Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aliyah Cahyani

Kelas : Alih Jenjang

NIM : 01022148

Analgetik & Antiperetik

Judul : Gambaran Potensi Interaksi Obat Dengan Makanan Pada Pasien Hepar yang Dirawat Di
Sebuah Rumah Sakit Di Kota Tasikmalaya

Efek makanan terhadap parasetamol terjadi pada dua fase, yaitu pada fase absorbsi dan
pada fase metabolisme. Pada fase absorbsi, makanan dapat menurunkan kecepatan absorbsi dari
parasetamol sehingga level parasetamol tertinggi lambat tercapai, dan efek mungkin akan lebih
lama didapatkan. Mekanisme terjadinya penundaan absorbsi ini karena adanya makanan dapat
menurunkan waktu pengosongan lambung, sehingga menunda absorbsi dari
parasetamol.Makanan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, dan tinggi protein dapat menunda waktu
pengosongan lambung (Bushra, 2011).

Selain berpengaruh pada fase absorbsi, makanan juga dapat berpengaruh pada fase
metabolisme.Beberapa jenis sayuran seperti kecambah dan kubis menginduksi penurunan AUC
parasetamol sampai 16%, dan memacu metabolisme parasetamol sampai 17%. Sedangkan seledri
menurunkan level plasma dari parasetamol, namun menurunkan metabolit oksidatif dari
parasetamol sehingga risiko toksisitas dari parasetamol meningkat (Ismail, 2009).

Sumber :

Ismail, Mohammed Yahya Mohammed., 2009, “ Drug – Food Interactions And Role Of
Pharmacists “ Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical Research vol 2 No 4

Judul : Kajian Retrospektif Interaksi Obat Di Rumah Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta

Jumlah kejadian interaksi obat-makanan dalam penelitian ini cukup besar. Contoh obat
yang berinteraksi dengan makanan pada pasien rawat inap adalah: aspirin, azitromicin,
ciprofloksasin, simetidin, diazepam, digoksin, furosemid, kaptopril, propanalol dan paracetamol.
Sedangkan obat-obat yang berinteraksi dengan makanan pada pasien rawat jalan adalah:
karbamazepin, diazepam, erythromisin, fenitoin, spironolakton , parasetamol, ampisilin,
amoksisilin, kaptopril, sefalosporin, klorpromazin, digoksin, furosemid, isoniazid, piroksikam,
rifampisin, teofilin, sikloporin, hydralazin, dan siprofloksasin. Makanan dapat mempengaruhi
kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi setelah pemberian obat secara peroral. Efek yang
ditimbulkan bervariasi tergantung dari jenis makanan, obat dan formulasi obat. Beberapa
absorpsi obat dapat meningkat dengan adanya makanan, seperti: diazepam, propanolol, dan
siklosporin. Sedangkan obat lain absorpsi obat dapat berkurang atau delay dengan adanya
makanan. Pengetahuan tentang efek obat pada makanan dalam klinik diperlukan, agar para
tenaga kesehatan dapat memberikan informasi kepada pasien kapan obat harus diminum apakah
harus bersama makanan atau tidak (McLachlan and Ramzan, 2006).

Sumber :

McLachlan A, and Ramzan I, 2006, Meals and Medicines, Australian Prescriber, Vol 29,
No. 2, p.40-42 .

Anda mungkin juga menyukai