Materi
REGULASI EMOSI
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Regulation/Control
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Aspek intrapersonal harus dilakukan terlebih dahulu karena setiap individu
harus mengenali perasaan pribadinya terlebih dahulu (self-awareness), yaitu
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi apa yang tengah dirasakan dan apa
pemicunya. Setelah itu, baru seseorang akan mampu mengelola perasaannya
sendiri (self-management).
Setelah menguasai bagian intrapersonal, seseorang kemudian akan dapat
melanjutkan ke bagian interpersonal. Pada bagian ini, seseorang akan mampu
mengenali apa yang orang lain rasakan (empati). Akan tetapi perasaan orang lain
tersebut tidak dapat kita kontrol, melainkan hubungan sosial dengan orang lain
lah yang dapat kita kontrol, yang kemudian disebut dengan social skills
(kemampuan untuk berelasi dengan orang lain).
Regulation/Control
INTRAPERSONAL
Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memperhatikan emosi pribadi
dengan melibatkan pengamatan dan pengalaman untuk mengetahui apa
yang dirasakan dan apa pemicunya. Dalam tahap ini, kita harus
memperhatikan diri sendiri dan memahami apa yang diri sendiri rasakan serta
apa pemicu dari perasaan atau emosi tersebut.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Pentingnya Self-Awareness
1. Membantu untuk fokus dengan emosi pribadi.
2. Membantu memahami kebutuhan dan keinginan pribadi
3. Menjadi memonitor emosi dan pikiran secara berkelanjutan
4. Membantu berdamai dengan diri sendiri
5. Mengetahui bagaimana mengelola emosi diri sendiri
Tingkatan Self-Awareness
Tingkatan self-awareness terdiri atas 3 tingkatan, yaitu:
1. What are you doing?
Kemunculan emosi dapat menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan rasa tidak nyaman dan memunculkan distraksi. Pengalihan
bukan merupakan hal yang salah, namun harus bijaksana dalam memilih
pengalihan. Jangan sampai malah mendapat emosi negatif. Jadi harus
diperhatikan apa yang kita lakukan terhadap emosi tersebut.
2. What are you feeling?
Keliru memilih distraksi membuat orang makin bersembunyi dan tidak
memperhatikan apa yang sebenarnya ia rasakan. Pahami perasaan pribadi
yang dirasakan dengan jujur untuk mengenali kemunculan perasaan. Sebab,
mengenali perasaan sama dengan mengenali dirimu yang sesungguhnya.
Hal ini juga dapat terbantu dengan berhenti memberikan asumsi negatif
tentang diri sendiri dan karakter pribadi. What are you feeling adalah tentang
memahami bagaimana kita akan bereaksi pada suatu emosi dan apa yang
dirasakan terhadap emosi tersebut.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
Manfaat Self-Awareness
1. Membiasakan diri untuk lebih berempati
2. Membantu berpikir jernih dalam mencari jalan keluar
3. Memudahkan pengambilan keputusan
4. Membantu mensortir perasaan atau emosi diri
5. Menguatkan hubungan sosial dan interaksi komunikasi
6. Menjadi lebih bijaksana dalam bersikap
Manfaat Self-Motivation
1. Mendapat kepercayaan dari orang lain
2. Kepuasan pribadi
3. Percepatan promosi karir
INTERPERSONAL
EMPATI (EMPHATY)
a. Empati adalah kemampuan untuk memahami kondisi orang lain dan apa
yang sedang mereka rasakan dan tidak hanya berhenti di rasa iba.
b. Perbedaan Simpati dan Empati
Simpati
Perasaan terfokus pada suasana hati dan keinginan orang lain untuk ikut
merasakan kebahagiaan.
Empati
Kemampuan memahami emosi dan perasaan orang lain berdasarkan
berbagai sudut pandang, sehingga menjadi lebih objektif dalam menilai
emosi seseorang.
c. Pentingnya empati: untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain (rekan
kerja), sebab ketidak-pedulian menumbuhkan rasa dingin di hubungan,
sementara empati dapat meningkatkan kedekatan dan komunikasi yang lebih
intens.
3 Tingkatan Empati
a. Empati Kognitif (Cognitive Emphaty)
Mampu memahami atau mengetahui apa yang mungkin dirasa atau
dipikirkan oleh orang lain.
Dapat menempatkan diri pada posisi orang lain tanpa harus
memperdulikan perasaan lawan bicara secara lebih dalam lagi.
Memahami kondisi tanpa benar-benar memperdulikan perasaan yang
sesungguhnya dan tidak menyangkut-pautkan perasaan pribadi dengan
lawan bicara
Didominasi oleh pemikiran rasional (akal sehat) dan bersifat netral.
Cocok untuk proses negosiasi dalam mengatur skema dan rencana kerja;
memotivasi orang lain; dan memahami berbagai perspektif yang berbeda.
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)
b. Empati Afektif (Emotional Emphaty)
Membangun hubungan sosial melalui berbagi perasaan dengan orang lain
dan mencapai tingkatan yang lebih mendalam
Ikut merasakan emosi yang sama dengan lawan bicara.
Cocok untuk pelatihan, pemasaran, management, maupun perekrutan.
Empati ini baik apabila dapat memahami dan merasakan emosi orang lain
dengan baik. Namun juga dapat menjadi buruk apabila terlalu berlebihan
dalam menghayati perasaan yang dibagikan.
Dalam empati ini, peran self-management sangat penting untuk
menghindari overfeeling atau perasaan berlebih.
c. Empati Berbelas Kasih (Compassionate Emphaty)
Memahami kondisi orang lain, ikut merasakan emosinya, serta mampu
mengambil tindakan untuk membantu keluar dari situasi terberat.
Merupakan jenis empati yang paling tepat dan terbaik untuk dilakukan.
Tindakan yang dilakukan harus berguna untuk jalan keluar bagi masalah.
4 Kesalahan Berempati
1. Bersikap tahu segalanya
Sikap ini memberikan kesan merendahkan atau menganggap enteng masalah
yang terjadi. Untuk menunjukan kalau kita mengerti kondisinya lebih baik
katakan apa yang kita lihat dari ekspresinya. Hal tersebut lebih menenangkan
karena tidak memposisikan seolah-olah kita mengetahui segalanya.
2. Membajak cerita
Jangan mengambil alih momen orang lain ketika bercerita dan malah
menceritakan cerita diri kita. Boleh bercerita, namun lebih baik ceritakan di
akhir momen mereka kemudian tunjukkan kembali kepedulian pada mereka.
Perbanyak mendengarkan dan posisikan diri sejajar dengan lawan bicara.
Contohnya dengan mengatakan: “gue juga pernah kok mengalami yang sama,
hampir mirip sih. Yuk kita bantu sama-sama cari solusinya”
KECERDASAN EMOSIONAL
(EMOTIONAL QUOTIENT)