Perancangan
Sistem Kerja dan
Ergonomi
Postur Kerja
05
Teknik Teknik Industri 190541004 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Abstract Kompetensi
Modul 5 ini menjelaskan tentang Mahasiswa diharapkan dapat
konsep sistem otot dan rangka, menerangkan konsep, sistem
konsep postur yang baik dalam otot dan rangka, konsep postur
bekerja dan pengukuran beban dan yang baik dalam bekerja dan
postur kerja pengukuran beban dan postur
kerja
Pengertian Postur Kerja
Postur kerja adalah postur relatif bagian tubuh tertentu pada saat bekerja yang ditentukan oleh
ukuran tubuh, desain area kerja dan karakteristik pekerjaan (kebutuhan pekerja) serta ukuran
peralatan atau benda lainnya yang digunakan saat bekerja (Pulat, 1992). Postur dan
pergerakan memegang peranan penting dalam ergonomi. Salah satu penyebab utama
gangguan otot rangka adalah postur canggung (awkward posture). Postur canggung adalah
postur tubuh yang menyimpang secara signifikan terhadap postur normal saat melakukan
pekerjaan. Bekerja dengan postur canggung meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan
untuk bekerja. Hal ini tentunya akan menuntut beberapa organ tubuh untuk bekerja lebih
keras lagi, seperti otot, jantung dan paru-paru.
Menurut Pheasant (1991), postur yang baik dalam bekerja adalah postur yang mengandung
tenaga otot statis yang paling minimum, atau secara umum dapat dikatakan bahwa variasi
dari postur saat bekerja lebih baik dibandingkan dengan satu postur saja saat bekerja.
Kenyamanan melakukan postur yang canggung saat bekerja dapat menjadi kebiasaan yang
berdampak pada pergerakan atau pemendekan jaringan lunak dan otot (Ramazini dalam
Pheasant, 1991). Humantech Inc memberikan pendekatan mengenai postur-postur canggung
dengan mengategorikan postur-postur tersebut sebagai berikut.
1. Postur Tangan dan Pergelangan Tangan
Postur normal atau netral pada tangan dan pegelangan tangan dalam melakukan proses
kerja adalah dengan postur sumbu lengan terletak satu garis lurus dengan jari tengah.
Apabila sumbu tidak lurus tetapi mengarah ke berbagai postur, maka dapat dikatakan
postur tersebut canggung atau tidak netral. Beberapa contoh postur tangan yang berisiko
mempercepat terjadinya kelelahan otot:
a. Pinch grip, postur mengenggam menggunakan jari-jari tangan dengan penekanan
yang kuat pada jari-jari tangan ketika melakukan postur tersebut. Postur ini dilakukan
pekerja saat menjepit benda-benda seperti jarum, kertas, obeng, dan dapat dilihat pada
Gambar 1.
c. Deviasi ulnar dan radial, deviasi ulnar yaitu postur tangan yang miring menjauhi ibu
jari dan deviasi radial adalah postur tangan yang miring mendekati ibu jari. Postur ini
dapat dilihat pada Gambar 3.
d. Fleksi dan ekstensi, fleksi yaitu postur pergelangan tangan yang menekuk ke arah
dalam dan membentuk sudut ≥ 45°, sedangkan ekstensi adalah postur pergelangan
tangan yang menekuk ke arah luar atau punggung tangan dengan membentuk sudut ≥
45°. Postur ini dapat dilihat pada Gambar 4.
2. Postur siku
Postur canggung pada siku tangan terjadi jika bagian tangan bawah (dari siku sampai jari-
jari) melakukan gerakan memutar atau rotasi. Pergerakan ini dapat ditemukan pada
pekerja yang menggunakan obeng untuk memutar mur atau benda lainnya. Gerakan
lainnya pada siku adalah gerakan ekstensi penuh (full extension) dimana siku digerakkan
3. Postur Bahu
Bahu termasuk postur berisiko apabila mengangkat pada bahu membentuk sudut sebesar
≥ 45° dari arah vertikal sumbu tubuh, baik ke samping maupun kearah depan tubuh.
Postur ini biasanya dilakukan pekerja jika obyek pekerjaannya berada jauh di depan atau
samping dari tubuh pekerja. Selain itu, postur bahu yang canggung apabila bahu melewati
garis vertikal sumbu tubuh. Pekerja melakukan postur ini apabila obyek berada di
belakang tubuhnya seperti menarik benda yang berada di belakang. Postur-postur tersebut
dapat dilihat pada Gambar 6.
4. Postur Leher
Beberapa contoh postur leher yang berisiko mempercepat terjadinya kelelahan otot.
a. Menunduk, postur canggung pada leher jika leher menunduk membentuk sudut ≥ 20°
dari garis vertikal dengan ruas tulang leher. Postur menunduk dilakukan pekerja, jika
obyek yang sedang dikerjakannya berada lebih dari 20° di bawah pandangan mata,
sehingga pekerja harus menundukkan kepala untuk melihat obyek tersebut. Postur
tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.
b. Miring (sideways), setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan maupun ke
kiri, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vertikal dengan sumbu
dari ruas tulang leher. Postur miring biasanya dilakukan jika benda atau obyek yang
dikerjakannya tidak tepat berada di depan pekerja, melainkan berada di samping
kanan atau kiri. Postur tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.
d. Memutar (twisted), postur leher yang berputar, baik ke arah kanan maupun kiri, tanpa
menilai besarnya sudut rotasi yang dilakukan. Biasanya pekerja melakukan postur
leher memutar jika obyek jauh berada di samping kanan atau kiri pekerja atau di
belakang tubuh pekerja. Postur tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.
5. Postur Punggung
Beberapa contoh postur punggung yang berisiko mempercepat terjadinya kelelahan otot.
a. Membungkuk, merupakan gerakan atau postur tubuh ke arah depan sehingga sumbu
badan bagian atas akan membentuk sudut ≥ 20° dengan garis vertikal. Postur ini
terjadi apabila benda berada jauh di depan tubuh atau di bawah garis horizontal tubuh
sehingga pekerja membungkuk untuk dapat meraih benda tersebut. Postur tersebut
dapat dilihat pada Gambar 11.
b. Miring (sideways), yaitu deviasi median tubuh dari garis vertikal pada punggung
tanpa memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk. Postur ini terjadi jika obyek
yang sedang dikerjakan berada di samping kanan atau kiri tubuh pekerja. Postur
tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.
6. Postur Kaki
Postur canggung pada kaki antara lain postur jongkok. Pekerja melakukan pekerjaannya
sambil berjongkok, biasanya obyek dikerjakannya berada di bawah horizontal tubuh.
Postur lainnya yaitu berdiri dengan bertumpu pada satu kaki dan kaki lainnya tidak
dibebankan. Pekerja melakukan gerakan ini untuk meraih obyek yang berada melebihi
jangkauan tangannya misalnya jauh di atas kepalanya. Contoh dari gerakan ini adalah
pekerja yang mengambil atau meletakkan benda di rak yang letaknya tinggi. Kaki juga
dapat dikatakan canggung apabila posturnya berlutut atau salah satu atau kedua lutut
dijadikan tumpuan ketika sedang bekerja. Postur-postur tersebut dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14 Postur Kaki Berjongkok, Bertumpu pada Satu Kaki, dan Berlutut
Penyakit MSDs ini diterjemahkan sebagai kerusakan trauma kumulatif. Penyakit ini terjadi
akbat proses penumpukan cidera atau kerusakan kecil pada sistem muskuloskeletal akibat
trauma berulang yang setiap kalinya tidak dapat sembuh sempurna, sehingga membentuk
kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit (Humantech, 1995). Gangguan pada
sistem muskuloskeletal ini hampir tidak pernah terjadi langsung, tetapi lebih merupakan suatu
akumulasi dari benturan-benturan kecil maupun besar, terjadi terus menerus dan dalam waktu
yang relatif lama, dapat dalam hitungan hari, bulan atau tahun, tergantung dari berat
ringannya trauma, sehingga akan terbentuk cidera yang cukup besar yang diekspresikan
Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Penerbit Institut Teknologi
Bandung
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.
Yanto dan Ngaliman, B. (2017). ERGONOMI- Dasar-dasar Studi Waktu & Gerakan untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Yassierli. Pratama, G. B., Pujiarti, D.A., Yamin, P. A. R. (2020). Ergonomi Industri. Penerbit
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.