Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

ACARA VIII
PENENTUAN UKURAN MIKROBA

Oleh:
Imam Rajuna
A1D022027
Rombongan 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba merupakan makhluk hidup yang mempunyai


ukuran mikroskopis atau sangat kecil sehingga memerlukan alat bantu khusus
untuk melihatnya. Mikroba dapat didefinisikan sebagai jasad hidup yang tidak
dapat dilihat secara langsung dengan indra penglihatan karena ukurannya yang
sangat kecil atau mikroskopis. Mikroorganisme umumnya berukuran kurang dari
0,1 mm. Ukuran mikroba dinyatakan dalam satuan mikron ( μ). 1 mikron bernilai
atau sebanding dengan 0,001 mm. Sel mikroba biasanya hanya dapat diamati
dengan alat bantu optik seperti mikroskop yang memiliki perbesaran tertentu
(Fifendy, 2017).
Identifikasi mikroorganisme perlu dilakukan untuk mengetahui ukuran suatu
mikroba. Identifikasi mikroorganisme sangat penting dalam berbagai bidang ilmu
seperti industri pangan, farmasi, kedokteran, dan penelitian. Selain itu, identifikasi
mikroba juga penting karena mikroba umumnya terdiri dari banyak spesies dalam
satu genus. Oleh karena itu, morfologi dan ukuran dari setiap spesies
mikroorganisme pasti berbeda-beda. Identifikasi mikroorganisme umumnya
diawali dengan tahap isolasi dan pewarnaan gram terlebih dahulu (Putri &
Kusdiyantini, 2018). Penentuan ukuran mikroba di laboratorium umumnya
membutuhkan perangkat khusus yang dapat mengamati sel mikroba secara
mikroskopis.
Penentuan ukuran mikroba pada biasanya dapat dilakukan dengan
menggunakan perangkat mikrometer. Mikrometer merupakan alat yang didesain
khusus untuk menentukan ukuran mikroba dengan besaran tertentu. Mikrometer
tersusun dari mikrometer okuler dan objektif. Sebelum digunakan, mikrometer
perlu dikalibrasi terlebih dahulu untuk menghasilkan hasil perhitungan yang
akurat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tindakan kalibrasi ini

1
dilakukan dengan prosedur tertentu. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini
dilakukan kalibrasi mikrometer dan penentuan ukuran mikroba.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui perangkat yang digunakan untuk penentuan ukuran mikroba.
2. Mengetahui ukuran jamur Alternaria porri menggunakan mikrometer.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang


mikroorganisme hidup yang memiliki ukuran sangat kecil atau mikroskopis. Pada
umumnya, mikroorganisme memerlukan suatu media pertumbuhan sehingga
dapat diidentifikasi dan diteliti lebih lanjut (Nurhidayanti, 2022). Mikroorganisme
atau biasa dikenal dengan mikroba merupakan makhluk hidup yang ukurannya
sangat kecil atau mikroskopis yang umumnya tidak dapat dilihat dengan mata
tanpa alat bantu tertentu. Mikroorganisme meliputi bakteri, jamur, protozoa, dan
ganggang mikroskopis (Hidayat, 2018).

B. Pengukuran dan Kalibrasi

Alat ukur merupakan perangkat yang dilengkapi dengan satuan ukur untuk
mengukur besaran dari suatu objek. Penggunaan alat ukur untuk kegiatan
pengukuran tergantung pada besaran ukur yang akan diukur. Alat ukur berperan
penting dalam segala aktivitas manusia, seperti perdagangan, pendidikan, dan
pembangunan. Hal yang sering kali terjadi saat melakukan pengukuran adalah
ketidakakuratan hasil yang didapatkan. Ketidakakuratan tersebut dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti alat ukur yang digunakan tidak beroperasi dengan
benar atau alat ukur menghasilkan data pengukuran yang tidak tepat (Fitrya et al.,
2017).
Pengukuran merupakan aktivitas menentukan besaran dan membandingkan
hasilnya dengan satuan ukur atau standar ukuran tertentu yang relevan.
Pengukuran
tidak terpaku terhadap nilai yang berwujud, pengukuran juga dapat dilakukan
pada

3
sesuatu yang dapat digambarkan atau dibayangkan. Satuan ukur adalah
pembanding untuk suatu hasil pengukuran, sedangkan sesuatu atau objek yang
dapat diukur dan nilai pengukurannya dapat dinyatakan dengan angka disebut
besaran fisika (Susilawati, 2018).
Kalibrasi merupakan tindakan memperbaiki atau mengoreksi pembacaan
nilai yang didapat alat ukur dengan melakukan langkah-langkah tertentu (Irawan,
2019). Kegiatan kalibrasi bertujuan untuk menemukan perbedaan antara
pembacaan nilai alat ukur dengan nilai sebenarnya. Kalibrasi juga dilakukan untuk
menjaga alat ukur tetap sesuai dengan standar nasional maupun internasional yang
berlaku. Kegiatan kalibrasi harus dilakukan secara berkala atau rutin untuk
menjaga suatu alat ukur tetap akurat dan presisi (Wicaksono & Susanto, 2014).

C. Mikrometer

Mikrometer merupakan perangkat yang umumnya digunakan atau


dimanfaatkan untuk mengukur dimensi suatu objek mikroskopis seperti
mikroorganisme. Ukuran tetap suatu mikroorganisme dapat ditentukan dengan
menggunakan mikrometer yang telah dikalibrasi karena hasil perhitungan atau
data yang akurat hanya dapat diperoleh dengan perangkat yang sudah dikalibrasi.
Pengukuran dimensi mikroorganisme dilakukan di bawah mikroskop dengan
bantuan dua skala mikro yang disebut mikrometer. Mikrometer dapat
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan lensanya, yaitu mikrometer okuler dan
objektif. Mikrometer okuler diposisikan pada lensa okuler mikroskop, sedangkan
mikrometer objektif posisikan di atas meja preparat mikroskop
(Pellegrino et al., 2022)
.

D. Alternaria porri

Alternaria porri merupakan spesies jamur dari divisi Ascomycota dari kelas
pleosporales. Alternaria sp mempunyai bentuk konidium seperti gada terbalik

4
berwarna cokelat dengan ukuran sekitar 14-370 mm. Selain itu, Alternaria sp juga
memiliki sekat yang bergaris membujur dan melintang (Desintha, 2017).
Menurut Kim et al. (2022) , jamur Alternaria porri memproduksi senyawa
beracun atau toksik, yaitu tentoxin, silvaticol, dan porritoxinol. Desintha (2017)
menyatakan bahwa jamur Alternaria memiliki karakteristik miselium bersekat
dengan warna abu-abu hingga hijau kotor. Selain itu, jamur Alternaria dapat
menghasilkan spora aseksual melalui konidiospora. Konidia jamur Alternaria
memiliki banyak sel atau multiseluler, berukuran besar, berbentuk oval, serta
berwarna cokelat kehijauan hingga cokelat gelap dengan dinding melintang dan
memanjang.

5
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara delapan ini adalah jamur
Alternaria porri. Sementara itu, alat yang digunakan meliputi mikroskop,
mikrometer objektif dan okuler, preparat, serta alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Praktikum acara delapan ini dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:


1. Buku panduan praktikum Mikrobiologi Pertanian dipelajari.
2. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
3. Mikrometer objektif diletakkan pada meja benda dan mikrometer okuler
dipasang pada tabung lensa okuler.
4. Perbesaran yang digunakan ditentukan, kemudian gambar perbesaran dari
skala mikrometer objektif dicari.
5. Skala dihimpitkan ke nol mikrometer objektif dan okuler.
6. Besar skala okuler dihitung.
7. Mikrometer objektif dilepas dari meja benda.
8. Mikrometer objektif diganti dengan preparat ulas yang telah disiapkan.
9. Fokus dari preparat dicari dengan perbesaran yang sama.
10. Panjang sel dihitung dengan menggunakan skala mikrometer okuler.
11. Lebar sel dihitung dengan cara yang sama. Tabung lensa okuler
kemudian diputar dan dicari posisi yang pas.
12. Panjang dan lebar sel sebenarnya dihitung.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 8.1 Penentuan Ukuran Mikroba


Gambar Keterangan
Mikroskop 1. Pengukuran mikroba Alternaria porri
A. Pengukuran kalibrasi
Okuler = 30 µm
Objektif = 40 µm
40
1 skala okuler = = 1,33 µm
30
B. Pengukuran mikroba
Panjang = 7 µm
Lebar = 1 µm
C. Ukuran sebenarnya
Panjang = 7 x 1,33 = 9,31 µm
Lebar = 1 x 1,33 = 1,33 µm

Mikroskop 2
A. Pengukuran kalibrasi
Okuler = 15 µm
Objektif = 10 µm
10
1 skala okuler = = 0,67 µm
15
B. Pengukuran mikroba
Panjang = 16 µm
Lebar = 3 µm
C. Ukuran sebenarnya
Panjang = 16 x 0,67 = 10,72 µm

7
Lebar = 3 x 0,67 = 2,01 µm

B. Pembahasan

Mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil yang tidak


dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang. Mikroba yang berukuran
mikroskopis hanya dapat dilihat dengan bantuan alat khusus, seperti mikroskop.
Mikroba dapat hidup bebas di udara, tanah, dan air. Mikrobiologi memiliki arti
penting pada bidang pertanian karena banyak mikroorganisme yang bersifat
menyebabkan penyakit atau patogen) pada tanaman pertanian. Mikroorganisme
patogen dapat menginfeksi bagian tanaman, seperti akar dan daun. Namun,
beberapa jenis mikroba juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan atau
memacu pertumbuhan tanaman.
Mikroba memiliki berbagai ukuran dan dipengaruhi oleh golongan dan
spesies mikroba. Mikroba umumnya terdiri dari bakteri virus, dan jamur. Bakteri
umumnya berukuran sekitar 0,5-5,0 µm, sedangkan jamur mikroskopis umunya
berukuran 2,5-3,6 µm. Sementara itu, virus umumnya hanya berukuran 0,5 nm
hingga 1 mm (Soekarto, 2021). Pengukuran sel mikroba dapat dilakukan dengan
menggunakan mikrometer. Mikrometer adalah perangkat laboratorium yang
berfungsi untuk mengidentifikasi mikroba yang berukuran sangat kecil (Defika et
al., 2013).
Mikrometer merupakan perangkat dengan kaca berskala, yang terdiri dari
dua jenis, yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler
dipasang pada lensa okuler mikroskop. Sementara itu, mikrometer objektif
berbentuk slide ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antara garis
skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang
digunakan untuk menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak tersebut dapat
ditentukan dengan kalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Skala yang
dimiliki mikrometer objektif adalah tolak ukur untuk menentukan ukuran skala
mikrometer okuler.

8
Kalibrasi mikrometer umumnya dilakukan sebelum pengukuran mikroba.
Kalibrasi adalah serangkaian tindakan yang mengatur hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur, sistem pengukuran, dan bahan ukur, dengan nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu. Kalibrasi menunjukkan seberapa jauh perbedaan atau penyimpangan
antara nilai yang akurat dan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur. Tindakan
kalibrasi mikrometer umumnya dilakukan dengan menghimpitkan skala
mikrometer okuler dan objektif pada perbesaran yang dikehendaki. Hal ini sesuai
dengan Rahayu et al. (2016) yang menyatakan bahwa proses kalibrasi mikrometer
diawali dengan memasang mikrometer okuler di atas lensa okuler dan memasang
mikrometer objektif di bawah lensa objektif atau di meja benda mikroskop.
Kalibrasi mikrometer dilakukan dengan mencari bayangan skala mikrometer
objektif dan mikrometer okuler yang paling jelas dan berhimpit. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memutar bagian atas lensa okuler untuk mengatur kedua
bayangan skala.
Kedua mikrometer disimpulkan menjadi satu garis selain nol (garis
pertama) dan diamati pada skala berapa kedua jenis mikrometer bertemu atau
berhimpit kembali. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan dan diketahui satu
satuan panjang pada skala mikrometer okuler yang didasarkan pada total jumlah
skala mikrometer objektif yang terletak di antara garis yang berhimpit
sebelumnya. Pada praktikum acara delapan ini dilakukan penentuan ukuran

Gambar 8.1 Konidia Alternaria porri (Woudenberg et al., 2014)


mikroba Alternaria porri.
Alternaria porri merupakan jamur yang tidak termasuk parasit obligat, tetapi
umumnya hanya dapat ditumbuhkan pada media khusus. Alternaria porri menjadi

9
patogen penyebab penyakit di berbagai tanaman, seperti penyakit bercak ungu
pada bawang merah. Alternaria porri mempunyai miselium bercabang, berwarna,
dan berseptum. Jamur ini mempunyai konidiofor tunggal atau dalam kelompok,
berseptum, dan umumnya berwarna cokelat pucat. Sementara itu, konidium jamur
ini berbentuk gada (clavate) dan bersekat pada salah satu ujungnya. Jamur ini
dapat hidup dengan optimal pada suhu antara 21-30 oC dengan kelembapan relatif
(RH) 90% (Woudenberg et al., 2014)
Penentuan ukuran mikroba dimulai dengan kalibrasi mikrometer. Kalibrasi
dimulai menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan terlebih dahulu. Setelah itu,
mikrometer objektif diletakkan pada meja benda dan mikrometer okuler dipasang
pada tabung lensa okuler. Perbesaran yang digunakan ditentukan, kemudian
gambar perbesaran dari skala mikrometer objektif dicari. Skala kemudian
dihimpitkan ke nol mikrometer objektif dan okuler. Pencarian skala antara
mikrometer objektif san okuler yang berhimpit kembali dilakukan dengan teliti.
Setelah diketahui skala okuler, besar skala okuler dihitung.
Tahap selanjutnya adalah penentuan ukuran mikroba. Langkah kerja diawali
dengan melepas mikrometer objektif dari meja benda. Mikrometer objektif diganti
dengan preparat ulas yang telah disiapkan sebelumnya. Fokus dari preparat dicari
dengan perbesaran yang sama. Panjang sel kemudian dihitung dengan
menggunakan skala mikrometer okuler. Lebar sel dihitung dengan cara yang
sama. Tabung lensa okuler dapat diputar dan dicari posisi yang pas. Panjang dan
lebar sel sebenarnya kemudian dihitung dengan mengalikan panjang atau lebar
mikroba dengan hasil kalibrasi atau 1 skala okuler.
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, pada mikroskop
1 garis yang terlihat berimpitan adalah 40 µm dari mikrometer objektif yang
berimpitan dengan 30 µm dari mikrometer okuler sehingga didapatkan hasil
kalibrasi sebesar 1,33 µm. Sementara itu, garis yang terlihat berimpitan pada
mikroskop 2 adalah 10 µm dari mikrometer objektif yang berimpitan dengan 15
µm dari mikrometer okuler sehingga didapatkan hasil kalibrasi sebesar 0,67 µm.
Berdasarkan pengukuran mikroba yang dilakukan, panjang Alternaria porri
pada mikroskop 1 mencapai 7 μm dengan lebar mencapai 1 μm. Hasil pengukuran

10
mikroba kemudian dikalikan dengan skala kalibrasi sehingga diperoleh ukuran
sebenarnya yaitu 9,31 × 1,33 µm. Nilai tersebut didapat dari panjang mikroba
sebesar 9,31 µm dengan lebar sebesar 1,33 µm. Sementara itu, panjang Alternaria
porri pada mikroskop 2 mencapai 16 μm dengan lebar mencapai 3 μm. Hasil
pengukuran mikroba kemudian dikalikan dengan skala kalibrasi sehingga
diperoleh ukuran sebenarnya yaitu 10,72 × 2,01 µm. Nilai tersebut didapat dari
panjang mikroba sebesar 10,72 µm dengan lebar sebesar 2,01 µm.

11
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum acara delapan ini adalah sebagai
berikut:
1. Mikrometer merupakan perangkat untuk menentukan ukuran mikroba yang
terdiri dari mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer dikalibrasi terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk menyesuaikan lensa agar hasil yang
diperoleh dapat akurat.
2. Nilai kalibrasi pada mikroskop 1 untuk 1 skala okuler
adalah 1,33 µm, sedangkan nilai kalibrasi pada mikroskop 2 adalah 7,14 µm.
Ukuran Alternaria porri sebenarnya pada mikroskop 1 sebesar 9,31 × 1,33
µm, sedangkan pada mikroskop 2 sebesar 10,72 × 2,01 µm.

B. Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya praktikan bekerja


secara aseptis dan lebih memperhatikan kebersihan sehingga dapat mencegah
terjadinya kontaminasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Defika, Alfeus., Auffathoni, Nurzaky. 2013. Biologi Umum


PenggunaanMikroskop dan Kalibrasi Mikrometer. Surabaya: Unair University
Press.

Desintha, H. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L)
sebagai Fungisida terhadap Pertumbuhan Jamur Alternaria sp Tanaman
Jeruk (Citrus sp). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pasundan, Bandung.

Fifendy, M. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: PT Balebat Dedikasi


Prima.

Fitrya, N., Ginting, D., Retnawaty, S. F., Febriani, N., Fitri, Y., & Wirman, S. P.
2017. Pentingnya akurasi dan presisi alat ukur dalam rumah tangga. Jurnal
Untuk Mu NegeRI, 1(2): 61–64.

Hidayat, N., Meitiniarti, I., & Yuliana, N. 2018. Mikroorganisme dan


Pemanfaatannya. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Irawan, A. 2019. Kalibrasi spektrofotometer sebagai penjaminan mutu hasil


pengukuran dalam kegiatan penelitian dan pengujian. Indonesian Journal
of Laboratory, 1(2): 1–9.

Kim, M. Y., Han, J. W., Dang, Q. Le, Kim, J.-C., Kim, H., & Choi, G. J. 2022.
Characterization of Alternaria porri causing onion purple blotch and its
antifungal compound magnolol identified from Caryodaphnopsis baviensis.
Plos One, 17(1).

Nurhidayanti, N. 2022. Perbandingan media alternatif kacang kedelai dan media


nutrient agar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Indobiosains, 4(2): 47-53.

Pellegrino, L., Kriem, L. S., Robles, E. S. J., & Cabral, J. T. 2022. Microbial response
to micrometer-scale multiaxial wrinkled surfaces. ACS Applied Materials &
Interfaces, 14(27): 31463–31473.

Putri, A. L. O., & Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di
Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2): 6-12.

Rahayu, N. L. S. S., Suwiti, N. K., & Suastika, P. 2016. Struktur histologi dan
histomorfometri granulosit pada sapi bali pasca pemberian mineral. Buletin
Vet Udayana, 8(2): 151-158

13
Soekarto, S.T. 2021. Ilmu Pengawetan Pangan. Bandung: IPB Press.

Susilawati, D. 2018. Tes dan Pengukuran. Sumedang: UPI Sumedang Press.

Wicaksono, A., & Susanto, I. D. W. 2014. Sistem otomasi penggerak kamera


dengan motor step sebagai alat bantu kalibrasi alat ukur panjang. Jurnal
Otomasi Kontrol Dan Instrumentasi, 6(2): 105–120.

Woudenberg, J. H. C., Truter, M., Groenewald, J. Z., & Crous, P. W. 2014. Large-
spored Alternaria pathogens in section Porri disentangled. Studies in
Mycology, 79: 1-47.

14
LAMPIRAN

Lampiran 8.1 ACC Acara VIII

Lampiran 8.2 Dokumentasi Praktikum Acara VIII

15
Kalibrasi Mikroskop Pengukuran Mikroba

16

Anda mungkin juga menyukai