Policy Brief - Gejala Sakit, Produktivitas, Dan Utilisasi Kesehatan Pada Pengguna Rokok Elektronik Dan Konvensional (Dual User) Di Indonesia
Policy Brief - Gejala Sakit, Produktivitas, Dan Utilisasi Kesehatan Pada Pengguna Rokok Elektronik Dan Konvensional (Dual User) Di Indonesia
1. PENDAHULUAN
Prevalensi perokok konvensional (tembakau) dan perokok elektronik semakin menghawatirkan
di Indonesia. Prevalensi perokok konvensional aktif usia 10 tahun ke atas mencapai 28,8% dari
populasi Indonesia pada 2018 (Riskesdas, 2018). Kondisi ini diperparah dengan peningkatan
prevalensi perokok elektronik dari 0,3% di 2011 (GATS, 2011), 2,32% di 2017 (Susenas, 2017),
menjadi 2,10% di 2019 (Susenas, 2019).
Pada awalnya, rokok elektronik diperkenalkan sebagai alat untuk berhenti merokok konvensional.
Namun, rokok elektronik justru menjadi barang yang digunakan untuk melengkapi rokok
konvensional sehingga muncul pengguna ganda (dual user). Lebih dari 95% dari pengguna
rokok elektronik merupakan dual user (Susenas 2017 dan 2019 dan Riskesdas 2018). Hal ini juga
diperparah penggunaan rokok elektronik sebagai gaya hidup (Jackson et al., 2020).
1
Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat
(LPEM), Fakultas Ekonomi dan Dengan adanya hubungan saling melengkapi tersebut, justru rokok elektronik ini menjadi beban
Bisnis, Universitas Indonesia
(FEB UI)
ganda (double burden) bagi penggunanya (lihat Gambar 1). Rokok konvensional telah dikenal
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kese- menimbulkan masalah kesehatan dan produktivitas serta dampak antar generasi, seperti
hatan (Stikes) Indonesia Maju stunting dan kemiskinan (Dartanto et al., 2018). Di sisi lain, rokok elektronik juga memiliki
3
Sekolah Kajian Stratejik dan kandungan zat karsinogen penyebab kanker seperti yang terdapat dalam rokok konvensional
Global, Universitas Indonesia
(SKSG UI)
(WHO, 2016; Hartono et al., 2019). Beberapa studi juga menemukan bahwa uap rokok elektronik
4
Pusat Kajian Jaminan Sosial,
mengandung cytokines yang pro-inflamasi (Cervellati F. et al., 2014) dan berbagai zat kimia
Universitas Indonesia (PKJS berbahaya (Ingebrethsen et al., 2012; Schober et al., 2014). Penggunaan dual user sekaligus
UI) juga akan menambah kadar racun dan nikotin ke dalam tubuh (Wang et al., 2018). Oleh karena
5
Departemen Ilmu Ekonomi, itu, penggunaan keduanya secara bersamaan memberikan dampak berganda pada kesehatan,
FEB UI
utilisasi kesehatan dan produktivitas.
Panjangnya jangka waktu manifestasi penyakit akibat konsumsi rokok elektronik dan konvensional
menyulitkan upaya pengendalian konsumsi rokok khususnya pada kelompok usia produktif.
1
Penelitian jangka pendek efek konsumsi rokok elektronik dan konvensional terhadap penurunan
kondisi kesehatan dan produktivitas masih sangat terbatas di Indonesia, tetapi upaya advokasi
kebijakan pengendalian rokok perlu segera dilaksanakan. Apabila tidak dilakukan pengendalian
dan advokasi segera, ini akan menjadi ancaman pencapaian SDGs dan perwujudan visi Indonesia,
SDM Unggul, Indonesia Maju.
Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris dampak dual user dan
rokok elektronik pada gejala penyakit, produktivitas, dan utilisasi kesehatan. Pertanyaan penelitian
adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana asosiasi dual user dengan penyakit tidak menular (PTM),
produktivitas, dan utilisasi kesehatan dibanding single user? (2) Apakah single user rokok elektronik
cenderung mengidap penyakit tidak menular (PTM), memiliki produktivitas rendah, dan utilisasi
kesehatan tinggi dibanding single user rokok konvensional? Apabila dual user dan produk rokok
elektronik memiliki dampak negatif pada gejala penyakit, produktivitas, dan utilisasi kesehatan,
maka diperlukan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung pengendalian rokok elektronik
sekaligus rokok konvensional untuk mencegah terjadinya perpindahan ke rokok elektronik ataupun
dual user rokok.
Dampak Mekanisme Transisi Outcome Masa Depan
• Panyakit Dewasa
Rokok Konvesional
2. Pengalihan
Rokok pengeluaran
Konvesional kebutuhan utama Anak
• Panyakit
dan investasi SDM
rumah tangga • Stunting
SDM Rendah
• Capaian Pendidikan
Rendah
Rokok Elektronik
1. Tidak sehat/berisiko
Single User
2. Pengalihan • Panyakit
Rokok pengeluaran • Kemiskinan
Elektronik • Produktivitas
kebutuhan utama • SDM Rendah
dan investasi SDM • Utilisasi Kesehatan
rumah tangga
• Panyakit Dewasa
Rokok 1. Tidak sehat/berisiko • Produktivitas Kemiskinan
Konvesional • Utilisasi Kesehatan
2. Pengalihan
pengeluaran
kebutuhan utama Anak
• Panyakit
Dual User
Rokok
Elektronik
Gambar 1 – Kerangka Pikir Dampak Penggunaan Rokok Konvensional dan Elektronik serta Dual User
Sumber: Dartanto, et al. (2018) diolah penulis
2
2. DATA DAN METODOLOGI
Riset ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 2019 yang keduanya merupakan data potong lintang (cross-section). Analisis
dibatasi pada penduduk usia 15-64 tahun yang merupakan perokok elektronik ataupun perokok
konvensional. Untuk analisis keterkaitan antara perokok dual user dan single user rokok elektronik
dengan penyakit yang diidap menggunakan analisis ekonometrika regresi logit. Kemudian,
analisis keterkaitan antara perokok dual user dan single user rokok elektronik dengan komplikasi,
kami menggunakan analisis ekonometrika regresi negative binomial. Sedangkan untuk analisis
perbedaan produktivitas dan utilisasi kesehatan, kami menggunakan metode Propensity Score
Matching (PSM).
Tabel 2. Regresi Logit Gejala Penyakit > 40 Tahun dan Mulut Dual User vs Single User
Diabetes Jantung Kanker Gigi Rusak Sariawan Penyakit Gusi
Logit Logit Logit Logit Logit Logit
No Variabel Independen Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%)
1 Dual User 0,500*** 0,399*** 1,361*** 0,237*** 0,376*** 0,551***
(1 = Dual User; 1,1*** 0,6*** 0,1*** 5,8*** 2,6*** 10,2***
(0,01) (0,02) (0,04) (0,01) (0,01) (0,01)
0 = Single User)
2 Variabel Aktivitas Sehat YA YA YA YA YA YA
3 Variabel Demografi YA YA YA YA YA YA
4 Variabel Regional YA YA YA YA YA YA
Observasi 24.610.129 24.610.129 24.610.129 58,342,892 58,342,892 58,342,892
Chi-Square 179621 60409 36309 752475 162572 709624
Robust Standard error di dalam kurung, *** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1, ME = Marginal Effect
Sumber: Diestimasi Penulis
3
Tabel 3 menujukkan perbandingan indikator produktivitas dan utilisasi kesehatan antara dual user
rokok elektronik dan single user. Hasilnya menunjukkan bahwa dual user memiliki jam kerja yang
lebih rendah dan utilisasi kesehatan yang lebih tinggi dibanding single user. Dual user memiliki
jam kerja 0,69 jam/minggu lebih rendah dibanding single user. Kemudian, dual user memiliki
pengeluaran kesehatan per kapita per bulan Rp296 dibanding single user.
Tabel 3. Hasil PSM Produktivitas dan Utilisasi Kesehatan Dual User vs Single User
Dual User (1) Vs Single User (0)
Outcome Koefisien Kovariat
Jam Kerja (Jam/Minggu) -0,699*** Usia, Jenis Kelamin, Status Kawin,
Pengeluaran Kesehatan (Rp/Kapita/Bulan) 296*** Pulau Tempat Tinggal, dan Pendidikan
Penggunaan Asuransi (Orang) 0,0001
Observasi 51.683.318
*** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1
Sumber: Diestimasi Penulis
Tabel 4. Regresi Logit Gejala Sakit Single User Rokok Elektronik vs Single User
Rokok Konvensional
Asma Hipertensi Rematik Diabetes
Logit Logit Logit Logit
No Variabel Independen Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%)
1 Dual User 1,136*** -0,017*** -0,612*** 2,773***
(1 = Dual User; 2,0*** -0,6*** 3,2*** 5,9***
(0,02) (0,04) (0,03) (0,05)
0 = Single User)
2 Variabel Aktivitas Sehat YA YA YA YA
3 Variabel Demografi YA YA YA YA
4 Variabel Regional YA YA YA YA
Observasi 56.762.090 56.762.090 56.762.090 24.445.514
Chi-Square 88645 1721527 1428593 179350
Robust Standard error di dalam kurung, *** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1, ME = Marginal Effect
Sumber: Diestimasi Penulis
4
Tabel 4. Regresi Logit Penyakit Mulut Single User Rokok Elektronik vs Single User
Rokok Konvensional
Gigi Rusak Sariawan Penyakit Gusi
Logit Logit Logit
No Variabel Independen Koef ME (%) Koef ME (%) Koef ME (%)
1 Dual User 0,040*** 0,375*** 0,067***
(1 = Dual User; 1,0*** 2,6*** 1,2***
(0,02) (0,01) (0,01)
0 = Single User)
2 Variabel Aktivitas Sehat YA YA YA
3 Variabel Demografi YA YA YA
4 Variabel Regional YA YA YA
Observasi 56.762.090 56.762.090 56.762.090
Chi-Square 741547 129199 553053
Robust Standard error di dalam kurung, *** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1, ME = Marginal Effect
Sumber: Diestimasi Penulis
Tabel 6 menujukkan perbandingan indikator produktivitas dan utilisasi kesehatan antara single
user rokok elektronik dan single user rokok konvensional. Ditemukan bahwa single user perokok
elektronik memiliki jam kerja yang lebih rendah dan utilisasi kesehatan yang lebih tinggi dibanding
single user perokok konvensional. Single user perokok elektronik memiliki jam kerja 1,2 jam/
minggu lebih rendah dibanding single user perokok konvensional. Lalu, single user perokok
elektronik memiliki pengeluaran kesehatan per kapita per bulan Rp15.635 dibanding single user
perokok konvensional.
Tabel 6. Hasil PSM Produktivitas dan Utilisasi Kesehatan Single User Rokok Elektronik vs
Single User Rokok Konvensional
Single User Perokok Elektronik (1) vs Single User Perokok Konvensional (0)
Outcome Koefisien Kovariat
Jam Kerja (Jam/Minggu) -1,20*** Usia, Jenis Kelamin, Status Kawin,
Pengeluaran Kesehatan (Rp/Kapita/Bulan) 15.635*** Pulau Tempat Tinggal, dan Pendidikan
Penggunaan Asuransi (Orang) 0,019***
Observasi 44.003.679
*** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1
Sumber: Diestimasi Penulis
KESIMPULAN
Rokok elektronik bukan substitusi rokok kovensional tetapi sebagian besar perokok elektronik
adalah dual user dengan rokok konvensional sehingga keduanya memiliki hubungan saling
melengkapi. Dual user memiliki probabilitas mengidap penyakit dan komplikasi lebih tinggi,
produktivitas lebih rendah, dan pengeluaran kesehatan lebih tinggi dibandingkan single user. Hal
ini menunjukkan bahwa dual user akan mengalami double burden yang akan berdampak ganda
pada indikator-indikator tersebut.
Kemudian, single user rokok elektronik memiliki probabilitas mengidap asma, diabetes, penyakit
mulut, dan komplikasi lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan utilisasi kesehatan lebih tinggi
dibandingkan single user rokok konvensional. Namun, di sisi lain, single user rokok konvensional
memiliki probabilitas mengidap hipertensi dan rematik lebih tinggi dibandingkan single user rokok
elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing jenis rokok tetap memiliki risiko pada
kesehatan. Oleh karena itu sebenarnya, “quit smoking is better than switch smoking” (berhenti
merokok, lebih baik daripada beralih rokok).
5
Oleh karena itu, kami merekomendasikan: (1) mengendalikan konsumsi rokok elektronik dan
konvensional secara bersamaan karena akar permasalahan dari penggunaan rokok elektronik
adalah adanya persepsi bahwa rokok elektronik lebih sehat ataupun merupakan alat berhenti untuk
perokok konvensional tetapi bukti penelitian tidak mendukung persepsi tersebut, (2) dikarenakan
sifat rokok elektronik dan rokok konvensional adalah komplemen, maka kebijakan kenaikan harga
rokok elektronik maupun konvensional merupakan salah satu solusi untuk menurunkan prevalensi
dan mencegah dual user, (3) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dampak buruk dari
penggunaan rokok elektronik baik dual user maupun single user, sehingga bagi perokok konvensional
alternatif terbaik adalah berhenti merokok dibandingkan berpindah menjadi perokok elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Antaranews, 2019. BPOM tegaskan tidak ada izin edar rokok elektronik.
Cervellati F et al, 2014. Comparative effects between electronic and cigarette smoke in human keratinocytes and
epithelial lung cells. Toxicol In Vitro.
Dartanto, T. et al., 2018. Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Stunting, Kecerdasan, dan Kemiskinan:
Bukti Empiris dari Data Panel IFLS, Jakarta: Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI).
GATS, 2011. Global Adult Tobaco Survey, Atlanta: GATSDATA.
Hartono, R.K., Hamid, S.A. & Hafizurrachman, M., 2019. Do the Number of Cigarettes Smokes per Day Contribute to the
Incident of Malignant Cancer? Asian Pacific journal of cancer prevention: APJCP, 20(5), pp.1403–1408. Available at:
https://dx.doi.org/10.31557%2FAPJCP.2019.20.5.1403.
Ingebrethsen, B.J., Cole, S.K. & Alderman, S.L., 2012. Electronic cigarette aerosol particle size distribution measurements.
Inhalation Toxicology.
Jackson, S.E. et al., 2020. Associations between dual use of e-cigarettes and smoking cessation: A prospective study of
smokers in England. Addictive Behaviors, 103(November 2019), p.106230. Available at: https://doi.org/10.1016/j.
addbeh.2019.106230.
Media Indonesia, 2019. Rokok Elektrik Segera Dilarang. Available at: https://mediaindonesia.com/read/detail/269559-
rokok-elektrik-segera-dilarang [Accessed July 20, 2020].
Schober, W. et al., 2014. Use of electronic cigarettes (e-cigarettes) impairs indoor air quality and increases FeNO levels of
e-cigarette consumers. International Journal of Hygiene and Environmental Health.
Wang, J.B. et al., 2018. Cigarette and e-cigarette dual use and risk of cardiopulmonary symptoms in the Health eHeart
Study. PLoS ONE, 13(7), pp.1–14.
WHO, 2016. Electronic nicotine delivery systems and electronic non-nicotine delivery systems (ENDS/ENNDS). WHO.