Anda di halaman 1dari 3

Aliran Ibadiyah

1.Pendiri Aliran Ibadiyah

Mazhab Ibadiyyah Mazhab ini disandarkan kepada Abdullah bin Ibadh At Tamimiy. Adapun yang
mempopulerkan mazhab ini adalah Jabir bin Zaid. Menurut para ahli mereka merupakan pecahan
dari kelompok Khawarij. Walaupun kelompok Ibadiyyah sendiri menolak disebut Khawarij karena
sikapnya yang moderat. Usul fiqh lbadiyyah sama seperti usul madzhab-madzhab lain yang
berpegang kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma, qiyas, istidlal, atau istinbath dengan semua cara
termasuk istihsan, istishlah, mashalih mursalah, istishhab, qaul ash’Shahabi, dan lain-lain. Madzhab
ini masih diikuti di daerah Oman, Afrika Timur [Tanzania), Aljazair, Libya, dan Tunisia.

2.Sejarah Berdirinya Aliran Ibadiyah

Mazhab Al Ibadiyah merupakan bagian dari golongan Khawarij. Oman dikuasai golongan Khawarij
sejak tahun 684 M. Imam Asy Syahrastani (ulama, sejarawan dan tokoh perbandingan agama abad IV
H.) Dalam bukunya Al Milal Wa Al Nihal memasukan Al Ibadiyah ke dalam golongan Khawarij. Al
Ibadiyah tidak mengakui Kekhalifahan Utsman bin Affan namun mereka tidak ikut memberontak
pada Utsman bin Affan. Kelompok ini juga tidak mendukung pemerintahan Ali bin Abi Thalib maupun
Muawiyah.

Pemikiran Al Ibadiyah sendiri diambil dari pemikiran Jabir bin Zaid namun nama Al Ibadiyah diambil
dari Abdullah ibn Ibadh yang memberontak pada pemerintahan Daulah Umayyah dimasa Khalifah
Marwan bin Muhammad. Abdullah ibn Ibadh tewas dalam pertempuran di desa Tabalah ditangan
Abdullah ibn Muhammad ibn Athiyyah. Tahun 794 golongan Al Ibadiyah memilih Muhammad bin
Abdullah bin Abi Affan sebagai Imam dan mereka membentuk Imamah di Oman.

3.Paham Aliran Ibadiyah

Dalam beberapa aspek, Islam Ibadhi berbeda dengan aliran lain. Sumber hukum misalnya.
Sementara Islam Sunni berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas, sedangkan Islam Ibadhi
hanya menggunakan tiga sumber hukum tanpa memasukkan unsur qiyas.

Dalam teologi, aliran Ibadhi banyak dipengaruhi oleh Muktazilah. Mereka berpendapat bahwa Allah
tidak dapat dilihat di akhirat, ini berlawanan dengan pemahaman kaum Sunni. Kaum Ibadhi
seseorang akan kekal di neraka, muslim sekalipun.

Meskipun banyak mengekor ke Muktazilah. Ibadhi termasuk aliran Islam moderat. Itu terlihat dari
cara pandang mereka terhadap permusuhan antara Sunni-Syi’ah. “Menurut Ibadhi, tak ada
kelompok yang berhak mengklaim paling benar, karena hanya Allah yang berhak menjadi hakim”,
tulis Van Jon Hoffman dalam buku The Essentials of Ibadi Islam.

⚫ Imam Asy Syahrastani menyebutkan, pengikut Al Ibadiyah meyakini orang Islam yang menyalahi
ajaran mereka dihukumi kafir namun bukan kafir musyrik, karena itu masih diperbolehkan menikahi
wanitanya, boleh saling mewarisi dan diharamkan membunuh dan menawan terkecuali jika terjadi
peperangan.
⚫Menurut kelompok ini, negara yang dihuni umat Islam yang tidak sependapat dengan mereka
dianggap negara yang berKetuhanan.

⚫Mereka membolehkan menerima persaksian orang yang bukan golongan mereka dan orang yang
melakukan dosa besar dianggap ahli tauhid tetapi bukan mukmin.

⚫Mereka tidak menamakan pemimpin mereka Amirul Mukminin dan juga tidak menamakan diri
mereka Mujahirin. Sebagian mereka mengatakan, semua perintah Allah berlaku umum karena di
dalam Alqur’an tidak diterangkan hanya ditujukan kepada kelompok khusus. Mereka berpendapat
bahwa Mukjizat bukan tanda Kerasulan. Menurut mereka, siapa yang mengakui Kenabian
Muhammad SAW dinamakan Ahlu Kitab sekalipun ia tidak memeluk agama Islam dan orang yang
melaksanakan ajaran Alqur’an termasuk mukmin dan yang tidak melaksanakannya dinamakan kafir
musyrik. Semua dosa besar dan dosa kecil adalah syirik.

4.Macam Macam Aliran Ibadiyah

#Aliran-Aliran Al Ibadiyah Al Ibadiyah terbagai lagi menjadi sejumlah aliran diantaranya kelompok Al
Hariziyah yang pemikirannya lebih condong kepada Mazhab Muktazilah. Al Hariziyah berkeyakinan
bahwa ketaatan tidak menyelamatkan manusia dari siksa Allah.

#Ada juga Al Ibadiyah beraliran Al Yazidiyah yang mengikuti pemikiran Yasid ibn Anisah. Al Yazidiyah
berpendapat bahwa Allah akan mengutus seorang Rasul dari orang yang bukan bangsa Arab, kalau
Rasul itu sudah turun maka syariat Nabi Muhammad SAW akan ditinggalkan dan agama baru akan
muncul bernama agama Sa’ibah. #Selanjutnya ada aliran kelompok Al Hafsiyah yang didirikan Hafas
ibn Abi Al Muqadam. Kelompok ini berpandangan bahwa siapa yang kenal kepada Allah kemudian
kafir kepada selain Allah atau melakukan dosa besar maka ia dianggap kafir tetapi selamat dari syirik.
Pada saat ini Al Ibadiyah menjadi mazhab resmi di Kesultanan Oman dan Mazhab ini dianut sebagian
kecil umat muslim di Afrika Utara. Mazhab Al Ibadiyah dianggap juga sebagai Khawarij moderat
karena mereka saat ini tidak mau memerangi mazhab Sunni maupun Syiah. Kesultanan Oman berdiri
setelah Oman merdeka dari jajahan Portugis, Belanda, Prancis, dan Inggris.

Dan golongan ini merupakan golongan Khawarij yang masih wujud dan eksis di Jazirah Arab
terutama di negara Oman. Bahkan mayoritas muslim dan keluarga penguasa dalam kesultanan
Oman adalah pengikut Ibadhiyah. Golongan ini juga dapat ditemui di Yaman, jazirah Arab Maghribi
seperti Libiya, Tunisia dan Al-Jaza’ir. Namun golongan ini juga berpecah kepada beberapa kelompok-
kelompok yang ajarannnya dipenuhi dengan nada ekstrim, di antaranya:

An-Nakariyah: pendiri utamanya adalah Ibnu Fandin. Mereka mengharamkan shalat jum’at
dibelakang pemimpin yang zalim. Sesungguhnya Allah memerintahkan perkara wajib dan bukan
perkara sunnah. Menampar seseorang, melihat seseorang dengan nafsu syahwat, berciuman, dan
memasuki tandas tanpa memakai sarung kesemuanya merupakan perbuatan dosa kecil[32].

An-Nafatsiyah: golongan ini diketuai oleh Farj Nashr al-Nufusi. Ajaran yang dipromosikan oleh
golongan ini adalah: pengingkaran terhadap khutbah jum’at sebab ia sesuatu yang bid’ah.

As-Sakakiyah: Pemimpin golongan ini adalah Abdullah as-Sakakiyah. Kesesatan golongan ini sangat
tinggi sehingga golongan Ibadhiyah lainnya mengeluarkannya dari sekte Ibadhiyah dan mengkafirkan
mereka. Di antara ajaran sesat yang menonjol pada as-Sakakiyah adalah: mereka mengingkari semua
sumber hukum kecuali al-Qur’an. Oleh karena itu, mereka tidak mengamalkan hadits, ijma’ dan
qiyas. Sebab hukum hanya datang daripada al-Qur’an. Bagi mereka, shalat jamaah dan azan adalah
bid’ah.

Al-Fatsiyyah: golongan ini didirikan oleh Abu Sulaiman bin Ya’qub bin Aflah. Ajaran mereka adalah,
zakat hanya wajib ditunaikan untuk famili (kerabat) saja. Mereka menganggap peluh orang yang
sedang junub dan haid adalah najis

http://fitnahfitnahakhirzaman.blogspot.com/2018/02/ibadi-salah-satu-madzhab-dalam-islam.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai