Anda di halaman 1dari 16

teks biografi adalah tulisan yang memuat identitas seseorang beserta peristiwa-

peristiwa yang dialami semasa hidupnya.


Identitas tokoh dalam teks biografi mencakup nama, tempat, dan tanggal lahir, latar
belakang keluarga, riwayat pendidikan, serta riwayat organisasi yang diikuti.

Sementara uraian peristiwa berisi usaha tokoh dalam mengharumkan nama bangsa,
mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidupnya.

Teks biografi termasuk dalam teks naratif karena ide pokok paragraf dalam teks
biografi tidak terkandung hanya dalam satu kalimat utama, tetapi menyebar ke
seluruh kalimat pada paragraf tersebut.

Home
Nasional
Politik Hukum & Kriminal Peristiwa Pemilu 2024 Info Politik
Internasional
Asean Asia Pasifik Timur Tengah Eropa Amerika
Ekonomi
Keuangan Energi Bisnis Makro Corporate Action
Olahraga
Sepakbola Moto GP F1 Raket
Teknologi
Teknologi Informasi Sains Telekomunikasi Climate
Otomotif
Tren Mobil Motor E-Vehicle Commercial
Hiburan
Film Musik Seleb Seni Budaya Music At Newsroom
Gaya Hidup
Health Food Travel Trends
Fokus
Kolom
Terpopuler
Infografis
Foto
Video
TV
Indeks
Download Apps
Ikuti Kami

Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Otomotif Hiburan Gaya Hidup
Fokus Kolom Terpopuler Infografis Foto Video Indeks
Home Edukasi Sekolah
Pengertian dan Struktur Teks Biografi, Lengkap dengan Contoh
tim | CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2023 08:00 WIB

Ilustrasi. Pengertian dan struktur teks biografi dilengkapi contohnya


(Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Struktur teks biografi terdiri atas tiga bagian, yakni
orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi. Untuk lebih jelasnya simak
pengertian serta contohnya berikut.
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X Kemdikbud, teks
biografi adalah tulisan yang memuat identitas seseorang beserta peristiwa-peristiwa
yang dialami semasa hidupnya. Termasuk karya yang diciptakan, penghargaan yang
diraih, hingga konflik yang dihadapi.

Lihat Juga :
Pengertian, Struktur, dan Contoh Teks Berita
Identitas tokoh dalam teks biografi mencakup nama, tempat, dan tanggal lahir, latar
belakang keluarga, riwayat pendidikan, serta riwayat organisasi yang diikuti.

Sementara uraian peristiwa berisi usaha tokoh dalam mengharumkan nama bangsa,
mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidupnya.

Teks biografi termasuk dalam teks naratif karena ide pokok paragraf dalam teks
biografi tidak terkandung hanya dalam satu kalimat utama, tetapi menyebar ke
seluruh kalimat pada paragraf tersebut.

Kaidah Teks Biografi


Teks biografi menggunakan kaidah kebahasaan berikut ini:

1.Menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal yang digunakan secara bergantian
bersamaan dengan penyebutan nama tokoh, yaitu ia, dia, atau beliau.
2.Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa atau perbuatan
fisik yang dilakukan oleh tokoh. Contohnya belajar, berjalan, melempar, menyerang,
dan lainnya.
3.Menggunakan kata deskripsi untuk menggambarkan secara rinci sifat-sifat tokoh.
Contohnya adalah rajin, ulet, dan lainnya.
4 Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang dialami
tokoh sebagai subjek. Contohnya diberi, ditugaskan, dipilih, diminta, dan
sebagainya.
5.Banyak menggunakan kata kerja psikis untuk menggambarkan peran tokoh. Contohnya
memahami, menyetujui, menginspirasi, mencintai.
6.Banyak menggunakan kata sambung, kata depan, atau kata nomina yang berkaitan
dengan urutan waktu. Contohnya sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya,
sampai, hingga, selama, dan lainnya.
Struktur Teks Biografi

Struktur Teks Biografi


1. Orientasi
Orientasi atau disebut juga setting berisikan informasi latar belakang kisah atau
peristiwa yang akan diceritakan lebih dalam pada paragraf berikutnya.

Informasi dalam orientasi biasanya mencakup penjelasan mengenai siapa, kapan, di


mana, dan mengapa.
Peristiwa penting
Peristiwa penting merupakan serangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis
atau berdasarkan urutan waktu.

Peristiwa ini meliputi berbagai kejadian utama, termasuk hal menarik, mengesankan,
mengagumkan, serta mengharukan yang dialami oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.

3. Reorientasi
Pada bagian reorientasi memuat komentar evaluatif atau pernyataan simpulan dari
seluruh rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan dalam teks. Namun, reorientasi
ini bersifat opsional dalam teks biografi.

Contoh Teks Biografi


Biografi Malala Yousafzai

Malala Yousafzai lahir 12 Juli 1997. Ia adalah seorang aktivis pendidikan dari Kota
Mingora di Distrik Swat dari Provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Namanya dikenal
luas berkat memperjuangkan pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah
Swat, tempat Taliban melarang gadis untuk bersekolah.
Pada awal 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blog-nya di
bawah nama samaran secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah
pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang
mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.

Kemudian pada 2014, dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel
untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak
dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.

Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun dan menganut Islam Sunni. Namanya
diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pasthun, Malalai dari Maiwand.

Ia dibesarkan di Mingora, bersama dua adik laki-laki dan dua ayam peliharaan.
Keberaniannya dalam menulis berkat bimbingan ayahnya yang juga penyair, pemilik
sekolah, sekaligus aktivis pendidikan.

Ayahnya menjalankan beberapa sekolah yang dinamai Khushal Public School. Meskipun
Malala mengaku ingin jadi dokter, ayahnya mendorongnya untuk menjadi politisi. Ia
mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada 2008.

Dengan gagah dan penuh semangat, ia menyampaikan seruan pertamanya untuk melawan
Taliban.

"Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" kata gadis pemberani
itu di depan televisi dan radio. Pada 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala
dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali
pulang di bus sekolah.

Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum kemudian diterbangkan ke Inggris untuk


dirawat di rumah sakit di Birmingham.

Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan
penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia
seorang penggiat pendidikan perempuan.

Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini tapi tidak
meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai. Ia juga menyarankan
Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan.

Kelompok yang terdiri atas 50 ulama di Pakistan mengeluarkan fatwa menentang


penembakan ini. Pada tanggal 12 Juli 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang
ke-16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New
York, Amerika Serikat.

Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap
terorisme, dan kebodohan.

PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala. Pada Oktober 2014,
dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian
2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk
mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.

Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda karena dia mendapatkan hadiah ini pada
usia 17 tahun.

Pengertian Debat
Debat adalah interaksi verbal antara dua atau lebih individu yang memiliki
pandangan berbeda tentang suatu isu atau topik. Dalam debat, setiap pihak berusaha
meyakinkan pendengar atau audiens bahwa pandangan atau argumen mereka adalah yang
paling kuat dan layak dipertimbangkan.

Fungsi Debat
Melatih Kemampuan Berbicara
Debat membantu peserta dalam mengasah kemampuan berbicara mereka. Mereka harus
mampu menyampaikan argumen dengan jelas dan meyakinkan.

Mengasah Kemampuan Mendengarkan


Dalam debat, mendengarkan dengan seksama menjadi kunci. Peserta harus dapat
menangkap argumen lawan dan merespons dengan tepat.

Penguatan Rasa Percaya Diri


Berbicara di depan umum dalam situasi debat dapat membantu meningkatkan rasa
percaya diri peserta.

Tujuan Debat
Memperoleh Informasi
Debat dapat membantu peserta memperoleh informasi lebih lanjut tentang berbagai
pandangan dan pendapat tentang suatu topik.

Mempertajam Argumen
Melalui proses debat, peserta dapat mengasah argumen mereka dan melihat kelemahan
serta kelebihannya.

Mempengaruhi Pendapat
Debat dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang suatu isu. Argumen yang kuat
dan meyakinkan dapat merubah atau menguatkan pendapat audiens.

Ciri-Ciri Debat
Struktur Formal
Debat memiliki aturan dan struktur formal yang harus diikuti oleh peserta, seperti
pembagian waktu untuk presentasi argumen dan tanggapan.

Argumen dan Bukti


Peserta harus menyajikan argumen yang didukung oleh bukti atau data yang relevan.

Lawan Pendapat
Debat melibatkan pihak-pihak yang berbeda pendapat dan berusaha untuk meyakinkan
satu sama lain serta audiens.

Moderator
Biasanya ada seorang moderator yang mengawasi jalannya debat dan memastikan aturan
diikuti.

Unsur-Unsur Penting dalam Debat

Pernyataan Pembukaan
Setiap pihak memulai dengan pernyataan pembukaan yang berisi pandangan dan argumen
utama.

Replikasi
Peserta menyampaikan tanggapan terhadap argumen lawan.

Rebuking
Peserta membantah argumen lawan dengan bukti atau analisis yang kuat.

Penutup
Setiap pihak memberikan penutup yang merangkum argumen mereka dan menguatkan
pandangan mereka.

Contoh Debat:
Topik
Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan

Pihak Pro (A)


Argumen: Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dan mempersiapkan mereka untuk dunia digital.

Pihak Kontra (B):


Argumen: Terlalu banyak penggunaan teknologi dapat mengurangi interaksi sosial dan
menghambat perkembangan kemampuan sosial siswa.

Pengertian Puisi
Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra
yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli


H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan
dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah
tanggapan-tanggapan.

Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua
kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata
bermakna kiasan (imajinatif).

James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya
akan daya pikat.
Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-
katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu
seperti musik.

Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam
susunan terindah.

Ciri-Ciri Puisi
Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
Puisi bersifat simetris.
Puisi memiliki makna konotatif.
Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).

Unsur-Unsur Puisi
Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati
secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:

Tipografi atau bentuk format puisi


Dalam tipografi ini kamu dapat melihat pengaturan baris, batas tepi kertas kanan,
kiri, atas, dan bawah, serta pemilihan jenis huruf yang digunakan oleh penyairnya.
Tipografi ini berpengaruh terhadap pemaknaan dari isi puisi

Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair tersebut. Diksi
ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

Imaji atau Citraan


Imaji atau citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan
pengalaman indrawi pembaca saat membaca puisi, sehingga pembaca dapat seolah-olah
melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terdapat dalam sebuah
puisi. Imaji dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu imaji penglihatan (visual),
imaji pendengaran atau suara (auditif), dan imaji sentuh atau perabaan (taktil).

Majas
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus
sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.

Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal
yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam
puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang atau kiasan.
Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain
sebagainya.

Rima atau Irama


Rima atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam
puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri dari:

Pengulangan kata
Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan
lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan puisi.

Onomatope atau tiruan bunyi


Contoh dari onomatope ini adalah dor! yang merupakan tiruan bunyi suara tembakan.
Bentuk intern pola bunyi seperti asonansi, aliterasi, persamaan awal, persamaan
akhir, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, repetisi bunyi (kata), dan
sebagainya.

Struktur Batin Puisi


Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak terlihat mata.
Struktur batin puisi terdiri dari:

Tema atau Makna (Sense)


Tema atau makna merupakan salah satu unsur puisi yang tersirat, berupa makna yang
ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembaca.

Nada (Tone)
Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan
rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang ingin disampaikan
dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya.

Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa
biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya, latar
belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis seorang
penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.
Amanat atau Tujuan (Intention)
Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam
puisinya kepada para pembaca.

Jenis-Jenis Puisi

Puisi Lama
Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,


Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata,
maupun rima.
Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:

Jumlah kata dalam satu baris,


Jumlah baris dalam satu bait,
Jumlah suku kata dalam tiap baris.
Persajakan atau rima, dan
Irama.

puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, Pahamifren. Beberapa jenis puisi
lama tersebut adalah sebagai berikut:

Mantra

Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis,
yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan
untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.

Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran
ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan
berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun
remaja.

Seloka
Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya
berisi mengenai pepatah.

Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri
dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung
amanat atau nasihat.

Karmina
Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari
pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang
sangat pendek.

Talibun
Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris
dengan rima abc-abc.

Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair
umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari
penyairnya.

Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik
dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

Nama penyairnya jelas atau diketahui,


Memiliki bentuk rapi dan simetris,
Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
Memiliki persajakan akhir yang teratur,
Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola
puisi lama lainnya.

Pahamify | Taklukkan UTBK


Materi Bahasa Indonesia Kelas 10: Pengertian Puisi, Struktur, dan Jenisnya
Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10: Pengertian puisi, struktur dan jenisnya

Pahamifren pasti sudah nggak asing dengan istilah puisi, kan. Puisi acapkali mampu
membuat hati seseorang berbunga-bunga karena pemilihan kata-katanya yang indah.
Makanya nggak heran kalau banyak orang suka sekali membaca atau mendengarkan puisi.
Nah, dalam Materi Puisi Bahasa Indonesia Kelas 10 kali ini, Mipi mau mengajak kamu
membahas tentang pengertian puisi, struktur hingga jenisnya. Simak artikel ini
sampai selesai ya, Pahamifren!

Pengertian Puisi
Berdasarkan pengertiannya, puisi dapat dikatakan sebagai salah satu genre sastra
yang menggunakan kata-kata yang estetis dan berirama. Penggunaan kata-kata indah
ini bertujuan untuk membangun makna yang berbeda atau menggantikan makna asli
sebuah kata.

Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10, disebutkan bahwa puisi merupakan
ungkapan hati atau pemikiran penyair mengenai berbagai hal dalam kehidupan ke dalam
susunan kata-kata yang padat dan penuh makna.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli


Berikut adalah beberapa pengertian puisi menurut ahli yang bisa membantu kamu lebih
memahami puisi:

H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan
dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah
tanggapan-tanggapan.
Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua
kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata
bermakna kiasan (imajinatif).
James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya
akan daya pikat.
Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-
katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu
seperti musik.
Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam
susunan terindah.
Ciri-Ciri Puisi
Puisi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
Puisi bersifat simetris.
Puisi memiliki makna konotatif.
Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
Unsur-Unsur Puisi
Pada materi puisi Bahasa Indonesia kelas 10 ini, kamu juga perlu mengetahui tentang
apa saja yang menjadi unsur pada puisi, sebagai berikut:

Struktur Fisik Puisi


Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati
secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:

Tipografi atau bentuk format puisi


Dalam tipografi ini kamu dapat melihat pengaturan baris, batas tepi kertas kanan,
kiri, atas, dan bawah, serta pemilihan jenis huruf yang digunakan oleh penyairnya.
Tipografi ini berpengaruh terhadap pemaknaan dari isi puisi.

Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan keinginan penyair tersebut. Diksi
ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

Imaji atau Citraan


Imaji atau citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan
pengalaman indrawi pembaca saat membaca puisi, sehingga pembaca dapat seolah-olah
melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terdapat dalam sebuah
puisi. Imaji dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu imaji penglihatan (visual),
imaji pendengaran atau suara (auditif), dan imaji sentuh atau perabaan (taktil).

Majas
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus
sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak makna.

Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal
yang berwujud, dapat diraba, dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam
puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan lambang atau kiasan.
Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain
sebagainya.

Rima atau Irama


Rima atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam
puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri dari:

Pengulangan kata
Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan
lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam pembacaan puisi.

Onomatope atau tiruan bunyi


Contoh dari onomatope ini adalah dor! yang merupakan tiruan bunyi suara tembakan.
Bentuk intern pola bunyi seperti asonansi, aliterasi, persamaan awal, persamaan
akhir, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, repetisi bunyi (kata), dan
sebagainya.
Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak terlihat mata.
Struktur batin puisi terdiri dari:

Tema atau Makna (Sense)


Tema atau makna merupakan salah satu unsur puisi yang tersirat, berupa makna yang
ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembaca. Tema atau makna dalam puisi
berkaitan dengan hubungan tanda dengan makna. Oleh karena itu baik kata, baris,
bait, maupun bentuk sebuah puisi memiliki makna tertentu yang ingin disampaikan
oleh penyairnya.

Nada (Tone)
Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan
rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat menyampaikan makna yang ingin disampaikan
dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya.

Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa
biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi penyair. Misalnya, latar
belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengetahuan, serta pengalaman sosiologis dan psikologis seorang
penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.

Amanat atau Tujuan (Intention)


Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam
puisinya kepada para pembaca.

Jenis-Jenis Puisi
Nah, setelah mengetahui tentang struktur puisi, pada materi puisi Bahasa Indonesia
Kelas 10 ini, Mipi juga akan mengenalkan kamu pada tiga jenis puisi, sebagai
berikut:

Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada beberapa
aturan. Puisi lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,


Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata,
maupun rima.
Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:

Jumlah kata dalam satu baris,


Jumlah baris dalam satu bait,
Jumlah suku kata dalam tiap baris.
Persajakan atau rima, dan
Irama.
Nah, puisi lama ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, Pahamifren. Beberapa jenis
puisi lama tersebut adalah sebagai berikut:

Mantra

Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis,
yang biasanya diucapkan pada acara tertentu. Misalnya adalah mantra yang diucapkan
untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.
Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran
ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran. Pantun dibedakan
berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun
remaja, dan pantun teka-teki.

Seloka

Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya
berisi mengenai pepatah.

Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri
dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung
amanat atau nasihat.

Karmina

Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari
pantun. Karmina sering disebut juga sebagai pantun kilat karena bentuknya yang
sangat pendek.

Talibun

Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris
dengan rima abc-abc.

Syair

Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair
umumnya mengisahkan sebuah cerita yang di dalamnya terkandung amanat dari
penyairnya.

Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik
dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

Nama penyairnya jelas atau diketahui,


Memiliki bentuk rapi dan simetris,
Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
Memiliki persajakan akhir yang teratur,
Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola
puisi lama lainnya.
Puisi baru terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Himne
Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau dewa,
ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.

Balada
Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang
mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau disajikan dalam bentuk nyanyian

Ode
Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode
dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang serius. Biasanya ode ditujukan
pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.

Romansa
Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta kasih. Pusi
romansa ini menimbulkan efek romantis saat dibacakan.

Epigram
Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup. Epigram
sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat, menuntun ke arah kebenaran yang
dijadikan pedoman hidup.

Elegi
Elegi merupakan syair atau nyanyian berupa ratapan dan ungkapan duka cita, terutama
pada peristiwa kematian.

Satir
Satir merupakan puisi bergaya bahasa sindiran atau kritik yang disampaikan dalam
bentuk sarkasme, ironi, atau parodi.

Distikon
Distikon meripakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari dua baris atau dua
seuntai.

Terzina
Terzina merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tiga baris atau
tiga seuntai.

Kuatren
Kuatren merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari empat baris atau
empat seuntai.

Kuint
Kuint merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari lima baris atau lima
seuntai.

Sekstet
Sekstet merupakan merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari enam
baris atau enam seuntai.

Septima
Septima merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari tujuh baris atau
tujuh seuntai.

Oktaf atau Stanza


Oktaf atau stanza adalah merupakan puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari
delapan baris atau delapan seuntai.

Soneta
Soneta merupakan puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi dua bagian.
Dua bait pertama dalam soneta memiliki empat baris, sementara dua bait kedua
masing-masing memiliki tiga baris.

Puisi Kontemporer
Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari ikatan
konvensional penulisan puisi lama maupun baru.
Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu
memperhatikan kesantunan berbahasa, seperti menggunakan kata-kata yang kasar,
ejekan, atau lainnya.

Puisi kontemporer dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


Puisi Mbeling
Puisi mbeling merupakan puisi yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan dalam
puisi lama maupun baru.

Puisi Mantra
Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra.
Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:

Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri,


Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami, melainkan sebagai sesuatu
yang disajikan untuk menimbulkan efek atau akibat tertentu, dan
Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran yang terletak pada perintah.

Puisi Konkret
Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tata
wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak sepenuhnya menggunakan bahasa
sebagai medianya.
Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku kata yang
disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.
Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-tempat
tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan repetisi atau pengulangan-
pengulangannya.

Teks negosiasi adalah teks yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di antara
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam teks negosiasi berisi
kalimat-kalimat kesepakatan mengenai persoalan yang membutuhkan penyelesaian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses tawar-menawar
dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Tujuan Negosiasi

Adapun tujuan dilakukan negosiasi dalam hal bisnis, beberapa di antaranya untuk:

1. Mencapai kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, saling pengertian, dan


persetujuan.

2. Mencapai penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi secara
bersama.

3. Mencapai kondisi saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan (win-win
solution).

Ciri-Ciri Teks Negosiasi

1. Menghasilkan kesepakatan (yang saling menguntungkan).

2. Mengarah pada tujuan praktis.

3. Memprioritaskan kepentingan bersama.

4. Merupakan sarana untuk mencari penyelesaian.


Struktur Kompleks Teks Negosiasi

Orientasi: Kalimat pembuka, biasanya ucapan salam. Fungsinya untuk memulai


negosiasi.

Permintaan: Suatu hal berupa barang atau jasa yang ingin dibeli oleh pembeli.

Pemenuhan: Kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari penjual yang diminta oleh
pembeli.

Penawaran: Puncaknya negosiasi yang terjadi, kedua pihak saling tawar menawar.

Persetujuan: Kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap negosiasi yang telah
dilakukan.

Pembelian: Keputusan konsumen jadi menyetujui negosiasi itu atau tidak.

Penutup: Kalimat penutup, biasanya ucapan salam atau terima kasih.

Jenis-Jenis Teks Negosiasi


Teks negosiasi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu teks negosiasi lisan, gabungan, dan
tulisan. Ini penjelasannya.

1. Teks Negosiasi Lisan


Jenis teks negosiasi lisan adalah teks yang dikemas dalam bentuk dialog. Contoh
teksnya seperti dialog penawaran atau kesepakatan antara dua belah pihak atau
percakapan sehari-hari.

2. Teks Negosiasi Gabungan


Teks negosiasi gabungan adalah teks yang disajikan dalam bentuk gabungan antara
narasi dan dialog. Contoh teks ini bisa dengan mudah kamu temukan dalam cerpen atau
cerita pendek yang di dalamnya terdapat negosiasi antartokoh.

3. Teks Negosiasi Tulisan


Last but not least, teks negosiasi tulisan adalah teks berbentuk tulisan yang bisa
berupa surat penawaran barang, surat permintaan barang, atau surat penawaran
kerjasama. Ketiga surat ini juga termasuk ke dalam surat niaga.

Unsur kebahasaan teks negosiasi


hasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian.

Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi
pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.

Bahasa yang sopan


Dalam negosiasi, penting menggunakan bahasa yang sopan. Gunakan bahasa yang sopan
sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai
negosiasi yang sukses.

Menggunakan konjungsi
Artinya menggunakan kata penghubung di dalam teks negosiasi tersebut, contoh :
kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan lainnya.

Menggunakan kalimat efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar
atau pembaca. Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

memerintah dan timbal baliknya ada yang memenuhi perintahnya tersebut baik secara
langsung ataupun tidak.

Menggunakan pronomina
Kata pronomina atau kata ganti merupakan suatu jenis kata yang menggantikan nomina
maupun frasa nomina. Contoh: : Saya, kami, ataupun anda.

Menggunakan kalimat langsung


Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber. Kalimat
langsung merupakan suatu kalimat yang menirukan ucapan ataupun yang diutarakan oleh
orang lain.

Menggunakan Kalimat Kontras


Kalimat kontras artinya menggunakan suatu kalimat perbandingan di dalamnya.
Misalnya, penggunaan kata keterangan terlalu, lebih/ kurang, seperti, imbuhan
sedll.

Contoh teks negosiasi

Anak : Permisi, selamat siang!

Penjaga : Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, Nak?

Anak : Saya sedang mencari novel Siti Nurbaya, apakah ada, Pak?

Penjaga : Sudahkah mencari di rak novel?

Anak : Sudah Pak, tetapi tidak ada.

Penjaga : Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu, ya!

Anak : Baik Pak, terima kasih.

Tak berapa lama kemudian.

Penjaga : Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya”.

Anak : Berapa harga buku ini, Pak?

Penjaga : Rp. 58.000 saja, Nak.

Anak : Harga itu terlalu mahal untukku, Pak, bolehkan saya menawar?

Penjaga : Boleh, silakan saja.

Anak : Rp 45.000 saja Pak?

Penjaga : Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah.
Anak : Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp 48.000 saja? Saya harap Bapak mau
membantu. Ini untuk tugas sekolah saya.

Penjaga : Kalau harga serendah itu belum bisa, Nak. Bagaimana kalau Rp 55.000 saja?
Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada
lagi.

Anak : Tapi uang saya hanya Rp 50.000.

Pejaga : Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000. Bagaimana?

Anak : Baiklah Pak! Saya beli bukunya.

Penjaga : Ini bukunya.

Anak : Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya.

Penjaga : Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya.

Anak : Selamat siang, Pak.

Penjaga : Selamat siang.

Anda mungkin juga menyukai