Anda di halaman 1dari 8

1

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Mohon Ijin Menjawab

Nama : Bayu Satria Pamungkas


NIM : 042542586
UPBJJ : Jakarta

TUGAS III

No Soal Skor
1 a. Jelaskan definisi OD menurut Michael Beer (1980) yang menjadi dasar pembedaan
konsep OD dengan disiplin lainnya terutama dengan manajemen perubahan.
Jelaskan juga argumentasi yang dikemukakan Cumming & Worley tentang OD. 20
b. Apa yang menjadi kritik terhadap OD sehingga muncul pernyataan reinventing
OD?
2 Menurut Saudara apa bedanya antara organisasi pembelajar/learning organization
(LO) dengan pembelajaran organisasional/organization learning (OL)?
20
Apakah Anda setuju PT Telkom merupakan salah satu contoh dari perusahaan yang
sebagai LO, jelaskan alasan Saudara.
3 a. Jelaskan kaitan organisasi pembelajaran dan manajemen pengetahuan.
b. Jelaskan juga bagaimana institusi-isnstitusi pendidikan saat ini menghadapi
penyebaran pandemi virus Covid 19 dengan menerapkan pola pembelajaran secara 30
online pada siswa atau mahasiswanya, berdasarkan konsep inovasi organisasi dan
manajemen pengetahuan.
4 a. Jelaskan resiprokal hubungan antara pengetahuan, inovasi, dan perubahan,
kemudian perjelas dengan gambar hubungan resiprokal dari ketiga hal tersebut.
b. Jelaskan simpulan dari Baloch & Karim (2007), dimana komoditas kunci di era
informasi adalah data dan pengetahuan. 30
c. Jelaskan juga simpulan Saudara tentang peran pengetahuan dalam kehidupan
masyarakat dengan adanya dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
sehingga memunculkan istilah knowledge based economy pada institusi bisnis.
Skor Total 100

Jawaban ada di halaman selanjutnya. Terima kasih.


2

1a. Definisi OD (Organization Development) menurut Michael Beer (1980): “Organizational


development is a process for diagnosing organizational problems by looking for
incongruencies between environment, structures, processes and people”. Yang berarti
Pengembangan organisasi adalah sebuah proses untuk mendiagnosis masalah organisasi
dengan mencari perbedaan antara lingkungan, struktur, proses dan masyarakat.

Definisi OD yang menjadi dasar pembedaan konsep dengan disiplin lainnya terutama
dengan manajemen perubahan menurut Michael Beer (1980) adalah sebagai berikut:
Pengembangan Organisasi adalah aplikasi dan transfer pengetahuan berbasis pada
ilmu prilaku (behavioral science) yang diterapkan secara sistemik dan terencana dalam
rangka untuk mengembangkan, meningkatkan dan menguatkan kembali strategi,
struktur dan proses organisasi sehingga tercipta efektivitas organisasi.

Argumentasi yang dikemukakan Cummings & Worley adalah:


Pertama, OD bisa diterapkan untuk perubahan strategi, struktur, dan proses pada
keseluruhan sistem organisasi, satu atau beberapa unit aktivitas tertentu, departemen,
kelompok kerja, atau peran atau pekerjaan orang per orang.
Kedua, OD didasarkan pada pengetahuan dan praktik ilmu prilaku terapan (applied
behavioral science) termasuk di dalamnya konsep-konsep yang tergolong mikro seperti,
kepemimpinan, dinamika kelompok kerja dan desain kerja, dan konsep-konsep makro
seperti strategi, desain organisasi dan hubungan internasional.
Ketiga, OD lebih menekankan pentingnya mengelola perubahan terencana namun bukan
dalam pengertian formal/kaku di mana semua rencana datang semata-mata dari konsultan.
Sebaliknya, OD menerapkan proses adaptif dalam perencanaan dan implementasi
perubahan, bukan proses yang kaku, sehingga dalam mendiagnosis dan menyelesaikan
persoalan bisa saja rencana awal berubah jika di tengah-tengah proses diperoleh informasi
baru yang mengharuskan rencana tersebut berubah.
Keempat, OD bukan hanya sekedar mengkreasi perubahan tetapi juga tindakan lanjutan
dalam rangka memperkuat hasil perubahan sehingga program OD bersifat jangka panjang.
Sebagai contoh; mengimplementasikan program untuk menciptakan tim yang mandiri (self-
managed team) akan berdampak pada program lain yakni memberi kekuasaan dan
keleluasaan tim untuk mengatur cara kerja mereka.
Kelima, tujuan akhir OD adalah meningkatkan efektivitas organisasi. Tugas OD juga untuk
membantu karyawan agar bergairah dalam bekerja dan tertarik untuk meningkatkan
kinerjanya. Secara keseluruhan sasaran OD – sasaran jangka panjang adalah menciptakan
kepuasan kedua belah pihak yang berbeda kepentingan yakni kepuasan ekonomi pemilik
organisasi di satu sisi dan kepuasan karyawan di sisi lainnya.

1b. Terbitnya buku reinventing OD merupakan bentuk kegelisahan para pendukung OD


terhadap masa depan OD. Menurut mereka kala itu OD sedang mengalami krisis, semakin
terpinggirkan dan terdesak oleh konsultan manajemen yang menggunakan paradigma
berbeda yang dianggap lebih cocok untuk lingkungan organisasi abad 21.
Jauh sebelum kegelisahan ini muncul kritik terhadap OD datang dari Greiner (1972), French
& Bell (1995), dan Greiner & Cummings (2006). Sesuai judul artikel, Greiner menggunakan
istilah red flag ketika mengkritik OD, ada 6 (enam) kritikan Greiner yaitu:
3

1. OD lebih mendahulukan individu ketimbang organisasi. Kecenderungan OD yang lebih


memiliki obsesi untuk melakukan perubahan prilaku individu menyebabkan OD kurang
fokus pada aspek formal dari sebuah organisasi seperti strategi, struktur dan kontrol.
2. OD lebih mengedepankan aspek informal organisasi dari organisasi formal. Ada
kecenderungan OD memberi tekanan berlebihan pada nilai-nilai interpersonal seperti
keterbukaan, saling percaya dsb. sebagai sarana untuk merubah budaya organisasi.
3. Perubahan prilaku lebih diutamakan daripada diagnosis menyeluruh. Nilai-nilai inti OD
yang lebih menekankan pentingnya perubahan prilaku membawa akibat sering
terlupakannya arti penting diagnosis untuk mengetahui apakah prilaku berjalan
kompatibel dengan arah strategi dan budaya organisasi.
4. Proses dianggap lebih penting ketimbang tugas-tugas organisasi. Dengan lebih
menekankan pentingnya kerja team di mana setiap anggota memiliki ikatan yang kuat
(memiliki hubungan emosinal) dengan anggota lain dalam sebuah kelompok, OD
mengingkari kenyataan bahwa tidak semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan kerja tim.
5. Peran konsultan lebih dominan ketimbang manajer. Program-program OD biasanya
didesain dan dijalankan oleh Konsultan dan target perubahannya adalah para manajer
yang bekerja di dalam organisasi.
6. Dalam pelaksanaannya “paket program” lebih disukai ketimbang situasi riil yang
dihadapi organisasi. Klien lebih menyukai program OD dalam bentuk paket yaitu
aktivitas formal yang terstruktur, nyata dan mudah dijelaskan ke karyawan.

2. Lundberg (1995) mengatakan bahwa LO merupakan unit aktivitas tersistem yang memiliki
karakteristik tertentu, atau sebuah kiasan tentang organisasi yang memiliki kemampuan
untuk menerjemahkan bahasa sandi ke dalam kehidupan rutin sehari-hari sebagai pedoman
berprilaku dan atau beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Sementara itu OL
merupakan sebuah konstruk yang menjelaskan sebuah proses atau tipe aktivitas yang
mungkin terjadi pada organisasi atau pada bagian-bagian organisasi. Bila disederhanakan,
LO adalah organisasi dengan segala kapabilitasnya dan OL adalah proses, dan keduanya
berhubungan dengan pembelajaran.

Apakah Anda setuju PT Telkom merupakan salah satu contoh dari perusahaan yang sebagai
LO, jelaskan alasan Saudara?

Ya, saya setuju dengan pernyataan tersebut bahwa PT. Telkom merupakan perusahaan yang
juga sebagai organisasi pembelajar.

Organisasi pembelajar merupakan sebuah lembaga yang memiliki kapasitas yang besar
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mentransfer pengetahuan dan lembaga tersebut
mampu secara terus menerus mentransformasi diri demi keberhasilan perusahaan. Lembaga
ini juga memberdayakan orang-orangnya baik yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan untuk belajar selama mereka bekerja. Elemen paling penting dari semua ini
adalah pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan pembelajaran dan produktivitas.

PT. Telkom adalah perusahaan pelopor telekomunikasi di Indonesia dan termasuk salah satu
perusahaan BUMN. Telkom merupakan perusahaan yang sangat mementingkan sumber
daya manusia yang mereka miliki. Dalam menghadapi persaingan di dunia bisnis
4

telekomunikasi selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia


perusahaan dengan saling berbagi pengetahuan dan informasi. PT. Telkom menerapkan
disiplin organisasi pembelajaran demi mewujudkan strategi sumber daya manusia (SDM)
yaitu memenuhi kebutuhan SDM dan menyediakan SDM yang berkualitas sesuai dengan
lingkungan persaingan. Dengan diterapkannya disiplin organisasi pembelajaran, maka akan
memotivasi untuk mempunyai kemampuan daya saing yang tinggi.

Daya saing yang baik pada PT. Telkom terlihat dari hasil kinerja selama ini sudah
menunjukan perkembangan yang baik, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang
diperoleh PT. Telkom atas keberhasilannya dalam mengelola knowledge management. Salah
satu pencapaian PT. Telkom adalah berhasil meraih “MAKE Award”. Ini merupakan
penghargaan untuk perusahaan yang berhasil mengelola pengetahuan yang dimiliki dengan
baik, selain itu dalam ajang “Anugerah Business Award” kala itu PT. Telkom juga pernah
dinobatkan sebagai “Best of the Coorporate” dan juga menerima penghargaan di peringkat
pertama untuk “Good Coorporate Governance” dan pengelolaan “Human Capital”.

3a. Definisi organisasi pembelajar adalah sebuah lembaga yang memiliki kapasitas yang besar
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mentransfer pengetahuan dan lembaga tersebut
mampu secara terus menerus mentransformasi diri demi keberhasilan perusahaan.

Sedangkan Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) adalah satu set alat, teknik,
dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan
berbagi pemahaman dan pengalaman. Pemahaman dan pengalaman semacam itu terbangun
pengetahuan, baik diwujudkan dalam individu atau yang melekat dalam proses dan aplikasi
nyata dari sebuah organisasi. Fokus dari Manajemen Pengetahuan adalah untuk menemukan
cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke dalam bentuk informasi yang berguna,
sampai menjadi pengetahuan.

Secara umum, motivasi organisasi untuk menerapkan Manajemen Pengetahuan antara lain:
1. Menciptakan pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan produk dan layanan
yang tersedia dalam bentuk eksplisit.
2. Mencapai siklus pengembangan produk baru lebih cepat.
3. Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi.
4. Nakal-memanfaatkan keahlian orang di seluruh organisasi.
5. Meningkatkan konektivitas jaringan antara swasta internal dan eksternal.
6. Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan karyawan untuk mendapatkan
informasi yang relevan dan ide-ide yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
7. Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja.

Hubungan organisasi pembelajar dan manajemen pengetahuan pada era reformasi seringkali
menganggap organisasi sebagai institusi pengetahuan. Organisasi dinilai mampu
menciptakan, memproses dan mendistribusikan pengetahuan. Menurut Gareth Morgan
(1997) memandang suatu organisasi layaknya sebuah otak tempat berpikir (organization as
brains) yang mampu memproses informasi dan mampu melakukan proses pembelajaran.
Pandangan ini sekaligus menegaskan bahwa kemampuan organisasi melakukan
pembelajaran bisa diartikan pula bahwa organisasi mampu menciptakan pengetahuan baru,
5

mendesiminasi pengetahuan pada seluruh elemen organisasi dan mewujudkannya dalam


bentuk produk, jasa dan sistem organisasi.Yang barangkali tidak boleh di salah-mengertikan
terhadap anggapan ini adalah meski dewasa ini pengetahuan memiliki arti penting bagi
sebuah organisasi/perusahaan, namun bukan berarti pengetahuan merupakan produk akhir
atau tujuan akhir dari sebuah organisasi. Kecuali, institusi pendidikan, pengetahuan bagi
organisasi lainnya lebih berfungsi sebagai aset atau alat bantu yang memungkinkan
organisasi memiliki daya saing baru sehingga harapan organisasi tersebut bisa bertahan
hidup dan terus berkembang jauh lebih tinggi ketimbang organisasi yang tidak memiliki
pengetahuan.

3b. Deskripsi singkat; Fenomena Pandemi Global COVID-19


Saat ini seluruh negara di dunia sedang mengalami fenomena wabah yang dikenal dengan
sebutan virus corona atau COVID-19. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih
serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal
sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul
secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap
merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah
dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau
diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Mereka yang
mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari pertolongan medis.

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat
menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar
saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini
kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang
menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya,
dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup
percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit.

Dampak yang ditimbulkan begitu parah dan sangat membahayakan bagi kesehatan dan
keselamatan setiap orang. Maka aturan pemerintah pun mulai diberlakukan dalam menekan
persebaran virus COVID-19 ini. Salah satunya adalah dengan menjaga jarak sosial, hindari
tempat untuk berkerumun seperti tempat ibadah, lingkungan pendidikan (sekolah), pasar,
dsb. karena social distancing ini perlu di lakukan untuk kebaikan bersama.
6

.Manajemen Pengetahuan dan Inovasi Organisasi


Wabah COVID-19 telah memunculkan beragam kepanikan, termasuk di ranah pendidikan
tinggi. Terlebih setelah pemerintah pusat secara beruntun menyikapinya dengan bermacam
tindakan seperti menetapkan status siaga, darurat bencana, bencana non-alam, perpanjangan
status darurat bencana hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Semenjak saat itu diberlakukanlah upaya pencegahan COVID-19 berupa pengaturan jarak
sosial dan fisik (social & physical distancing) di berbagai lini kehidupan. Kebijakan ini
didasari dengan jumlah korban yang semakin hari terus bertambah dan sebaran virusnya
semakin sulit dikendalikan di seluruh penjuru Indonesia.

Melalui Surat Edaran Mendikbud RI No 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada
satuan Pendidikan, semua pendidikan tinggi di Indonesia, tidak terkecuali Universitas
Terbuka (UT) mengambil langkah tegas atas himbauan pemerintah untuk melakukan
aktivitas belajar dari rumah.

Segala aktivitas akademik yang biasa dilakukan di kampus, saat masa pandemi ini harus
dilakukan dari rumah. Tidak hanya mahasiswa, dosen dan tendik (tenaga pendidikan) pun
terpaksa harus bekerja dari rumah demi pencegahan dan percepatan penurunan wabah
COVID-19. Kebijakan dan fenomena pandemi yang dampaknya luar biasa dan terjadi begitu
cepat telah memaksa dunia pendidikan tinggi mengubah pola kerja pelayanan dari
konvensional menjadi pelayanan berbasis daring (online) atau bisa dianggap juga sebagai
distance learning.

Salah satu pendidikan tinggi percontohan di Indonesia yang sudah menerapkan teknologi
sistem blended learning sebelum wabah COVID-19 ini adalah Universitas Terbuka (UT).
Wajar apabila kebijakan pemerintah yang meminta semua aktivitas belajar mengajar
dilakukan di rumah selama pandemi Covid-19 tidak begitu mengejutkan bagi Universitas
Terbuka. Hal itu mengingat infrastruktur teknologi dan SDM-nya sudah disiapkan
walalupun sistem pembelajaran yang selama ini diterapkan belum 100 persen online.

4a. Terjadi pergeseran tata kehidupan manusia yang bersifat struktural. Pergeseran dibagi
menjadi tiga gelombang yaitu; era pertanian (agrarian era); era industri (industrial era); dan
era pasca industri atau dikenal dengan era informasi (post industrial atau information era).
Adanya pergeseran gelombang ditandai dengan lompatan besar (quantum leap) yang
menyebabkan karakteristik pada satu era berbeda secara signifikan dengan karakteristik era
lainnya. Satu hal yang patut mendapat perhatian adalah setiap menjelang terjadinya
perubahan-perubahan besar tersebut selalu diawali oleh inovasi-inovasi yang pada mulanya
hanya dilakukan sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu.
Sudah hampir pasti inovasi tersebut kemudian ditiru, merembet dan dikembangkan
kelompok-kelompok masyarakat lain menjadi inovasi yang lebih komprehensif, atau dengan
kata lain inovasi secara langsung maupun tidak langsung akan diikuti oleh proses
pembelajaran dan penciptaan pengetahuan baru yang hasil akhirnya adalah inovasi-inovasi
baru dan pengetahuan baru yang lebih baik. Inovasi dan pengetahuan yang terus bergulir
secara gradual ini pada akhirnya menyebabkan perubahan dalam pengertian positif yakni
7

progres dan kemajuan pada sekelompok masyarakat tertentu yang diikuti oleh progres dan
kemajuan pada kelompok masyarakat lain. Inovasi, pengetahuan dan perubahan selalu
berjalan seiring. Tidak bisa dipisahkan sehingga sering kali mengalami kesulitan untuk
menentukan mana yang menjadi pemicu dan mana yang menjadi dampak dari ketiga
hubungan tersebut. Bisa dikatakan ketiganya mempunyai hubungan timbal balik (resiprokal)
yang saling mempengaruhi seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar hubungan antara pengetahuan, inovasi dan perubahan

Pengetahuan

Perubahan Inovasi

4b. Menurut simpulan (Baloch & Karim : 2007) yang menyatakan bahwa komoditas kunci pada
era informasi adalah data, maka bisa disimpulkan bahwa pengetahuan dewasa ini merupakan
faktor kunci yang menjadi pemicu timbulnya inovasi dan perubahan. Logikanya adalah data
merupakan sumber informasi dan selanjutnya jika informasi tersebut dipecah-pecah dan
digabungkan dengan informasi lain akan menghasilkan pengetahuan.

Sesuai dengan simpulan Baloch & Karim maka bisa diartikan pula bahwa dewasa ini
pengetahuan merupakan komoditas kunci dan menempati peran penting dalam kehidupan
masyarakat. Bahkan dengan dukungan teknologi informasi yang telah berkembang begitu
pesat pengetahuan tidak lagi hanya tersimpan pada individu-individu tertentu seperti yang
terjadi pada era pertanian tetapi tersimpan dalam bentuk digital yang sewaktu-waktu bisa
diakses oleh siapapun yang membutuhkannya.

Dengan demikian ketika produksi pengetahuan semakin tinggi dan menyebar ke segala
penjuru, konsekuensi logisnya adalah inovasi akan tercipta dimana-mana sehingga
perubahan pun tidak bisa dihindarkan. Dengan dukungan teknologi informasi dan
komunikasi, situasi ini sekali lagi akan terus bergulir dengan intensitas yang lebih cepat
sampai mencapai titik keseimbangan baru yang tidak pernah berhenti.
8

4c. Dalam era informasi seperti sekarang ini pengetahuan menjadi komoditas penting, sumber
kekuatan dan daya saing bagi siapapun yang menguasainya. Negara yang menguasai
pengetahuan lebih memiliki daya saing ketimbang negara yang tidak memiliki pengetahuan.
Demikian juga organisasi atau perusahaan yang memiliki pengetahuan lebih akan mudah
bersaing. Oleh karena itu sangat wajar jika upaya untuk mengembangkan dan menguasai
pengetahuan terus dilakukan. Jika pada awalnya hanya institusi pendidikan yang
memonopoli pengembangan pengetahuan, dewasa ini institusi-institusi lain termasuk
institusi bisnis tidak ketinggalan juga ikut mengembangkannya. Inilah yang menjadi awal
munculnya istilah knowledge based economy, hal ini tidak terlepas dari peran institusi bisnis
yang juga mempunyai andil dalam mengembangkannya.

Kesimpulan,
Pada prinsipnya, negara dengan paham knowlegde-based economy mengandalkan manusia
dengan tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu sebagai kapital atau sumber ekonomi
pengetahuan negara. Knowlegde-based economy country dipahami sebagai konsep ekonomi
yang dikembangkan suatu negara dengan berbasiskan pengetahuan dan diimplementasikan
dalam industri berteknologi dan tenaga kerja kompeten.

Ada empat hal utama yang menjadi penopang dalam penerapan konsep knowledge-based
economy menurut World Bank, yaitu :

1. Kebijakan dan regulasi ekonomi dan industri untuk memicu pertumbuhan pengetahuan /
teknologi baru serta entrepreneurship nasional;
2. Lembaga pendidikan dan pelatihan berkualitas;
3. Sistem inovasi industri/perusahaan berbasis riset yang unggul;
4. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk menfasilitasi pemrosesan serta
penyebaran informasi/pengetahuan/komunikasi efektif.

Anda mungkin juga menyukai