SKRIPSI
PENGARUH FASILITAS KERJA, LINGKUNGAN
KERJA FISIK, DAN KUALITAS KERJA TERHADAP
EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PT. POS
INDONESIA KC. SIDOARJO
Dosen Pembimbing
Tony Susilo Wibowo, S.E., M.Pd., M.SM
Xii
i
PENGARUH FASILITAS KERJA, LINGKUNGAN
KERJA FISIK, DAN KUALITAS KERJA TERHADAP
EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PT. POS
INDONESIA KC. SIDOARJO
SKRIPSI
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
6. Untuk teman-teman sahabat saya baiq, selly, nad, piks,
powef puff, sapidim squad, yang selalu memberikan
dukungan motivasi, semangat, bantuan, dan do’a dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada Lee Haechan/Lee Donghyuck yang memberi
saya penguat energi untuk terus bersemangat maupun
rekan idol-idol yang memberi saya semangat lebih.
Penulis
v
ABSTRACT
This research aims to prove, test, and also know the effect of
Work Facilities, Physical Work Environment, and Work Quality on
Employee Engagement at PT. Pos Indonesia Branch Office Sidoarjo.
This research is a quantitative type. Data was collected through a
questionnaire. The population in this study are employees at PT. Pos
Indonesia Branch Office Sidoarjo, with a sample of 35 respondents. The
technique used is nonprobability sampling. The analysis used in this
research is validity test, reliability test, normality test, multicollinearity
test, heteroscedasticity test, autocorrelation test, multiple linear
regression analysis, t-test and f-test. This study shows that Work
Facilities, Physical Work Environment, and Work Quality have a positive
and significant effect partially or simultaneously on Employee
Engagement at PT. Pos Indonesia Branch Office Sidoarjo.
Keywords: Work Facilities, Physical Work Environment, Work Quality,
Employee Engagement.
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
2.3 Kerangka Konseptual ........................................................... 36
2.4 Hipotesis ................................................................................ 38
2.4.1 Hubungan Fasilitas Kerja Terhadap Employee
Engagement ..................................................................... 38
2.4.2 Hubungan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Employee
Engagement ..................................................................... 39
2.4.3 Hubungan Kualitas Kerja Terhadap Employee
Engagement ..................................................................... 40
2.4.4 Hubungan Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Fisik,
dan Kualitas Kerja Terhadap Employee Engagement ... 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................. 42
3.1 Rancangan Penelitian............................................................ 42
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 44
3.2.1 Populasi ......................................................................... 44
3.2.2 Sampel ............................................................................ 44
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 44
3.3 Jenis dan Sumber Data.......................................................... 45
3.3.1 Jenis Data ....................................................................... 45
3.3.2 Sumber Data .................................................................. 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 46
3.4.1 Kuesioner ....................................................................... 46
3.4.2 Dokumentasi ................................................................. 47
3.4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 48
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..... 48
3.5.1 Variabel Penelitian ........................................................ 48
3.5.2 Definisi Operasional Variabel ...................................... 49
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................. 51
ix
3.6.1 Pengujian Instrumen Penelitian................................... 52
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 53
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ................................ 55
3.6.4 Uji Hipotesis .................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 59
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 59
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................... 59
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ............................................. 59
4.1.3 Struktur Organisasi ....................................................... 60
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................... 60
4.2.1 Karakteristik Responden .............................................. 60
4.2.2 Distribusi Frekuensi ...................................................... 63
4.3 Analisis Data Penelitian........................................................ 67
4.3.1 Analisis Data ................................................................. 67
4.3.2 Pengujian Instrumen Penelitian................................... 69
4.4 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 73
4.4.1 Uji Normalitas ............................................................... 73
4.4.2 Uji Multikolinearitas ..................................................... 74
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................. 75
4.4.4 Uji Autokorelasi ............................................................ 76
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 77
4.6 Pengujian Hipotesis .............................................................. 79
4.6.1 Uji t ................................................................................. 79
4.6.2 Uji f ................................................................................. 81
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 82
x
4.7.1 Pengaruh Fasilitas Kerja (X1) Terhadap Employee
Engagement (Y)............................................................... 82
4.7.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik (X2) Terhadap
Employee Engagement (Y) ............................................... 84
4.7.3 Pengaruh Kualitas Kerja (X3) Terhadap Employee
Engagement (Y) ............................................................. 85
4.7.4 Pengaruh Fasilitas Kerja (X1), Lingkungan Kerja Fisik
(X2), Kualitas Kerja (X3) Terhadap Employee
Engagement (Y)............................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 89
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 89
5.2 Saran ....................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 91
LAMPIRAN ..................................................................................... 97
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
perusahaan baru untuk terus membangun ekspedisi dalam
dunia bisnis menjadi lebih baik. Perusahaan ekspedisi Pos
Indonesia yang berdiri sudah 27 tahun membuat Pos
Indonesia harus tetap menjaga kualitas kinerjanya sehingga
dapat bertahan dengan banyaknya pesaing baru yang
bermunculan sebagai kompetitor. Persaingan dunia bisnis
Pos Indonesia sebagai perusahaan ekspedisi yang berdiri
sejak tahun 1995 memaksa keadaan perusahaan agar terus
melakukan inovasi baru dan mengembangkan usahanya di
tengah persaingan yang semakin kompetitif. Perusahaan
yang mampu bertahan dan bersaing ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusia yang optimal pada perusahaan.
Sumber daya manusia memiliki peran penting sebagai
potensi seluruh aktivitas perusahaan (Ramadhani dkk.,
2018). Sumber daya manusia merupakan aset penting yang
dibutuhkan perusahaan dalam kontribusi untuk
memberikan ide, tenaga, dan waktu yang diperlukan ketika
menjalankan kegiatan perusahaan agar tetap berjalan
dengan baik dan dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang unggul
dan mampu melaksanakan fungsi manajemen berupa
perencanaan, pengorganisasian, dan mengontrol perusahaan
agar berjalan dengan lancar. Sumber daya manusia berperan
dalam mengembangkan sumber daya manusia agar menjadi
lebih baik sehingga perusahaan dapat memperlancar
perencanaan maupun tujuan yang telah ditetapkan. Salah
satu pengembangan sumber daya manusia yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan adalah dengan peningkatan
Employee Engagement.
2
Employee Engagement merupakan suatu usaha pendekatan
yang dilakukan organisasi untuk memahami hubungan
antara organisasi dengan anggotanya dalam mencapai
tujuan bersama. Pendekatan Employee Engagement sebuah
pendekatan secara emosional untuk mendorong karyawan
agar berkontribusi maksimal pada perusahaan. Menurut
Robbins, P. Stephen; Judge (2013) berpendapat bahwa
Employee Engagement merupakan keterlibatan, kepuasan, dan
antusiasme individual dengan pekerjaan yang dilakukan.
Hal ini menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor dalam
melakukan sebuah pendekatan terhadap karyawan agar
kinerjanya maksimal. Menurut Rasul Baharsyah &
Nugrohoseno (2021) menyatakan bahwa karyawan yang
memiliki kinerja yang tinggi, kemungkinan hal tersebut
membuktikan bahwasanya karyawan di perusahaan
tersebut memiliki tingkat engagement yang tinggi juga pada
perusahaannya. Tingginya engagement memberikan indikasi
bahwa perusahaan berupaya melakukan yang terbaik untuk
karyawannya dalam mencapai tujuan yang optimal. Ketika
seorang karyawan sudah memiliki keterikatan dengan
organisasi di tempatnya bekerja, maka seorang karyawan
dengan sukarela akan memberikan hasil kerja yang terbaik
(Marzuki, 2017). Adanya keterlibatan karyawan bagi
perusahaan dapat meningkatkan hubungan antara
perusahaan dan karyawan melalui timbal balik yang bernilai
positif. Menjalankan sebuah perusahaan keterlibatan
karyawan menjadi hal krusial pada kualitas sumber daya
manusia.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan juga
harus memiliki standar kualitas yang baik untuk
menjalankan, merencanakan, dan membangun perusahaan
3
agar terus berkembang dan berjalan dengan lancar.
Perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kriteria maupun visi misi perusahaan.
Mengoptimalkan sumber daya manusia bagi perusahaan
menjadikan kinerja perusahaan juga turut meningkat sesuai
dengan kualitas sumber dayanya. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia penting untuk diperhatikan dan
dirancang dengan seksama berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai (Ningsih, 2021). Ketika sumber daya manusia tidak
dijalankan dengan baik maka dapat berpengaruh bagi
tenaga kerja perusahaan. Salah satunya ketika fasilitas kerja
tidak dapat terpenuhi dengan baik hal ini akan memberikan
dampak negatif karena kurang optimalnya kinerja karyawan
dalam menyelesaikan tugasnya. Pentingnya perusahaan
menjaga kualitas karyawannya agar tetap stabil dan terus
membaik dapat dilakukan dengan memberikan fasilitas
kerja yang tepat.
Menurut Munawirsyah (2017) fasilitas kerja merupakan
salah satu alat yang digunakan oleh karyawan untuk
memudahkan dalam penyelesaian pekerjaan sehari-hari.
Tentu saja alat ini berpengaruh pada kecepatan karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaan. Menurut Nurhadian (2019)
mengatakan bahwa dukungan fasilitas kerja yang berupa
teknologi yang baik akan dapat mempermudah dan
mempercepat pekerjaan. Dengan adanya dukungan fasilitas
kerja oleh perusahaan karyawan menjadi lebih efektif dan
efisien.
Selain fasilitas kerja sebagai pendukung kelancaran
menyelesaikan tugas, lingkungan kerja juga memiliki
pengaruh pada keterlibatan karyawan untuk berkontribusi
lebih pada perusahaan. Lingkungan kerja yang aman dan
4
sehat akan membawa dampak yang positif bagi orang-orang
yang berada di dalamnya (Norianggono dkk., 2014).
Sebaliknya juga apabila lingkungan kerja yang kurang
memadai dapat menurunkan kinerja dan akhirnya dapat
menurunkan motivasi kerja karyawan (Putra dkk., 2022).
Lingkungan kerja fisik mencakup perihal seluruh kondisi
secara fisik di lingkup wilayah tempat kerja yang dapat
memberikan dampak kinerja pada kualitas kerja karyawan.
Menurut Kusuma dkk., (2020) mengatakan bahwa
kualitas kerja merupakan suatu hasil yang dapat diukur
dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan
dengan baik dan berdaya guna. Kualitas kerja karyawan
dilakukan untuk mengetahui seberapa baik karyawan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan sudah sesuai standar
kerja perusahaan. Mengukur kualitas kerja dapat
menggunakan evaluasi kinerja pada kurun waktu tertentu
dan menilai hasil kinerja karyawan sudah sesuai dengan
standar perusahaan. Salah satunya yakni perusahaan yang
bergerak di bidang jasa seperti ekspedisi barang. Perusahaan
ekspedisi barang menawarkan layanan bentuk jasa
pengiriman barang agar dapat dikirim dan sampai di lokasi
tujuan dengan aman, maka perusahaan memerlukan
karyawan dengan kualitas kerja yang baik sebagai bentuk
pelayanan perusahaan yang diberikan pada konsumen. Agar
dapat menyelesaikan tugas dengan tepat, perusahaan
memerlukan karyawan dengan kualitas kerja yang
memenuhi standar perusahaan. Seorang karyawan dalam
perusahaan menjadi hal yang krusial jika tidak diperhatikan
5
dengan seksama khususnya bagi perusahaan yang bergerak
di bidang jasa.
PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang jasa sangat lekat dengan kerja sama yang
melibatkan karyawan untuk kelancaran pelayanan
ekspedisinya. Keterlibatan karyawan dalam PT. Pos
Indonesia KC. Sidoarjo menjadi hal yang perlu diperhatikan
agar pelayanan jasa dapat terlaksana dengan tepat dan
lancar. Upaya mendukung kinerja karyawan, perusahaan
perlu memperhatikan kebutuhan karyawannya maupun
kurir untuk mempercepat pekerjaannya. Banyaknya fitur
layanan pengiriman cepat, hal ini juga membutuhkan
dukungan fasilitas kerja yang tepat untuk ketepatan waktu
pengiriman. Selain fasilitas kerja, lingkungan kerja fisik yang
mendukung akan meningkatkan kenyamanan karyawan
ketika melakukan pekerjaannya. Karyawan yang tidak
nyaman dengan lingkungan kerjanya akan memberikan
dampak negatif pada perusahaan seperti kinerja yang
kurang maksimal dan tidak sesuai semestinya. Kualitas kerja
karyawan akan berpengaruh pada citra perusahaan PT. Pos
Indonesia KC. Sidoarjo. Menurut Umari & Frinaldi, (2022)
berpendapat bahwa berhasil tidaknya suatu organisasi bisa
tergantung dengan kualitas kerja pegawai dalam
menjalankan tugasnya. Perusahaan yang memberikan
kualitas kerja kepada karyawan bisa disebut sebagai
pertanda yang baik untuk meningkatkan citra perusahaan
dalam menarik dan mempertahankan karyawan. Jika
karyawan memiliki kinerja yang baik dan mampu bekerja
dengan maksimal, tentunya akan memberikan kontribusi
positif bagi perusahaan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada konsumen. Menanggapi fenomena
6
tersebut, penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan
yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Fasilitas Kerja,
Lingkungan Kerja Fisik, dan Kualitas Kerja Terhadap
Employee Engagement pada PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang
penelitian yang berjudul “Pengaruh Fasilitas Kerja,
Lingkungan Kerja Fisik dan Kualitas Kerja Terhadap
Employee Engagement” sebagai berikut :
1. Apakah Fasilitas Kerja berpengaruh terhadap Employee
Engagement pada PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo ?
2. Apakah Lingkungan Kerja Fisik perpengaruh terhadap
Employee Engagement pada PT. Pos Indonesia KC.
Sidoarjo?
3. Apakah Kualitas Kerja berpengaruh terhadap Employee
Engagement pada PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo ?
4. Apakah Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan
Kualitas Kerja berpengaruh terhadap Employee
Engagement pada PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo ?
7
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kualitas Kerja
terhadap Employee Engagement pada PT. Pos Indonesia
KC. Sidoarjo.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Fasilitas Kerja,
Lingkungan Kerja Fisik, dan Kualitas Kerja terhadap
Employee Engagement pada PT. Pos Indonesia KC.
Sidoarjo.
8
a. Dalam penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan
referensi untuk penelitian selanjutnya dan menjadi
wawasan bagi pembaca.
b. Penelitian ini dapat diharapkan memberikan
informasi bagi masyarakat khususnya tentang
permasalahan yang dibahas di penelitian ini.
c. Menambah wawasan dan ilmu dalam mencari solusi
dari permasalahan yang ada.
9
BAB II
TELAAH PUSTAKA
10
Sedangkan secara simultan didapat bahwa motivasi dan
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
4. Ony Sholikhatun Rukmi Putri dan Sowanya Ardi Prahara
(2020) penelitian ini membahas tentang “Persepsi
Lingkungan Kerja Fisik dengan Employee Engagement pada
Karyawan”. Teknik analisis menggunakan korelasi Product
Moment. Teknik pengumpulan data dengan responden
karyawan bagian produksi yang sudah bekerja minimal 6
bulan, berstatus karyawan tetap, dan berusia 21-40 tahun
sebanyak 53 karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa berpengaruh signifikan antara persepsi lingkungan
kerja fisik dengan Employee Engagement pada karyawan.
5. Renato Lopes da Costa, Leandro Ferreira Pereira, Álvaro
Lopes Dias, dan José Santos (2020) penelitian ini membahas
tentang “New Ways of Working and the Physical Environment
to Improve Employee Engagement”. Penelitian ini dilakukan
dengan melalui survei sebanyak 126 responden dianalisis
menggunakan structurak equation modeling. Hasil penelitian
ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang
signifikan antara lingkungan fisik dan keterlibatan kerja.
6. David Yusuf Firnanda Universitas dan Dewie Tri Wijayati
(2021) penelitian ini berjudul tentang “Pengaruh Perceived
Organizational Support, Self Efficacy dan Lingkungan Kerja
terhadap Employee Engagement Karyawan PT. Pesona Arnos
Beton”. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode sampling jenuh dengan jumlah responden
80 orang. Analisis statistik dalam penelitian ini adalah
analisis Regresi Linier Berganda dengan bantuan SPSS.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persepsi dukungan
organisasi berpengaruh signifikan dan dampak positif
pada employee engagement.
11
7. Antony Sentoso & Kelly (2021) penelitiang dengan judul
“Analysis of Factors Affecting Employee Engagement”. Metode
penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan 213
responden kemudian dikelola dengan program SPSS. Dari
hasil pengolahan data SPSS terlihat bahwa kepuasan kerja,
gaya kepemimpinan, dan lingkungan kerja memiliki
hubungan positif signifikan dengan Employee Engagement.
8. Nadya Shepti Natasya dan Robi Awaluddin (2021) dalam
penelitian yang berjudul “The Effect of Quality of Work,
Organizational Culture and Job Satisfaction on Employee
Engagement”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan CV. Surya Nedika Isabella yang berjumlah 90
orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang
digunakan dengan metode regresi linier berganda dengan
teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini adalah kualitas
kerja berpengaruh signifikan terhadap Employee
Engagement.
9. Juliet J. M. Monde, Riane J. Pio, Joula J. Rogahang (2022).
Penelitian ini membahas tentang “Pengaruh Fasilitas Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. PLN
(Persero) Ratahan”. Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jumlah populasi sebanyak 63 karyawan,
dan penentuan sampel menggunakan rumus purposive
sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 39 responden.
Analisis data menggunakan SEM-PLS dengan hasil sebagai
berikut: fasilitas kerja berpengaruh terhadap kepuasan
kerja, fasilitas kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
12
10. Pingkan Elizabeth Ulaan, William Areros, John Kalangi
(2022) penelitian ini berjudul tentang “Pengaruh Dari
Kualitas Kerja dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai di
Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Minahasa Selatan”.
Sampel yang diambil oleh peneliti adalah 35 responden
yang merupakan seluruh pegawaii yang ada di Badani
Kepegawaian dan Diklati Kabupateni Minahasai Selatan.
Dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas kerja, pengawasan, serta
keduanya secara bersamaan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
13
2.2.2 Fasilitas Kerja
2.2.2.1 Pengertian Fasilitas Kerja
Fasilitas adalah segala bentuk alat-alat dan
perlengkapan kerja yang mempunyai fungsi untuk
membantu karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Fasilitas dapat memberikan efektivitas dan keefisienan
karyawan sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah
terselesaikan.
Menurut Asri dkk., (2019:4) Fasilitas kerja
merupakan sarana yang diberikan organisasi untuk
mendukung jalannya roda organisasi dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali,
fasilitas kerja yang tersedia akan memberikan dampak
yang positif bagi pegawai dalam meningkatkan
prestasi kerja pegawai.
Fasilitas kerja merupakan sebuah pendukung
karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan
sebagai tujuan untuk mempercepat pekerjaan yang
dilakukan. Fasilitas kerja adalah suatu bentuk
pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar
menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan
karyawan, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Untuk meningkatkan
disiplin kerja karyawan perlu adanya fasilitas kerja
yang baik. Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh
perusahaan sangat mendukung karyawan dalam
bekerja (Prayudi, 2022).
Fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang
digunakan dan dipakai dalam bentuk sarana dan
prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan
pekerjaan pegawai sehingga dapat memperlancar
penyelesaian tugas (Rifai’i, 2019).
14
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
fasilitas kerja merupakan segala bentuk peralatan,
sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perusahaan sebagai bentuk pelayanan perusahaan
kepada karyawan dengan tujuan agar dapat
memberikan efektivitas dan keefisienan sehingga
produktivitas kerja lebih memberikan efektivitas dan
keefisienan dan karyawan menjadi lebih mudah
menyelesaikan pekerjaannya.
15
mesin pengganda, mesin hitung, mesin komputer dan
sebagainya.
2. Fasilitas Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja ialah semua benda atau barang
yang digunakan dalam pekerjaan tetapi tidak langsung
untuk berproduksi, melainkan berfungsi sebagai pelancar
dan penyegar dalam pekerjaan. Termasuk dalam
perlengkapan kerja adalah :
a. Gedung dengan segala sarana yang diperlukan,
termasuk jalan, selokan, air bersih, pembuangan air
kotor dan halaman parkir.
b. Ruang kerja dan ruangan lain yang memadai dengan
layout yang efisien.
c. Penerangan yang cukup.
d. Mebel yang meliputi meja dan kursi kerja, meja dan
kursi tamu, lemari dengan segala bentuk dan
keperluan, dan lainnya.
e. Alat komunikasi dan transportasi berupa telepon,
internet, kendaraan bermotor dan sebagainya.
f. Alat-alat yang berfungsi untuk penyegar ruangan,
seperti kipas angin, exhaust fan, air conditioner dan
lainnya.
g. Peralatan rumah tangga kantor, seperti alat memasak,
alat pencuci, alat pembersih, barang pecah belah dan
sebagainya.
16
2. Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasa.
3. Kualitas produk yang lebih baik/terjamin.
4. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.
5. Mempermudah dalam gerak para pelakunya.
6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang
yang berkepentingan sehingga dapat mengurangi
emosional mereka.
17
2.2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Fasilitas Kerja
Dalam fasilitas kerja juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, menurut Firman Fadilah & Al Banin (2022:160)
faktor-faktor yang mempengaruhi fasilitas kerja antara
lain:
1. Mesin dan peralatan keseluruhan peralatan yang
digunakan untuk mendukung proses kerja yang ada
disuatu organisasi.
2. Prasarana fasilitas pendukung yang digunakan
untuk memperlancar aktivitas organisasi,
diantaranya adalah tempat ibadah, toilet, jalan dan
pagar.
3. Perlengkapan kantor fasilitas yang mendukung
aktivitas kegiatan yang ada di kantor, seperti meja,
kursi, lemari dan lainnya.
4. Ruangan Kesehatan yang diperlukan bagi pegawai
beristirahat ketika sedang sakit dan apabila terjadi
kecelakaan kerja.
5. Bangunan fasilitas pendukung aktivitas sentral
kegiatan organisasi utama layanan kantor.
6. Alat transportasi semua jenis peralatan yang
digunakan untuk membantu terlaksananya aktivitas
organisasi seperti kendaraan mobil, motor dan
lainnya.
18
barang atau berfungsi memproses suatu barang
menjadi barang lain yang berlainan fungsi dan
gunanya.
2. Perlengkapan Kerja
Yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai
alat bantu tidak langsung dalam produksi,
mempercepat proses, membangkitkan dan
menambah kenyamanan dalam pekerjaan. Contoh,
perlengkapan komunikasi, perlengkapan
pengolahan data, furniture.
3. Perlengkapan bantu atau fasilitas
Yaitu semua jenis benda yang berfungsi
membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan
misalnya mesin lift, mesin pendingin ruangan,
mesin absensi, mesin pembangkit tenaga.
19
mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja fisik diantaranya
penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna,
dekorasi, musik, serta keamanan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik dapat
mempengaruhi pegawai secara langsung maupun tidak.
Pengaruh ini dapat disebabkan oleh lingkungan kerja
yang digunakan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya
sehari-hari dapat menurunkan antusiasme karyawan. z
20
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya
bagi pegawai guna untuk mendapatkan keselamatan
dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang
terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang
jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan akhirnya menyebabkan
kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,
sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
2. Temperatur di Tempat Kerja.
Keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia
mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan
normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk
menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa
tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya
dengan temperatur luar. Menurut hasil penelitian,
untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi
pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak
mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena
kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda,
tergantung suhu daerah pegawai dapat hidup.
3. Kelembaban di Tempat Kerja.
Kelembaban adalah banyaknya air yang
terkandung dalam udara,biasanya dinyatakan dalam
persentase. Kelembaban ini berhubungan atau
dipengaruhi oleh temperature udara, dan secara
bersama–sama antara temperatur, kelembaban,
kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari
21
udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh
manusia pada saat menerima atau melepaskan panas
dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur
udara sangat panas dan kelembaban tinggi,akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara
besar besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh
lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena
makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu
berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas
suhu tubuh dengan suhu disekitarnya.
4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja.
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup,
yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar
dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan
gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh. sumber utama adanya udara segar adalah
adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh
manusia. Dengan suhu punya oksigen di sekitar
tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara
psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat
kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan
kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama
bekerja akan membantu mempercepat pemulihan
tubuh akibat lelah setelah bekerja.
5. Kebisingan di Tempat Kerja.
Salah satu polusi yang cukup menyebutkan para
pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu
22
bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga, tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang
bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan
bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.
Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka
suara bising hendaknya dihindarkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien sehingga produktivitas kerja
meningkat.Semakin lama telinga mendengar
kebisingan, maka akan semakin buruk akibatnya,
diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
6. Tata Warna di Tempat Kerja.
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada
kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan
dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi
karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap
perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang
menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena
dalam sifat warna dapat merangsang perasaan
karyawan.
7. Dekorasi di Tempat Kerja.
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna
yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan
dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga
dengan cara mengatur tata letak, tata warna,
perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
8. Keamanan di Tempat Kerja.
23
Dalam keamanan tempat kerja yang baik dapat
menimbulkan rasa aman dan nyaman ketika
karyawan melakukan pekerjaannya. Hal ini jika
karyawan tidak merasa nyaman dapat mengganggu
kinerja yang dapat menghambat perusahaan dalam
mencapai tujuannya.
24
mengalami kesalahan, dan pada akhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan
pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.
2. Sirkulasi udara ditempat kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup,
yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar
dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara
tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan
gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah
adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh
manusia
3. Kebisingan di tempat kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para
pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu
bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang
bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan
bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
kebisingan yang serius dapat menyebabkan kematian.
4. Pewarnaan ruang di tempat kerja
Pewarnaan dinding dalam ruangan dapat
memberikan suasana hati yang baik bagi karyawan
saat bekerja karena di sekitar memberikan pandangan
yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini akan
membangun antusiasme karyawan dalam
melaksanakan tugas lebih maksimal dan dapat
memberikan kesan yang semangat
25
5. Keamanan di tempat kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan
kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu
diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh
karena itu faktor keamanan perlu diwujudkan
keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga
keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan
tenaga Satuan Petugas Pengaman (SATPAM).
26
Menurut Mitasari dkk., (2022) berpendapat bahwa
semakin berkualitasnya kerja pegawai maka akan
terlaksananya pencapaian tujuan perusahaan, maka dari
itu peran SDM telah terlaksana. Dengan kualitas kerja
melalui SDM yang baik, perusahaan akan menjadi lebih
efektif dan efisien ketika menjalankan kegiatan bisnisnya.
Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut
kualitas kerja merupakan suatu hasil kinerja karyawan
dalam melaksanakan tugas guna mencapai tujuan
perusahaan. SDM yang dibutuhkan harus sesuai dengan
yang diperlukan perusahaan agar mendapatkan kualitas
sumber daya yang baik.
27
lebih maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan
lebih baik.
4. Penilaian prestasi
Penilaian prestasi dilakukan agar karyawan dapat
mempertahankan kualitas kinerjanya menjadi lebih
baik lagi sehingga perusahaan dapat menjaga
kestabilan kinerjanya sudah sesuai standar yang
ditetapkan.
28
kecepatan yang tinggi sehingga menunjang
karyawan untuk menyelesaikan tugas dengan lebih
cepat dan meminimalisir hambatan yang ada ketika
menyelesaikan tugas.
29
Merupakan suatu kemampuan, kekuatan, baik
yang belum terwujud maupun yang telah terwujud,
yang dimiliki seseorang tetapi belum sepenuhnya
terlihat atau dipergunakan secara maksimal.
2. Hasil kerja optimal
Suatu hal yang harus dimiliki oleh seorang
pegawai, pegawai harus bisa memberikan hasil
kerjanya yang terbaik, salah satunya dapat dilihat dari
produktivitas organisasi, kualitas kerja dan kuantitas
kerja.
3. Proses kerja
Merupakan suatu tahapan penting di mana pegawai
menjalankan tugas dan perannya dalam suatu organisasi,
melalui proses kerja ini kinerja pegawai dapat dilihat dari
kemampuan membuat perencanaan kerja, kreatif dalam
melaksanakan pekerjaan, mengevaluasi tindakan kerja,
melakukan tindakan perbaikan.
4. Antusiasme
Merupakan suatu sikap di mana seorang pegawai
melakukan kepedulian terhadap pekerjaannya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan yaitu
kehadiran, pelaksanaan tugas, motivasi kerja, komitmen
kerja. Pegawai yang memiliki antusiasme akan senantiasa
meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan segala
tugas dan tanggung jawabnya hal ini selalu ditumbuhkan
dalam jiwa pegawai sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas kinerjanya
30
2.2.5 Employee Engagement
2.2.5.1 Pengertian Employee Engagement
Employee Engagement merupakan antusiasme
karyawan dalam bekerja, yang terjadi karena karyawan
memberikan tenaganya untuk bekerja sebaik mungkin.
Karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja ketika
memiliki rasa keterlibatan yang tinggi terhadap
perusahaan. Kesukarelaan karyawan yang diberikan
pada perusahaan membangun karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya dengan kinerja terbaik
mereka untuk mencapai kesuksesan dari tujuan
perusahaan.
Menurut Taneja dkk., (2015) menyebutkan bahwa
keterlibatan karyawan merupakan aset jangka panjang
yang mampu menimbulkan loyalitas dalam diri
karyawan karena dianggap sebagai bentuk timbal balik
antara karyawan dan perusahaan.
Menurut Sinambela & Palupi (2022) mengemukakan
keterlibatan karyawan ialah proses partisipasi yang
menggunakan semua kapasitas pekerja dan dirancang
untuk meningkatkan komitmen demi keberhasilan
perusahaan sebagai upaya melibatkan anggota dari
organisasi agar dapat mengetahui perannya di dalam
pekerjaan.
Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan karyawan (employee engagement) merupakan
antusiasme karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Keterlibatan karyawan menjadi aset jangka
panjang bagi perusahaan karena dapat meningkatkan
loyalitas karyawan pada perusahaan sebagai bentuk
timbal balik dari antara karyawan dan perusahaan.
Keterlibatan karyawan dirancang untuk meningkatkan
31
komitmen karyawan demi keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuan.
32
4. Fokus dalam Keterlibatan Strategis (The Focus of
Strategic Engagement).
Ketika perusahaan menyediakan kesempatan
untuk berkembang, jenis pekerjaan yang sesuai,
pengawasan yang adil dan bijaksana, upah yang
sesuai, jaminan keamanan, dan seterusnya, engagement
akan muncul dengan sendirinya karena rasa percaya
akan prinsip timbal balik
33
Karyawan tipe ini ketika melewati hari kerjanya
seperti “sleepwalking” atau hanya menghadirkan
fisiknya namun pikirannya tidak tertuju pada
pekerjaannya, tidak menggunakan energy atau
passion mereka.
3. Aktif Terlibat (Actively Disengaged)
Karyawan tipe ini ketika merasa tidak senang
dengan pekerjaannya. Bahkan, mereka berusaha
menutupi ketidaksenangannya. Kinerja yang
dihasilkan akan berbeda dengan teman kerjanya
yang engaged.
34
dan kesejahteraan mereka, semuanya dapat
berdampak signifikan pada employee engagement.
3. Tim dan hubungan rekan kerja (Team and Co-worker)
Teamwork (kerjasama) merupakan gabungan dari
satu orang ke orang lainnya dan mendatangkan solusi
untuk permasalahan kritis juga bagi organisasi
tersebut dimulai dengan mengambil strategi team
untuk bekerja dengan kompetisi. Adanya kerja sama
tim dapat membangun sinergi karyawan sebagai
pendorong kinerja karyawan dalam mencapai tujuan
perusahaan.
4. Kebijakan organisasi, prosedur, struktur, dan sistem
(Organizational policies, procedures, structures and
systems)
Kebijakan organisasi yang baik akan memberikan
kinerja yang maksimal oleh karyawan sehingga dapat
memenuhi standar perusahaan yang telah ditetapkan
maka perlu dilakukan kebijakan organisasi, prosedur
yang baik, dan struktur organasasi maupun sistem
yang teratur untuk mengurangi kesalahan yang dapat
menghambat kinerja karyawan
35
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan yang
berkaitan antara konsep satu terhadap konsep dari
masalah yang diteliti. Kerangka konsep ini digunakan
untuk menghubungkan maupun menjelaskan secara rinci
tentang suatu topik yang akan dibahas. Disisi lain menurut
Sugiyono (2017), menjelaskan bahwa kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan
telaah yang telah dijelaskan, maka kerangka konseptual
sebagai berikut :
36
X1.1
X1.2 Fasilitas Kerja
(X1)
X1.3
H1
X2.1
X2.2 Y.1
Lingkungan H2 Y.2
X2.3 Employee
Kerja Fisik Y.3
Engagement (Y)
X2.4 (X2) Y.4
X2.5
H3
X3.1 H4
X3.2
X1.2 Kualitas
X3.3
2 Kerja (X3)
X3.4
Keterangan :
: menjelaskan pengaruh parsial
: menjelaskan pengaruh simultan
: menjelaskan indikator
37
fisik, dan kualitas kerja dalam penelitian ini dicari
pengaruhnya terhadap variabel employee engagement pada
PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo.
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang
kebenarannya harus dibuktikan terlebih dahulu. Hipotesis
yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini
berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel
bebas yang perlu diuji kebenarannya dalam suatu
penelitian. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan bentuk kalimat
pertanyaan. Adapun hipotesis yang diajukan berdasarkan
landasan teori dan kerangka konseptual pada penelitian ini
sebagai berikut:
38
Dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya dukungan fasilitas akan menunjang hasil
kinerja karyawan menjadi lebih maksimal. Karena dapat
meningkatkan antusiasme karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya guna mencapai tujuan perusahaan.
H1 : Fasilitas kerja berpengaruh signifikan
terhadap employee engagement PT. Pos Indoneisa KC.
Sidoarjo
39
2.4.3 Hubungan Kualitas Kerja Terhadap Employee
Engagement
Menurut Hasibuan (2016) mengemukakan bahwa
kualitas kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kualitas kerja berperan penting dalam menjaga
tingkat antusiasme karyawan dalam menjalankan tugasnya
sesuai dengan standar perusahaan yang sudah ditetapkan,
karena sebuah perusahaan memiliki nilai kualitas kinerja
dalam perusahaan tersebut. Standar ini diperlukan sebagai
pencapaian tugas karyawan yang sudah memenuhi target
yang digunakan dalam perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
H3 : Kualitas kerja berpengaruh signifikan
terhadap employee engagement PT. Pos Indonesia KC.
Sidoarjo
40
lingkungan kerja fisik adalah penerangan, temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara.
Kualitas kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya dengan dukungan fasilitas kerja, lingkungan
kerja fisik yang maksimal dan kualitas kerja yang baik
dapat mempengaruhi employee engagement dalam
melaksanakan tugas yang diberikan.
H4 : Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan
Kualitas kerja berpengaruh signifikan terhadap employee
engagement PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
42
selanjutnya yaitu memberikan kesimpulan dan saran.
Untuk mempermudah penelitian tersebut. berikut
rancangan yang dilakukan oleh peneliti :
Populasi, sampel
dan teknik
pengambilan
Pengujian
Instrumen Pengumpulan
Penelitian : Uji data
Validitas dan Uji
Reliabilitas 1. Uji Asumsi
Klasik
Analisis Regresi 2. Uji
Analisis Data
Linier Berganda Hipotesis
( t dan F )
43
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi tidak hanya sekedar
jumlah yang ada pada obyek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subjek ataupun obyek tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT.
Pos Indonesia KC. Sidoarjo dengan jumlah sebanyak 35
orang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang
digunakan adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2017). Dengan demikian sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pos
Indonesia KC. Sidoarjo sebanyak 35 orang.
44
penelitian ini yaitu menggunakan nonprobability sampling
dengan jenis sampel jenuh.
Menurut Sugiyono (2017) Sampling Jenuh merupakan
Sampel yang bila ditambah jumlahnya, tidak akan
menambah keterwakilan sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai informasi yang telah diperoleh. Jadi
teknik sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel
yang memperhatikan nilai kejenuhan sampel. Sampel
jenuh juga sering diartikan sampel yang sudah maksimum
karena ditambah berapapun jumlahnya tidak akan
merubah keterwakilan populasi.
45
Sugiyono (2017) mendefinisikan bahwa sumber data
primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer
dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara
langsung dengan staff/karyawan pada PT. Pos Indonesia
KC. Sidoarjo yang nantinya sebagai penunjang penelitian.
Sedangkan Sumber sekunder merupakan data yang
sifatnya mendukung keperluan data primer seperti
kepustakaan berupa data mengenai sejarah perusahaan,
struktur organisasi, dan data lain yang berkaitan guna
untuk menunjang penelitian.
3.4.1 Kuesioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang
dijadikan sebagai sampel penelitian (Syafii & Lindawati,
2016).
Menurut Sugiyono, (2017:142) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
46
Untuk mengetahui data yang diperoleh peneliti
menggunakan kuesioner dengan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2017). Pernyataan dalam skala likert bisa
berupa pernyataan positif maupun negatif agar dapat
mengetahui dalam mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena social untuk setiap pertanyaan atau pernyataan
responden harus mendukung sebuah pertanyaan untuk
dipilih. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pernyataan positif, skor untuk pernyataan positif dapat
dilihat dari tabel sebagai berikut:
3.4.2 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa
dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), biografi, peraturan, kebijakan.
47
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain. Dalam penelitian ini
dokumentasi sebagai pelengkap informasi untuk
memberikan gambaran yang terjadi dalam studi kasus
penelitian.
48
1. Variabel bebas (independen) : Fasilitas Kerja,
Lingkungan Kerja Fisik, dan Kualitas Kerja
2. Variabel terikat (dependen) : Employee Engagement
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan teori yang
dideskripsikan dalam penelitian yang dapat menjelaskan
teori dan indikator untuk peneliti menyimpulkan hasil
dalam penelitian ini. hal tersebut didefinisikan
operasional masing- masing variabel sebagai berikut :
49
memberikan dampak positif bagi pegawai salah
satunya meningkatnya kinerja pegawai, begitupun
sebaliknya. Lingkungan kerja yang baik dan memuaskan
karyawan tentu akan meningkatkan kinerja dari
karyawan itu sendiri (Pusparani, 2021).
Indikator lingkungan kerja fisik menurut
Sedarmayanti (2018) menjelaskan bahwa terdapat
beberapa indikator-indikator lingkungan kerja fisik yaitu
sebagai berikut:
1. Penerangan/cahaya di tempat kerja
2. Sirkulasi udara ditempat kerja
3. Pewarnaan ruang di tempat kerja
4. Keamanan di tempat kerja
Indikator kebisingan ditempat kerja tidak digunakan
karena tidak sesuai konteks objek penelitian.
50
3.5.2.4 Employee Engagement
Employee Engagement merupakan antusiasme
karyawan dalam bekerja, yang terjadi karena
karyawan memberikan tenaganya untuk bekerja
sebaik mungkin. Menurut Taneja dkk., (2015)
menyebutkan bahwa keterlibatan karyawan
merupakan aset jangka panjang yang mampu
menimbulkan loyalitas dalam diri karyawan karena
dianggap sebagai bentuk timbal balik antara karyawan
dan perusahaan.
Indikator employee engagement menurut J. Anita
(2014) mengemukakan beberapa indikator yaitu :
1. Lingkungan kerja (Work Environment)
2. Kepemimpinan (Leadership)
3. Tim dan hubungan rekan kerja (Team and Co-worker)
4. Kebijakan organisasi, prosedur, struktur, dan sistem
(Organizational policies, procedures, structures and
systems)
51
3.6.1 Pengujian Instrumen Penelitian
3.6.1.1 Uji Validitas
Menurut Darma (2021) validitas merupakan bagian
dari validasi. Validasi adalah proses yang dilakukan oleh
peneliti atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan
data secara empiris guna mendukung kesimpulan yang
dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan validitas
adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur
sasaran ukurnya. Dalam mengukur validitas perhatian
ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen . Uji validitas
dimaksudkan guna mengukur seberapa cermat suatu uji
melakukan fungsinya, apakah alat ukur yang telah
disusun benar-benar telah dapat mengukur apa yang
perlu diukur. Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sah
atau tidaknya suatu kuesioner.
Pengujian validitas penelitian ini menggunakan
SPSS dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel, jika hasil menunjukkan r hitung lebih kecil dari r
tabel, maka hasil menunjukkan kevalidan.
Terdapat kriteria yang digunakan untuk mengukur
kuesioner yang ingin diukur, yaitu jika koefisien antara
item dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item
tersebut valid, jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka
item tersebut tidak valid.
52
reliabilitas mengukur variabel yang digunakan melalui
pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Uji
reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai
Cronbach's alpha dengan tingkat atau taraf signifikan yang
digunakan. Tingkat atau taraf signifikan yang digunakan
bisa 0,5 , 0,6 , hingga 0,7 tergantung kebutuhan dalam
penelitian. Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Jika nilai Cronbach's alpha > tingkat signifikan, maka
instrumen dikatakan reliabel.
2. Jika nilai Cronbach's alpha tingkat signifikan, maka
instrumen dikatakan tidak reliabel .
53
model regresi dikatakan mengalami multikolinearitas jika
ada fungsi linear yang sempurna pada beberapa atau
semua independen variabel dalam fungsi linear. Gejala
adanya multikolinearitas antara lain dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance-nya. Jika nilai
VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak
terjadi multikolinearitas (Mardiatmoko, 2020).
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Asumsi penting yang harus dipenuhi ialah ragam
dari error tidak berubah, dengan berubahnya satu atau
lebih variabel bebas yang sering disebut
homoskedastisitas. Namun jika asumsi ini tidak
terpenuhi maka disebut heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan
tidak mempunyai varian yang sama untuk semua
pengamatan (Haryati dkk., 2014). Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu
uji grafik plot, uji glejser, dan uji white. Cara yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini yaitu dengan uji
grafik plot. Jika terdapat pola seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
heteroskedastisitas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas
apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
pada uji grafik plot.
54
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2018:111) uji autokorelasi
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu koleksi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan
dengan pengamatan lain pada model regresi. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series)
karena “gangguan” pada seseorang individu tau
kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Sedangkan pada data crossection (silang waktu) masalah
autokorelasi relative jarang terjadi karena “gangguan”
pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi..
Keterangan :
Y = Employee Engagement
X1 = Fasilitas Kerja
X2 = Lingkungan Kerja Fisik
X3 = Kualitas Kerja
55
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel Fasilitas Kerja
b2 = Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja
Fisik
b3 = Koefisien regresi variabel Kualitas Kerja
e = Error
56
a. Fhitung < Ftabel atau signifikansi >0,05. H0 diterima,
artinya variabel independen secara serentak atau
bersamaan tidak mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan.
b. Fhitung > Ftabel atau signifikansi secara signifikan <0,05.
H0 ditolak, artinya variabel independen secara
serentak atau bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
57
Halaman sengaja dikosongi
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
59
4.1.3 Struktur Organisasi
Eksekutif Manager
1. 5.
2. 7.
SPV 4.
SPV SPV 6. Penjual
pelayan 3. SPV
admini- penjual SPV -an ritel
an SPV penjual -an jasa dan
strasi operasi-
outlet audit -an dan kemitr-
dan keuang onal
operasi logistik aan
umum -an
cabang
60
berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Usia
1 18 – 20 tahun 1 3%
2 20 - 29 tahun 18 52%
3 30 – 39 tahun 12 34%
Jumlah 35 100%
Sumber : data diolah SPSS peneliti
1 Laki-Laki 23 66%
2 Perempuan 12 34%
61
Jumlah 35 100%
Sumber : data diolah SPSS peneliti
3 21-25 Tahun 3 9%
4 >26 Tahun 0 0%
Jumlah 35 100%
62
4.2.2 Distribusi Frekuensi
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian yang telah
dilakukan, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 35 responden. Deskripsi penelitian dimulai
dengan menguraikan hasil pengolahan data. Hasil
pengolahan data selanjutnya diuraikan mengenai
variable variabel bebas yang merupakan pengaruh dari
variabel terikat diukur menggunakan skala likert. Berikut
adalah data-data didapatkan oleh peneliti :
63
Berdasarkan tabel 4.4 yang ada dapat diketahui
bahwa sebagian besar 47% responden menjawab setuju
terhadap uraian pernyataan dalam kuesioner, dimana
20% responden menjawab sangat setuju, kemudian 25%
responden menjawab kurang setuju dan 7% responden
menjawab tidak setuju. Sedangkan 2% responden
menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa
karyawan setuju apabila dalam diri setiap individu
memerlukan fasilitas kerja yang memadai untuk
menghasilkan pekerjaan yang maksimal.
64
Mean 34% 38% 25% 2% 1%
65
7 4 18 10 3 0 11% 51% 29% 9% 0%
66
4 6 15 11 3 0 17% 43% 31% 9% 0%
Responden X1 X2 X3 Y
Resp_1 23 29 31 32
67
Resp_2 19 34 19 28
Resp_3 24 25 35 38
Resp_4 28 34 36 37
Resp_5 22 30 31 32
Resp_6 24 31 32 33
Resp_7 28 34 20 26
Resp_8 20 26 28 26
Resp_9 19 24 24 25
Resp_10 25 33 32 31
Resp_11 24 32 32 34
Resp_12 27 33 20 30
Resp_13 22 34 28 31
Resp_14 24 33 31 27
Resp_15 22 29 29 30
Resp_16 18 32 25 27
Resp_17 25 27 32 32
Resp_18 23 34 30 30
Resp_19 27 33 36 35
Resp_20 29 31 33 35
68
Resp_21 18 32 24 20
Resp_22 15 33 25 20
Resp_23 25 35 31 27
Resp_24 24 31 27 31
Resp_25 22 40 23 21
Resp_26 20 33 32 25
Resp_27 20 31 25 25
Resp_28 25 34 33 31
Resp_29 20 29 35 26
Resp_30 23 32 30 31
Resp_31 20 33 27 28
Resp_32 24 31 32 32
Resp_33 13 34 22 21
Resp_34 21 37 28 20
Resp_35 27 34 36 35
Sumber : data diolah SPSS peneliti
69
4.3.2.1 Uji Validitas
Pengujian validitas bertujuan untuk menguji data
yang sudah didapat sehingga dalam pengukuran valid
atau tidaknya suatu kuesioner. Pengukuran ini
menggunakaan bantuan alat program statistic product
and service silution (SPSS) dengan mencari nilai
koefisien korelasi (r) dari setiap pertanyaan dan
membandingkan nilai kritis tabel korelasi r maka
valid (Darma,
dikatakan 2021).> 0.3
r hitung
Tabel 4. 9 Uji Validitas
Nilai
Indikator R-kritis Keterangan
kritis
70
X2.2.2 0,578 0,3 Valid
71
Y.3.1 0,586 0,3 Valid
72
Tabel 4.10 Hasil Reliabitas
73
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas
Unstandardize Residual
N 35
Std.Deviation 2.70238570
Absolute .110
Positive .102
Negative -.110
74
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance VIF
75
Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas
76
Berikut ini adalah hasil dari uji Autokorelasi :
Tabel 4.14 Uji Autokorelasi
Durbin-Watson
1,725
Sumber : data diolah SPSS peneliti
du < d < 4 – du
1,6528 < 1,725 < 2.3472
77
Tabel 4.15 Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized
coefficients
Model
Std.
B
Error
1 (Constant) 13.603 5.856
X1 .765 .153
X2
.348 .137
X3
.319 .114
Y = Employee Engagement
X1 = Fasilitas Kerja
X2 = Lingkungan Kerja Fisik
X3 = Kualitas Kerja
E = Error/variabel pengganggu
78
b. Nilai koefisien regresi variabel Fasilitas Kerja (X1)
sebesar 0,765 artinya bahwa setiap penambahan satu
satuan Fasilitas Kerja (X1) akan mengakibatkan
meningkatnya nilai Employee Engagement (Y) sebesar
0,765.
c. Nilai koefisien Lingkungan Kerja Fisik (X2) sebesar
0,348 artinya bahwa setiap kenaikan atau
penambahan satu satuan Lingkungan Kerja Fisik (X2)
akan mengakibatkan meningkatnya Employee
Engagement (Y) sebesar 0,348.
d. Nilai koefisien Kualitas Kerja (X3) yaitu sebesar 0,319,
artinya bahwa setiap kenaikan atau penambahan satu
satuan Kualitas Kerja (X3) akan mengakibatkan
meningkatnya Employee Engagement (Y) sebesar 0,319.
79
H0 =Variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
H1=Variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.16 Hasil Uji t
Modal t Sig
80
Kualitas Kerja (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Employee Engagement (Y).
4.6.2 Uji f
Uji statistik F merupakan uji simultan (keseluruhan,
bersama-sama). Konsep regresi linier adalah pengujian
mengenai apakah model regresi yang didapatkan benar
dapat diterima. Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah
variabel Fasilitas Kerja (X1), Ligkungan Kerja Fisik (X2),
dan kualitas Kerja (X3) berpengaruh secara simultan
terhadap variabel Employee Engagement (Y).
Hipotesis:
H0 = semua variabel independen secara Bersama -sama
atau simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
H1 = semua variabel independen secara Bersama-sama
atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
F Sig,
81
Fisik (X2) dan Kualitas Kerja (X3) secara Bersama-sama
atau silmutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Employee Engagement (Y).
82
Kerja (X1) dinyatakan valid.
Uji Reliabititas yang dilakukan menunjukkan bahwa
nilai Alpha Cronbach variabel Fasilitas Kerja (X1) adalah
0,736 > 0,60 Tabel 4.17 Hasil Uji F sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel Fasilitas Kerja (X1) adalah
reliabel.
Berdasarkan pengujian asumsi klasik terdapat uji
normalitas dimana nilai residualnya adalah , 200c,d
sehingga dapat dikatakan bahwa pola distribusinya adalah
normal. Yang kedua adalah uji multikolinearitas dimana
diketahui nilai tolerance variabel Fasilitas Kerja (X1)
adalah 0,764 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,309<10, sehingga
dapat dikatakan bahwan Fasilitas Kerja (X1) tidak terjadi
multikolinearitas. Yang ketiga adalah uji
heteroskedastisitas yang diketahui nilai sig melebihi 0,05
yakni 0,066 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dan yang keempat adalah uji
autokorelasi dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
1,725 > nilai du 1,6528 dan lebih kecil dari nilai 4 – du
2,3472, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
Berdasarkan analisis regresi linier berganda diketahui
bahwa nilai konstanta (a) adalah 13,603. Sehingga dapat
dikatakan apabila variabel Fasilitas Kerja (X1) nilainya 0
maka Employee Engagement akan meningkat sebesar 13,603.
Serta nilai koefisien variabel Fasilitas Kerja (X1) adalah
0,765 yang artinya adalah setiap kenaikan atau
penambahan satu satuan variabel Fasilitas Kerja (X1) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,765 pada variabel
Employee Engagement (Y).
Hasil analisis variabel Fasilitas Kerja (X1) memiliki
83
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Employee
Engagement (Y), analisis tersebut dapat diketahui melalui
nilai signifikasi uji- t sebesar 5,001 dan nilai sig. 0,000 <
dari 0,05 yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Costa dkk., (2020) yang
menunjukkan bahwa variabel Fasilitas Kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap Employee Engagement.
84
uji autokorelasi dapat diketahui bahwa nilai Durbin-
Watson 1,725 > nilai du 1,6528 dan lebih kecil dari nilai 4 –
du 2,3472, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
Berdasarkan analisis regresi liniear berganda
diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah 13,603.
Sehingga dapat dikatakan apabila variabel Lingkungan
Kerja Fisik (X2) nilainya 0 maka Employee Engagement
karyawan akan meningkat sebesar 13,603. Serta nilai
koefisien variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2) adalah 0,348
yang artinya adalah setiap kenaikan atau penambahan
satu satuan variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2) akan
meningkatkan Employee Engagement (Y) sebesar 0,348.
Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2) berpengaruh
positif yang ditunjukan dengan hasil uji t yaitu dimana t
hitung 2,548 > t tabel 1,988 dan signifikan yang
ditunjukkan dengan nilai sig. 0,016 < 0,05, sehinggga dapat
dikatakan bahwa variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
Employee Engagement (Y).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prahara
& Putri (2020) dan Handayani & Wibowo (2018) yang
menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh
positif dan signifikan.
85
Uji Reliabititas yang dilakukan menunjukkan bahwa
nilai Cronbach Alpha variabel Kualitas Kerja (X3) adalah
0,833 > 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
Kualitas Kerja (X3) adalah reliabel.
Berdasarkan pengujian asumsi klasik terdapat uji
normalitas dimana nilai residualnya adalah ,200cd sehingga
dapat dikatakan bahwa pola distribusinya adalah normal.
Yang kedua adalah uji multikolinearitas dimana diketahui
nilai tolerance variabel Kualitas Kerja (X3) adalah 0,741 >
0,1 dan nilai VIF sebesar 1,350 < 10, sehingga dapat
dikatakan bahwa Kualitas Kerja (X3) tidak terjadi
multikolinearitas. Yang ketiga adalah uji
heteroskedastisitas yang diketahui nilai sig melebihi 0,05
yakni 0,627 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dan yang keempat adalah uji
autokorelasi dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson
1,725 > nilai du 1,6528 dan lebih kecil dari nilai 4 – du
2,3472, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
Berdasarkan analisis regresi liniear berganda
diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah 13,603.
Sehingga dapat dikatakan apabila variabel Kualitas Kerja
(X3) nilainya 0 maka Employee Engagement akan meningkat
sebesar 13,603. Serta nilai koefisien variabel Kualitas Kerja
(X3) adalah 0,319 yang artinya adalah setiap kenaikan atau
penambahan satu satuan variabel Kualitas Kerja (X3) akan
meningkatkan Employee Engagement (Y) sebesar 0,319.
Variabel Kualitas Kerja (X3) berpengaruh positif yang
di tunjukan dengan hasil uji t yaitu dimana t hitung 2,790 >
t tabel 1,988 dan signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
sig. 0,009 < 0,05, sehinggga dapat dikatakan bahwa
86
variabel Kualitas Kerja (X3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Employee Engagement (Y).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sentoso
& Kelly (2021) yang menunjukkan bahwa Kualitas Kerja
berpengaruh positif terhadap Employee Engagement.
87
digunakan peneliti sebagai pengganti variabel
dependen Employee Engagement karena terdapat
kesamaan indikator dalam Kinerja Karyawan dan
Employee Engagement yakni kerja sama dengan tim
untuk meningkatkan sinergi karyawan dalam mencapai
tujuan perusahaan seperti yang dikemukakan oleh
(Ramadhan & Sembiring, 2017).
Bedasarkan keseluruhan hasil analisis uji
statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa
variabel independen yaitu Fasiltas Kerja (X1),
Lingkungan Kerja Fisik (X2) dan Kualitas Kerja (X3)
berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Employee
Engagement (Y) pada PT Pos Indonesia KC. Sidoarjo.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang
mengenai Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Fisik dan
Kualitas kerja terhadap Employee Engagement pada PT. Pos
Indonesia KC. Sidoarjo maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Fasilitas Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Employee Engagement pada PT. Pos Indonesia
KC. Sidoarjo. Dari hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan, sehingga hipotesis data dapat diterima.
2. Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh positif dan
signifikan terehadap Employee Engagement pada PT.
Pos Indonesia KC. Sidoarjo. Dari hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan, sehingga hipotesis data dapat
diterima.
3. Kualitas Kerja berpengaruh positif dan signifikan
terehadap Employee Engagement pada PT. Pos
Indonesia KC. Sidoarjo. Dari hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan, sehingga hipotesis data dapat diterima.
4. Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, dan Kualitas
Kerja berpengaruh simultan terhadap Employee
Engagement pada PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo. Dari
hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh simultan, sehingga hipotesis data
dapat diterima.
89
5.2 Saran
Berdasarkan saran yang diajukan penelitian
diharapkan pada perusahaan yang berikutnya sebagai
pengetahuan atau pertimbangan, maka berikut yang
diharapkan peneliti :
1. PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo diharapkan
memperhatikan Fasilitas Kerja karyawan terhadap
perusahaan. Apabila Fasilitas Kerja karyawan kurang
memadai maka akan berdampak pada Employee
Engagement pada perusahaan, oleh karena itu
perusahaan perlu memperhatikan fasilitas kerja yang
dirasakan oleh karyawan.
2. PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo diharapkan agar
memperhatikan lingkungan kerja fisik seperti
penerangan, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna,
dekorasi, musik, serta keamanan. Karena hal tersebut
mempunyai pengaruh penting terhadap Employee
Engagement. Maka dari itu perusahaan perlu adanya
perhatian yang dirasakan oleh karyawan.
3. PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo dapat memperhatikan
Kualitas Kerja karyawan yang kurang maksimal
dalam menyelesaikan pekerjaannya, karena dampak
tersebut akan berpengaruh terhadap Employee
Engagement pada perusahaan.
4. PT. Pos Indonesia KC. Sidoarjo seharusnya memberi
perhatian lebih terkait masalah yang terjadi pada
setiap karyawan karena hal tersebut dapat
mempengaruhi Employee Engagement perusahaan.
90
DAFTAR PUSTAKA
91
terhadap Employee Engagement Karyawan PT. Pesona
Arnos Beton. Jurnal Ilmu Manajemen, 9(3), 1076–1091.
https://doi.org/10.26740/jim.v9n3.p1076-1091
Flippo, E. B. (2018). Manajemen Personalia (A. Sirait (ed.)).
Erlangga.
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayani, F., & Wibowo, T. S. (2018). Pengaruh Motivasi dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1
Taman.
Haryati, B., Nugroho, S., & Sunandi, E. (2014). Metode Standard
Error Newey West Untuk Autokorelasi Pada Analisis
Regresi Data Panel. Matematika, FMIPA, Universitas
Bengkulu, 1–14.
Hasibuan. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Hendri, E. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non
Fisik Terhadap Kepuasan Kerja dan kinerja Karyawan Pada
PT. Asuransi Wahana Tata Cabang Palembang. Jurnal Media
Wahana Ekonomika, 9(3), 1–16.
Holle, V. Van, Deforche, B., Cauwenberg, J. Van, Goubert, L.,
Maes, L., Weghe, N. Van de, & Bourdeaudhij, I. De. (2012).
Relationship between the physical environment and
different domains of physical activity in European adults: a
systematic review. BMC public health, 12(1), 807.
https://doi.org/10.1186/1471-2458-12-807
J., A. (2014). Determinants of employee engagement and their
impact on employee performance. International Journal of
Productivity and Performance Management, 63(3), 308–323.
https://doi.org/10.1108/IJPPM-01-2013-0008
Julia, J., Monde, M., & Rogahang, J. J. (2022). Pengaruh Fasilitas
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT PLN (
Persero ) Ratahan. 3(2), 187–192.
Kusuma, I., Kambolong, M., & Sahrun, S. (2020). Analisis
Pengembangan Karyawan Dalam Meningkatkan Kualitas
Kerja Karyawan Pada Perseroan Terbatas Sultra Prima
Lestari (Pt.Spl) Kantor Utama Kabupaten Konawe Utara.
92
Business UHO: Jurnal Administrasi Bisnis, 5(1), 237.
https://doi.org/10.52423/bujab.v5i1.12635
Mardiatmoko, G. (2020). Pentingnya Uji Asumsi Klasik Pada
Analisis Regresi Linier Berganda. BAREKENG: Jurnal Ilmu
Matematika dan Terapan, 14(3), 333–342.
https://doi.org/10.30598/barekengvol14iss3pp333-342
Marzuki. (2017). Employee Engagement Cross-Sectional Model
dan Implikasinya pada Kinerja. Jurnal Visioner & Strategis,
6(September), 77–88.
Meliyanti, & Dharmawan. (2020). the Effect of Motivation and
Work Discipline on Employee Performance in the Regional
Tax and Retribution Management Agency Office of
Lampung Selatan District. Jurnal Ilmu Manajemen Saburai,
6(2), 2621–7937.
Mitasari, Samsudin, A., & Norisanti, N. (2022). Pentingnya
Pengalaman Kerja dan Gender Terhadap Kualitas Kerja
Karyawan. 5, 1538–1548.
Moenir. (2014). Managemen Pelayanan Umum di Indonesia. PT.
Bumi Aksara.
Moenir, H. A. S. (2004). Manajemen Pelayanan Umum di
Indonesia, Edisi Pertama. In Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta (1 ed.). Gramedia Pustaka Utama.
Mokoolang, B. S., Santoso, I. R., & Maruwae, A. (2022). Pengaruh
Fasilitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
(Studi Kantor DISDIKBUD Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara). Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 8(3), 2335.
https://doi.org/10.37905/aksara.8.3.2335-2344.2022
Munawirsyah, I. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Fasilitas
Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Kepada
Kinerja Pegawai Non Medis Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Subulussalam. Bisnis Administrasi, 06, 44–51.
Ningsih, R. (2021). Meningkatan Kemampuan Sumber Daya
Manusia Dengan Melaksanakan Pendidikan Menengah
Universal dan Pendidikan Vokasi. Jurnal Revolusi Indonesia,
2(1), 21–30.
93
Norianggono, Y. C. P., Hamid, D., & Ruhana, I. (2014). Pengaruh
Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja
Karyawan (studi pada Karyawan PT. Telkomsel Area III
Jawa-Bali Nusra di Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 8(2), 1–10.
Nurhadian, A. F. (2019). Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai. Bisnis dan Iptek, 12(1), 1–9.
Pamungkas, S. A. (2018). Employee Engagement, Kinerja
Karyawan dan Kinerja Bank dari Perspektif Pegawai Front
Office Bank Syariah di Kota Bandung. Industrial Reserach
Workshop an d National Seminar, 642–647.
Prahara, S. A., & Putri, O. S. R. (2020). Persepsi Lingkungan Kerja
Fisik dengan Employee Engagement pada Karyawan.
Psychopolytan : Jurnal Psikologi, 4(1), 11–16.
https://doi.org/10.36341/psi.v4i1.1232
Prayudi, A. (2022). Analisis Pengaruh Penggajian, Fasilitas Kerja
Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pd.
Pembangunan Kota Binjai. Jurnal Manajemen, 2(3), 17–30.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Pusparani, M. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Pegawai (Suatu Kajian Studi Literatur Manajemen Sumber
Daya Manusia). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(4), 534–
543. https://doi.org/10.31933/jimt.v2i4.466
Puspitasari, D. A., & Yunani, A. (2022). YUME : Journal of
Management Pengaruh Event Marketing dan Kredibilitas
Influencer Terhadap Loyalitas Merek Melalui Keputusan
Pembelian (Studi Kasus pada Erigo Store). YUME : Journal of
Management, 5(2), 208–218.
https://doi.org/10.37531/yume.vxix.3453
Putra, A. A. M. A., Landra, N., & Puspitawati, N. M. D. (2022).
Pengaruh stres kerja, lingkungan kerja fisik, keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada cv. bali. 3,
540–551.
Ramadhan, N., & Sembiring, J. (2017). Pengaruh Employee
Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Di Human Capital
Center Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Jurnal Manajemen
94
Indonesia, 14(1), 47. https://doi.org/10.25124/jmi.v14i1.351
Ramadhani, F., Widyaningrum, M. E., & Negoro, B. K. (2018).
Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja, Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sma Al-Islam Krian.
Jurnal Manajemen Branchmarck, 4(3), 311.
Rasul Baharsyah, A., & Nugrohoseno, D. (2021). Pengaruh
Employee Engagement terhadap Job Performance melalui
Creativity sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Ilmu Manajemen,
9(3), 1279–1292. https://doi.org/10.26740/jim.v9n3.p1279-
1292
Rifai’i, A. (2019). Pengaruh Komunikasi Dan Fasilitas Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Kabupaten Sukabumi. Jurnal
Ekonomedia, 8(1), 1689–1699.
Riniwati, H. (2016). Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas
Utama dan Pengembangan SDM. (1 ed.).
Robbins, P. Stephen; Judge, A. T. (2013). Organizational Behavior.
Prentice Hall.
Sedarmayanti. (2018). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia untuk Meningkatkan Kompetensi, Kinerja, dan
Produktivitas Kerja (Anna (ed.); 2 ed.). Refika Aditama.
Sentoso, A., & Kelly. (2021). Analysis of Factors Affecting
Employee Engagement. Almana : Jurnal Manajemen dan
Bisnis, 5(2), 249–258.
https://doi.org/10.36555/almana.v5i2.1632
Sinambela, B., & Palupi, D. A. P. (2022). Jurnal ekonomi bisnis
dan akuntansi. JURNAL JEBAKU, 2(2), 1–11.
Slosberg, M., Nejati, A., Evans, J., & Nanda, U. (2017).
Transitioning to a New Facility The Crucial Role of
Employee Engagement. Journal of Healthcare Management,
63–77.
Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta.
Sulistyaningsih, E., & Swasono, Y. (2013). Pengembangan Sumber
Daya Asri Manajemen SDM Masa Kini. Graha Ilmu.
Syafii, M., & Lindawati, T. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja
dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Perum
95
Perhutani Kesatuan Bisnis mandiri Industri Kayu Gresik.
Jurnal Fakultas Ekonomi, 05(02), 133–146.
Taneja, S., Sewell, S. S., & Odom, R. Y. (2015). A culture of
employee engagement: a strategic perspective for global
managers. Journal of Business Strategy, 36(3), 46–56.
https://doi.org/10.1108/JBS-06-2014-0062
Tian Sanjaya, H., Rafli hermawan, M., & Dwi Mardika, B. (2022).
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpina: Kualitas
Kerja, Efektivitas Kerja, Dan Komunikasi Kerja (Literature
Review Kualitas Kerja). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 3(3), 300–311.
https://doi.org/10.31933/jemsi.v3i3.820
Ulaan, P. E., Areros, W., & Kalangi, J. (2022). Pengaruh Dari
Kualitas Kerja dan Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai di
Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Minahasa Selatan. 18,
231–238.
Umari, K., & Frinaldi, A. (2022). Strategi Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai Pada
Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang. 6, 11168–11173.
Widodo, suparno eko. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Pustaka Pelajar.
96
LAMPIRAN
KUESIONER
PENGARUH FASILITAS KERJA, LINGKUNGAN KERJA FISIK,
DAN KUALITAS KERJA TERHADAP EMPLOYEE
ENGAGEMENT PADA PT. POS INDONESIA KC. SIDOARJO.
97
DATA RESPONDEN
A. Identitas Responden
1. Jenis kelamin :
2. Usia :
3. Lama Bekerja :
B. Petunjuk Pengisian
Pilih salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan
pengalaman yang anda dapatkan, Dengan memberikan
tanda ( √ ) sebagai jawaban, Masing-masing jawaban
memiliki makna sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju S : Setuju
KS : Kurang setuju TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
Peralatan kerja
1. Saya mendapat
fasilitas kerja
yang sesuai
dengan
pekerjaan saya.
2. Saya dapat
menggunakan
peralatan kerja
98
dengan mudah
dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
Perlengkapan kerja
3. Saya merasa fasilitas
kerja saat ini dapat
mengoptimalkan
hasil kerja.
4. Saya merasa
perlengkapan kerja
menjadi hal yang
penting dalam
keefisienan dan
efektivitas kerja.
Perlengkapan bantu atau fasilitas
5. Saya merasa
fasilitas yang baik
dapat mendukung
kelancaran proses
kerja.
6. Saya merasa
perlengkapan yang
lengkap dapat
mempercepat hasil
kerja.
99
B. Lingkungan Kerja Fisik (X2)
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
Penerangan/cahaya di tempat kerja
1. Saya merasa
penerangan yang
cukup dapat
memberikan
kenyamanan
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
2. Saya merasa
pencahayaan
dalam ruang
pekerjaan sudah
sesuai dengan
standar dalam
bekerja.
Sirkulasi udara di tempat kerja
3. Saya merasa
sirkulasi udara yang
cukup dapat
memberikan
kenyamanan dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
100
4. Saya merasa sirkulasi
udara dalam ruang
pekerjaan sudah
sesuai dengan tingkat
kenyamanan dalam
bekerja.
Pewarnaan ruang di tempat kerja
5. Saya merasa
pewarnaan ruang
ditempat kerja dapat
mengoptimalkan
kinerja.
6. Saya merasa
pewarnaan ruang
kerja saat ini sudah
memberikan
kenyamanan saat
bekerja.
Keamanaan di tempat kerja
7. Saya merasa tempat
kerja yang diawasi
CCTV dan petugas
security memberikan
kenyamanan bagi
karyawan
8. Saya merasa tingkat
keamanan tempat
kerja saat ini sudah
memadai.
101
C. Kualitas Kerja (X3)
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
Potensi diri
Saya sudah
1. memenuhi kriteria
standar kinerja
yang dibutuhkan
perusahaan
Saya dapat
2. melakukan tugas
lain selain bidang
pekerjaan saya
dalam lingkup
perusahaan.
Hasil kerja optimal
Saya melakukan
3. pengecekan ulang
sebelum
melaporkan hasil
kerja yang
terselesaikan.
Saya dapat
4. bekerja dengan
cepat dan tepat
sesuai dengan
tugas yang
diberikan.
102
Proses kerja
Saya selalu
5. memprioritaskan
tugas sesuai jadwal
tenggat yang
diberikan.
Saya merasa
6.
melakukan evaluasi
diri ketika telah
melakukan sebuah
kesalahan.
Antusiasme
Saya selalu
7. berusaha
meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan
sesuai dengan
bidang pekerjaan.
8. Saya selalu
memotivasi diri agar
bersemangat saat
bekerja
103
D. Employee Engagement (Y)
Pilihan jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
Lingkungan kerja (work environment)
Saya merasa
lingkungan kerja
1. sangat penting untuk
mencapai tujuan
perusahaan.
Saya merasa
lingkungan kerja
saat ini
memberikan
2. dorongan untuk
meningkatkan
kinerja dalam
mencapai tujuan
perusahaan.
Kepemimpinan (Leadership)
Saya merasa sistem
kepemimpinan sesuai
3.
dengan keadaan
dalam perusahaan.
Pemimpin yang
baik adalah
pemimpin yang
memiliki
pengaruh bagi
4.
karyawan
dalam
mencapai
tujuan
perusahaan.
104
Tim dan hubungan kerja (team and co-worker)
Saya merasa senang
dalam pekerjaan
5. yang dapat
diselesaikan dengan
bersama.
Saya merasa
hubungan kerja
harus dijalin agar
terciptanya
6. frekuensi yang
sama untuk
menyelaraskan
pencapaian tujuan
perusahaan.
Kebijakan organisasi. prosedur. struktur. dan sistem
(organizational policies. structures. and system)
Kebijakan
organisasi dapat
memberikan
7. kedisiplinan
karyawan agar
tercapainya tujuan
perusahaan.
Prosedur
perusahaan yang
8. baik memberikan
komitmen lebih
bagi karyawan.
105
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
106
Lampiran 3 Berita Acara Ujian
107
Lampiran 4 tabulasi Data
X1_Fasilitas Kerja
No.
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 TOTAL
Resp
Resp_1 3 5 4 3 5 3 23
Resp_2 4 3 3 4 3 2 19
Resp_3 4 5 4 4 3 4 24
Resp_4 4 5 5 5 5 4 28
Resp_5 5 4 4 4 1 4 22
Resp_6 5 3 4 4 4 4 24
Resp_7 5 5 5 4 4 5 28
Resp_8 5 3 4 3 2 3 20
Resp_9 4 2 3 3 3 4 19
Resp_10 4 4 5 5 4 3 25
Resp_11 4 4 4 5 4 3 24
Resp_12 5 5 4 5 4 4 27
Resp_13 4 5 3 3 5 2 22
Resp_14 4 4 4 4 4 4 24
Resp_15 3 4 3 3 4 5 22
Resp_16 3 3 4 3 1 4 18
Resp_17 4 4 4 4 5 4 25
Resp_18 3 4 4 4 3 5 23
Resp_19 4 5 4 4 5 5 27
Resp_20 4 5 5 5 5 5 29
Resp_21 3 3 3 2 3 4 18
Resp_22 3 3 2 4 2 1 15
Resp_23 3 4 5 3 5 5 25
Resp_24 4 4 4 4 4 4 24
Resp_25 4 4 3 4 3 4 22
108
Resp_26 2 3 3 4 4 4 20
Resp_27 4 4 3 3 3 3 20
Resp_28 4 4 4 5 4 4 25
Resp_29 2 3 3 4 4 4 20
Resp_30 4 3 4 4 5 3 23
Resp_31 5 3 4 3 2 3 20
Resp_32 4 4 4 4 4 4 24
Resp_33 3 2 2 1 2 3 13
Resp_34 4 2 4 3 4 4 21
Resp_35 5 4 4 5 5 4 27
109
VARIABEL LINGKUNGAN KERJA FISIK (X2)
110
VARIABEL KUALITAS KERJA (X3)
X3_Kualitas Kerja
No. Resp X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 X3_6 X3_7 X3_8 TOTAL
Resp_1 3 3 4 4 5 4 4 4 31
Resp_2 4 1 2 3 2 3 2 2 19
Resp_3 4 4 4 4 5 4 5 5 35
Resp_4 5 5 4 5 5 4 4 4 36
Resp_5 5 4 4 4 2 4 4 4 31
Resp_6 5 3 5 4 4 3 4 4 32
Resp_7 5 2 2 2 2 2 3 2 20
Resp_8 4 4 3 3 4 3 3 4 28
Resp_9 4 3 4 4 2 2 2 3 24
Resp_10 4 4 5 4 4 2 4 5 32
Resp_11 4 5 3 4 4 4 4 4 32
Resp_12 5 2 3 1 3 2 2 2 20
Resp_13 4 3 4 3 4 3 4 3 28
Resp_14 4 4 4 4 4 3 4 4 31
Resp_15 3 3 3 3 4 5 4 4 29
Resp_16 4 4 3 3 3 1 3 4 25
Resp_17 4 4 4 3 5 4 4 4 32
Resp_18 4 3 4 3 4 4 4 4 30
Resp_19 5 4 5 4 4 4 5 5 36
Resp_20 4 4 4 4 4 4 5 4 33
Resp_21 3 3 2 3 2 4 4 3 24
Resp_22 4 4 3 3 3 3 3 2 25
Resp_23 3 4 5 4 4 4 3 4 31
Resp_24 4 4 3 3 3 3 4 3 27
Resp_25 4 2 4 3 3 1 3 3 23
Resp_26 5 3 5 4 5 3 4 3 32
Resp_27 3 4 4 3 4 1 3 3 25
Resp_28 5 4 4 5 4 4 4 4 34
Resp_29 5 4 5 5 4 4 5 4 36
Resp_30 5 5 5 4 3 3 3 3 31
Resp_31 4 3 3 3 3 4 4 3 27
Resp_32 5 5 4 4 4 3 4 4 33
Resp_33 3 2 1 4 3 4 3 1 21
Resp_34 5 4 4 4 4 2 3 3 29
Resp_35 5 4 5 5 5 4 4 4 36
111
VARIABEL EMPLOYEE ENGAGEMENT (Y)
Y_Employee Engagement
No. Resp Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 TOTAL
Resp_1 5 3 4 4 3 4 5 4 32
Resp_2 4 4 3 4 4 4 4 1 28
Resp_3 5 5 5 5 4 5 5 4 38
Resp_4 5 5 5 5 5 4 4 4 37
Resp_5 3 4 4 4 5 4 4 4 32
Resp_6 5 3 5 4 5 3 4 4 33
Resp_7 4 4 2 4 5 2 3 2 26
Resp_8 4 3 3 3 3 3 3 4 26
Resp_9 4 4 4 2 4 2 2 3 25
Resp_10 4 4 5 4 4 1 4 5 31
Resp_11 4 5 4 5 4 4 4 4 34
Resp_12 3 4 3 4 5 4 4 3 30
Resp_13 4 4 4 5 4 3 4 3 31
Resp_14 3 3 3 3 4 4 3 4 27
Resp_15 4 4 3 4 3 5 4 3 30
Resp_16 3 3 3 4 4 2 3 5 27
Resp_17 5 4 4 3 4 4 4 4 32
Resp_18 4 4 4 4 4 4 4 2 30
Resp_19 4 5 4 4 5 4 5 4 35
Resp_20 5 5 4 5 4 4 4 4 35
Resp_21 4 2 2 2 3 3 2 2 20
Resp_22 5 2 2 3 2 3 1 2 20
Resp_23 3 4 3 3 3 3 3 5 27
Resp_24 4 4 4 4 4 4 4 3 31
Resp_25 4 2 3 3 3 1 2 3 21
Resp_26 4 3 3 2 5 3 3 2 25
Resp_27 4 4 3 3 4 1 3 3 25
Resp_28 4 4 4 3 4 4 4 4 31
Resp_29 4 3 4 3 2 3 4 3 26
Resp_30 3 5 5 4 4 4 3 3 31
Resp_31 3 3 3 3 5 4 4 3 28
Resp_32 4 4 4 4 4 3 4 5 32
Resp_33 3 3 1 4 3 3 2 2 21
Resp_34 4 3 2 3 2 2 3 1 20
Resp_35 5 4 4 5 5 4 4 4 35
112
Lampiran 5 Rekapitulasi Data
REKAPITULASI DATA
Resp_1 23 29 31 32
Resp_2 19 34 19 28
Resp_3 24 25 35 38
Resp_4 28 34 36 37
Resp_5 22 30 31 32
Resp_6 24 31 32 33
Resp_7 28 34 20 26
Resp_8 20 26 28 26
Resp_9 19 24 24 25
Resp_10 25 33 32 31
Resp_11 24 32 32 34
Resp_12 27 33 20 30
Resp_13 22 34 28 31
Resp_14 24 33 31 27
Resp_15 22 29 29 30
Resp_16 18 32 25 27
113
Resp_17 25 27 32 32
Resp_18 23 34 30 30
Resp_19 27 33 36 35
Resp_20 29 31 33 35
Resp_21 18 32 24 20
Resp_22 15 33 25 20
Resp_23 25 35 31 27
Resp_24 24 31 27 31
Resp_25 22 40 23 21
Resp_26 20 33 32 25
Resp_27 20 31 25 25
Resp_28 25 34 34 31
Resp_29 20 29 36 26
Resp_30 23 32 31 31
Resp_31 20 33 27 28
Resp_32 24 32 33 32
Resp_33 13 38 21 21
Resp_34 21 40 29 20
Resp_35 27 38 36 35
114
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas
1. Fasilitas Kerja
Correlations
N 40 35 35 35 35 35 35
** ** ** **
X1.2 Pearson Correlation .234 1 .511 .503 .480 .279 .761
Sig. (2-tailed) .177 .002 .002 .004 .104 .000
N 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** * ** **
X1.3 Pearson Correlation .418 .511 1 .511 .403 .496 .815
Sig. (2-tailed) .013 .002 .002 .016 .002 .000
N 35 35 35 35 35 35 35
** ** * **
X1.4 Pearson Correlation .314 .503 .511 1 .397 .139 .717
Sig. (2-tailed) .067 .002 .002 .018 .427 .000
N 35 35 35 35 35 35 35
115
** * * **
X1.5 Pearson Correlation -.022 .480 .403 .397 1 .273 .689
Sig. (2-tailed) .899 .004 .016 .018 .112 .000
N 35 35 35 35 35 35 35
** **
X1.6 Pearson Correlation -.011 .279 .496 .139 .273 1 .548
Sig. (2-tailed) .949 .104 .002 .427 .112 .001
N 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .439 .761 .815 .717 .689 .548 1
N 35 35 35 35 35 35 35
116
2. Lingkungan Kerja Fisik
Correlations
X2.1 Pearson *
1 .177 .168 .114 -.228 .139 .157 .247 .397
Correlation
Sig. (2-tailed) .310 .335 .515 .187 .427 .368 .153 .018
N 40 35 35 35 35 35 35 35 35
X2.2 Pearson ** **
.177 1 .629 .193 .205 .285 .008 .109 .662
Correlation
Sig. (2-tailed) .310 .000 .266 .237 .097 .965 .534 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X2.3 Pearson ** ** * **
.168 .629 1 .174 .444 .378 -.183 -.034 .657
Correlation
Sig. (2-tailed) .335 .000 .318 .008 .025 .293 .844 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
117
X2.4 Pearson **
.114 .193 .174 1 .180 .206 .281 .324 .578
Correlation
Sig. (2-tailed) .515 .266 .318 .302 .235 .101 .057 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X2.5 Pearson ** **
-.228 .205 .444 .180 1 .146 .136 .045 .496
Correlation
Sig. (2-tailed) .187 .237 .008 .302 .403 .435 .798 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X2.6 Pearson * **
.139 .285 .378 .206 .146 1 -.031 .042 .507
Correlation
Sig. (2-tailed) .427 .097 .025 .235 .403 .859 .813 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X2.7 Pearson *
.157 .008 -.183 .281 .136 -.031 1 .303 .386
Correlation
Sig. (2-tailed) .368 .965 .293 .101 .435 .859 .077 .022
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
118
X2.8 Pearson **
.247 .109 -.034 .324 .045 .042 .303 1 .457
Correlation
Sig. (2-tailed) .153 .534 .844 .057 .798 .813 .077 .006
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TOTA Pearson * ** ** ** ** ** * **
.397 .662 .657 .578 .496 .507 .386 .457 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .018 .000 .000 .000 .002 .002 .022 .006
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
119
3. Kualitas Kerja
Correlations
X3.1 Pearson * *
1 .224 .397 .232 .061 -.096 .122 .116 .344
Correlation
Sig. (2-tailed) .196 .018 .181 .728 .584 .484 .508 .043
N 40 35 35 35 35 35 35 35 35
X3.2 Pearson ** ** ** ** ** **
.224 1 .487 .534 .446 .188 .444 .598 .725
Correlation
Sig. (2-tailed) .196 .003 .001 .007 .281 .007 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X3.3 Pearson * ** ** ** * ** *h*
.397 .487 1 .529 .556 .023 .396 .645 .744
Correlation
Sig. (2-tailed) .018 .003 .001 .001 .897 .018 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
120
X3.4 Pearson ** ** ** * ** ** **
.232 .534 .529 1 .452 .400 .485 .483 .756
Correlation
Sig. (2-tailed) .181 .001 .001 .006 .017 .003 .003 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X3.5 Pearson ** ** ** ** ** **
.061 .446 .556 .452 1 .319 .543 .574 .739
Correlation
Sig. (2-tailed) .728 .007 .001 .006 .062 .001 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X3.6 Pearson * ** **
-.096 .188 .023 .400 .319 1 .588 .300 .516
Correlation
Sig. (2-tailed) .584 .281 .897 .017 .062 .000 .080 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
X3.7 Pearson ** * ** ** ** ** **
.122 .444 .396 .485 .543 .588 1 .671 .782
Correlation
Sig. (2-tailed) .484 .007 .018 .003 .001 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
121
X3.8 Pearson ** ** ** ** ** **
.116 .598 .645 .483 .574 .300 .671 1 .815
Correlation
Sig. (2-tailed) .508 .000 .000 .003 .000 .080 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TOTA Pearson * ** ** ** ** ** ** **
.344 .725 .744 .756 .739 .516 .782 .815 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .043 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
122
4. Employee Engagement
Correlations
Y.1 Pearson * *
1 .100 .350 .247 -.048 .123 .233 .040 .342
Correlation
Sig. (2-tailed) .569 .040 .152 .786 .481 .178 .821 .044
N 40 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.2 Pearson ** ** ** * ** **
.100 1 .597 .626 .489 .421 .600 .322 .784
Correlation
Sig. (2-tailed) .569 .000 .000 .003 .012 .000 .060 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.3 Pearson * ** ** * ** ** **
.350 .597 1 .438 .401 .283 .644 .565 .812
Correlation
Sig. (2-tailed) .040 .000 .009 .017 .100 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
123
Y.4 Pearson ** ** * ** **
.247 .626 .438 1 .330 .394 .578 .298 .729
Correlation
Sig. (2-tailed) .152 .000 .009 .053 .019 .000 .083 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.5 Pearson ** * * **
-.048 .489 .401 .330 1 .223 .429 .250 .586
Correlation
Sig. (2-tailed) .786 .003 .017 .053 .197 .010 .147 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.6 Pearson * * ** **
.123 .421 .283 .394 .223 1 .547 .075 .592
Correlation
Sig. (2-tailed) .481 .012 .100 .019 .197 .001 .670 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Y.7 Pearson ** ** ** * ** * **
.233 .600 .644 .578 .429 .547 1 .396 .841
Correlation
Sig. (2-tailed) .178 .000 .000 .000 .010 .001 .019 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
124
Y.8 Pearson ** * **
.040 .322 .565 .298 .250 .075 .396 1 .585
Correlation
Sig. (2-tailed) .821 .060 .000 .083 .147 .670 .019 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
TOTA Pearson * ** ** ** ** ** ** **
.342 .784 .812 .729 .586 .592 .841 .585 1
L Correlation
Sig. (2-tailed) .044 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
125
Lampiran 7 Hasil Uji Realibilitas
1. Fasilitas Kerja
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.736 6
126
2. Lingkungan Kerja Fisik
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.617 8
127
3. Kualitas Kerja
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Corrected Alpha if
Scale Mean if Variance if Item-Total Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.833 8
128
4. Employee Engagement
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.816 8
129
Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 35
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.70238570
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .102
Negative -.110
Test Statistic .110
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
2. Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
1 (Constant)
X1 .953 1.049
X2 .803 1.246
X3 .770 1.299
a. Dependent Variable: Y
130
3. Uji Heteroskedastisitas
131
132
5. Uji Autokorelasi
b
Model Summary
133
Lampiran 9 Analisis Regresi Linear Berganda
1. Uji t
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Y
134
2. Uji f
a
ANOVA
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
135
Lampiran 10 Kartu Bimbingan Skripsi
136