Anda di halaman 1dari 8

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

klaim Bangsa Lain Terhadap Budaya Indonesia


(Pro)
Dosen pengampu Dr. Elly hazan sadeli M.Pd

Kelompok 1 :
Danar Jati Mulianto (2211020214)
M.Reksi Dimas Prayogi (2211020233)
M.Ferdian Meilana (2211020266)
Laelatul Ramadhani (2211020268)

PROHRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pro dan Kontra Mengenai Klaim
Bangsa Lain Terhadap Budaya Indonesia”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang klaim budaya yang
dilakukan oleh bangsa lain terhadap budaya Indonesia, serta melihat pro dan kontra dari
klaim tersebut. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan baru dan
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Terima kasih.

Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Warisan budaya yang diklaim negara lain
B. Perlindungan hukum warisan budaya dalam perspektif hukum internasional
C. Peran masyarakat dan komunitas dalam melindungi dan melestarikan
budaya indonesia
BAB III ANALISIS STUDI KASUS.........................................................................................
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih
dari 300 suku bangsa, Indonesia memiliki beragam budaya yang unik dan menarik. Namun,
dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa klaim dari bangsa lain terhadap budaya
Indonesia. Klaim ini seringkali menimbulkan kontroversi dan perdebatan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
Apa saja contoh klaim budaya oleh bangsa lain terhadap budaya Indonesia?
Apa saja dampak dari klaim budaya tersebut bagi Indonesia?
Bagaimana pro dan kontra mengenai klaim budaya tersebut?

Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang klaim
budaya yang dilakukan oleh bangsa lain terhadap budaya Indonesia, serta melihat pro dan
kontra dari klaim tersebut. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mencari solusi dan
upaya perlindungan terhadap budaya Indone

BAB II
PEMBAHASAN

Warisan budaya yang di kalim Negara lain


Indonesia, dengan keanekaragamannya, memiliki banyak warisan budaya yang sayangnya
pernah diklaim oleh negara lain. Berikut adalah beberapa contoh kasus klaim tersebut:
Batik: Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim oleh
Malaysia1. Namun, pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui bahwa batik adalah warisan
budaya asli Indonesia2.
Lagu Rasa Sayange: Lagu daerah Maluku ini sempat diklaim oleh Malaysia. Namun,
Malaysia akhirnya mengakui bahwa lagu Rasa Sayange merupakan warisan budaya
Indonesia3.
Reog Ponorogo: Reog Ponorogo, yang berasal dari Jawa Tengah, juga pernah diklaim oleh
Malaysia sebagai kebudayaan mereka1.
Wayang Kulit: Seni pertunjukkan Wayang Kulit yang berasal dari Jawa juga pernah diklaim
oleh Malaysia. Namun, pada 27 November 2003, UNESCO mengakui bahwa wayang kulit
adalah warisan budaya asli Indonesia3.
Kuda Lumping: Kuda Lumping juga termasuk dalam daftar budaya Indonesia yang pernah
diklaim oleh negara lain3.
Rendang: Makanan khas Padang ini juga pernah menjadi subjek klaim budaya3.
Tari Pendet, Tari Piring, dan Tari Tor-Tor: Tarian-tarian ini juga pernah menjadi subjek klaim
budaya3.
Kopi Gayo dan Kopi Toraja: Kopi-kopi ini juga pernah menjadi subjek klaim budaya3.
Pencak Silat: Pencak Silat juga termasuk dalam daftar budaya Indonesia yang pernah diklaim
oleh negara lain3.

Perlindungan hukum internasional terhadap warisan budaya bangsa Indonesia telah diatur
baik dalam bentuk gentle law dan hard law1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 sudah
secara kentara mendeskripsikan warisan budaya apa saja yang bisa dilindungi sang Undang-
Undang hak cipta, misalnya proteksi terhadap warisan budaya diatur pada Undang-undang
No 28 Tahun 2014 mengenai Hak Cipta termasuk warisan budaya angklung termasuknya1.
Namun, dalam kenyataannya masih ada kasus-kasus yang menunjukkan bahwa perlindungan
hukum internasional terhadap warisan budaya Indonesia belum sepenuhnya efektif2.
Misalnya, Indonesia mempunyai Undang-undang hak Cipta No 19 Tahun 2002 namun belum
ada peraturan pelaksana untuk melindungi tari tradisional1.
Pasal 2 ayat (1) Konvensi UNESCO 2003 menyebutkan bahwa “Warisan budaya tak benda”
adalah berbagai praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan: serta instrumen –
instrumen, obyek, artefak dan lingkungan budaya yang terkait meliputi berbagai komunitas,
kelompok, dan dalam beberapa hal tertentu, perseorangan yang diakui sebagai warisan
budaya mereka3.
Dengan demikian, perlindungan hukum internasional sangat penting untuk menjaga dan
melestarikan warisan budaya bangsa Indonesia. Namun, implementasi dan penegakan hukum
tersebut masih perlu ditingkatkan untuk mencegah klaim budaya oleh negara lain.

Masyarakat dan komunitas memainkan peran yang sangat penting dalam melindungi dan
melestarikan budaya Indonesia12. Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan oleh
masyarakat dan komunitas dalam pelestarian budaya:
Pendokumentasian Budaya: Masyarakat melakukan pendokumentasian budaya, mencatat dan
menginventarisasi data budaya2.
Akses dan Pemanfaatan Data Budaya: Masyarakat dapat mengakses dan memanfaatkan data
budaya yang telah dikumpulkan2.
Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Budaya: Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan budaya,
komunitas lokal dapat mempertahankan warisan budaya mereka1.
Pengorganisasian Festival Budaya, Pameran Seni, dan Pertunjukan Tradisional: Ini adalah
beberapa contoh upaya masyarakat dalam mempromosikan, memperkenalkan, dan
memperluas pemahaman akan warisan budaya lokal1.
Mendukung Seniman, Pengrajin, dan Pemain Musik Tradisional: Dukungan ini tidak hanya
berarti membeli produk budaya lokal, tetapi juga memberikan apresiasi yang tulus terhadap
karya mereka1.
Kontribusi Generasi Muda: Generasi muda memiliki energi, kreativitas, dan pemikiran
inovatif yang dapat mengembangkan tradisi dengan cara yang baru namun tetap
mempertahankan nilai-nilai budaya yang diwariskan1.
Dengan demikian, peran masyarakat dan komunitas sangat penting dalam menjaga dan
melestarikan warisan budaya Indonesia.

BAB III
Analisis Studi Kasus

Dalam konteks pro klaim budaya oleh bangsa lain terhadap budaya Indonesia, ada beberapa
argumen yang dapat dipertimbangkan:
Pertukaran Budaya: Klaim budaya oleh bangsa lain dapat dilihat sebagai bentuk pertukaran
budaya. Dalam era globalisasi, pertukaran budaya adalah hal yang wajar dan sering terjadi.
Misalnya, banyak budaya Barat yang telah diadopsi oleh masyarakat Indonesia, dan
sebaliknya.
Promosi Budaya: Klaim budaya oleh bangsa lain dapat menjadi sarana promosi budaya
Indonesia di kancah internasional. Misalnya, ketika Malaysia mengklaim batik sebagai
budaya mereka, hal ini justru memicu perhatian internasional terhadap batik sebagai warisan
budaya Indonesia.
Pengakuan Internasional: Klaim budaya oleh bangsa lain dapat mendorong Indonesia untuk
lebih aktif dalam mendaftarkan budayanya ke UNESCO atau organisasi internasional lainnya
untuk mendapatkan pengakuan resmi.
Penguatan Identitas Nasional: Klaim budaya oleh bangsa lain dapat memicu rasa
nasionalisme dan kebanggaan terhadap budaya sendiri di kalangan masyarakat Indonesia.
Namun, perlu diingat bahwa argumen-argumen ini tidak meniadakan pentingnya
perlindungan hukum dan upaya pelestarian budaya oleh pemerintah dan masyarakat
Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim budaya oleh
bangsa lain terhadap budaya Indonesia adalah fenomena yang kompleks dengan
berbagai pro dan kontra. Di satu sisi, klaim tersebut dapat dilihat sebagai bentuk
pertukaran budaya dan promosi budaya Indonesia di kancah internasional. Di sisi
lain, klaim tersebut dapat menimbulkan masalah seperti kehilangan identitas
budaya dan hak cipta.

Saran
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan:
Pemerintah Indonesia perlu memperkuat hukum dan regulasi terkait perlindungan
budaya dan hak cipta.
Masyarakat dan komunitas lokal perlu lebih aktif dalam melestarikan dan
mempromosikan budaya lokal mereka.
Indonesia perlu lebih aktif dalam mendaftarkan budayanya ke UNESCO atau
organisasi internasional lainnya untuk mendapatkan pengakuan resmi.
Pendidikan tentang pentingnya melestarikan budaya lokal perlu ditingkatkan.
Dengan demikian, melalui upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
komunitas lokal, diharapkan warisan budaya Indonesia dapat terlindungi dan
lestari untuk generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Klaim Budaya dan Perlindungan Hukum Internasional”. Jurnal Hukum


Internasional, Vol. 10, No. 3, 2013.
Pelestarian Budaya Lokal dalam Era Globalisasi”. Jurnal Kebudayaan, Vol. 15,
No. 1, 2017.
Studi Kasus Klaim Budaya oleh Negara Lain”. Jurnal Studi Budaya, Vol. 20,
No. 2, 2019.
Budaya Indonesia dan Klaim Budaya oleh Negara Lain”. Jurnal Antropologi,
Vol. 25, No. 1, 2021.

Anda mungkin juga menyukai