Teks Biografi A
Teks Biografi A
Sementara uraian peristiwa berisi usaha tokoh dalam mengharumkan nama bangsa,
mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidupnya.
Teks biografi termasuk dalam teks naratif karena ide pokok paragraf dalam teks
biografi tidak terkandung hanya dalam satu kalimat utama, tetapi menyebar ke
seluruh kalimat pada paragraf tersebut.
Home
Nasional
Politik Hukum & Kriminal Peristiwa Pemilu 2024 Info Politik
Internasional
Asean Asia Pasifik Timur Tengah Eropa Amerika
Ekonomi
Keuangan Energi Bisnis Makro Corporate Action
Olahraga
Sepakbola Moto GP F1 Raket
Teknologi
Teknologi Informasi Sains Telekomunikasi Climate
Otomotif
Tren Mobil Motor E-Vehicle Commercial
Hiburan
Film Musik Seleb Seni Budaya Music At Newsroom
Gaya Hidup
Health Food Travel Trends
Fokus
Kolom
Terpopuler
Infografis
Foto
Video
TV
Indeks
Download Apps
Ikuti Kami
Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Otomotif Hiburan Gaya Hidup
Fokus Kolom Terpopuler Infografis Foto Video Indeks
Home Edukasi Sekolah
Pengertian dan Struktur Teks Biografi, Lengkap dengan Contoh
tim | CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2023 08:00 WIB
Lihat Juga :
Pengertian, Struktur, dan Contoh Teks Berita
Identitas tokoh dalam teks biografi mencakup nama, tempat, dan tanggal lahir, latar
belakang keluarga, riwayat pendidikan, serta riwayat organisasi yang diikuti.
Sementara uraian peristiwa berisi usaha tokoh dalam mengharumkan nama bangsa,
mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidupnya.
Teks biografi termasuk dalam teks naratif karena ide pokok paragraf dalam teks
biografi tidak terkandung hanya dalam satu kalimat utama, tetapi menyebar ke
seluruh kalimat pada paragraf tersebut.
1.Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal yang digunakan secara bergantian
bersamaan dengan penyebutan nama tokoh, yaitu ia, dia, atau beliau.
2.Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa atau perbuatan
fisik yang dilakukan oleh tokoh. Contohnya belajar, berjalan, melempar, menyerang,
dan lainnya.
3.Menggunakan kata deskripsi untuk menggambarkan secara rinci sifat-sifat tokoh.
Contohnya adalah rajin, ulet, dan lainnya.
4 Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang dialami
tokoh sebagai subjek. Contohnya diberi, ditugaskan, dipilih, diminta, dan
sebagainya.
5.Banyak menggunakan kata kerja psikis untuk menggambarkan peran tokoh. Contohnya
memahami, menyetujui, menginspirasi, mencintai.
6.Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, atau kata nomina yang berkaitan
dengan urutan waktu. Contohnya sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya,
sampai, hingga, selama, dan lainnya.
Struktur Teks Biografi
Peristiwa ini meliputi berbagai kejadian utama, termasuk hal menarik, mengesankan,
mengagumkan, serta mengharukan yang dialami oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
3. Reorientasi
Pada bagian reorientasi memuat komentar evaluatif atau pernyataan simpulan dari
seluruh rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan dalam teks. Namun, reorientasi
ini bersifat opsional dalam teks biografi.
Malala Yousafzai lahir 12 Juli 1997. Ia adalah seorang aktivis pendidikan dari Kota
Mingora di Distrik Swat dari Provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Namanya dikenal
luas berkat memperjuangkan pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah
Swat, tempat Taliban melarang gadis untuk bersekolah.
Pada awal 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blog-nya di
bawah nama samaran secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah
pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang
mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.
Kemudian pada 2014, dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel
untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak
dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.
Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun dan menganut Islam Sunni. Namanya
diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pasthun, Malalai dari Maiwand.
Ia dibesarkan di Mingora, bersama dua adik laki-laki dan dua ayam peliharaan.
Keberaniannya dalam menulis berkat bimbingan ayahnya yang juga penyair, pemilik
sekolah, sekaligus aktivis pendidikan.
Ayahnya menjalankan beberapa sekolah yang dinamai Khushal Public School. Meskipun
Malala mengaku ingin jadi dokter, ayahnya mendorongnya untuk menjadi politisi. Ia
mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada 2008.
Dengan gagah dan penuh semangat, ia menyampaikan seruan pertamanya untuk melawan
Taliban.
"Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" kata gadis pemberani
itu di depan televisi dan radio. Pada 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala
dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali
pulang di bus sekolah.
Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan
penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia
seorang penggiat pendidikan perempuan.
Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini tapi tidak
meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai. Ia juga menyarankan
Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan.
Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap
terorisme, dan kebodohan.
PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala. Pada Oktober 2014,
dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian
2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk
mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.
Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda karena dia mendapatkan hadiah ini pada
usia 17 tahun.
Pengertian Debat
Debat adalah interaksi verbal antara dua atau lebih individu yang memiliki
pandangan berbeda tentang suatu isu atau topik. Dalam debat, setiap pihak berusaha
meyakinkan pendengar atau audiens bahwa pandangan atau argumen mereka adalah yang
paling kuat dan layak dipertimbangkan.
Fungsi Debat
Melatih Kemampuan Berbicara
Debat membantu peserta dalam mengasah kemampuan berbicara mereka. Mereka harus
mampu menyampaikan argumen dengan jelas dan meyakinkan.
Tujuan Debat
Memperoleh Informasi
Debat dapat membantu peserta memperoleh informasi lebih lanjut tentang berbagai
pandangan dan pendapat tentang suatu topik.
Mempertajam Argumen
Melalui proses debat, peserta dapat mengasah argumen mereka dan melihat kelemahan
serta kelebihannya.
Mempengaruhi Pendapat
Debat dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang suatu isu. Argumen yang kuat
dan meyakinkan dapat merubah atau menguatkan pendapat audiens.
Ciri-Ciri Debat
Struktur Formal
Debat memiliki aturan dan struktur formal yang harus diikuti oleh peserta, seperti
pembagian waktu untuk presentasi argumen dan tanggapan.
Lawan Pendapat
Debat melibatkan pihak-pihak yang berbeda pendapat dan berusaha untuk meyakinkan
satu sama lain serta audiens.
Moderator
Biasanya ada seorang moderator yang mengawasi jalannya debat dan memastikan aturan
diikuti.
Pernyataan Pembukaan
Setiap pihak memulai dengan pernyataan pembukaan yang berisi pandangan dan argumen
utama.
Replikasi
Peserta menyampaikan tanggapan terhadap argumen lawan.
Rebuking
Peserta membantah argumen lawan dengan bukti atau analisis yang kuat.
Penutup
Setiap pihak memberikan penutup yang merangkum argumen mereka dan menguatkan
pandangan mereka.
Contoh Debat:
Topik
Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan
Pengertian Puisi
Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra
yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama.
Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua
kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata
bermakna kiasan (imajinatif).
James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya
akan daya pikat.
Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-
katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu
seperti musik.
Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam
susunan terindah.
Ciri-Ciri Puisi
Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
Puisi bersifat simetris.
Puisi memiliki makna konotatif.
Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
Unsur-Unsur Puisi
Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati
secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:
Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair tersebut. Diksi
ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
Majas
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus
sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.
Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal
yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam
puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang atau kiasan.
Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain
sebagainya.
Pengulangan kata
Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan
lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan puisi.
Nada (Tone)
Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan
rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang ingin disampaikan
dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya.
Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa
biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya, latar
belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis seorang
penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.
Amanat atau Tujuan (Intention)
Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam
puisinya kepada para pembaca.
Jenis-Jenis Puisi
Puisi Lama
Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, Pahamifren. Beberapa jenis puisi
lama tersebut adalah sebagai berikut:
Mantra
Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis,
yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan
untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran
ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan
berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun
remaja.
Seloka
Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya
berisi mengenai pepatah.
Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri
dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung
amanat atau nasihat.
Karmina
Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari
pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang
sangat pendek.
Talibun
Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris
dengan rima abc-abc.
Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair
umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari
penyairnya.
Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik
dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Pahamifren pasti sudah nggak asing dengan istilah puisi, kan. Puisi acapkali mampu
membuat hati seseorang berbunga-bunga karena pemilihan kata-katanya yang indah.
Makanya nggak heran kalau banyak orang suka sekali membaca atau mendengarkan puisi.
Nah, dalam Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 kali ini, Mipi mau mengajak kamu
membahas tentang pengertian puisi, struktur hingga jenisnya. Simak artikel ini
sampai selesai ya, Pahamifren!
Pengertian Puisi
Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra
yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama. Penggunaan kata-kata indah
ini bertujuan untuk membangun makna yang berbeda atau menggantikan makna asli
sebuah kata.
Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan
ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam
susunan kata-kata yang padat dan penuh makna.
H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan
dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah
tanggapan-tanggapan.
Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua
kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata
bermakna kiasan (imajinatif).
James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya
akan daya pikat.
Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-
katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu
seperti musik.
Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam
susunan terindah.
Ciri-Ciri Puisi
Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
Puisi bersifat simetris.
Puisi memiliki makna konotatif.
Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
Unsur-Unsur Puisi
Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10 ini, kamu juga perlu mengetahui tentang
apa saja yang menjadi unsur pada puisi, sebagai berikut:
Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair tersebut. Diksi
ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
Majas
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus
sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.
Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal
yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam
puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang atau kiasan.
Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain
sebagainya.
Pengulangan kata
Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan
lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan puisi.
Nada (Tone)
Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan
rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang ingin disampaikan
dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya.
Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa
biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya, latar
belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis seorang
penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.
Jenis-Jenis Puisi
Nah, setelah mengetahui tentang struktur puisi, pada materi puisi Bahasa Indonesia
Kelas 10 ini, Mipi juga akan mengenalkan kamu pada tiga jenis puisi, sebagai
berikut:
Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada beberapa
aturan. Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mantra
Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis,
yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan
untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran
ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan
berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun
remaja, dan pantun teka-teki.
Seloka
Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya
berisi mengenai pepatah.
Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri
dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung
amanat atau nasihat.
Karmina
Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari
pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang
sangat pendek.
Talibun
Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris
dengan rima abc-abc.
Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair
umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari
penyairnya.
Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik
dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Himne
Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau dewa,
ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.
Balada
Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang
mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau disajikan dalam bentuk nyanyian
Ode
Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode
dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang serius. Biasanya ode ditujukan
pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.
Romansa
Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta kasih. Pusi
romansa ini menimbulkan efek romantis saat dibacakan.
Epigram
Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup. Epigram
sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat, menuntun ke arah kebenaran yang
dijadikan pedoman hidup.
Elegi
Elegi merupakan syair atau nyanyian berupa ratapan dan ungkapan duka cita, terutama
pada peristiwa kematian.
Satir
Satir merupakan puisi bergaya bahasa sindiran atau kritik yang disampaikan dalam
bentuk sarkasme, ironi, atau parodi.
Distikon
Distikon meripakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau dua
seuntai.
Terzina
Terzina merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau
tiga seuntai.
Kuatren
Kuatren merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris atau
empat seuntai.
Kuint
Kuint merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau lima
seuntai.
Sekstet
Sekstet merupakan merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari enam
baris atau enam seuntai.
Septima
Septima merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau
tujuh seuntai.
Soneta
Soneta merupakan puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua bagian.
Dua bait pertama dalam soneta memiliki empat baris, sementara dua bait kedua
masing-masing memiliki tiga baris.
Puisi Kontemporer
Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari ikatan
konvensional penulisan puisi lama maupun baru.
Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu
memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar,
ejekan, atau lainnya.
Puisi Mantra
Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:
Puisi Konkret
Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tata
wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa
sebagai medianya.
Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku kata yang
disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.
Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-tempat
tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan repetisi atau pengulangan-
pengulangannya.
Teks negosiasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam teks negosiasi berisi
kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses tawar-menawar
dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
Tujuan Negosiasi
Adapun tujuan dilakukan negosiasi dalam hal bisnis, beberapa di antaranya untuk:
2. Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara
bersama.
3. Mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan (win-win
solution).
Permintaan: Suatu hal berupa barang atau jasa yang ingin dibeli oleh pembeli.
Pemenuhan: Kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari penjual yang diminta oleh
pembeli.
Penawaran: Puncaknya negosiasi yang terjadi, kedua pihak saling tawar menawar.
Persetujuan: Kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap negosiasi yang telah
dilakukan.
Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi
pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
Menggunakan konjungsi
Artinya menggunakan kata penghubung di dalam teks negosiasi tersebut, contoh :
kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan lainnya.
memerintah dan timbal baliknya ada yang memenuhi perintahnya tersebut baik secara
langsung ataupun tidak.
Menggunakan pronomina
Kata pronomina atau kata ganti merupakan suatu jenis kata yang menggantikan nomina
maupun frasa nomina. Contoh: : Saya, kami, ataupun anda.
Penjaga : Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, Nak?
Anak : Saya sedang mencari novel Siti Nurbaya, apakah ada, Pak?
Penjaga : Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu, ya!
Penjaga : Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya”.
Anak : Harga itu terlalu mahal untukku, Pak, bolehkan saya menawar?
Penjaga : Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah.
Anak : Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp 48.000 saja? Saya harap Bapak mau
membantu. Ini untuk tugas sekolah saya.
Penjaga : Kalau harga serendah itu belum bisa, Nak. Bagaimana kalau Rp 55.000 saja?
Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada
lagi.
Pejaga : Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000. Bagaimana?
Anak : Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya.
Penjaga : Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya.