Anda di halaman 1dari 9

Sebuah Pengantar:

Estetika dalam perbandingan


Impresionalisme, Ekpresionalisme, dan Simbolisme

oleh:
@hydesyarif
hydesyraifprivate@gmail.com
Estetika
Sebagai sebuah disiplin Ilmu, Estetika selalu
mengalami keberguliran makna dari masa ke
masa melalui tahapan yang melatarbelakanginya.
Secara umum Martin Suryajaya menjelaskan
setidaknya ada dua gars besar pemaknaan yang
dapat dipandang dan ditinjau: Tradisionalisme
dan Modernisme
Tradisinolime
01
Nilai estetis karya seni (utamanya keindahan dan kesubliman)
Pengalaman estetis (dalam menghasilkan dan mencerap keindahan)
Evaluasi estetis (dalam mengapresiasi karya seni secara ‘tanpa pamrih’)

Modernisme
02
Tegangan antara keindahan dan kegunaan
Tegangan antara bentuk dan isi
Tegangan antara otonomi dan keberpihakan

Dorongan ke Arah Estetika Partisipatoris - Martin Suryajaya


“Estetika bukanlah disiplin ilmu.
Estetika adalah sebuah gaya berpikir yang
lahir di era Revolusi Prancis, juga dengan
gayanya yang khas, cara berpikir ini
mempertanyakan (menggoncang)
tatanan hierarkis”
Jacques Rancière
Estetika
dalam
kerangka
Karya sastra
Sebagai sebuah disiplin ilmu
Karya Sastra tidak hadir sebagai suatu suara atau bentuk kosong, ia
dikerangkakan dengan suatu paham yang menjadikannya ada. Dalam sebuah
disiplin ilmu maka ia mencakup ke dalam 3 hal:

ontologi epistimologi aksiologi


Sastra Sebagai Bahasa Ilmu tentang Kebahasaan Mengidentifikasikan kekhasan bahasa
Sastra Sebagai Seni Ilmu tentang Estetika Mencerminkan keindahan
Sastra Sebagai Komunikasi Ilmu Tentang Komunikasi Menyampaikan ide-ide dan gagasan
Sastra Sebagai Simbol Ilmu Tentang Simbol Mendeskripsikan suatu pengalaman batin
Sastra Sebagai Hiburan Kajian Budaya Populer Menggambarkan keadaan sosial
Sastra sebagai aksiologi
dalam ranah tujuan
sastra atau asas
kebermanfaatnnya
Maka sastra -- baik yang bersifat personal atau komunal -- tidak
membatasi diri pada satu gaya tutur atau tulis. Dalam
perkembangannya (sesuai periodesasi yang berkaitan dengan
kemunculan suatu paham) cara bersastra selalu berganti-ganti warna

Contoh: Impresionalisme, Ekpresionalisme, Simbolisme


Genre Sastra
A genre is itself an institution, for it is a socially sanctioned means of constructing and negotiating
meanings, functioning so that it mediates the operation of other social institutions, taking its place
in the complex interconnecting series of activities and events that constitute social life.

(Frances Christie)

Impresionalisme Ekpresionisme Simbolisme


mengutamakan pemberian mementingkan curahan batin membangkitkan serangkaian
kesan/pengaruh kepada atau curahan jiwa dan tidak nuansa sugestif yang unik, suatu
perasaan daripada kenyataan mementingkan peristiwa- pengalaman estetik (seringkali
atau keadaan yang sebenarnya. peristiwa atau kejadian-kejadian juga bersifat mistik dan spiritual)
yang nyata. yang tidak mungkin direduksi
menjadi gagasan
Syarif Hidayatulloh
Hyde Syarif

Seorang pegiat sastra yang telah menjadikan puisi


sebagai kompas berkehidupannya. Saat ini berstatus
sebagai mahasiswa pascasarjana Fakultas adab dan
humaniora di UIN Syraif Hidayatulloh Jakarta.

Ig: @hydesyarif
Fb: Hyde Syarif
X : @hydesyarif
email : hydesyarifprivate@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai