Anda di halaman 1dari 17

Rangkuman

Materi

REGULASI EMOSI
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

“Intelligence quotient gets you hired, but emotional


quotient gets you promoted”
(kecerdasan intelektual memberimu pekerjaan, namun
kecerdasan emosional memberimu promosi)

Kecerdasan Intelektual (IQ) VS Kecerdasan Emosional (EQ)


Kecerdasan intelektual atau intelligence quotient (IQ) sangatlah familiar dan
seringkali menjadi standar kecerdasan seseorang di tengah masyarakat. IQ
merupakan tingkat kecerdasan yang dimiliki seseorang terkait kemampuan
analisis, logika, dan bilangan. Namun, ternyata kecerdasan seseorang tidak
hanya dapat dinilai berdasarkan IQ-nya saja. Terdapat jenis kecerdasan lain yang
perlu diperhatikan dalam diri seseorang, yaitu kecerdasan emosional atau
emotional quotient (EQ). Kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri serta orang lain, mengelola
emosi pribadi, serta memberikan respon yang benar.

Apa itu emosi?


1. Emosi adalah sebuah reaksi psikologis yang dirasakan seseorang dalam
waktu singkat dan bersifat subjektif
2. 6 Jenis emosi yang biasa dirasakan manusia: bahagia, sedih, takut, marah,
jijik, dan terkejut
3. Fungsi Emosi:
Memberikan kekuatan pada manusia untuk membedakan dan
mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan.
Membantu memecahkan masalah.
Memotivasi seseorang untuk terlibat dalam tindakan penting agar dapat
bertahan hidup.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
1. Kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali
emosi diri sendiri serta orang lain, mengelola emosi pribadi, serta
memberikan respon yang benar
2. Fungsi kecerdasan emosional:
Menilai suatu keadaan dengan lebih objektif berdasarkan perspektif yang
berbeda dan tidak hanya terbawa oleh perasaan atau emosi yang sedang
kita rasakan saja.
Membantu mengelola emosi negatif.
Memudahkan untuk mengendalikan diri.
Memahami emosi pribadi dan orang lain
Membantu membangun interaksi dengan baik serta komunikasi dua arah
yang sehat
Membantu meningkatkan performa kerja
3. Jenis kecerdasan emosional:
Intrapersonal
Kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri
Interpersonal
Kemampuan untuk mengenali, merespon emosi, dan membangun
hubungan sosial
Kemampuan Dalam Kecerdasan Emosional
Recognition/Awareness

Kesadaran diri Empati


(Self-awareness) (Empathy)
Intra- Inter-
personal personal
Pengelolaan diri
(Self management) Kemampuan bersosial
Motivasi diri (Social skills)
(Self-motivation)

Regulation/Control
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Aspek intrapersonal harus dilakukan terlebih dahulu karena setiap individu
harus mengenali perasaan pribadinya terlebih dahulu (self-awareness), yaitu
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi apa yang tengah dirasakan dan apa
pemicunya. Setelah itu, baru seseorang akan mampu mengelola perasaannya
sendiri (self-management).
Setelah menguasai bagian intrapersonal, seseorang kemudian akan dapat
melanjutkan ke bagian interpersonal. Pada bagian ini, seseorang akan mampu
mengenali apa yang orang lain rasakan (empati). Akan tetapi perasaan orang lain
tersebut tidak dapat kita kontrol, melainkan hubungan sosial dengan orang lain
lah yang dapat kita kontrol, yang kemudian disebut dengan social skills
(kemampuan untuk berelasi dengan orang lain).

Manfaat Kecerdasan Emosional


1. Membangun komunikasi efektif di lingkungan kerja
Apabila seseorang memiliki intrapersonal yang baik, kemungkinan dia juga
akan memiliki interpersonal yang baik. Hal tersebut akan membantu untuk
mengetahui cara menghadapi rekan kerja masing-masing.
2. Membantu mengendalikan situasi sulit di lingkungan kerja
Kecerdasan emosional dapat membantu menyelesaikan masalah dengan
mengenal lebih dalam emosi yang dirasakan oleh rekan kerja sehingga solusi
yang dihasilkan dalam suatu masalah bisa selaras.
3. Menunjang karir
Kecerdasan emosional membuat seseorang dapat mengenal dan mengelola
dirinya, sehingga orang tersebut menjadi lebih paham apa yang baik dan tidak
bagi dirinya. Hal itu pun akan mempengaruhi performa kerja ke arah yang
lebih positif.

Proses Mengelola Emosi


Ketika menerima informasi (negatif ataupun positif) otak akan memberi
respons. Namun secara biologis ada bagian tubuh yang berguna untuk
merespons ancaman, yaitu amigdala (bagian otak untuk mengelola ancaman
sehingga tanpa disadari akan ada refleks perlindungan diri).
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Respon perlindungan diri yang bisa muncul adalah Respon 3F:
1. Fight
Kondisi menerima sinyal informasi berupa ancaman dan respons dengan
melawan kondisi tersebut, karena tanpa disadari orang tersebut masih
memiliki kemampuan untuk menghadapinya. Ciri-ciri: emosi marah,
menangis, memukul orang atau sesuatu, nada suara meninggi, perut kram
atau panas.
2. Flight
Kondisi saat menerima informasi yang memberikan rasa tidak nyaman, lalu
merespons dengan melarikan diri atau meninggalkan situasi tersebut. Hal ini
terjadi karena secara spontan kita menangkap impuls yang dirasa tidak bisa
untuk dilawan. Ciri-ciri: emosi takut, gelisah, gemetar, kaki yang bergerak
tanpa sadar, ukuran pupil mata melebar, melakukan aktivitas lebih berat dari
biasanya (misal intensitas olahraga).
3. Freeze
Kondisi saat menerima sinyal informasi berupa ancaman, namun tidak
mampu melawan atau melarikan diri dari situasi tersebut. Ciri-ciri: takut atau
kaget, tubuh dingin seketika atau mati rasa, kaku, detak jantung kencang atau
meningkat.

Bagaimanakah Respon yang Benar?


Dalam konteks ini, tidak ada respon yang benar atau yang salah, namun kita
harus bisa memilih respon mana yang lebih tepat untuk dilakukan. Pada
dasarnya, konsep kecerdasan emosional adalah mengenali diri sendiri lalu
mengelolanya, sehingga kitalah yang paling memahami emosi kita sendiri. Dari
ketiga respon tersebut mana yang dirasa paling cocok untuk membantu diri kita
dan bukannya mencetuskan emosi negatif. Seringkali kesalahannya adalah
orang tidak memahami bagaimana harus memberikan respon. Contoh: ada
yang memilih respon flight ketika sebenarnya mereka masih sanggup untuk
melawan atau memberikan respon fight. Prioritas dari mempelajari kecerdasan
emosional bukanlah untuk memilih respon yang dapat menyenangkan semua
orang, namun untuk mengenali emosi diri dan mengelolanya.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Tahapan Kecerdasan Emosional


Terdapat 4 tahapan untuk mengaplikasikan kecerdasan emosional, yaitu:
1. Emotion perception
Memahami emosi diri sendiri dan orang lain secara akurat dengan
memperhatikan: pengalaman subjektif, perubahan fisik, penilaian kognitif.
Bisa melakukan dengan beragam cara, seperti memperhatikan sinyal
non-verbal (gesture, cara bicara, postur, ekspresi wajah) dan verbal. Hal ini
sangatlah penting karena kita tidak dapat menerka-nerka pemikiran orang
lain dengan sembarangan.
2. Using emotions to facilitate thought
Menggunakan emosi secara konstruktif atau membangun. Pastikan informasi
penting apakah yang disampaikan oleh emosi yang dirasakan saat itu. Emosi
yang membangun tidak selalu bersifat positif, seperti marah sedih juga bisa
menjadi konstruktif. Misal, marah bisa menjadi motivasi atau dorongan kerja
selama disampaikan dengan baik.
3. Understanding emotions
Memahami emosi pribadi, hubungan antar emosi, dan sebab-akibat
kemunculan emosi (baik pribadi maupun orang lain) sehingga paham harus
merespon seperti apa.
4. Managing emotions
Mengelola kemunculan emosi melalui pemberian respons yang tepat. Emosi
yg dirasakan semua orang sama bentuknya, yang berbeda adalah cara
meresponnya. Zona kenyamanan emosional adalah momen tepat untuk
mengatur dan mengelola emosi pribadi dan org lain. Hasil akhir yang
diharapkan dari hal ini adalah membangun hubungan yang berkualitas
dengan diri sendiri dan juga dengan orang lain.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Model Kecerdasan Emosional dan Cara Mendeteksi Emosi Diri


Kemampuan Dalam Kecerdasan Emosional
Recognition/Awareness

Kesadaran diri Empati


(Self-awareness) (Empathy)
Intra- Inter-
personal personal
Pengelolaan diri
(Self management) Kemampuan bersosial
Motivasi diri (Social skills)
(Self-motivation)

Regulation/Control

4 Area Kecerdasan Emosional:


1. Rekognisi intrapersonal yang berupa kesadaran diri atau self-awareness
2. Regulasi intrapersonal yang berupa pengelolaan diri (self-management) dan
motivasi diri (self-motivation)
3. Rekognisi interpersonal yang berupa empati (emphaty)
4. Regulasi interpersonal yang berupa kemampuan bersosialisasi (social skills)
Area rekognisi merupakan area dimana kita menyadari dan memahami emosi
apa yang terjadi di dalam diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan area
regulasi adalah area yang dapat kita kendalikan terkait diri sendiri maupun
orang lain.

INTRAPERSONAL
Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memperhatikan emosi pribadi
dengan melibatkan pengamatan dan pengalaman untuk mengetahui apa
yang dirasakan dan apa pemicunya. Dalam tahap ini, kita harus
memperhatikan diri sendiri dan memahami apa yang diri sendiri rasakan serta
apa pemicu dari perasaan atau emosi tersebut.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Pentingnya Self-Awareness
1. Membantu untuk fokus dengan emosi pribadi.
2. Membantu memahami kebutuhan dan keinginan pribadi
3. Menjadi memonitor emosi dan pikiran secara berkelanjutan
4. Membantu berdamai dengan diri sendiri
5. Mengetahui bagaimana mengelola emosi diri sendiri

Tantangan Dalam Self-Awareness


Seringkali orang tidak memberi cukup waktu untuk mengenali dirinya
sendiri. Saat ada informasi yang menekan, orang cenderung merespons dengan
spontan (Matthew Killingsworth & Daniel Gilbert). Karenanya, sebelum
memberikan respon sangat penting untuk memperhatikan keadaan lingkungan
sekitar terlebih dahulu serta memahami apa yang sebenar-benarnya dirasakan
oleh diri masing-masing.

Tingkatan Self-Awareness
Tingkatan self-awareness terdiri atas 3 tingkatan, yaitu:
1. What are you doing?
Kemunculan emosi dapat menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan rasa tidak nyaman dan memunculkan distraksi. Pengalihan
bukan merupakan hal yang salah, namun harus bijaksana dalam memilih
pengalihan. Jangan sampai malah mendapat emosi negatif. Jadi harus
diperhatikan apa yang kita lakukan terhadap emosi tersebut.
2. What are you feeling?
Keliru memilih distraksi membuat orang makin bersembunyi dan tidak
memperhatikan apa yang sebenarnya ia rasakan. Pahami perasaan pribadi
yang dirasakan dengan jujur untuk mengenali kemunculan perasaan. Sebab,
mengenali perasaan sama dengan mengenali dirimu yang sesungguhnya.
Hal ini juga dapat terbantu dengan berhenti memberikan asumsi negatif
tentang diri sendiri dan karakter pribadi. What are you feeling adalah tentang
memahami bagaimana kita akan bereaksi pada suatu emosi dan apa yang
dirasakan terhadap emosi tersebut.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

3. What are ur blind spots?


Tahap ini berbicara tentang mengenali dan menerima kelemahan diri
sendiri. Seringkali kita walaupun telah mengetahui, kita cenderung
mengabaikan kelemahan diri kita. Mengenali dan menerima kelemahan
akan membantu kita untuk lebih mengetahui cara mengubah kelemahan
tersebut menjadi sesuatu yang bisa dikembangkan.

Manfaat Self-Awareness
1. Membiasakan diri untuk lebih berempati
2. Membantu berpikir jernih dalam mencari jalan keluar
3. Memudahkan pengambilan keputusan
4. Membantu mensortir perasaan atau emosi diri
5. Menguatkan hubungan sosial dan interaksi komunikasi
6. Menjadi lebih bijaksana dalam bersikap

Cara Mengelola Self-Awareness


Membuat waktu untuk diri sendiri. Hindari sikap terburu-buru dalam
merespon, tenangkan diri, rasakan dan jujur dengan emosi yang terjadi
sehingga lebih mudah terdeteksi.
Mindfulness, yaitu upaya melatih diri untuk memusatkan perhatian penuh
pada suatu hal tanpa memberikan interpretasi. Mindfulness membuat kita
dapat mengenal orang lain secara lebih terbuka.
Membuat jurnal atau catatan pribadi. Menuangkan perasaan di jurnal serta
menceritakan seberapa besar dan sifat emosi apa yang dirasakan dapat
membantu kita meningkatkan kesadaran akan diri sendiri.
Self-Awareness adalah tahapan utama untuk meningkatkan kecerdasan
emosional.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Pengelolaan Diri (Self-Management)


Terdapat beberapa langkah untuk melakukan pengelolaan diri dengan benar,
yaitu:
1. Identifikasi apa yang sedang dirasakan serta apa yang membuat
perasaan tersebut timbul, terutama identifikasi apa yang mengganggu dan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam beraktifitas. Untuk mengidentifikasi
hal ini, diperlukan penerapan self-awareness.
2. Membuat pernyataan jujur terkait penyebab kemunculan perasaan.
Pernyataan jujur ini akan membantu untuk mengetahui apakah emosi yang
dirasakan murni kesedihan (atau emosi tertentu) atau hasil kolaborasi emosi
yang tidak bisa kita kenali. Kemudian kembali lihat apa yang sebenarnya
memicu perasaan tersebut.
3. Ambil sikap memutus lingkaran emosi negatif, misalnya: mengadakan
diskusi rutin dengan rekan sekerja sehingga lebih terbuka dengan wawasan
dan perspektif yang berbeda. Memutus sikap memutus lingkaran emosi
negatif ini juga dapat dilakukan dengan tetap melakukan tugas atau
pekerjaan dan arahan yang diberikan dan tidak hanya berhenti di rasa kesal
saja. Kemudian coba untuk melihat sisi positif dari hal negatif tersebut karena
hal tersebut akan membantu keadaan diri kita. Sementara, memberi motivasi
yang tulus juga dapat dilakukan untuk membantu kontrol eksternal emosi
rekan kerja.
Kemampuan Penunjang Self-Management
1. Inisiasi (Task Initiation): kemampuan untuk memulai suatu tugas sesuai
dengan waktu yang ditentukan tanpa menunda-nunda. Seseorang dengan
inisiasi yang tinggi akan mampu untuk memulai tugas yang memang harus
dikerjakan sekalipun ia merasa tidak ingin melakukannya.
2. Organisasi (Organizational Skills): kemampuan untuk merancang atau
merencanakan, memprioritaskan, dan mencapai tujuan dengan cara yang
teratur, efisien, dan produktif.
3. Akuntabilitas (Accountability): sikap bertanggung jawab akan apa yang
dilakukan atau sikap untuk berani mengambil suatu tanggung jawab tertentu.
Sikap akuntabilitas ini akan membantu seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Motivasi Diri (Self-Management)


Motivasi diri adalah kemampuan untuk mendorong diri sendiri guna
mencapai sesuatu
Motivasi merupakan komponen yang penting karena membuat seseorang
menjadi lebih optimis dan melihat berbagai peluang untuk mengembangkan
diri.
Tipe-tipe Motivasi
a. Intrinsik
Memberikan dorongan semangat karena memiliki niat yang tinggi dan
keinginan pribadi. Tidak ada tekanan untuk mencapai target yang dibuat
karena dorongan datang dari dalam dirinya sendiri. Ciri-ciri: suka
mempelajari hal baru tanpa perlu iming-iming untuk mendapatkan sesuatu
atau karena disuruh.
b. Ekstrinsik
Mendapat dorongan dari faktor eksternal dan disertai motif tertentu.
Biasanya, dipengaruhi tujuan untuk mendapat pujian atau apresiasi dari
pekerjaan yang dilakukan (sifatnya kompetitif).
Sikap Menumbuhkan Self-Motivation
1. Personal drive to achieve
memiliki keinginan pribadi untuk mengembangkan standar karir, mulai dari
kualitas kemampuan, manajemen waktu, pengambilan keputusan,hingga
tingkatan karir.
2. Komitmen
Melengkapi tujuan dan niat yang membantu dalam mengukur rencana kerja
yang sesuai dengan kapabilitas diri.
3. Inisiatif
Kombinasi keberanian mengambil risiko dan pengelolaan risiko yang baik.
4. Optimisme
Membiasakan diri untuk melihat sisi baik dan sisi positif dalam setiap hal yang
dilakukan.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Manfaat Self-Motivation
1. Mendapat kepercayaan dari orang lain
2. Kepuasan pribadi
3. Percepatan promosi karir
INTERPERSONAL
EMPATI (EMPHATY)
a. Empati adalah kemampuan untuk memahami kondisi orang lain dan apa
yang sedang mereka rasakan dan tidak hanya berhenti di rasa iba.
b. Perbedaan Simpati dan Empati
Simpati
Perasaan terfokus pada suasana hati dan keinginan orang lain untuk ikut
merasakan kebahagiaan.
Empati
Kemampuan memahami emosi dan perasaan orang lain berdasarkan
berbagai sudut pandang, sehingga menjadi lebih objektif dalam menilai
emosi seseorang.
c. Pentingnya empati: untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain (rekan
kerja), sebab ketidak-pedulian menumbuhkan rasa dingin di hubungan,
sementara empati dapat meningkatkan kedekatan dan komunikasi yang lebih
intens.
3 Tingkatan Empati
a. Empati Kognitif (Cognitive Emphaty)
Mampu memahami atau mengetahui apa yang mungkin dirasa atau
dipikirkan oleh orang lain.
Dapat menempatkan diri pada posisi orang lain tanpa harus
memperdulikan perasaan lawan bicara secara lebih dalam lagi.
Memahami kondisi tanpa benar-benar memperdulikan perasaan yang
sesungguhnya dan tidak menyangkut-pautkan perasaan pribadi dengan
lawan bicara
Didominasi oleh pemikiran rasional (akal sehat) dan bersifat netral.
Cocok untuk proses negosiasi dalam mengatur skema dan rencana kerja;
memotivasi orang lain; dan memahami berbagai perspektif yang berbeda.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
b. Empati Afektif (Emotional Emphaty)
Membangun hubungan sosial melalui berbagi perasaan dengan orang lain
dan mencapai tingkatan yang lebih mendalam
Ikut merasakan emosi yang sama dengan lawan bicara.
Cocok untuk pelatihan, pemasaran, management, maupun perekrutan.
Empati ini baik apabila dapat memahami dan merasakan emosi orang lain
dengan baik. Namun juga dapat menjadi buruk apabila terlalu berlebihan
dalam menghayati perasaan yang dibagikan.
Dalam empati ini, peran self-management sangat penting untuk
menghindari overfeeling atau perasaan berlebih.
c. Empati Berbelas Kasih (Compassionate Emphaty)
Memahami kondisi orang lain, ikut merasakan emosinya, serta mampu
mengambil tindakan untuk membantu keluar dari situasi terberat.
Merupakan jenis empati yang paling tepat dan terbaik untuk dilakukan.
Tindakan yang dilakukan harus berguna untuk jalan keluar bagi masalah.

4 Kesalahan Berempati
1. Bersikap tahu segalanya
Sikap ini memberikan kesan merendahkan atau menganggap enteng masalah
yang terjadi. Untuk menunjukan kalau kita mengerti kondisinya lebih baik
katakan apa yang kita lihat dari ekspresinya. Hal tersebut lebih menenangkan
karena tidak memposisikan seolah-olah kita mengetahui segalanya.
2. Membajak cerita
Jangan mengambil alih momen orang lain ketika bercerita dan malah
menceritakan cerita diri kita. Boleh bercerita, namun lebih baik ceritakan di
akhir momen mereka kemudian tunjukkan kembali kepedulian pada mereka.
Perbanyak mendengarkan dan posisikan diri sejajar dengan lawan bicara.
Contohnya dengan mengatakan: “gue juga pernah kok mengalami yang sama,
hampir mirip sih. Yuk kita bantu sama-sama cari solusinya”
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

3. Memberikan saran positif


Dalam berempati, mendengarkan jauh lebih penting daripada memberikan
saran positif. Seseorang yang menceritakan masalahnya, membutuhkan
teman untuk memahami perasaannya. Berikan waktu mereka untuk bercerita
dan jangan katakana hal-hal yang dapat menimbulkan beban tersendiri dan
malah terjebak dengan konflik. Terus memperhatikan cerita, ekspresi, dan
keluhan dengan seksama.
4. Bersikap berlebihan
Banyak orang yang memberikan terlalu banyak saran tanpa mengetahui
lawan bicaranya hanya ingin didengarkan terlebih dahulu. Dalam kondisi
tertekan, sulit bagi orang untuk menerima saran. Jadi, sebelum memberikan
sara cari tahu terlebih dahulu apa yang dibutuhkan.

Cara Menumbuhkan Empati


1. MENDENGARKAN
Memberikan kontak mata; beri waktu yang cukup untuk mendengarkan
ceritanya dan hentikan kegiatan lain (bermain gadget, dsb) atau distraksi
lain guna menunjukkan kita benar-benar mendengarkan dan
memperhatikan ceritanya.
Jangan potong pembicaraan: tahan opini diri sendiri dan catat poin
ceritanya maupun poin-poin yang ingin kita tanyakan atau sampaikan
nantinya.
Simpulkan pembicaraan dan konfirmasi ulang ke lawan bicara: hal ini
menunjukkan bahwa kita benar memperhatikan, peduli, dan berempati
pada cerita mereka.
Tanyakan pertanyaan yang membangun atau memperjelas keterangan;
jangan menembak dengan pertanyaan-pertanyaan yang terasa
menghakimi dan beri kesempatan lawan bicara untuk mengeluarkan
semua keluhannya. Misal, apa penyebabnya? Sejak kapan? Apa yang sudah
dilakukan?
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Kemampuan Pendukung Social Skills


1. Effective communication
Mendengarkan orang lain, menyampaikan ide dan gagasan pribadi, atau
menyampaikan apa apa yang sedang dirasakan. Effective communicator
makes a good leader.
2. Conflict management
Konflik tidak untuk dihindari namun dikelola agar dapat memecahkan
masalah bersama. Membawa isu permasalahan ke dalam forum atau diskusi
supaya dapat mencari solusi bersama sehingga menumbuhkan sense of
belonging dan keterbukaan.
3. Leadership
Kemampuan kepemimpinan dibutuhkan untuk memberikan pengaruh dan
energi positif dalam mempertahankan hubungan kerjasama.

Cara Mengaplikasikan Social Skills


1. Identifikasi dan pahami emosi dirasakan, hadapi, dan ambil waktu untuk
berpikir: apa yang terjadi, apa penyebabnya, apa yang harus dilakukan
supaya lebih objektif.
2. Jangan terburu-buru mencari jalan keluar dan mengambil waktu untuk
memecahkan masalah.
3. Akhiri hasil diskusi dengan kooperatif dan selesaikan permasalahan dengan
komunikasi yang membangun.
Cara Mengaplikasikan Social Skills
1. Get feedbacks. Setelah menemukan solusi dari konflik yang terjadi tanyakan
pendapat dari rekan kerja atau orang lain sebagai umpan balik.
2. Set goals. Membuat tujuan kerja untuk jangka panjang dengan menggunakan
kerangka kerja SMART.
3. Find resources. Kembangkan kemampuan bersosial dari berbagai sumber
(misal: buku, kelas, atau video pembelajaran).
4. Indentify areas for practice. Latihlah dengan kemampuan bersosial
dimanapun itu.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional


1. Mengelola emosi negatif
Performa kerja bisa turun karena emosi tidak dikelola dengan baik
Dapat diantisipasi dengan melihat isu secara lebih luas lagi
Misal: membuka diskusi dengan rekan kerja, melatih diri untuk lebih peka
dengan keadaan sekitar, apabila menemui masalah coba untuk
memikirkan apa yang bisa dilakukan, perluas sudut pandang
2. Sampaikan gagasan dengan tegas dan jelas
Komunikasi yang baik adalah ketika kita mampu mengkomunikasikan ide
dan membuat pendengarnya paham akan apa yang dimaksud
Berani mengatakan tidak namun sebelumnya telah memahami tujuannya
lebih dahulu dan rencana kerja apa yang bisa dilakukan
Cara Menyampaikan Gagasan Dengan Tegas dan Jelas
(Teknik X-Y-Z)

Hindari memulai kalimat dengan:


Anda/Kamu .... (Kemudian diikuti oleh kalimat perintah)
Misal : Kamu seharusnya ......
Teknik X-YZ
Saya merasakan X, ketika saya melakukan Y, dalam situasi Z
Misal:
Saya merasa marah dan ga nyaman ketika saya diminta menyelesaikan
tugas di luar agenda prioritas dalam waktu yang sangat mendadak
saya merasa marah dan ga nyaman (X)
ketika saya diminta menyelesaikan tugas di luar agenda prioritas (Y)
dalam waktu yang sangat mendadak (Z)
3. Berempati.
Rutin melatih empati membantu menerima segala gagasan, informasi, dan
konflik dengan lebih mudah. Sebab, empati dapat berfungsi sebagai
pengingat bahwa semua orang punya masalah dan perspektif
masing-masing.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)

4. Kenali penyebab stress


Identifikasi stress yang ada dengan area-area kecerdasan emosional: alam hal
apa kita merasakan sangat stress, apa yang dapat dilakukan untuk
menghindari dan menanggulanginya.
5. Optimisme
Mencoba untuk fokus menyelesaikan tantangan kerja dan bangkit, berhenti
mengeluh berlebihan, ambil sisi positif, serta cari pelajaran yang bisa diambil
dari setiap konflik yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai