1 Anatomi
Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berat tubuh dari
os coxae ke tibia sewaktu kita berdiri. Caput femoris ke arah craniomedial dan agak ke
ventral sewaktu bersendi dengan acetabulum. Ujung proksimal femur terdiri dari sebuah
caput femoris dan dua trochanter (trochanter mayor dan trochanter minor). (Egol, K, et al,
2002).
Area intertrochanter dari femur adalah bagian distal dari collum femur dan proksimal dari
batang femur. Area ini terletak di antara trochanter mayor dan trochanter minor. Caput
femoris dan collum femoris membentuk sudut (1150- 1400) terhadap poros panjang corpus
femoris, sudut ini bervariasi dengan umur dan jenis kelamin. Corpus femoris berbentuk
lengkung, yakni cembung ke arah anterior. Ujung distal femur, berakhir menjadi dua
condylus, epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ulir.
(Egol, K, et al, 2002).
Gambar 2.2 Anatomi Vaskularisasi Femur
Paha dibagi menjadi tiga kompartemen yaitu fleksor, ekstensor, dan adduktor.
Kompartemen-kompartemen yang menempati paha dibedakan berdasarkan lokasinya yaitu
di bagian anterior, medial, dan posterior (Thompson, Jon C., 2010).
a. Otot yang terdiri dari otot-otot fleksor panggul dan ekstensor lutut, yaitu m. Sartorius, m.
iliakus, m. psoas, m. pektineus, dan m. quadriceps femoris.
c. Vena femoralis yang merupakan lanjutan dari v. poplitea dan v. saphena magna sebagai
aliran darah utama yang mengalir melalui hiatus safenus.
d. Limfatik dari kelenjar getah bening inguinalis profunda yang terletak sepanjang bagian
terminal v. femoralis.
a. Otot yang terdiri dari otot adduktor panggul yaitu m. grasilis, m. adductor longus, m.
adductor brevis, m. adductor magnus, dan m obturatorius eksternus.
b. Arteri yaitu a. profunda femoris, a. femoralis sirkumfleksa medialis dan rami perforantes
serta a. obturatoria.
a. Otot yang merupakan otot hamstring dan berfungsi dalam fleksi lutut serta ekstensi
panggul. Diantaranya adalah: m. biseps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus,
dan bagian hamstring dari m. adductor magnus.
b. Arteri yaitu rami perforantes a. profunda femoris. c. Vena yaitu vv. Komitans arteri-arteri
kecil. d. Saraf yaitu n. ischiadikus. (Thompson, Jon C., 2010).
2.2 Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang. Fraktur dibagi atas dua, yaitu
fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup (simple) yaitu bila kulit yang tersisa
diatasnya masih intak (tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar),
sedangkan fraktur terbuka (compound) yaitu bila kulit yang melapisinya tidak intak dimana
sebagian besar fraktur jenis ini sangat rentan terhadap kontaminasi dan infeksi (Solomon, L
et al, 2001).
Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan
articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan bagian
terlemah dari femur. (Solomon, L et al, 2001).
Fraktur collum atau Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering
ditemukan pada orangtua terutama wanita umur 60 tahun keatas disertai tulang yang
osteoporosis. Namun fraktur collum femur bukan semata-mata akibat penuaan. Fraktur
collum femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata-rata, banyak
diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan jaringan tulang dan
kelemahan tulang, misalnya pada penderita osteomalasia, diabetes, stroke, dan alkoholisme.
Beberapa keadaan tadi juga menyebabkan meningkatnya kecenderungan terjatuh. Selain itu,
orang lanjut usia juga memiliki otot yang lemah serta keseimbangan yang buruk sehingga
meningkatkan resiko jatuh. (Solomon, L et al, 2001).
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
Secara umum fraktur collum femur merupakan fraktur intrakapsular dimana suplai
pembuluh darah arterial ke lokasi fraktur dan caput femur terganggu dan dapat
menghambat proses penyembuhan. Pembuluh yang memiliki risiko tinggi terkena
adalah cabang cervical ascenden lateralis dari arteri sircumflexa femoralis medialis.
Aliran darah yang terganggu dapat meningkatkan risiko nonunion pada lokasi fraktur
dan memungkinkan terjadinya nekrosis avaskular pada caput femur. Pada saat terjadi
fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh darah retinakulum mengalami
robekan bila terjadi pergeseran fragmen. (Malanga G, 2021).
Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang mempunyai
kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya kerusakan pembuluh
darah, periosteum yang rapuh, serta hambatan dari cairan sinovial. Sendi panggul dan
leher femur ini dibungkus oleh capsula yang di medial melekat pada labrum acetabuli,
di lateral, ke depan melekat pada linea trochanterika femoris dan ke belakang pada
setengah permukaan posterior collum femur. Capsula ini terdiri dari ligamentum
iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Ligamentum iliofemoral adalah sebuah
ligamentum yang kuat dan berbentuk seperti huruf Y terbalik. Dasarnya disebelah atas
melekat ada spina iliaca anterior inferior, dibawah kedua lengan Y melekat pada bagian
atas dan bawah linea intertrochanterica. Ligament ini berfungsi untuk mencegah
ekstensi berlebihan selama berdiri. Ligamentum pubofemoral berbentuk segitiga. Dasar
ligamentum melekat pada ramus superior ossis pubis, dan apex melekat di bawah pada
bagian bawah linea intertrochanterica. Ligament ini berfungsi untuk membatasi gerak
ekstensi dan abduksi. Ligamentum ischifemoral berbentuk spiral dan melekat pada
corpus ossis ischia dekat margo acetabuli dan di bagian bawah melekat pada trochanter
mayor. Ligament ini membatasi gerak ekstensi. (Malanga G, 2021).
Egol, K et al. Femoral Neck Fractures; Handbook of Fractures, 3rd Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2002.
Hal: 319-28.
Prof. Chairuddin Rasjad, M. P., 2012. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone.
Solomon, L et al. Fractures of the Femoral Neck; Apley’s System of Orthopaedic and Fractures, 8th Ed.
Arnold, 2001. Hal: 847-52.
Thompson, Jon C., 2010. Netter’s concise orthopaedic anatomy 2nd edition. ISBN: 978-1-4160-5987-5