Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Widya Bhakti


Tahun Pelajaran : 2023/2024
Kelas/Semester : XII /1(Satu)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Topik : Tantangan dan peluang untuk membangun keluarga yang dicita-
citakan
Pertemuan Ke :3
Alokasi Waktu : 3x45menit

A. Kompetensi Inti :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1.1 Bersyukur atas penggilan 1.1.1 Menyatakan syukur pada Tuhan atas rahmat-
hidupnya sebagai Umat Allah Nya kepada umat-Nya untuk dapat menghadapi
(Gereja) dengan menentukan tatangan dan peluang untuk membangun
langkah yang tepat dalam keluarga yang dicita-citakan
menjawab panggilan hidup
tersebut
2.1 Bertanggung jawab atas 2.1.1 Menyatakan tanggung jawab menghadapi
panggilan hidupnya sebagai tantangan dan peluang untuk membangun
Umat Allah (Gereja) dengan keluarga yang dicita-citakan
menentukan langkah yang
tepat dalam menjawab
panggilan hidup tersebut
3.1 Memahami panggilan hidupnya 3.1.1. Menjelaskan tantangan komunikasi dalam
sebagai umat Allah (Gereja) keluarga.
dengan menentukan langkah 3.1.2. Menjelaskan tantangan yang dihadapi sebuah
yang tepat dalam menjawab perkawinan campur dan cara Gereja Katolik
panggilan hidup tersebut. menyikapinya
3.1.3. Menjelaskan ajaran Gereja tentang Keluarga
Berencana
3.1.4. Menjelaskan tantangan-tantangan gaya hidup
modern terhadap keluarga
3.1.5. Menjelaskan makna kesetiaan dalam cinta kasih
dalam keluarga.

4.1 Melakukan aktivitas ( misalnya 4.1.1.Menuliskan refleksi tentang tantangan dan


menuliskan refleksi, doa atau peluang untuk membangun keluarga yang
puisi ) tentang panggilan dicita-citakan
hidupnya sebagai umat Allah
(Gereja) dengan menentukan
langkah yang tepat dalam
menjawab panggilan hidup
tersebut
Nilai Karakter : Religius, Percaya diri dan Gotong royong (kerja sama), Nasionalis

C. Tujuan Pembelajaran :
1. Dengan kegiatan diskusi dan menggali pengalaman siswa dapat bersyukur kepada
Tuhan atas rahmat-Nya yang dapat menghadapi tantangan dan peluang untuk
membangun keluarga yang dicita-citakan
2. Dengan kegiatan diskusi dan mengamati siswa dapat menyatakan tanggung jawab
untuk menghadapi tantangan dan peluang untuk membangun keluarga yang dicita-
citakan dengan penuh rasa ingin tahu.
3. Dengan diskusi dan mengamati siswa dapat memahami tantangan dan peluang
membangun keluarga yang dicita-citakan dengan penuh tanggung jawab.
4. Dengan melatih membuat refleksi ungkapan syukur, siswa terampil mengungkapkan
tantangan dan peluang untuk membangun keluarga yang dicita-citakan dengan penuh
tanggung jawab.
D. Materi Pembelajaran :
Faktual : keluarga
Konseptual : Tantangan dan peluang membangun keluarga yang dicita-citakan
Prosedural : Mengenal keluarga
Metakognitif : Reflesi Tantangan dan peluang membangun keluarga yang dicita-
citakan

E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific).
F. Model pembelajaran :
Pembelajaran koperatif (cooperative learning), pendekatan inkuiri (inquiry).

G. Media : Teks cerita


H. Sumber Belajar :
1. Pengalaman hidup peserta didik
2. Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
3. Dokpen KWI (Penterj.), 1993, Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.
4. KWI, 1995. Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius.
5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores,

I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Sintak/
Kegiatan Waktu
Tahapan
a. Guru menyapa, mempersiapkan, dan mengajak
peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran
dengan doa (doa awal pembelajaran) (religius) 2 Menit
b. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Hari perkawinan” (integritass).
c. Apersepsi
Kegiatan 1) Guru bertanya, “bagaimana pendapat adik-adik
1 5 Menit
Pendahuluan tentang tantangan dan peluang membangun
keluarga yang dicita-citakan.

2) Guru menyampaikan garis besar tujuan


pembelajaran tentang perlunya mengenal dan
3 Menit
memahami tantangan dan peluang membangun
keluarga yang dicita-citakan
2 a. Mengamati
Kegiatan Inti 1) Guru meminta/mengajak peserta didik untuk
2 Menit
menyimak cerita tentang “tidak ada keluarga
yang sempurna” (buku murid hal. 42)
2) Guru memberi waktu kepada peserta didik untuk
mengamati, mendalami, dan memahami cerita 2 Menit
tersebut.
b. Menanya/Mendalami 5 Menit
1) Guru mengajak peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan atau tanggapan berkaitan dengan
artikel tentang tidak ada keluarga yang sempurna.
(Percaya diri)
2) Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan
beberapa pertanyaan berikut :
a. Apa saja tantangan dalam kehidupan
berkeluarga saat ini menurut cerita tersebut?
b. Bagaimana upaya menghadapi tantangan
kehidupan keluarga menurut Paus Fransiskus?
c. Selain yang disampaikan Paus, tantangan apa
lagi dalam kehidupan keluarga Katolik saat ini
dan bagaimana cara mengatasinya?
3) Setelah mendengarkan presentasi hasil diskusi
tiap-tiap kelompok Guru memberikan beberapa
penjelasan sebagai peneguhan sebagai berikut :
- Tantangan yang dihadapi keluarga saat ini
menurut Paus Fransiskus adalah bahwa setiap
pribadi, baik suami, istri maupun anak-anak
tidaklah sempurna dalam hidupnya entah itu
menyangkut sikap, perilaku, kemampuan
berpikir, berkomunikasi, bahkan kemampuan
secara ekonomis tidaklah sempurna.
- Untuk menghadapi tantangan tersebut Paus
mengajak keluarga-keluarga untuk menyadari
bahwa setiap pribadi manusia tidaklah
sempurna. Karenanya perlu saling
mengampuni dan saling memaafkan satu
terhadap yang lain.
- Tantangan lain dalam kehidupan keluarga saat
ini adalah hak-hak dasar keluarga, komunikasi
dalam keluarga, masalah kawin campur,
Keluarga Berenacana (KB). Gaya hidup
materialistis, hedonis, individualis merupakan
tantangan real yang dihadapi saat ini.

c. Mengeksplorasi
1) Guru mengajak siswa untuk menemukan
tantangan dan peluang membangun keluarga
yang dicita-citakan:
- Hak dan kewajiban suami istri dan orang tua
Keluarga merupakan sel dasar masyarakat;
keluarga memiliki hak untuk hidup dan
berkembang; memiliki hak untuk
melaksanakan tanggung jawabnya; memiliki
hak untuk mendidik anak; memiliki hak untuk
mendapat jaminan social, politik dan
ekonomi; orang tua berhak memperhatikan
dan menghormati martabat dan hak anak-
anak.
- Komunikasi dalam keluarga
Komunikasi merupakan bagian dari cara 15 Menit
membahagiakan keluarga. Komunikasi ini
meliputi : dialog, diskusi, bahasa tubuh,
hubungan seks.
Yang dibutuhkan dalam komunikasi adalah :
ada kesediaan mendengarkan, keterbukaan,
saling percaya. Sebaliknya rintangan dalam
komunikasi adalah : kepentingan diri sendiri,
emosi yang berlebihan, permusuhan,
pengalaman masa lalu, pembelaan diri,
hubungan yang retak dan tidak serasi.
- Perkawinan campur
Perkawinan campur beda gereja; perkawinan
campur beda agama

2) Guru mengajak siswa menggali/menemukan


pengalaman yang ada hubungannya dengan teks
Kitab Suci atau menghubungkan ajaran Kitab 15 Menit
Suci dengan cerita tentang tidak ada keluarga
yang sempurna …
d. Mengasosiasikan 15 Menit
Guru meminta peserta didik untuk merumuskan
kesimpulan tentang pembelajaran hari ini secara
bersama dalam kelompok; siswa menuliskan sebuah
refleksi pribadi tentang tantangan dan peluang untuk
membangun keluarga yang dicita-citakan

e. Mengomunikasikan
1) Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasi hasil kesimpulan yang telah 45 Menit
dibuat. (Percaya diri); Siswa membagikan
sharing hasil refleksinya di hadapan teman
kelas. Percaya diri
2) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok
peserta didik yang telah mempresentasikan hasil 1 Menit
diskusi
3) Guru memberikan peneguhan materi
16 Menit
berdasarkan materi ajar yang telah disiapkan,
a. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini, serta mengajak peserta didik
untuk selalu bersyukur bahwa berkat rahmat Tuhan
6 Menit
keluarga dapat melewati tantangan sekaligus
memiliki peluang untuk membangun hal yang
Kegiatan
dicita-citakan.
3
Penutup
b. Guru memberi penghargaan (misalnya pujian atau
bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada 1 Menit
kelompok yang berkinerja baik
c. Peserta didik hening untuk merefleksikan seluruh
proses pembelajaran hari ini 2 Menit
d. Diakhiri dengan Doa Penutup (religius)

Catatan :

Lembar pengamatan diskusi :


No Kriteria Terlihat Belum terlihat
1 Kemampuan bertanya
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Keberanian mengemukakan pendapat
4 Keaktifan selama proses pembelajaran

Ruteng,....... Agustus 2023


Mengetahui
Kepala SMK Widya Bhakti Guru Mata Pelajaran

Bonefasius Mancuk, SE Tarsisius Tarsa,S.Pd.


Nip.19731220 201212 1 002 Nip.19751024 200003 1 003

LAMPIRAN :

PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
a. Tehnik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri

1) Kisi-Kisi

No Sikap/Nilai Butir
Instrumen
1 Bersyukur kepada Tuhan karena melalui Gereja-Nya V
diajarkan bahwa sebagai orang tua, mereka
berkewajiban berat dengan sekuat tenaga
mengusahakan pendidikan anak baik fisik, social,
kultural, moral maupun religious.
2 Bersyukur kepada Tuhan karena Gereja-Nya
mengajarkan bahwa suami dan istri memiliki V
kewajiban dan hak yang sama mengenai hal-hal
yang menyangkut persekutuan hidup pernikahan
3 Bersyukur kepada Tuhan karena melalui Gereja-Nya V
diajarkan bahwa mendengarkan dengan baik harus
senantiasa dipelajari bila ingin benar-benar menjadi
orang yang pandai berkomunikasi
4 Bersyukur kepada Tuhan dengan mengikuti doa V
bersama sebagai sarana untuk membina hubungan
antarpribadi dalam keluarga
5 Bersyukur kepada Tuhan karena melalui Gereja-Nya V
diajarkan bahwa sikap dasar kesetiaan dalam cinta
kasih terhadap pasangannya, seperti halnya Kristus
setia terhadap Bapa dan tugas perutusannya serta
terhadap umat-Nya

2) Instrumen
Ya Tidak
No Penilaian
Aku bersyukur kepada Tuhan karena melalui
Gereja-Nya diajarkan bahwa sebagai orang tua,
mereka berkewajiban berat dengan sekuat tenaga
mengusahakan pendidikan anak baik fisik, social,
kultural, moral maupun religious.
1
2 Aku bersyukur kepada Tuhan karena Gereja-Nya
mengajarkan bahwa suami dan istri memiliki
kewajiban dan hak yang sama mengenai hal-hal
yang menyangkut persekutuan hidup pernikahan

Aku bersyukur kepada Tuhan karena melalui


Gereja-Nya diajarkan bahwa mendengarkan dengan
baik harus senantiasa dipelajari bila ingin benar-
benar menjadi orang yang pandai berkomunikasi
3
Aku bersyukur kepada Tuhan dengan mengikuti
doa bersama sebagai sarana untuk membina
hubungan antarpribadi dalam keluarga
4
Aku bersyukur kepada Tuhan karena melalui
Gereja-Nya diajarkan bahwa sikap dasar kesetiaan
5 dalam cinta kasih terhadap pasangannya, seperti
halnya Kristus setia terhadap Bapa dan tugas
perutusannya serta terhadap umat-Nya

Total

2. Sikap Sosial
a. Tehnik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan

1) Kisi-Kisi
No Sikap/Nilai Butir Instrumen
1 Bertanggung jawab dengan mengikuti pendidikan V
kedua orang tua
2 Bertanggung jawab menjalankan tugas yang V
diberikan orang tua
3 Bertanggung jawab dalam hidup saya dengan V
mendengar nasihat orang tua
4 Bertanggung jawab dengan mengikuti kegiatan V
keluarga dan sesama
5 Bertanggung jawab dengan cara setia dalam V
persahabatan dengan orang lain atas dasar kasih

2) Instrumen
Tidak
No Aspek Penilaian Ya
Saya bertanggung jawab mengikuti pendidikan kedua orang
1 tua

Saya bertanggung jawab menjalankan tugas yang diberikan


2 orang tua

Saya bertanggung jawab atas hidup saya dengan mendengar


3 nasihat orang tua

Saya bertanggung jawab dengan mengikuti kegiatan


4 keluarga dan sesama

Saya bertanggung jawab dengan cara setia dalam


5 persahabatan dengan orang lain atas dasar kasih

Total

3. Pengetahuan
a. Tehnik : Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian

1) Kisi-Kisi
No Sikap/ Nilai Butir
Instrumen
1 Menjelaskan tantangan komunikasi dalam keuarga
V
2 Menjelaskan tantangan dalam perkawinan campur dan
usaha mengatasinya V
3 Menjelaskan ajaran gereja tentang KB
V
4 Menjelaskan tantangan gaya hidup modern terhadap
keluarga V
5 Menjelaskan makna kesetiaan dalam cinta kasih dalam V
keluarga
2) Instrumen
N0 Instrumen Soal Bobot
Nilai
1 Jelaskan tantangan komunikasi dalam keuarga 20

2 Jelaskan tantangan dalam perkawinan campur dan usaha mengatasinya 20


3 Jelaskan ajaran gereja tentang KB 20
4 Jelaskan tantangan gaya hidup modern terhadap keluarga 20
5 Jelaskan makna kesetiaan dalam cinta kasih dalam keluarga 20

4. Keterampilan
a. Tehnik : Membuat Karya Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Menyusun karya hasil wawancara

1) Kisi-Kisi
No K4 Butir Instrumen
1 Merefleksikan tantangan dalam membangun 1
keluarga seuai dengan kehendak Allah

2. Soal : Buatlah refleksi tertulis tentang tantangan dalam membangun keluarga sesuai
dengan kehendak Allah
No. Unsur yang dinilai Score
Total

a. Isi refleksi sesuai dengan tema 50

b. Bahasa yang benar dan dapat dipahami 20

c. Struktur; pengantar, isi, penutup 30

Score total 100

LEMBAR OBSERVASI SIKAP


Mata Pelajaran Agama Katolik dan Budi Pekerti
Nama Peserta Didik :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Hari/Tanggal :

No Aspek Penilaian
Ya Tidak
1 Memiliki perhatian dalam pembelajaran
Sopan santun dalam berbicara dan
2
bertindak
3 Bekerja sama dan suka bertanya

4 Aktif, kreatif dan percaya diri

5 Berpartisipasi aktif dalam berdiskusi

6 Menghargai pendapat orang lain

JURNAL GURU MATA PELAJARAN

Nama Satuan Pendidikan : SMK Widya Bhakti


Tahun pelajaran : 2020/2021
Kelas/Semester : XII/ I
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Nama
Butir
No Waktu Peserta Kejadian/Perilaku Pos/Neg Tindak Lanjut
Sikap
Didik
Meninggalkan ruangan Dipanggil untuk
kelas pada saat menghadap guru mata
pembelajaran pelajaran/BK untuk
Tanggung
1 Pendidikan Agama - memberi nasehat agar
jawab
Katolik dan Budi tidak bolos lagi pada jam
Pekerti berlangsung pelajaran berlangsung
tanpa pemberitahuan
Melaporkan kepada Diberi apresiasi/pujian
pendidik bahwa ia
tidak mengikuti
2 Kejujuran +
pelajaran karena sakit
dan dibuktikan dengan
surat keterangan dokter
Membantu Diberi apresiasi/pujian
memberikan materi
pembelajaran Agama
Gotong
3 Katolik dan Budi +
royong
Pekerti yang
ditinggalkan temannya
karena saki
Menyajikan hasil Diberi apresiasi/pujian
diskusi kelompok dan
menjawab sanggahan Percaya
4 +
kelompok lain dengan diri
menggunakan ide yang
logis dan relevan
Tidak mengumpulkas Ditanya apa alasan tidak
tugas Agama Katolik mengumpulkan tugas
5 Disiplin -
dan Budi Pekerti supaya selanjutnya selalu
mengumpulkan tugas

(Jurnal dalam RPP dalam bentuk format; jurnal dibuat dalam benetuk lembaran sendiri, INI
HANYA CONTOH).

Materi Agama Katolik Kels XII

BAGIAN Ketiga : Tantangan dan Peluang membangun Keluarga yang Dicita-citakan


Suami isteri memiliki kewajiban dan hak tang sama mengenai hal-hal yang menyangkut
persekutuan hidup pernikahan (Kan. 1135). Sebagai orang tua mereka berkewajiban berat
dengan sekuat tenaga mengusahakan pendidikan anak baik fisik, social, kultural, moral
maupun religious (Kan. 1136).

Komunikasi merupakan factor penting bagi kebahagiaan hidup berkeluarga. Cinta kasih yang
menyatukan laki-laki dan perempuan menjadi suami isteri yang saling mengasihi sangat
dipengaruhi oleh kualitas komunikasi antarpasangan yang bersangkutan.

Agar persekutuan semacam itu bisa dicapai dengan lebih mudah, Gereja menghendaki agar
umatnya memilih pasangan yang seiman, mengingat bahwa iman berpengaruh sangat kuat
terhadap kesatuan lahir batin suami isteri, pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga.
Namun Gereja juga menyadari kompleksitas dan pluralitas sistuasi masyarakat di mana
orang-orang Katolik hidup berdampingan dengan non Katolik. Selain itu, semangat ekumenis
Gereja Katolik untuk merangkul dan bekerja sama dengan pihak-pihak Kristen lainnya, serta
kesadaran akan kebebasan beragama telah mendorong Gereja Katolik sampai pada
pemahaman akan realita terjadinya perkawinan campur.

Program KB pada awalnya diarahkan untuk membatasi jumlah keturunan. Hal ini didasarkan
pada alas an ekonomi, social. Seakan-akan ada asumsi bahwa meledaknya mumlah penduduk
akan memengaruhi kehidupan ekonomi dan social. Dengan mengendalikan jumlah keturunan
diharapkan kesejahteraan hhidup akan meningkat. Implikasi dari program tersebut akan
berkaitan erat dengan aktivitas seksual suami isteri.

Gereja menganjurkan pengaturan kelahiran secara alamiah jika pasangan suami isteri
memiliki alas an yang kuat untuk membatasi kelahiran anak. Pengaturan KB secara alamiah
ini dilakukan antara lain dengan cara pantang berkala, yaitu tidak melakukan hubungan suami
isteri pada masa subur isteri.

Dengan menerapkan KB alamiah pasangan diharapkan untuk dapat lebih saling mengasihi
dan memperhatikan. Pantang berkala pada masa subur isteri diisi dengan mewujudkan kasih
dengan cara yang lebih sederhana dan bervariasi.

Perkawinan Katolik mengandung makna yang sangat indah dan mendalam karena melaluinya
Tuhan mengikutsertakan manusia untuk mengalami misteri kasih-Nya dan turut mewujudkan
karya-Nya dalam penciptaan kehidupan baru yaitu janin yang memiliki jiwa yang kekal.
Perkawinan merupakan sakramen karena menjadi gambaran persatuan Kristus dan Gereja-
Nya.

Hanya dengan menyadari kedalaman arti perkawinan ini yaitu untuk maksud persatuan suami
isteri dengan pemberian diri mereka secara total dan turut sertanya mereka dalam karya
penciptaan Tuhan kita dapat lebih memahami pengajaran Gereja Katolik yang menolak
aborsi, kontrasepsi dan sterilisasi. Karena semua praktek tersebut merupakan pelanggaran
terhadap kehendak Allah dan martabat manusia baik pasangan suami isteri maupun janin
keturunan mereka.

Aborsi dan penggunaan alat-alat kontrasepsi merendahkan nilai-nilai luhur seksualitas


manusia dengan melihat wanita dan janin sebagai hanya seolah-olah ‘tubuh’ tanpa jiwa.
Penggunaan alat-alat kontrasepsi menghalangi persatuan suami isteri secara penuh dan
peranan mereka dalam karya penciptaan Allah sehingga kesucian persatuan perkawinan
menjadi taruhannya. Betapa besar perbedaan cara pandang yang seperti ini dengan rencanan
awal Tuhan, yang menciptkan manusia menurut gambaran-Nya yaitu manusia pria dan
wanita sebagai makhluk spiritual yang mampu memberikan diri secara total satu dengan
lainnya yang dapat mengambil bagian dalam karya penciptaan dan pengaturan dunia.

Anda mungkin juga menyukai