Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Belajar
Belajar suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
yang berlangsung seumur hidup. Kata belajar cukup akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bahkan bagian yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan sehari-
hari. Karena melalui belajar dapat memperoleh hal-hal baru.
Ihsana El Khuluqu (2016:1) menyatakan “Belajar adalah sebagai suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.” Asis Saefuddin (2016:8)
menyatakan “Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara
berkelanjutan dalam rangka perubahan tingkah laku peserta didik secara
konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.”
Karwono dan Heni Mularsih (2017:18) menyatakan “Belajar adalah proses
perubahan untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap
dimulai sejak awal kehidupan, sejak masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah
keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenal
ibunya.”
Hasan Basri (2015:20) menyatakan “Belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, yang akan lebih signifikan
perubahannya jika diiringi dengan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.”
Wahab Jufri (2017:50) menyatakan “Belajar meliputi adanya
perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku pada diri
peserta didik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan mengobservasi,
mendengarkan, mencontoh, dan memperaktekan langsung suatu kegiatan.”
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kegiatan berkelanjutan yang dilakukan individu untuk merubah prilaku dengan
memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap yang terjadi sebagai

5
6

akibat dari kegiatan mengobservasi, mendengarkan, mencontoh, dan


memperaktekan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dimaknai sebagai aktivitas yang penting dalam proses
pendidikan. Keberhasilan individu dalam pencapaian tujuan pendidikan
bergantung pada pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran adalah rangkaian
tindakan interaksi peserta didik dengan tujuan peserta didik dapat belajar dengan
baik. Asis Saefuddin (2016:8) menyatakan:
Pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan
dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi
perubahan yang sifatnya positif, dan pada akhir akan didapat keterampilan,
kecakapan dan pengtahuan baru.

Hasan Basri (2015:21) menyatakan “Pembelajaran adalah seluruh


mekanisme dan proses belajar yang dilaksanakan oleh para pendidik terhadap
peserta didik dengan melibatkan seluruh komponen pembelajaran untuk
mendukung tercapainya tujuan belajar.”
Ihsana El Khuluqu (2016:1) menyatakan “Pembelajaran itu adalah segala
upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta
didik.” Isnu Hidayah (2019:15) menyatakan “Pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dirancang oleh pendidik dengan memanfaatkan media dan lingkungan
belajar sekitar.”
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan pembelajaran adalah
seluruh mekanisme dan proses penambahan pengetahuan melalui rangkaian
aktivitas yang dirancang oleh pendidik dengan memanfaatkan seluruh komponen
pembelajaran, media, dan lingkungan belajar agar terjadi perubahan yang sifatnya
positif dan pada akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengtahuan baru
agar terjadinya proses belajar pada peserta didik untuk mendukung tercapainya
tujuan belajar.
7

3. Pengertian Kosakata
Kosakata merujuk pada kekayaan kata pada bahasa dan satu unsur yang
tidak dapat terlepas dari suatu bahasa. Kosakata dapat dimaknai sebagi kata yang
ada pada bahasa atau yang dimiliki oleh seseorang. Munirah dan Hardian
(2016:82) menyatakan “Kosakata merupakan keseluruhan kata yang dimiliki oleh
suatu bahasa, baik yang diucapkan, didengar, ditulis, dan dibaca.”
Nurjannah (2014:291) menyatakan “Kosakata merupakan perbendaharaan
kata yang dimiliki seseorang dalam proses berbahasa, baik lisan maupun tulisan.”
Elvi Susanti (2016:233) yang menyatakan “Kosakata adalah himpunan kata yang
dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa
tertentu. Ika Yuliana Putri (2019:2) menyatakan:
1) Kosakata meliputi semua kata yang terdapat dalam satu bahasa. 2)
Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. 3)
Kata-kata yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu,
misalnya ekonomi, soaial, matematika, kimia, atau fisika. 4) Daftar kata
yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan kosakata adalah keseluruhan


kata yang dimiliki seseorang dalam proses bahasa, baik yang diucapkan, didengar,
ditulis, dan dibaca dalam bidang ilmu pengetahuan serta daftar kata yang disusun
seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat.

4. Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata yang memadai dapat menunjang seseorang dalam
berkomunikasi dan menulis dengan baik. Sehingga penguasaan kosakata dapat
mendukung dalam hal menulis. Tatu Hilaliyah (2017:145) menyatakan
“Penguasaan kosakata merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menguasai sebanyak-banyaknya kosakata dalam bahasa beserta makna yang
terkandung di dalamnya.” Nurjannah (2014:299) menyatakan “Penguasaan
kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang
menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata.” Mokh. Yahya, dkk.
(2018:68) menyatakan “Penguasaan kosakata adalah modal utama dalam belajar
berbahasa.”
8

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan penguasaan kosakata


merupakan kemampuan yang dimiliki oleh satu bahasa dan seseorang untuk
menguasai sebanyak-banyaknya kosakata beserta maknanya sebagai modal utama
dalam belajar bahasa.
a. Sinonim dalam Pengembangan Kosakata
Sinonim dimaknai sebagai persamaan kata. Sinonim adalah kata
yang memiliki bentuk yang berbeda tetapi memiliki arti atau makna yang
sama. Henry Guntur Targan (2015:69) menyatakan menelaah sinonim
merupakan suatu pendekatan yang sangat baik dan menghemat waktu
bagi telaah kosakata. Memperbandingkan sinonim-sinonim membantu
para siswa melihat hubungan antara kata-kata yang bersamaan makna.
Selain itu juga, menolong para siswa menggeneralisasikan dan
mengklasifisikan kata-kata serta konsep-konsep.
Pada dasarnya, sinonim adalah penggantian kata-kata. Sinonim
memberi kita kesempatan untuk mengespresikan gagasan yang sama
dalam berbagai cara, walaupun konteks, latar, suasana hati, dan nada si
pembicara (atau si penulis) sebagai suatu keseluruhan dapat saja
mengendalikan pemilihan sinonim yang akan dipergunakan. Walaupun
telaah daftar sinonim dapat menolong para siswa untuk
mengklasifikasikan konsep-konsep umum (seperti: kaya-miskin, jauh-
dekat, siang-malam, terang-gelap, panjang-pendek), tetapi nilainya yang
lebih tinggi dalam pengembangan kemampuan para siswa membut
pembedaan-pembedaan yang tajam antara sinonim yang satu dengan
yang lainnya.
b. Antonim dalam Pengembangan Kosakata
Antonim merupakan kata yang maknanya menyatakan
kebalikannya, kontras atau bertentangan. Hubungan arti antara dua buah
kata yang bersinonim bersifat dua arah. Henry Guntur Tarigan (2015:74-
78) menyatakan cara efektif untuk meningkatkan keterampilan kosakata
para siswa melalui telaah antonim. Menalaah antonim merupakan suatu
bagian dari analisis kata. Mempergunakan antonim-antonim sebagai
9

bagian dari analisis kata, jelas melibatkan penggunaan pengertian dan


peninjauan (transfer dan review) secara berkesinambungan
menghubungkan satu konsep lain, mengadakan asosiasi-asosiasi,
membangun serta membentuk pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan lama. Dalam menggunakan kosep perlawanan ini, para guru
dapat memberi penekanan pada gagasan perbandingan sampai
pertentangan, gagasan komparasi sampai kontras.
Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kosakata para siswa,
maka sepantasnyalah para guru membuat latihan-latihan yang teratur dan
terpinpin mengenai konsep-konsep yang sama dan tidak sama. Para guru
dapat memanfaatkan penggunaan sinonom dan antonim sebagai suatu
metode telaah kosakata dengan menyajikan kepada para siswa contoh-
contoh yang cukup banyak dan beraneka ragam. Dengan metode tersebut
diharapkan kosakata para siswa semakin bertambah kaya baik kuantitas
maupun kualitasnya.
c. Homonim dalam Pengembangan Kosakata
Homonim merupakan kata yang memiliki makna yang berbeda
tetapi sebutan atau ejaan sama. Henry Guntur Tarigan (2015:81)
menyatakan homonim berasal dari kata homos = sejenis, sama; onoma =
nama. Dalam ilmu bahasa: kata-kata yang sama bunyinya tetapi
mengandung arti dan pengertian berbeda. Misalnya: buku = sendi
bambu, buku = kitab; kali = sungai, kali = lipat. Dalam kamus biasanya
dipergunakan angka romawi di belakang kata menandai homonim.
Pengetahuan mengenai homonim jelas memperkaya kosakata para siswa.

5. Cara Menguji Penguasaan Kosakata


Ujian atau tes dapat menjadi teknik pengajaran kosakata yang dapat
digunakan. Henry Guntur Tarigan (2015:23) menyatakan empat cara untuk
menguji kosakata dengan:
a. Identifikasi :Sang siswa memberi respon secara lisan ataupun
tertulis dengan mengidentifikasikan sebuah kata
sesuai dengan batasan atau pengunaannya.
10

b. Pilihan berganda :Sang siswa memilih makna yang tepat bagi kata
yang teruji dari tiga atau empat batasan.
c. Menjodohkan :Kata-kata yang teruji disajikan dalam satu lajur
dan batasan-batasan yang akan dijodohkan
disajikan secara sembarangan pada lajur lain,
sebenarnya ini merupakan bentuk lain dari ujian
pilihan berganda.
d. Memeriksa :Sang siswa memeriksa kata-kata yang
diketahuainya atau yang tidak diketahuinya. Siswa
tersebut dituntut untuk menulis batasan kata-kata
yang diperiksanya.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan cara untuk menguji
penguasaan kosakata yaitu identifikasi, pilihan berganda, menjodohkan dan
memeriksa.

6. Pengertian Menulis
Menulis pada dasarnya proses untuk mengembangkan ide dan gagasan
dalam bahasa tulis. Melalui keterampilan menulis dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tidak langsung. Dalman (2015:4) menyatakan “Menulis adalah
proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/
tanda/tulisan yang bermakana.” Siti Anisatun Nafi’ah (2018:93) menyatakan
“Menulis adalah proses penuangan ide atau gagasan yang memiliki kesamaan
makna melalui bahasa tulis sehingga dapat dipahami pembaca.”
Zulkifli Musaba dan Siddik (2018:4) menyatakan “Menulis berarti
melahirkan atau menggunakan pikiran dan perasaan melalui suatu lambang
(tulisan).” Munirah (2015:3) menyatakan “Menulis merupakan kegiatan
mempunyai beberapa komponen mulai dari hal yang sederhana, seperti memilih
kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit, yaitu merakit paragraf
menjadi sebuah wacana yang utuh.”
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
menulis adalah proses penyampaian atau penuangan ide, pikiran, agan-angan,
perasaan, atau gagasan yang memiliki kesamaan makna dalam bentuk lambang
atau tulisan yang mempunyai komponen yang sederhana seperti memilih kata,
11

merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit yaitu merakit paragraf menjadi
sebuah wacana yang utuh.

7. Unsur-unsur dalam Menulis


Menulis memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Y. Budi Artati
(2018:2-6) menyatakan unsur menulis adalah:
a. Gagasan
Gagasan berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang.
Membaca mempunyai peran yang penting terhadap gagasan seseorang.
Gagasan dapat muncul dari membaca, mengamati, berdiskusi atau
pengalaman hidup seseorang.
b. Tuturan
Tuturan adalah pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca.
Ada bermacam-macam tuturan, antara lain: narasi, deskripsi, eksposisi
argumentasi, dan persuasi.
c. Tatanan
Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan
menuangkan gagasan. Aturan berguna agar tulisanmu tidak menyalahi
pedoman baku penulisan.
d. Wahana
Wahana juga sering disebut alat. Kosakata, gramatika, retorika (Seni
memakai bahasa) merupakan bentuk-bentuk wahana.

Dalman (2015:6) menyatakan bahwa sebagai proses kreatif yang


berlangsung secara kognitif, dalam komunikasi tulis terdapat unsur yang terlibat,
yaitu:
a. Penulis sebagai penyampaian pesan,
b. Pesan atau isi tulisan,
c. Saluran atau media berupa tulisan, dan
d. Pembaca sebagai penerima pesan
12

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur dalam


menulis adalah penulis sebagai penyampaian pesan atau gagasan, yang
memperhatikan tutran dan tatanan, yang berbentuk media atau saluran, serta
pembaca sebagai penerima pesan.

8. Manfaat Menulis
Kegiatan menulis mempunyai manfaat yang positif baik untuk diri sendiri
atau untuk orang laian. Y. Budi Artati (2018:4-7) menyatakan manfaat menulis
adalah:
a. Sarana untuk mengembangkan diri
b. Sarana untuk pemahaman
c. Mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggan, dan perasaan harga diri
d. Meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.
e. Keterlibatan secara bersemangat
f. Kemampuan menggunakan bahasa

Dalman (2015:6) menyatakan menulis memiliki banyak manfaat yang


dapat dipetik dalam kehidupan ini, diantaranya adalah:
a. Peningkatan kecerdasan
b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas
c. Penumbuhan keberanian, dan
d. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpukan menulis mempunyai


manfaat yaitu sarana mengembangkan diri dan peningkatan kecerdasan,
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian dan sarana
untuk pemahaman, serta pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.
13

9. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi dimaknai sebagai karangan yang menggambarkan satu
peristiwa atau objek dengan sangat jelas sehingga pembaca dapat seolah-olah
merasakan, melihat atau mengalami sendiri hal yang dibahas. Dalman (2015:6)
menyatakan “Karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau
menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci sehingga pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami
langsung apa yang dideskripsikan si penulisnya.” Y. Budi Artati (2018:11)
menyatakan “Tulisan deskripsi adalah tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai
keadaan sebenarnya.”
Munirah (2015:128) menyatakan “Paragraf deskripsi adalah paragraf yang
bertujuan memberikan kesan/imprensi kepada pembaca mengenai objek, gagasan,
tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis”
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan
deskripsi merupakan karangan yang melukiskan sesuatu objek, peristiwa, gagasan
tempat, dan semacamnya yang bertujuan memberikan kesan/imprensi dengan
menggunkan kata-kata sesuai dengan keadaan sehingga pembaca seolah-olah
dapat merasakannya.

10. Ciri-ciri Karangan Deskripsi


Karangan deskripsi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya
dengan jenis kararangan lainya. Dalman (2015:95) menyatakan ciri-ciri karangan
deskripsi:
Ciri-ciri karangan deskripsi adalah suatu karangan yang berisi perincian-
perincian yang jelas tetang suatu objek, dapat menimbulakan pesan dan
kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti menimbulkan daya imajinasi dan sensitivitas pembaca serta
membuat si pembaca seolah-seolah mengalami langsung objek yang
dideskripsikan.
14

Budi Artati (2018:11) menyatakan ciri-ciri tulisan deskripsi sebagai


berikut:
a. Menggambarkan keadaan atau sesuatu apa adanya dan melukiskan
dengan sehidup-hidupnya objek tersebut.
b. Tidak ada pertimbangan atau pendapat.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi


adalah karangan yang berisi perincian yang jelas tentang objek tanpa ada
pertimbangan atau pendapat, yang dapat menimbulkan pesan dan kesan kepada
pembaca, serta membuat pembaca seolah-olah dapat melihatnya.

11. Jenis-jenis Karangan Deskripsi


Karangan deskripsi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu deskripsi
ekspositoris dan deskripsi impresionalistis. Dalman (2015:97-98) menyatakan:
a. Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis, yang isinya
merupakan daftar rincian, semuanya, atau yang menurut penulisannya
hal yang penting-penting saja, yang disusun menurut sistem dan urutan-
urutan logis objek yang diamati itu. Dalam deskripsi ini digunakan
pendekatan secara realistis artinya penulis berusaha agar deskripsi yang
dibuatnya terhadap objek yang tengah diamatinya itu, harus dapat
dituliskan subjektif objektifnya sesuai dengan keadaan nyata yang
dilihatnya. Perincian-perincian perbandingan antara satu dengan bagian
lain harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti
dipotret. Pendekatan yang realistis dapat dinamakan dengan kerjanya
sebuah alat kamera yang dihadapakan dengan sebuah keadaan
sebenarnya.
b. Deskripsi Impresionalistis
Deskripsi impresionalistis atau deskripsi simulatif adalah deskripsi yang
menggambarkan inspirasi penulisnya, atau untuk menstimulus
pembacanya. Deskripsi impresionalistis ini merupakan pendekatan
yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini
15

dapat diumpamakan atau dibandingkan dengan gambar yang dibuat


oleh para pelukis. Para pelukis bebas menginterpretasi bagian-bagian
yang dilihatnya.

12. Rambu-rambu Pendeskripsian Objek


Menulis karangan pendeskripsian ada rambu-rambu yang diikuti oleh
pengarang. Dalman (2015:99) menyatakan rambu-rambu pendeskripsian objek
yaitu:
a. Menentukan apa yang akan dideskripsikan
b. Menentukan tujuan pendeskripsian,
c. Menentukan bagian yang akan dideskripsikan, dan
d. Merincikan dan mengistimasikan hal-hal yang menunjung kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam menyusun karangan deskripsi tidak


boleh sembaragan tetapi ada rambu-rambu dalam menyusun karangan deskripsi.

13. Langkah-langakah Menyusun Deskripsi


Menulis karangan deskripsi mempunyai langkah-langkah yang dapat
mempermudah proses pendeskripasian. Dalman (2015:99) menyatakan langkah-
langkah menyusun deskripsi, yaitu:
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
b. Tentukan tujuan
c. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan
dideskripsikan
d. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (sistematis) atau
membuat kerangka karangan
e. Menguraikan/mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

Munirah (2015:139) menyatakan langkah-langkah menyusun deskripsi,


yaiitu:
a. Menentukan objek pengamatan
b. Menentukan tujuan
c. Mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan
16

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam menyusun karangan deskripsi tidak


boleh sembaragan tetapi ada langkah-langkah dalam menyusun karangan
deskripsi. Sehingga karangan deskripsi tersusun dengan baik dengan demikian
pembaca dapat menerima isi yang terkandung dalam karangan tersebut dan
pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakannya.

14. Kriteria Karangan yang Baik


Menulis karangan yang baik mempunyai kriteria. Dalman (2015:100)
menyatakan setidak-tidaknya karangan harus memenuhi kriteria yang
berhubungan dengan:
a. Tema
Tema adalah hal yang mendasari karangan/tulisan. Untuk membuat
karangan yang baik diperlukan tema atau topik. Keberhasilan mengarang
banyak ditentukan oleh tepat atau tidaknya tema/topik yang dipilih.
b. Ketetapan isi dalam paragraf
Paragraf harus memiliki ide pokok, oleh karena itu paragraf yang baik
harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut: kesatuan, kepaduan, dan
perkembangan.
c. Kesesuaian isi dengan judul
Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan judul.
Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan.
d. Ketepatan susunan kalimat
Struktur sebuah kalimat sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pembaca menangkap ide pokok dalam paragraf. Berikut
pada ketepatan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain akan menentukan kejelasan kalimat. Kalimat yang baik, pertama kali
haruslah memenuhi persyaratan gramatika. Hal ini berarti kalimat harus
disusun berdasarkan kaidah yang berlaku. Kaidah bahasa meliputi:
1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat;
2) Aturan tentang ejaan yang disempurnakan;
3) Cara memiliki kata dan diksi;
17

4) Ketepatan pemilihan kata atau diksi.


e. Ketepatan peggunaan ejaan
Pengunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada buku
Pedoman Umun Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Hal ini berarti bahwa ejaan memegang peran penting. Tercakup dalam
pengunaan ejaan adalah penulisan huruf kapital, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.

Berdasarkan pendapat tersebut kriteria dalam membuat karangan deskripsi


berhubungan dengan tema, ketetapan isi dengan paragraf, kesesuaian isi dengan
judul, ketetapan susunan kalimat dan ketepatan pengunaan ejaan.

B. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan kebutuhan setiap manusia, dalam kegiatan belajar
bahasa Indonesia, satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa adalah
kemampuan menulis. Menulis merupakan kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan pikiran atau ide dengan bahasa tulis sehingga dapat dipahami
oleh pembaca. Menulis memiliki unsur-unsur yaitu gagasan, tuturan, tatanan dan
wahana.
Menulis karangan deskripsi merupakan satu keterampilan menulis yang
harus dimiliki oleh siswa. Karangan deskripsi merupakan karangan yang
melukiskan sesuatu dengan menggunkan kata-kata sesuai dengan keadaan
sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakannya. Karangan deskripsi
merupakan karangan yang berisi perincian yang jelas tetang suatu objek, dapat
menimbulakan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti menimbulkan daya imajinasi dan sensitivitas
pembaca serta membuat si pembaca seolah-seolah mengalami langsung objek
yang dideskripsikan.
Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan pembendaharaan kata atau kekayaan
kata yang dikuasai dalam mengungkapkan pikiran atau ide. Kemampuan siswa
dalam penguasaan kosakata mempunyai hubungan terhadap kemampuan menulis
18

karangan deskripsi. Melalui penguasaan kosakata yang dimiliki siswa diharapkan


dapat membantu siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan baik.

C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir maka hipotesis dalam
penelitian ini ada hubungan yang signifikan penguasaan kosakata dengan
kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN 030938 Medan
Johor.

D. Definisi Operasional
1. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
melalui proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis dan
penguasaan kosakata.
2. Pembelajaran merupakan proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik mengenai kosakata dan menulis melalui tes.
3. Kosakata merupakan keseluruhan kata yang dimiliki seseorang dalam proses
bahasa baik yang diucapkan, didengar, ditulis, dan dibaca.
4. Menulis adalah kegiatan menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan
menggunakan kata-kata
5. Karangan deskripsi adalah merupakan karangan yang melukiskan sesuatu
dengan menggunkan kata-kata sesuai dengan keadaan sehingga pembaca
seolah-olah dapat merasakannya.

Anda mungkin juga menyukai