Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Anatomi

Gambar 1. Anatomi femur.

Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berat tubuh dari
os coxae ke tibia sewaktu kita berdiri. Caput femoris ke arah craniomedial dan agak ke
ventral sewaktu bersendi dengan acetabulum. Ujung proksimal femur terdiri dari sebuah
caput femoris dan dua trochanter (trochanter mayor dan trochanter minor). (Egol, K, et al,
2002).

Area intertrochanter dari femur adalah bagian distal dari collum femur dan proksimal dari
batang femur. Area ini terletak di antara trochanter mayor dan trochanter minor. Caput
femoris dan collum femoris membentuk sudut (1150- 1400) terhadap poros panjang corpus
femoris, sudut ini bervariasi dengan umur dan jenis kelamin. Corpus femoris berbentuk
lengkung, yakni cembung ke arah anterior. Ujung distal femur, berakhir menjadi dua
condylus, epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ulir.
(Egol, K, et al, 2002).
Gambar 2.2 Anatomi Vaskularisasi Femur

Suplai darah ke ujung proksimal femur dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :


1. Extracapsular arteri ring.
2. Cabang arteri ascending cervical.
3. Arteri ligamentum teres.
Extracapsular arteri ring yang terletak di dasar femoral neck terutama dari cabang
medial femoral circumflex dan lateral femoral circumflex. Ascending cervical arteri
merupakan cabang dari extracapsular kelanjutan dari arteri intrakapsular cervical
bentuk dari second intracapsular ring di dasar kepala. Arteri ligamentum teres
mensuplai sedikit ke femoral head dengan arteri epifisis lateral. (Malanga G, 2021).
Cabang besar dari arteri medial femoral circumflex membentuk extracapsular arteri
ring posterior dan inferior cabang dari arteri lateral femoral circumflex. Cabang
ascending cervical naik ke permukaan pada femoral neck anterior sepanjang garis
intertrochanter. Di posterior, cabang cervical berjalan di bawah refleksi synovial
menuju tepi articular cartilage, yang membatasi femoral neck dari kepala. Sedangkan
pembuluh darah lateral merupakan pembuluh darah yang paling rentan terhadap cedera
pada femoral neck fracture (Malanga G, 2021).
Second Ring vessels terbentuk saat pembuluh darah ascending cervical mendekati
margin articular head femoral. Dari second ring of vessel, arteri epifisis ini terbentuk.
Arteri epifisis lateral mensuplai bagian lateral. Pembuluh darah epifisis bergabung
dengan pembuluh darah metafisis inferior dan pembuluh darah dari ligamentum teres.
(Malanga G, 2021).
Gambar 2.3. Kompartemen Paha

Paha dibagi menjadi tiga kompartemen yaitu fleksor, ekstensor, dan adduktor.
Kompartemen-kompartemen yang menempati paha dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu
di bagian anterior, medial, dan posterior (Thompson, Jon C., 2010).

Kompartemen yang menempati anterior diantaranya adalah:

a. Otot yang terdiri dari otot-otot fleksor panggul dan ekstensor lutut, yaitu m. Sartorius, m.
iliakus, m. psoas, m. pektineus, dan m. quadriceps femoris.

b. Arteri femoralis dan cabang-cabangnya.

c. Vena femoralis yang merupakan lanjutan dari v. poplitea dan v. saphena magna sebagai
aliran darah utama yang mengalir melalui hiatus safenus.

d. Limfatik dari kelenjar getah bening inguinalis profunda yang terletak sepanjang bagian
terminal v. femoralis.

e. Saraf yaitu n. femoralis

Kompartemen yang menempati medial paha diantaranya adalah:

a. Otot yang terdiri dari otot adduktor panggul yaitu m. grasilis, m. adductor longus, m.
adductor brevis, m. adductor magnus, dan m obturatorius eksternus.

b. Arteri yaitu a. profunda femoris, a. femoralis sirkumfleksa medialis dan rami perforantes
serta a. obturatoria.

c. Vena yaitu v. profunda femoris dan v. obturatoria.


d. Saraf yaitu divisi anterior dan posterior n. obturatorius

Kompartemen yang menempati posterior paha diantaranya adalah:

a. Otot yang merupakan otot hamstring dan berfungsi dalam fleksi lutut serta ekstensi
panggul. Diantaranya adalah: m. biseps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus,
dan bagian hamstring dari m. adductor magnus.

b. Arteri yaitu rami perforantes a. profunda femoris. c. Vena yaitu vv. Komitans arteri-arteri
kecil. d. Saraf yaitu n. ischiadikus. (Thompson, Jon C., 2010).

2.2 Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang. Fraktur dibagi atas dua, yaitu
fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup (simple) yaitu bila kulit yang tersisa
diatasnya masih intak (tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar),
sedangkan fraktur terbuka (compound) yaitu bila kulit yang melapisinya tidak intak dimana
sebagian besar fraktur jenis ini sangat rentan terhadap kontaminasi dan infeksi (Solomon, L
et al, 2001).

Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan
articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan bagian
terlemah dari femur. (Solomon, L et al, 2001).

Fraktur collum atau Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering
ditemukan pada orangtua terutama wanita umur 60 tahun keatas disertai tulang yang
osteoporosis. Namun fraktur collum femur bukan semata-mata akibat penuaan. Fraktur
collum femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata-rata, banyak
diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang dan
kelemahan tulang, misalnya pada penderita osteomalasia, diabetes, stroke, dan alkoholisme.
Beberapa keadaan tadi juga menyebabkan meningkatnya kecenderungan terjatuh. Selain itu,
orang lanjut usia juga memiliki otot yang lemah serta keseimbangan yang buruk sehingga
meningkatkan resiko jatuh. (Solomon, L et al, 2001).

2.3 Etiologi

a. Low-energy trauma: paling umum pada pasien yang lebih tua.


 Direct: Jatuh ke trokanter mayor (valgus impaksi) atau rotasi eksternal yang dipaksa
pada ekstremitas bawah menjepit leher osteroporotik ke bibir posterior acetabulum
(yang mengakibatkan posterior kominusi)
 Indirect : Otot mengatasi kekuatan leher femur
b. High-energy trauma: Terjadi patah tulang leher femur pada pasien yang lebih muda
dan lebih tua, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian yang
signifikan.
c. Cyclic loading-stress fractures: Terjadi pada atlet, militer, penari balet, pasien dengan
osteroporosis dan osteopenia berada pada risiko tertentu.
Fraktur biasanya disebabkan oleh jatuh biasa, walaupun demikian pada orang-
orang yang mengalami osteoporosis, energi lemah dapat menyebabkan fraktur. Pada
orang-orang yang lebih muda, penyebab fraktur umumnya karena jatuh dari
ketinggian atau kecelakaan lalu lintas. Terkadang fraktur collum femur pada dewasa
muda juga diakibatkan oleh aktivitas berat seperti pada atlit dan anggota militer. (Prof.
Chairuddin Rasjad, M. P., 2012).

2.4 Patofisiologi

Mekanisme Femoral Neck Fracture


1. Cedera pada femoral neck pada pasien seperti kecelakaan kendaraan bermotor
atau jatuh dari ketinggian.
2. Fraktur intrakapsular
3. Pada saat terjadi fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah
retinakulum mengalami robekan bila terjadi pergeseran fragmen.
4. Terkait dengan osteoporosis

Secara umum fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular dimana suplai
pembuluh darah arterial ke lokasi fraktur dan caput femur terganggu dan dapat
menghambat proses penyembuhan. Pembuluh yang memiliki risiko tinggi terkena
adalah cabang cervical ascenden lateralis dari arteri sircumflexa femoralis medialis.
Aliran darah yang terganggu dapat meningkatkan risiko nonunion pada lokasi fraktur
dan memungkinkan terjadinya nekrosis avaskular pada caput femur. Pada saat terjadi
fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah retinakulum mengalami
robekan bila terjadi pergeseran fragmen. (Malanga G, 2021).
Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai
kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh
darah, periosteum yang rapuh, serta hambatan dari cairan sinovial. Sendi panggul dan
leher femur ini dibungkus oleh capsula yang di medial melekat pada labrum acetabuli,
di lateral, ke depan melekat pada linea trochanterika femoris dan ke belakang pada
setengah permukaan posterior collum femur. Capsula ini terdiri dari ligamentum
iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Ligamentum iliofemoral adalah sebuah
ligamentum yang kuat dan berbentuk seperti huruf Y terbalik. Dasarnya disebelah atas
melekat ada spina iliaca anterior inferior, dibawah kedua lengan Y melekat pada bagian
atas dan bawah linea intertrochanterica. Ligament ini berfungsi untuk mencegah
ekstensi berlebihan selama berdiri. Ligamentum pubofemoral berbentuk segitiga. Dasar
ligamentum melekat pada ramus superior ossis pubis, dan apex melekat di bawah pada
bagian bawah linea intertrochanterica. Ligament ini berfungsi untuk membatasi gerak
ekstensi dan abduksi. Ligamentum ischifemoral berbentuk spiral dan melekat pada
corpus ossis ischia dekat margo acetabuli dan di bagian bawah melekat pada trochanter
mayor. Ligament ini membatasi gerak ekstensi. (Malanga G, 2021).

Egol, K et al. Femoral Neck Fractures; Handbook of Fractures, 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2002.
Hal: 319-28.

Malanga G. Femoral Neck Fracture. Medscape. 2021. [Online]. Available from:


https://emedicine.medscape.com/article/86659-overview

Prof. Chairuddin Rasjad, M. P., 2012. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone.

Solomon, L et al. Fractures of the Femoral Neck; Apley’s System of Orthopaedic and Fractures, 8th Ed.
Arnold, 2001. Hal: 847-52.

Thompson, Jon C., 2010. Netter’s concise orthopaedic anatomy 2nd edition. ISBN: 978-1-4160-5987-5

Anda mungkin juga menyukai