Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON

DINAS PERIKANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMELIHARAAN IKAN PADA
KOLAM BATU AIR LAUT

DINAS PERIKANAN
2023
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMELIHARAAN IKAN
PADA KOLAM BATU AIR LAUT

I. Tujuan
Sebagai acuan pemeliharaan ikan pada kolam batu air laut
II. Diagram Prosedur

III. Prosedur Kerja


3.1 Persiapan Kolam
o Bahan kolam : batu gunung yang disusun dengan pasangan batu kosong dan
campuran semen
o Dinding kolam memiliki pori-pori untuk sirkulasi air
o Persiapan kolam berupa pembersihan kolam dari hama dan kotoran.
o Kolam siap digunakan bila volume air di dalamnya sudah stabil dan kondisi kualitas
air sudah memenuhi persyaratan
o Pengisian air kolam dilakukan dengan memanfaatkan pasang surut air laut dimana
air masuk ke dalam kolam melalui pori-pori dinding kolam.
3.2 Penggunaan Benih Bermutu
- Benih dilengkapi surat keterangan asal benih;
- Ukuran minimal 6 cm
- Memiliki badan yang sehat, tidak terdapat luka dan cacat.
3.3 Proses Produksi
- Penebaran benih dilakukan pada sebelum jam 08.00 pagi atau setelah 16.00 sore
hari.
- Proses penebaran dilakukan dengan melakukan aklimatisasi benih terhadap
lingkungan baru
- Pemeliharaan ikan dilakukan dalam 2 tahap seperti tabel berikut:
Karakteristik Satuan Pembesaran I Pembesaran II
Ukuran tebar g/ekor 20-30 200-300
Padat tebar Ekor/m2 10-15 5-7
Waktu pemeliharaan Hari 90-120 120-150
Sintasan % 90-95 95-95
Ukuran Panen g/ekor 200-300 500-750
3.4 Manajemen Pemberian Pakan
- Pakan yang digunakan terdiri dari pakan buatan berupa ikan rucah.
- Pakan buatan yang digunakan memiliki kandungan protein minimal 20% dan belum
kedaluwarsa, serta terdaftar di KKP.
- Ukuran pakan yang digunakan yaitu 1 mm, 2 mm dan 3 mm dengan
mempertimbangkan bukaan mulut ikan yang dipelihara.
- Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 1 – 3% bobot biomas per hari dengan
frekuensi pemberian pakan menyesuaikan kondisi ikan dan lingkungan. Pada
umumnya pemberian pakan dilakukan sebanyak 1 – 2 kali per hari.
3.5 Manajemen Kualitas Air
- Pengukuran parameter dilakukan secara rutin dan terjadwal, seperti parameter
Temperatur, pH, dan kecerahan. Sementara parameter lain, seperti oksigen terlarut
dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan
- Hasil pengukuran didokumentasikan dalam suatu rekaman yang terlindungi. Hasil
pengukuran yang diluar standar baku, harus dilakukan tindakan yang diperlukan.
- Nilai standar baku pemeliharaan ikan gurami adalah sebagai berikut:
No. Parameter Satuan Kisaran
0C
1. Temperatur 25-30
2. pH - 6-8
3. Oksigen terlarut Ppm >2
4. Ketinggian air m 1-1,2
5. Kecerahan cm 40-60
3.6 Pengendalian Penyakit
- Kematian pada ikan, kerap terjadi di awal masa pemeliharaan. Benih yang tidak
tertangani dengan baik dari daerah asal benih, akan menyebabkan kesulitan benih
saat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
- Penanganan benih yang baik dapat menjamin kesehatan benih yang baik pula.
Penggunaan vitamin C dapat juga dilakukan pada awal pemeliharaan.
- Pengendalian penyakit dilakukan melalui pengamatan visual terhadap kondisi benih.
Perubahan perilaku berenang ikan yang menyendiri dan nafsu makan yang
berkurang, serta adanya luka pada tubuh, menjadi indikasi adanya serangan patogen
(bakteri). Terkadang, tubuh dan sirip ikan juga mengalami luka-luka (Gambar 1).
- Komunikasikan dengan tenaga pendamping/teknis/ahli terkait gejala penyakit yang
timbul serta penanganannya termasuk dalam penggunaan bahan kimia dan obat-
obatan, agar diperoleh hasil yang optimal.

3.7 Pemanenan Ikan


- Pemanenan ikan dilakukan jika ukuran ikan telah memasuki ukuran panen.
- Umumnya ikan dijual dalam kondisi hidup, sehingga memerlukan penanganan yang
intensif. Ikan ditangkap dengan tangan (tanpa menggunakan alat) dan dimasukkan
dalam ember/jerigen/drum plastik yang telah berisi air.

Anda mungkin juga menyukai