Bahasa Indonesia, yang mana merupakan sebuah bahasa resmi dan bahasa alternatif Masyarakat
Indonesia justru kembali asing di kalangan kita saat ini. Pengaplikasian bahasa Indonesia yang baik
dan benar sudah sangat sulit di realisasikan. Mengapa demikian? Padahal, bahasa Indonesia sudah
tertanam dan sudah dipelajari sejak dini. Terdapat ragam bahasa Indonesia yang dapat digunakan,
namun sejatinya pergolakan zaman dan pergaulan menjadikan penggunaan bahasa Indonesia
menjadi sukar dan memiliki berbagai pergeseran. Sejatinya, Mahasiswa UIN SMH Banten, sangat
menjunjung tinggi Bahasa persatuan. Namun, beberapa faktor menjadikan penggunaan bahasa
Indonesia di kalangan mahasiswa UIN SMH Banten ini menjadi sedikit pudar, yang tentunya hal ini
terjadi seiring pergaulan dan perkembangan zaman. Penggunaan bahasa Indonesia masih sangat
digunakan dan tetap menjadi pedoman. Namun, ada beberapa model kebahasaan pada pergaulan
Mahasiswa UIN SMH Banten, yang mempengaruhi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar menjadi kian pudar.
Bahasa Gaul
Salah satu model kebahasaan yang melanda mahasiswa UIN SMH Banten adalah bahasa gaul, atau
yang sering disebut bahasa tidak baku. Penggunaan bahasa gaul seperti ini tentunya dapat merubah
kaidah kebahasaan dalam pengaplikasian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa gaul ini,
sering digunakan dalam kalangan mahasiswa UIN SMH Banten bahkan sudah nyaris menjadi bahasa
alternatif. Pada hakikatnya, bahasa gaul ini adalah bahasa Indonesia. Namun, dalam
pengaplikasiannya selain menjadi bahasa Indonesia yang tidak baku, bahasa ini sudah tercampur
oleh bahasa asing, sehingga bahasa gaul menjadi salah satu faktor yang menjadikan mahasiswa UIN
SMH Banten mengalami krisis kebahasaan, karena di dalam bahasa gaul terdapat beberapa bahasa
yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kini mahasiswa UIN SMH Banten sudah terlena
dan dilanda oleh bahasa gaul, bahasa ini sangat mudah dan bisa kita temui dalam pergaulan dan
dalam keseharian Mahasiswa di UIN SMH Banten.
Bahasa Slang
Pada hakikatnya, bahasa slang masih termasuk ke dalam golongan bahasa gaul yang biasa di
gunakan pada situasi non formal. Bahasa ini sangat tidak asing di kalangan remaja juga di kalangan
mahasiswa UIN SMH Banten. Bahasa slang ialah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang
(remaja) untuk berinteraksi dengan anggota kelompoknya, dan hanya dapat di pahami oleh
kelompoknya atau orang memahami bahasa dimaksud (slang). Penggunaan bahasa slang ini tentu
tentunya menjadi salah satu penghambat penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
di kalangan mahasiswa. Pasalnya, bahasa slang ini memiliki model tersendiri yang memicu
pergeseran makna dalam bahasa Indonesia. Sebagian besar mahasiswa di UIN SMH Banten telah
menggunakan bahasa seperti ini. Sehingga mahasiswa cenderung tidak mampu mengaplikasikan
kesantunan berbahasa, karena penggunaan bahasa slang ini lebih berpotensi menghasilkan bahasa
yang tidak memenuhi kaidah dan standar KBBI.
Bahasa Daerah
UIN SMH Banten merupakan universitas yang berdiri di Banten. Meski demikian, mahasiswa di UIN
SMH Banten sangatlah beragam, berasal dari berbagai daerah, dan berbagai tempat diluar Banten.
Penggunaan bahasa daerah di kalangan mahasiswa UIN SMH Banten sangatlah lumrah, pasalnya
antar mahasiswa merasa lebih nyaman dan lebih dekat satu sama lain ketika ada teman yang
mengampu bahasa daerah yang sama. Bahasa yang sangat sering di gunakan diantaranya, Sunda,
Jawa, Betawi, dll. Yang di dalamnya terdapat berbagai macam dialek. Penggunaan bahasa daerah ini
sangatlah bagus, karena pentingnya menghormati bahasa kedaerahan. Namun hal ini menjadi salah
satu penghambat penggunaan bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa. Pasalnya saat berada di
lingkungan kampus, sebaiknya mahasiswa lebih mengacu pada penggunaan bahasa Indonesia di
banding bahasa daerah. Selain menghindari krisis kebahasaan, penggunaan bahasa Indonesia juga
sangatlah penting. Mengapa demikian?
Seperti yang kita ketahui bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan bahasa persatuan yang
menyatukan keberagaman. Jika mahasiswa saling menggunakan bahasa daerah nya satu sama lain,
maka akan terjadi kesenggangan dimana beberapa orang tidak memahami bahasa dari daerah
selainya.
Di kalangan mahasiswa UIN SMH Banten, penggunaan Bahasa Indonesia memiliki persoalan yang
beragam. Namun, di tengah persoalan tersebut mahasiswa UIN SMH Banten masih tetap
menggunakan bahasa Indonesia meski terdapat berbagai model bahasa seperti yang di sebutkan di
atas. Di samping itu, penempatan penggunaan bahasa Indonesia pada kalangan mahasiswa UIN SMH
Banten masih cukup baik. Pasalnya, problema model kebahasaan di atas hanya merujuk pada
pergaulan antar sesama mahasiswa. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih dapat
di aplikasikan ketika memang pada saat dan kondisi tertentu, seperti saat berdiskusi, saat
berinteraksi dengan dosen dll. Hal ini dapat di apresiasi, pasalnya dari berbagai persoalan di atas
mahasiswa UIN SMH Banten masih sangat bisa menempatkan Penggunaan bahasa Indonesia dengan
baik.
Meski demikian, pengaplikasian bahasa Indonesia masih perlu di tingkatkan di kalangan mahasiswa
itu sendiri. Mahasiswa harus mampu lebih meningkatkan kualitas kebahasaanya, dan belajar dari
problema kebahasaan dan potensi nya terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
yang telah di sebutkan. Penempatan Bahasa Indonesia saat ini cukup baik, namun alangkah baiknya
bahasa-bahasa gaul ataupun bahasa yang dapat mengahambat penggunaan bahasa Indonesia dapat
sedikit demi sedikit di hindari, sehingga bahasa Indonesia dapat benar-benar menjadi bahasa
alternatif dan penggunaannya lebih baik lagi di kalangan mahasiswa.