Anda di halaman 1dari 3

Nama : Layla Putri Aulya

Nim : 8111420093

Mata Kuliah : International Criminal Law

TUGAS REVIEW BUKU HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

1. Judul Buku TERORISME DALAM PERSPEKTIF POLITIK HUKUM


PIDANA INTERNASIONAL
2. Penulis Dr., Sunardi., SH., M.Hum.
Dr., Drs., Abdul Wahid., SH., M.Ag.
Dr., Fanny Tanuwijaya., SH., M.Hum
3. Editor Anita Fauziah
Ayla Sakhi
4. Penerbit Nirmana MEDIA
5. Halaman 368
6. Tahun terbit 2017

Buku ini secara spesifik memilih poros pembahasan mengenai hukum pidana internasional ini
berfokus pada topik mengenai terorisme. Secara sejarah terdapat masa yang cukup kelam bagi
Amerika, dimana telah terjadi tindakan terorisme yang cukup membuat Amerika merasa trauma.
Pada saat itu terjadi tindakan terorisme yang menyebabkan hancurnya gedung World Trade
Center (WTC). Saat itu Amerika Serikat, yang semula memandang tindak pidana terorisme
cukup diselesaikan melalui jurisdiksi nasional masing-masing negara dan tidak perlu menjadi
jurisdiksi International Criminal Court (ICC), kemudian berubah dan dipandang perlu menjadi
jurisdiksi ICC, karena dipandang bahwa tindak pidana terorisme merupakan satu dari 22 (dua
puluh dua) macam kejahatan internasional yang menjadi jurisdiksi ICC.

Terdapat Dua puluh dua macam kejahatan internasional yang menjadi jurisdiksi ICC
sebagaimana diatur dalam konvensi Roma 1998, adalah sebagai berikut, 1. Aggression. 2. War
Crimes. 3. Unlawful Use of Weapons. 4. Crime Against Humanity. 5. Genoside. 6. Racial
Discrimination and Apartheid. 7. Slavery and Related Crime. 8. Torture. 9. Unlawful Human
Experimantation. 10. Piracy. 11. Aircraft Hijacking. 12. Threat and Use of Force Against
Internationally Protected Persons. 13. Taking of Civilian Hostages. 14. Drug Offenses. 15.
International Traffic in Obscene Publications. 16. Destruction and/or Theft of National
Treaseres. 17. Environmental Protection. 18. Theft of Nuclear Materials. 19. Unlawful Use of the
Mails. 20. Interference with Submarine Cable. 21. Falsification and Counterfeiting. 22. Bribery
of Foregn Public Officials.

Walaupun buku ini berfokus pada topik terorisme, tetapi buku ini tetap menyajikan beberapa
materi dan informasi mengenai hukum pidana internasional. Dimana Istilah hukum pidana
internasional atau international criminal law awalnya diperkenalkan dan dikembangkan oleh
pakar hukum internasional, antara lain Friederich Meili dari Swiss pada tahun 1910, Georg
Schwarzenberger dari Jerman pada tahun 1950, Gerhard Mueller dari Jerman pada tahun 1965,
Van Bemmelen dari Belanda pada tahun 1979, Rolling dari Belanda pada tahun 1979, dan Cherif
Bassiouni dari Amerika Serikat pada tahun 1986. International criminal law atau hukum pidana
international adalah: “The law which determines what national criminal law will aplly to
offences actually committed if they contain an international element”. Hukum pidana
international adalah hukum yang menentukan hukum pidana nasional yang akan diterapkan
terhadap kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan apabila terdapat unsur internasional di
dalamnya. Kemudian masih banyak lagi beberapa pengertian dan definisi mengenai huum pidana
International atau International Criminal Law yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Dalam hubungannya dengan upaya penanggulangan tindak pidana terorisme, setidaknya ada 5
(lima) fakta yang menjadi dasar perlunya kebijakan regulasi tindak pidana terorisme, sebagai
berikut.

1. Sampai saat ini terorisme belum diakui sebagai kejahatan internasional yang menjadi
jurisdiksi International Criminal Court (ICC) sebagaimana diatur dalam Statuta Roma
1998.
2. Konvensi-konvensi Internasional tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
terorisme sampai saat ini belum berlaku efektif.
3. Sampai saat ini belum ada kesepakatan internasional mengenai definisi terorisme
sehingga PBB memandang perlu diadakan satu definisi komprehansif tentang definisi
tindak pidana terorisme.
4. Peraturan perundang-undangan pidana yang berlaku sampai saat ini tidak memadai untuk
penangulangan tindak pidana terorisme.
5. Pemerintah perlu instrumen untuk melindungi kedaulatan negara sekaligus mendukung
Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang pemberantasan tindak pidana terorisme.

Anda mungkin juga menyukai