Anda di halaman 1dari 12

SYMPTOM ASSESMENT AND SYMPTOM MANAGEMENT

MANAJEMEN GANGGUAN PERNAFASAN : BREATHLESSNESS & FATIGUE

Mata Kuliah: Keperawatan Paliatif

Dosen Pengampu: Ns. Nury Sukraeny, S. Kep, MNS

Disusun oleh Kelompok 3E

Rizky Nanda Al Kausar (G2A021271) Nurusysyifaul Fuada (G2A021280)

Fadila Rahmawati (G2A021275) Sastya Intan D.K (G2A021281)

Jeny Nur Ainni (G2A021276) Evi Kurnia Sari (G2A021284)

Firdaus Agustina (G2A021277) Mila Diya Nur (G2A021285)

Syakila Ana Sajidah P.N. (G2A021278) Rosyida Raudhotul J (G2A021286)

Nurmalinda Kartika D.S. (G2A021279)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan seminar makalah mata kuliah
Keperawatan Paliatif dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan seminar makalah dengan judul manajemen gangguan pernafasan :


breathlessness & fatigue dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap
seminar makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami dan para pembaca.

Serta kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam seminar makalah ini. Khususnya kepada ibu Ns. Nury Sukraeny, S. Kep,
MNS selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Paliatif.

Penulis menyadari seminar makalah dengan topik manajemen gangguan pernafasan :


breathlessness & fatigue ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi.
Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 24 September 2023

Kelompok 3E
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fatigue adalah salah satu gejala paling umum pada pasien dengan penyakit
yang mengancam jiwa. Jika tidak diobati, fatigue dapat mengganggu kualitas hidup
dan menghalangi pemenuhan kebutuhan praktis, tekanan psikososial dan spiritual,
serta peluang untuk bertumbuh dan mengakhiri hidup. Untuk mencapai tujuan ini,
mengatasi fatigue merupakan komponen penting dalam penyediaan perawatan paliatif
yang efektif. Dispnea adalah sensasi sesak napas. Namun, tantangan dalam mengobati
penyakit ini adalah penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sehingga
memahami penyakit yang mendasari dan kelainan akut sangatlah penting. Dengan
pemahaman tersebut, beberapa pengobatan berbeda dapat ditawarkan untuk mengatasi
penyebab dispnea atau meringankan gejala itu sendiri. (Ullrich & Mayer, 2007)

Fatigue adalah salah satu gejala yang paling sering terjadi pada pasien
perawatan paliatif,. Fatigue juga berperan besar dalam perawatan paliatif bagi pasien
non-kanker, dengan persentase besar pasien dengan HIV, multiple sclerosis, penyakit
paru obstruktif kronik, atau gagal jantung yang melaporkan fatigue. Mengevaluasi
bukti yang tersedia mengenai diagnosis dan pengobatan fatigue pada pasien
perawatan paliatif dan memberikan dasar untuk diskusi di masa depan. Karena
kelompok ahli merasa bahwa budaya dan bahasa mempengaruhi pendekatan terhadap
fatigue di berbagai negara, fokusnya adalah pada isu budaya dalam penilaian dan
pengobatan fatigue dalam perawatan paliatif. (Radbruch et al., 2008)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran manajeman keperawatan pada pasien
dengan gangguan pernafasan : breathlessness & fatigue.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan pengkajian
keperawatan dengan gangguan pernafasan : breathlessness & fatigue.
b. Mendapat gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan perumusan
diagnosa keperawatan dengan gangguan pernafasan : breathlessness &
fatigue.
c. Mendapat gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan penyusunan
intervensi keperawatan dengan gangguan pernafasan : breathlessness &
fatigue.
d. Mendapat gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan
implementasi keperawatan dengan gangguan pernafasan : breathlessness &
fatigue..
e. Mendapat gambaran dan pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi
keperawatan dengan gangguan pernafasan : breathlessness & fatigue

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan yaitu menelaah dari berbagai sumber publikasi ilmiah,
kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah pembahasan dan
kesimpulan dari topik yang ditetapkan.

D. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini disusun menjadi empat bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II KONSEP DASAR
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan
gangguan pernafasan : breathlessness, yang meliputi pengertian,
pravalensi, etiologi, patofisiologi, pengkajian, penatalaksanaan dan
pathways.
BAB III REVIEW JURNAL
Bab ini merupakan ringkasan dari menganalisis berbagai jurnal ilmiah
keperawatan dengan topik gangguan pernafasan : breathlessness &
fatigue.
BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari makalah yang berisi kesimpulan dan
saran.

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

B. Pravalensi

C. Etiologi

D. Patofisiologi

E. Pengkajian

F. Penatalaksanaan

G. Pathways Keperawatan
BAB III

REVIEW JURNAL

No Judul & Tujuan Waktu & Metode Hasil & Analisis Bentuk
Nama Tempat Penelitian Penerapan di
Peneliti Penelitian Pelayanan
Kesehatan
1 Pengaruh Untuk Penelitian Penelitian Berdasarkan Terapi non
slow deep mengetahui dimulai kuantitatif hasil tersebut farmakologi
breathing pengaruh slow pada bulan dengan dapat dilihat slow deep
terhadap deep breathing agustus desain quasy- bahwa skala breathing
fatigue pada terhadap pasien 2022 di eksperimen fatigue pada
pasien PPOK di instalasi with control pasien PPOK
dengan RSUD rawat inap group design sebelum
PPOK di Malingpang RS diberikan
RSUD Malingpang intervensi
Malingping dikategorikan
(Rahayu et fatigue berat.
al., 2022) Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa skala
fatiguesetelah
dilakukan slow
deep breathing
pada kelompok
intervensi yaitu
86,7%
mengalami
fatigue ringan
dengan rata-rata
nilai sebelum
intervensi yaitu
18,87 ± 9,870
dengan nilai
minimum 7 dan
maksimum 39.
Hasil penelitian
ini merupakan
nilai akhir
setelah diberikan
slow deep
breathing,
sehingga hasil
penelitian
sebagai
pembanding dari
nilai awal dalam
mengetahui
pengaruh slow
deep
breathingterhadap
skala fatigue pada
pasien PPOK di
RSUD
Malingping
2 Pengaruh Menerapkan Kota Metro Study kasus Salah satu Penerapan
penerapan teknik hand fan (case study) manifestasi CHF teknik hand fan
teknik hand untuk adalah sesak untuk
fan untuk membantu nafas, sebelum mengatasi
masalah menurunkan melakukan terapi sesak nafas
sesak nafas sesak nafas hand fan klien pada pasien
pada pasien pada pasien mengatakan CHF
congestife CHF sesak dan mudah
hearth Lelah, klien
failure tampak sesak
(CHF) di dengan derajat
kota metro sesak 2 RR
(Kusuma et 30x/menit,setelah
al., 2021) melakukan terapi
hand fan klien
mengatakan
sesak mulai
berkurang RR
29x/menit. Study
penelitian
menunjukan
bahwa rancangan
udara yang sejuk
dari kipas
genggam bisa
membantu
mengurangi
perasaan sesak
nafas
3 Manajemen Untuk Bulan April Quasy Fatigue pada Manajemen
fatigue mengetahui hingga juni eksperimental penderita kanker fatigue secara
melalui perbedaan 2014 di pre test post merupakan fisik dengan
kombinasi tingkat RSUD dan test with perasaan Latihan jalan,
aerobik kelelahan pada RS A di control group melelahkan yang serta
dengan pasien kanker kediri muncul persisten, manajemen
relaksasi antara sebelum seiring dengan secara
yoga pada dan sesudah terapi kanker. psikologis
penderita Latihan aerobik Berdasarkan hal dengan
kanker yang tersebut dalam memberikan
payudara dikombinasikan penelitian ini teknik
dalam dengan teknik dilakukan relaksasi yoga
program relaksasi yoga intervensi yang
kemoterapi dapat
(Taukhid, meningkatkan
2017) aktifitas
responden. Gasil
penelitian
menunjukan
adanya perbedaan
tingkat fatigue
antara sebelum
dan sesudah
menerapkan
kombinasi
Latihan aerobic
dengan teknik
relaksasi yoga
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Radbruch, L., Strasser, F., Elsner, F., Gonçalves, J. F., Løge, J., Kaasa, S., Nauck, F., Stone, P., & (EAPC), R. S.
C. of the E. A. for P. C. (2008). Fatigue in palliative care patients—an EAPC approach. Palliative
Medicine, 22(1), 13–32.

Ullrich, C. K., & Mayer, O. H. (2007). Assessment and management of fatigue and dyspnea in
pediatric palliative care. Pediatric Clinics of North America, 54(5), 735–756.
Kusuma, A. J., Dewi, N. R., & Ayubbana, S. (2021). Pengaruh Penerapan Teknik Hand Fan Untuk
Masalah Sesak Nafas Pada Pasien Congestife Heart Failure (CHF) di Kota Metro. Jurnal
Cendikia Muda, 1(3), 351–356.
Rahayu, T., Maulidia, Z., & Faridah, I. (2022). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Fatigue
Pada Pasien PPOK. Jurnal Locus, 1(9), 5–12. https://doi.org/10.58344/locus.v1i9.742
Taukhid, M. (2017). Manajemen Fatigue melalui Kombinasi Aerobik dengan Relaksasi Yoga pada
Penderita Kanker Payudara dalam Program Kemoterapi. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(2), 29.
https://doi.org/10.32831/jik.v5i2.132

Anda mungkin juga menyukai