam
proses produksi yang akan dihasilkan seperti industri mobil, pesawat
terbang, perkapalan, dan lain-lain.

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar

Pengelasan merupakan proses penyambungan dua bagian logam secara


permanen dengan menggunakan panas disertai atau tanpa tekanan.
1. Jenis –jenis las Listrik
a. Mesin las Arus AC
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak balik fase tunggal. Dengan
sebuah transformator arus input diperkecil tegangannya menjadi arus out
put sekitar 36-70 volt tetapi kuat arusnya besar sampai 200-500 ampere

b. Mesin Las Arus DC


Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi DC keluar dengan
bantuan rectifier. Bekerjanya tenang dabn biasanya mempunyai tombol
pengatur tunggal untuk menyetel arus listrik yang keluar.

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

c. Mesin Las Arus AC-DC


Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak-balik dan arus
searah. Dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena
arus yang keluar dapat dipilh AC atau DC dengan hanya menubah posisi
handle pada mesin.

2. Perlengkapan Las Listrik


a. Kabel Las

b. Klem Elektroda (Penjepit Elektroda)

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

c. Klem Massa (penjepit benda Kerja)

d. Palu dan sikat kawat

e. Tang Penjepit

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

3. Proses Terbentuknya Busur Listrik

Busur listrik yang terjadi di antara elektroda dan bahan dasar (benda kerja)
akan mencairkan elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las disekitar busur listrik terhadap
pengaruh udara luar (oksidasi).
4. Posisi Pengelasan
a. Posisi mendatar dibawah tangan
Benda kerja terletak diatas bagian datar dan pengelasan dilakukan di bawah
tangan.

b. Posisi mendatar diatas kepala


Benda kerja mungkin mendatar atau tegak tetapi bagian yang akan di las
terletak diatas kepala

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

c. Posisi Tegak
Bagian yang akan dilas posisinya tegak dan arah pengelasan juga tegak,
naik atau turun.

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

5. Jenis-Jenis Sambungan Las


a. Sambungan Las alur
1) Las Alur I
 Las Alur I dengan Sambungan Tertutup

 Las Alur I dengan Sambungan Terbuka

2) Sambungan V-Tunggal 3) Sambungan V-Ganda

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

4) Sambungan V-Miring 5) Sambungan U-Tunggal

6) Sambungan U-Ganda 7) Sambungan J-Ganda

b. Sambungan Tumpang (Lidah)

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

c. Sambungan T
1) Samb. -T dgn Las Siku 2) Samb. -T dgn Alur V-Miring Tunggal

3) Samb. -T dgn Alur V-Miring Ganda

4) Las -T dengan Alur J-Ganda

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

d. Sambungan Sudut
1) Samb. Sudut Rapat 2) Samb. Sudut ½ Terbuka

3) Samb. Sudut Terbuka

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

2.2 Rumus-Rumus Yang Digunakan

Pada praktikum pengelasan rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai


berikut:

1. Momen puntir yang terjadi pada kampuh las ( Mt )

Mt = F n . L
Dimana : L = Panjang proyeksi benda (mm)
Mt = Gaya longitudinal yang terjadi ( N )

2. Tegangan yang terjadi :

a. Tegangan Geser ( τ’ )
Mt N
τ’ = 2. Au. a ( mm 2 )
Dimana : Au = Luas penampang yang mengelilingi
garis tengah penampang kampuh
( mm )
a = Tebal kampuh las ( mm )

b. Tegangan Normal ( σ’ )
Fn N
σ’ = A ( mm 2 )
Dimana : A = Luas penampang kampuh ( mm2 )

c. Tegangan Resultan ( σv’ )


N
σv’ = 0,5(σ’+ √(σ’ + 4τ’ )) 2 2
( mm 2)

3. Analisa persyaratan kekuatan

σv’ ≤ σ’ izin

ditambah dengan :

τ’izin ≤ τ’ izin
a. Tegangan normal yang diizinkan (σ’ izin )

σ’ izin = v . V2 . σs/Sn ( untuk beban statik )


Dimana : v = Konstanta sambungan las (lihat tabel G. Niemann)
V2 = Konstanta kampuh tanpa data kualitas ( 0,5 )
σs = Kekuatan tumbuk dari bahan (lihat tabel G.
Niemann)
Sn = Faktor keamanan 1 – 3

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

b. Tegangan geser yang diizinkan (τ’ izin )


τ’ izin = v . V2 . σs/Sn ( untuk beban statik )

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

BAB III
PRAKTIKUM DAN PERMESINAN

3.1 Peralatan Yang Digunakan

3.2 Bahan Yang Digunakan

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

BAB IV
ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

4.1 Data
Untuk perhitungan diambil data-data bahan sebagai berikut :
Bahan =
Kekuatan tumbuk =
Faktor keamanan (Sn) =
Panjang proyeksi benda =
Konstanta sambungan las (v) =
Tebal kampuh las (a) =
Gaya (Fn) =
Panjang Benda =
Lebar Benda =
Tebal Benda =

4.2 Perhitungan
Gambar sambungan las :

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

1. Momen Puntir yang terjadi pada kampuh las ( Mt )

Mt = F n . L

2. Tegangan yang terjadi :

a. Tegangan Geser ( τ’ )
Mt N
τ’ = 2. Au. a ( mm 2 )

b. Tegangan Normal ( σ’ )
Fn N
σ’ = A ( mm 2 )

c. Tegangan Resultan ( σv’ )


N
σv’ = 0,5(σ’+ √(σ’ + 4τ’ ))2 2
( mm 2)

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

3. Analisa persyaratan kekuatan

a. Tegangan normal yang diizinkan (σ’ izin )


σ’ izin = v . V2 . σs/Sn ( untuk beban statik )

b. Tegangan geser yang diizinkan ( τ’ izin )


τ’ izin = a . V2 . σs/Sn ( untuk beban statik )

Maka :

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

BAB V
PEMBAHASAN

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

LAMPIRAN

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26
Lab. Proses Manufaktur Welding

QHALIL AYYILAH AZZAHWA/D071231023


KELOMPOK 4B 26

Anda mungkin juga menyukai