Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen pengampu
Disusun oleh
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehdirat Allah SWT limpahan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
makalah Promosi Kesehatan yang berjudul “SAP PUBERTAS“. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah guna memenuhi tugas Promosi Kesehatan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Promosi
Kesehatan yaitu Bu Lilis Banowati. Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
1. Pengkajian Kebutuhan Belajar
Setelah melakukan pengkajian di Desa Jatibarang, didapatkan pengkajian yang
meliputi:
a. Faktor Predisposisi
1) Pengkajian Riwayat Kesehatan
Desa Jatibarang adalah desa kecil dengan jumlah penduduk 500 orang,
yang terdiri 100 anak-anak, 350 orang tua dan 150 remaja . di desa
jatibarang terdapat 150 remaja yang sedang mengalami pubertas. Bebrapa
remaja lainnya menganggap hal tersebut bukan sesuatu yang harus
dipedulikan. Tetapi tidak sedikit remaja yang memperdulikan bahwa masa
pubertas adalah hal yang perlu diperhatikan.
Dalam pengkajian ditemukan bahwa di desa Jatibarang pernah
mengadakan sosialisasi tentang Pubertas. Rata-rata remaja di desa
Jatibarang tidak mengerti apa itu Pubertas.
2) Kondisi fisik
Desa Jatibarang dekat dengan kota sehingga dalam melakukan
kegiatan tidak terlalu sulit.
3) Motivasi belajar
Hasil wawancara dengan ketua RT dan masyarakat sekitar mengenai
informasi sekitar menggambarkan bahwa sebagian besar remaja
mempunyai motivasi untuk berkumpul dan menerima informasi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Masyarakat di Desa
Jatibarang berharap remaja memiliki perilaku yang baik.
4) Kesiapan Belajar
Remaja di Desa Jatibarang bersedia berkumpul untuk penyuluhan
kesehatan saaat waktu luang. Pak RT meminta pihak kesehatan untuk
memberikan sosialisasi tentang pubertas.
b. Faktor Pemungkin
Remaja di Desa Jatibarang memiliki bakat yang dapat dikembangkan. Di Desa
Jatibarang terdapat aula, perlengkapan seperti laptop dan leafleat untuk
penyuluhan tentang pubertas. Pak RT di Desa Jatibarang berharap para remajanya
mempunyai sikap yang baik.
c. Faktor Penguat
Pak RT dan beberapa masyarakat di Desa Jatibarang tersebut menunjukan sikap
dan perilaku yang dapat ditiru oleh para remaja. Masyarakat sangat mendukung
dengan kegiatan penyuluhan tentang pubertas.
2. Diagnosis Keperawatan
Sebelum menetapkan diagnosis keperawatan, terlebih dulu perawat melakukan
analis data.
a. Analisis Data
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan kebutuhan belajar terdiri dari topik, sasaran, tujuan umum, tujuan
khusus, materi, metode, media dan alat pendukung, tempat, setting tempat, alokasi
waktu, serta rencana evaluasi
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Pengkajian
Pokok Bahasan : Menghadapi masa pubertas
Sub Pokok Bahasan : Pengenalan ciri pubertas
Sasaran : Siswi Sekolah
Hari/Tanggal : Minggu, 25 Oktober 2020
Tempat : Aula
Pukul : 11.00 – 12.00 WIB
Penyuluh : Regita Juliya Anjani (Mahasiswi STIKes Cirebon)
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan remaja di Desa Jatibarang
mampu memahami tentang pubertas
A. Materi Penyuluhan
Terlampir.
B. Metode
Bimbingan
C. Media
a. Leaflet
b. Powerpoint
D. Proses Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Ket
Pelaksanaan Sasaran
1 11.00 - Salam pembuka - Menjawab salam
- Penyampaian - Menyimak
tujuan
E. Evaluasi
1. Remaja mengetahui tentang pubertas
2. Diharapkan remaja dapat memahami ciri pubertas
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Pubertas
Masa remaja adalah masa peralihan yang ditandai oleh adanya perubahan fisik,
emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode
masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas.
Masa remaja adalahperiode peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Widyastuti
dkk, 2009).
Pada masa ini memangpertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan
cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche),
sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita, sangat perlu kita
mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Pada masa remaja itu, terjadilah
suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk didalamnya
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan
yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan
yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda primer
maupun sekunder yang dialami oleh remaja laki-laki maupun perempuan.
Pada masa pubertas, setiap laki-laki akan mengalami perubahan sebagai
berikut:
a. Perubahan primer
Mimpi basah yaitu mimpi bergaul antara lawan jenis sehingga mengeluarkan
cairan (sperma) dari alat kelamin laki-laki.
b. Perubahan sekunder
Tumbuh jakun pada leher. Jakun adalah bagian yang menonjol pada leher
seseorang.
Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu, seperti pada sekitar kemaluan,
ketiak dan kumis.
Dada lebih bidang.
Suara menjadi lebih berat (besar).
Selain itu, terjadi perubahan fisik pada alat perkembangbiakan laki-laki yaitu
testis lebih aktif dalam menghasilkan sperma. Perubahan psikologis juga terjadi
berupa mulainya ketertarikan pada lawan jenis.
B. Ciri-ciri Pubertas
Anak yang mengalami masa pubertas selama dua tahun atau kurang dianggap
sebagai anak yang cepat ma tang, sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat
tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang
lambat matang. Anak perempuan cenderung lebih cepat matang dibandingkan anak
laki-laki.
Ciri-ciri anak yang mengalami masa pubertas adalah sebagai berikut (Soetioe,
1982:5–6):
Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Minat subjektif dan sosial, timbul ke dalam batin sendiri.
Kepribadian tumbuh dan si puber menemukan diri sendiri, ia mulai meneliti
hidupnya.
Penemuan nilai-nilai, sikapnya menjadi emosional.
Daya pikir melepaskan sifat-sifat konkret dan menuju sifat-sifat abstrak.
Perkembangan anak laki-laki dan anak perempuan berbeda.
Anak puber mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan
sifat yang bertentangan.
Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut
(Sujanto, 1996:172–173):
Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel
sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.
Anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan mengalami
menstruasi.
Tubuh mulai berkembang, sehingga tampak pada anak laki-laki dadanya bertambah
dengan otot-otot yang kuat dan anak perempuan, pinggulnya mulai melebar.
Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu baik anak laki-laki
maupun anak perempuan.
Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan lebih
banyak bernafas dengan dada.
Suara mulai berubah menjadi lebih besar atau parau.
Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih
tampak membulat.
Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki dan
anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan kasar,
sedang anak perempuan tampak lebih canggung.
Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha menarik
perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan malu-malu.
Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri.
Perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis.
Masa pubertas terjadi secara bertahap yaitu masa prapubertas, pubertas dan pascapubertas
yang dijelaskan sebagai berikut (Wong et al, 2009:585):
Kesimpulan
Pubertas adalah masa transisi dari masa anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan
munculnya tanda–tanda seksual sekunder dan kemampuan bereproduksi dengan ditandai
dengan perubahan hormonal, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis dan sosial
(Styne, 2000). Puber berasal dari kata latin Pubescere berarti mendapat pubes atau rambut
kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual
(Panuji & Umami, 1999)..
Saran
Banyak remaja dilingkungan kita yang masih tidak memperhatikan masa pubertas
karena kurang jujur pada orang tua, atau merasa malu. Jadi sebagai tenaga kesehatan kita juga
harus memberikan penyuluhan agar mereka para remaja paham akan kondisi pubertas.