Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN


ILMU PENDIDIKAN
D

OLEH:

KELOMPOK 4:

»« Nayla Dwi Nur Hijriyah »« Ufsus Khaerunnisa

»« Murnianti »« Pardi

»« Mila Juni Darma »« Erwing

»« Erniwati
DAFTAR ISI

KataPengantar..................................................................................................I

Daftar Isi..........................................................................................................II

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................2

B. Rumusan Masalah................................................................................3

C. Tujuan Masalah....................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................5

A. Teori Sebagai Dasar Pendidikan.........................................................6

B. Peran Filsafat Ilmu Dalam Pendidikan...............................................7

C. Hubungan Filsafat ilmu dengan metode ilmiah dalam

pengembangan ilmu pendidikan.........................................................8

D. Peran Statistika Dalam Ilmu Dan Filsafat .........................................9

E. Keterkaitan Ilmu pendidikan berbasis alam dengan

Filsafat ilmu.........................................................................................10

F. Peran Filsafat Ilmu Dalam Ilmu Pendidikan Etika Moral.................11

G. Eksistensi Dalam Kalangan Filsafat

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................12

Kesimpulan.............................................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jeneponto, 14, November 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sendiri memiliki tujuan utama untuk menjadi sebuah media


dan sarana dalam melakukan pengembangan potensi dan mencerdaskan manusia
agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan dalam
sebuah negara dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dan ditingkatkan oleh para anak-anak bangsa.

Dilakukan banyak metode-metode untuk menyelesaikan segala


permasalahan dalam suatu program kependidikan yang ada. Salah satu metode
yang digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah ini merupakan sebuah
metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ataupun pertanyaan-
pertanyaan yang belum mempunyai jawaban dengan cara dilakukannya sebuah
penelitian dan eksperimen.

Namun, tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan


menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah
kependidikan tersebut yang tidak bisa diselesaikan dengan hanya menggunakan
metode ilmiah.

Salah satu cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan aliran-
aliran dan pemahan filsafat. Dengan menggunakan aliran filsafat maka akan dapat
memperkaya ilmu dan teori-teori baru yang nantinya bisa digunakan untuk
mengembangkan ilmu pendidikan.

Salah satu contoh dalam ilmu pendidikan adalah statistika. Statistika di


bidang pendidikan ini merupakan sebuah cara penyusunan, pembentukan, dan
penyajian informasi maupun data yang nantinya akan disusun secara sistematis,
teratur, dan tertata dengan baik.
Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan
dalam bidang manajemen. Statistika diterapkan dalam penelitian pasar, penelitian
produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai,
kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan risiko dalam
pemberian kredit, dan masih banyak lagi

statistika berkaitan dengan daya pikir manusia, terutama dalam hal berpikir
ilmiah. Berpikir ilmiah berhubungan dengan keilmuan dan teknologi yang dalam
perkembangannya dibatasi oleh filsafat. Sarana berpikir ilmiah dapat membantu
proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang lain.

Terdapat hubungan yang erat antara filsafat ilmu dan pengembangan


metode ilmiah. Filsafat ilmu tidak terlepas dari aturan keilmuan yang berkaitan
dengan metode ilmiah yang digunakan, dan metode ilmiah inilah menjadi kata
kunci dalam ilmu.

Selain statistika dalam ilmu penddidikan, moral dan etika juga sangat erat
hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan dan moral adalah dua hal yang
saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Pendidikan memiliki peran
penting dalam membentuk moral seseorang, dan moral yang baik dapat
membantu meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam Ilmu pendidikan ada juga yang berbasis ilmu alam. yakni pendidikan
yang dalam semua aspeknya memperhatikan kondisi alam lingkungan di mana
pendidikan tersebut diadakan dan membahas mengenai alam semesta.

Pendidikan yang berbasis tentang alam ini memiliki tujuan utama yakni
menjadikan manusia bagaimana agar bisa menjaga dan bertanggung jawab dalam
mengelolah alam. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi manusia yang cerdas,
unggul, bijaksana, dan amanah.

Dalam lingkup ilmu pendidikan terdapat istilah eksistensi. Apa itu


eksistensi? Nah jadi, eksistensi ini merupakan suatu keberadaan ilmu pendidikan
itu sendiri di antara ilmu-ilmu yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar teori dalam bidaang ilmu pendidikan?

2. Apa peran filsafat ilmu dalam pendidikan?

3. Apa hubungan antara filsafat ilmu dengan metode ilmiah dalam

pengembangan ilmu pendidikan?

4. Apa peran statistika dalam ilmu dan filsafat

5. Apakah ada keterkaitan antara ilmu pendidikan berbasis alam dengan

filsafat ilmu?

6. Apa peran filsafat ilmu dalam ilmu pendidikan etika dan moral?

7. Apa arti eksistensi dalam kalangan filsafat?

C. Tujuan Masalah

Mahasiswa mampu memahami apa yang menjadikan filsafat ilmu sebagai


landasan dalam pengembangan ilmu pendidikan, selain itu juga metode dan
prinsip apa yang digunakan untuk mengembangkan ilmu pendidikan dan filsafat
itu sendiri, serta bidang-bidang dan keterkaitan dalam ilmu pendidikan.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Teori Sebagai Dasar Pendidikan


Teori adalah sebuah alat untuk membantu menjelaskan sesuatu. Teori
digunakan untuk memudahkan dalam memahami berbagai persoalan dalam
kehidupan. Teori dapat membantu kita agar bisa membedakan penjelasan satu
dengan yang lainnya.

Nah, jika berbicara mengenai pendidikan, tentunya saja teori sangat erat
hubungannya dalam sistem pendidikan. Teori inilah yang menjadi dasar dalam
ilmu pendidikan. Ada beberapa teori pendidikan yaitu:

1. Pendidikan klasik,

2. Pendidikan personal

3. Pendidikan teknologi,

4. Pendidikan interaksional,

Penjelasanya sebagai berikut:

1). Pendidikan klasik,

Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafatklasik. Teori ini lebih


menekankan peranan isi pendidikan dari pada prosesnya. Isi pendidikan atau
materi diambil dari sebuah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan
para ahli berdasarkan fakta atau kenyataan yang telah disusun secara logis dan
sistematis. Pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan
peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas
tugas dari pendidik.

2). Pendidikan Personal

Dalam teori ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan
pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai
pembimbing, pendorong dan fasilitator bagi peserta didik. Setiap manusia
memiliki potensi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya . Teori
pendidikan personal ini menjadi sumber yang bertujuan untuk memperluas
kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dalam
lingkungan.
3). Pendidikan Teknologi

Dalam teori pendidikan teknologi, yang lebih diutamakan adalah


pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan
praktis. Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-
bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan. Isi disusun dalam
bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan
menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara
individual. Keterampilan-keterampilan ini nantinya akan segera digunakan dalam
masyarakat. Pendidik disini berperan sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-
tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.

4). Pendidikan interaksional,

Dalam pendidikan interaksional ini menekankan interaksi dua pihak dari guru
kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, dalam
teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi
pembelajaran dan dengan lingkungan. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk
dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-
fakta. Peserta didik mengharuskan pemahaman sebuah fakta-fakta untuk
memahami konteks kehidupan.

B. Peran Filsafat Ilmu Dalam Pendidikan

Hubungan antara filsafat ilmu dan teori pendidikan sangatlah penting sebab
ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan
merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya
untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta
menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.

Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan


tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman,
tetapi masalah yang lebih luas yang tidak dapat dibatasi pengalaman dan fakta
pendidikan, dan tidak memungkinkan dijangkau oleh sains pendidikan. Filsafat
adalah studi tentang hakikat sesuatu, seperti manusia, alam, dan Tuhan. Filsafat
dipandang sebagai proses memanusiakan agar manusia mampu mengembangkan
dan dirinya dengan segala potensi asli yang ada dalam dirinya.

Pendidikan berkembang dari rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencari
pengetahuan yang lebih luas dan realitas. Pendidikan adalah usaha manusia
untuk mengungkapkan realitas, agar manusia dapat bersosialisasi dengan
sesamanya. Filsafat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari praktik
pendidikan, namun keberadaan filsafat ini nampaknya sudah mulai ditinggalkan.

Mengingat filsafat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan,


tulisan ini mencoba menegaskan kembali hubungan antara
filsafat dan pendidikan. Metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara filsafat dan pendidikan adalah dengan studi sastra. Berdasarkan hasil studi
literatur jelas terlihat hubungan antara filsafat dan praktik pendidikan seperti
dalam teori-teori pendidikan.

Hubungan antara filsafat dengan teori pendidikan antara lain tergambar


dalam:

• Pertama, Filsafat mengandung arti analisa yang merupakan salah satu metode
yang digunakan para pakar pendidikan untuk memecahkan permasalahan
pendidikan dan menyusun konsep-konsep (teori-teori) pendidikan.

•Kedua, Filsafat berfungsi memberikan arah (pedoman) agar teori pendidikan


yang telah dikembangkan berdasarkan dan sejalan dengan pandangan dan aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata

• Ketiga, termasuk juga filsafat Pendidikan yang mempunyai fungsi dalam


memberikan petunjuk dan arah pengembangan teori-teori (konsep-konsep)
pendidikan menjadi ilmu pendidikan

Hubungan antara pendidikan dan filsafat pendidikan akan semakin penting,


karena filsafat pendidikan menjadi dasar yang menjadi tumpuan suatu sistem
pendidikan. Filsafat pendidikan menjadi pedoman bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan sebagai dasar yang kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan.
Dari masalah kompleks yang ditangani filsafat, ia menemukan dan
mendefinisikan batas-batas kebebasan dan menentukan apa yang baik dan apa
yang buruk. Jadi setiap ilmu selalu dimulai dengan filsafat dan diakhiri dengan
seni. Tinjauan ilmiah ini bersifat hipotetis dan mengalir seiring kemajuan
berlanjut. Filsafat dan ilmu merupakan dua kata yang saling berkaitan, karena
lahirnya ilmu pendidikan tidak terlepas dari peran filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat eksistensi filsafat.

Pendidikan adalah sebuah proses perkembangan yang mempunyai suatu


tujuan. Tujuan proses itu secara alamiah adalah kedewasaan, sebab potensi yang
ada pada manusia secara alamiah yaitu bertumbuh menuju tingkat kedewasaan.
Filsafat bertumpu pada kemampuan nalar manusia, Kebenaran hakiki yang dicari
sejauh yang dapat bisa dijangkau oleh akal manusia, Sebagai makhluk yang
berpikir. Filsafat menghasilkan gambaran pemikiran secara menyeluruh.

Suatu filsafat sifatnya spekulatif, artinya memikirkan suatu hal sedalam-


dalamnya, tanpa ada kontak langsung dengan benda/objek yang dipikirkan. Ilmu
pendidikan berkembang dari rasa keingintahuan, yang merupakan ciri khas
manusia. Ilmu pendidikan merupakan suatu hasrat manusia untuk
menyingkapkan sebuah realitas, agar memungkinkan manusia itu bisa saling
berkomunikasi satu sama lain, berhidup sosial dan bermasyarakat dengan
meningkatkan harkat kemanusiaannya.

Pendidikan tidak akan mudah jika hanya diterima apa dengan apa adanya,
namun hal itu perlu adanya perbaikan dalam bentuk sebuah upaya untuk proses
pemikiran secara mendalam. Oleh karenanya dengan memahami filsafat secara
baik maka seseorang akan dapat mengembangkan secara pasti ilmu-ilmu
pendidikan yang dia pelajari.

C. Hubungan filsafat ilmu dengan metode ilmiah dalam pengembangan ilmu


pendidikan

Metode penelitian ilmiah merupakan prosedur yang di tempuh dalam upaya


menemukan segala permasalahan dengan cara mengumpulkan dan menganalisa
data yang di lakukan secara terencana,sistematis,logis,terstruktur dengan
mencatat,merumuskan serta di akhiri dengan membuat laporan dengan
berpedoman pada ciri khusus keilmuan yakni sistematis,empiris dan rasional
sehingga tercapai tujuan yang di inginkan.metode ilmiah sendiri mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu,karena manusia dari setiap zaman mengalami
pola pikir yang berubah, sehingga mengakibatkan perkembangan terhadap
metode ilmiah.

Terdapat hubungan yang erat antara filsafat ilmu dan pengembangan


metode ilmiah.filsafat ilmu tidak terlepas dari aturan keilmuan yang berkaitan
dengan metode ilmiah yang di gunakan sehingga metode ini dapat di katakan
sebagai kata kunci dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan.tujuan metode
ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah memecahkan masalah,
Artinya metode ilmiah digunakan untuk mencari jalan keluar pemecahan suatu
masalah dalam lingkup ilmu pengetahuan.

Suatu jenis pengetahuan dapat memiliki status sebagai pengetahuan


ilmiah karena memenuhi empat syarat. Empat syarat itu adalah bahwa
pengetahuan itu harus bersifat sistematis, metodis, kritis, dan universal.

a.sistematis:berarti aspek-aspek berbeda yang menjadi bagian dari suatu


pengetahuan memiliki potensi untuk terkait satu dengan yang lain dalam

konteks sebuah sistem.

b.metodis:berarti bahwa metode atau cara untuk mengumpulkan dan

menganalisis data secara intersubjektif harus tersedia.

c.kritis:berarti bahwa pengetahuan itu terbuka bagi studi lebih lanjut.

d.universal:berarti bahwa hasil-hasil pengetahuan ilmiah memiliki

kemampuan untuk diterapkan secara umum pada konteks dan situasi

yang kurang lebih sama.

Filsafat ilmu di perlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK(ilmu


pengetahuan dan teknologi) yang di tandai dengan semakin menajamnya ilmu
pengetahuan.filsafat ilmu sebagai kerangka teori dan metode penelitian memiliki
keterkaitan dengan penelitian ilmiah.

Agar sebuah ilmu memiliki objek dan metode ilmiah haruslah memenuhi
beberapa syarat yang meliputi dimensi/aspek sebagai beriku,yaitu:

1) .Aspek ontologis,yaitu ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang


ada.

2). Aspek epistimologis,yaitu ilmu yang membahas tentang teori

3). Aspek aksiologis,yaitu kajian tentang nilai ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu menjelaskan tentang perkara ilmu yang menjadi landasan


asumsi logika.sedangkan metodologi penelitian menjelaskan tentang upaya
pengembangan ilmu berdasarkan metode ilmiah,yang terdiri dari dua bagian baik
itu edukatif maupun induktif.Filsafat ilmu memberikan pendapatan logis terhadap
metodologi penelitian yang kontribusinya yaitu sebagai landasan pengembangan
ilmu atau teori,filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. serta
juga mampu menguji,merefleksi,mengkritik asumsi dan metode keilmuan dalam
sebuah penelitian ilmiah sebagai dasar dalam keilmuan di tingkat perguruan
tinggi.

Ada beberapa pola pikir dalam pendekatan ilmiah yaitu pola pikir induktif
dan pola pikir deduktif.

Langkah-langkah dalam metode ilmiah di antaranya:

•merumuskan masalah

•mengadakan studi kepustakaan

•merumuskan hipotesis

•menguji hipotesis

•mengumpulkan data

•menganalisis dan menafsirkan data,dan


•penarikan kesimpulan

D. Peran Statistika Dalam Ilmu Dan Filsafat.

Pada dasarnya, dalam ilmu dan filsafat menggunakan aktivitas berpikir


untuk mencari fakta atau kebenaran. Dalam hal pembuktian daripada kebenaran
tersebut, salah satu bidang ilmu yang biasa digunakan adalah statistika. Statistika
digunakan untuk menggambarkan suatu persoalan dalam suatu bidang keilmuan.

Maka, dengan menggunakan prinsip statistika permasalahan dalam


keilmuan dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat didefinisikan dengan sederhana
melalui pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan dapat dinyatakan
secara faktual.

Dengan melakukan pengujian melalui prosedur pengumpulan fakta yang


berhubungan dengan rumusan hipotesis atau dugaan yang mengandung fakta-
fakta suatu penelitian (empiris), maka hipotesis itu diterima keabsahan sebagai
kebenaran, tetapi dapat juga sebaliknya.

Statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan


dalam mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, informasi dan data, baik
itu melalui hitungan maupun pengukuran. Dengan statistika kita dapat
melakukakn pengujian dalam bidang keilmuan sehingga banyak masalah dan
pernyataan keilmuan dapat diselesaikan secara faktual.

Pengujian statistika adalah konsekuensi pengujian secara empiris. Karena


pengujian statistika adalah suatu proses pengumpulan fakta yang relevan dengan
rumusan hipotesis. Artinya, jika hipotesis terdukung oleh fakta-fakta empiris,
maka hipotesis itu bisa diterima sebagai sebuah kebenaran.

Sebaliknya, jika bertentangan hipotesis itu ditolak. Maka, pengujian


merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mencapai simpulan yang bersifat
umum. Dengan demikian berarti bahwa penarikan simpulan itu adalah
berdasarkan metode-metode ilmiah.
Pengujian statistika mampu memberikan kesulitan dari kesimpulan yang
ditarik tersebut, pada pokoknya didasarkan pada asas yang sangat sederhana,
yakni makin besar contoh yang diambil makin tinggi pula tingkat kesulitan
kesimpulan tersebut.

Sebaliknya, makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula
tingkat ketelitiannya. Karakteristik ini memungkinkan kita untuk dapat memilih
dengan seksama tingkat ketelitian yang dibutuhkan sesuai denganhakikat
permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, statistika juga memberikan kesempatan kepada kita untuk


mengetahui apakah suatu hubungan kesulitan antara dua faktor atau lebih
bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatuhubungan yang
bersifat empiris.

Statistika merupakan sarana berpikir yang diperluaskan untuk memproses


pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah, maka
statistika membantu kita untuk mengeneralisasikan dan menyimpulkan
karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.

E. Keterkaitan Ilmu Pendidikan Berbasis alam dengan Filsafat llmu

Pembelajaran berbasis alam adalah salah satu strategi yang dapat dipilih
untuk mengembangkan prinsip bermain sambil belajar dan menjadikan anak
sebagai pusat dalam pembelajaran.Secara substansi pembelajaran berbasis alam
merupakan sistem pembelajaran yang menawarkan bagaimana mengajak anak
untuk lebih akrab dengan alam, sekaligus menjadikannya semangat untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar.

Tujuan pendidikan yang berbasis alam adalah: melahirkan peserta


didik yang memiliki wawasan, keterampilan dan tanggung jawab dalam mengelola
alam semesta serta menggunakannya untuk kesejahteraan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negaranya, serta bertanggung jawab untuk melestarikan alam
semesta.
Kurikulum pendidikan yang berbasis alam adalah kurikulum yang dalam
seluruh komponen terdapat dalam strukturnya: tujuan, mata pelajaran, proses
belajar mengajar, bahan ajar dan evaluasinya dirancang berdasarkan pemahaman
yang komprehensif, integrated, mendalam, dan holistik tentang alam semesta.

Ilmu alam adalah sebuah ilmu yang berkembang dari ilmu filsafat. Ilmu itu
sendiri telah berkembang kembali menjadi ilmu-ilmu yang lebih sempit. Ilmu
alam merupakan ilmu yang didapatkan dari pemikiran para
filosofi yang terus berkembang dan berkembang. Hanya saja ilmu alam yang sifat
perkembanganya lambat, bahkan statis. Tidak ada kebenaran yang hakiki kecuali
kbenaran dari Tuhan Yang Maha Esa.

Filsafat alam adalah istilah yang melekat pada


pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum
berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai
pendahulu ilmu alam misalnya ilmu fisika.

Filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Disebut filsafat alam karena
yang menjadi obyek pemikiran adalah mengenai kejadian alam semesta ini.
Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus sebagai tanah
kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi oleh
kehidupan dan kemahiran yang dimilikinya.

Pada pendidikan sangat diwajibkan untuk mengarahkan manusia agar bisa


memelihara alam dengan baik. Banyak manusia yang memperlakukan alam
dengan buruk sehingga merusak alam itu sendiri. Contoh lain yaitu adanya
pengerukan sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan bangunan atau
bahan material yang lain, yang jika dilakukan secara tidak penuh perhitungan
maka akan terjadi hal-hal merugikan bagi manusia. Contohnya banjir yang selalu
terjadi, bencana

banjir terjadi karena tanah tidak mampu lagi menyerap air karena tanah yang
seharusnya berfungsi sebagai penyerapan atau drainase tidak lagi bisa difungsikan
karena di dalam tanah dominasi bukan oleh tanah, melainkan gorong-gorong,
pondasi besi baja beton yang menghambat penyerapan.
Selain itu sering terjadinya gempa karena akibat dari penanaman paku
alam yang hampir diseluruh belahan dunia melakukan pembangunan besaran
gedung-gedung tinggi yang membutuhkan pondasi dalam serta bangunan lain
yang tidak support carryng capacity (daya dukung lingkungan).

Kejadian tersebut sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang


mungkin terlihat sepele namun jika dibiarkan maka akan berdampak fatal pada
keindahan dan kelestarian alam sehingga tidak dapat dinikmati oleh generasi
berikutnya.

Cara Menanggulanginya yaitu menyadarkan kepada diri dan orang lain,


pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar jika tidak bisa disadarkan
dengan teguran, peringatan, maka akan disadarkan dengan bencana kecil, jika
tidak sadar juga maka akan diberikan bencana besar, kemudian dibumi hanguskan
sehingga nantinya terganti oleh manusia-manusia yang baru.

Maka dari itu penting bagi kita dalam memahami ilmu filsafat, jika ada
yang menutup diri dari kebenaran filsafat maka ada 2 cara yang bisa dilakukan
sebagai tugas manusia dibumi yaitu berikhtiar dan saling mengingatkan.

Karena tujuan belajar filsafat ilmu adalah untuk menemukan sebuah


kebenaran agar manusia dapat bertindak bijaksana dan adil dalam kehidupan. Jika
keluarga, teman, sahabat ataupun orang lain sekiranya tidak memahami filsafat,
kita bisa memberikan pemahaman sebagai bentuk ikhtiar, jika tidak didengar
maka jalan kedua yang bisa dilakukan yaitu mengingatkan akan pentingya terus
belajar. Jika hal keduanya masih dibiarkan, maka doakan saja jangan dipikirkan.
Biarkan itu menjadi urusan dia dengan Tuhannya saja.

F. Peran Filsafat Ilmu Dalam Ilmu Pendidikan Etika Moral

Pendidikan moral adalah usaha sadar tentang mengajarkan nilai kebaikan


meliputi perilaku baik sesuai dengan aturan normatif dan juga tentang sikap dan
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Moral lah yang mengarahkan pembahasan ilmiah dalam mencapai
kebenaran, dan moral pula yang menentukan nilai suatu ilmu. Secara singkat ilmu
tidak akan pernah bebas nilai dan bersifat netral karena adanya peranan moral
yang melatarbelakangi dalam kegiatan ilmiahnya dan sekaligus menjadi kendali
dan penerapannya.

Moral mencakup prinsip-prinsip etika, kebajikan, dan norma-norma sosial


yang digunakan sebagai pedoman untuk bertindak dengan tepat dan memenuhi
tanggung jawab sosial kita kepada orang lain dan lingkungan sekitar kita. Moral
dapat bervariasi antara budaya dan agama, namun, terdapat juga nilai moral
universal yang diakui oleh kebanyakan manusia.

Contohnya, nilai-nilai moral universal seperti jangan membunuh, jangan


mencuri, jangan menipu, dan jangan merugikan orang lain, umumnya hal tersebut
dianggap sebagai tindakan yang salah atau tidak bermoral di seluruh dunia.

Filsafat ilmu sangat berperan dalam mencakup nilai- nilai dalam beretika.
Dalam filsafat terdpat perbedaan anatara etika dengan moral. Etika merupakan
penilaian baik atau buruk anatar hubungan manusia. sedangkan moral lebih
condong ke pada tindakan atau perbuatan yang sedang nilai, jadi etika
merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai (moral) yang berlaku
dikehidupan bermasyarakat.

Etika dibagai menjadi 2 dianataranya yaitu:

• Etika deskriptif, yaitu proses ajaran moral yang berlaku yang membahas
masalah baik atau buruk tindakan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

• Etika normatif, yaitu kajian terhadap ajaran norma baik atau buruk sebagai salah
satu fakta. Etika normatif dibagi menjadi menjadi 2 dianataranya yaitu etika
umum dan khusus.

Ada hubungan yang sangat erat antara filsafat ilmu dengan etika karena
ilmu sebagai bidang yang otonom yang berarti mengatur diri sendiri dan tidak
bebas dinilai. Nilai-nilai etika selalu berkaitan terutama dalam penerapan ilmu.
Etika memberikan arahan bagi proses terjadinya ilmu, sehingga membawa
kemanfaatan bagi manusia agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik.

Filsafat moral adalah cabang filsafat yang mempelajari pertanyaan-


pertanyaan moral seperti apa yang benar dan salah, bagaimana seseorang harus
bertindak, dan apa arti kebaikan atau keburukan dalam kehidupan manusia.

Etika normatif mengemukakan bagaimana seseorang harus bertindak secara


moral, sementara meta-etika membahas sifat dasar dari nilai moral dan
bagaimana kita dapat mengetahui apa yang benar atau salah secara moral. Etika
terapan membahas aplikasi nilai-nilai moral dalam konteks kehidupan nyata,
sedangkan etika kebajikan menekankan pada pengembangan sifat-sifat moral
yang baik dalam diri seseorang.

Secara keseluruhan, sejarah filsafat moral telah menghasilkan berbagai


pendekatan dan teori tentang moralitas, dan terus berkembang untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan moral yang lebih kompleks yang muncul dalam kehidupan
manusia.

Manusia memiliki moral karena moral membantu dalam memandu


tindakan dan perilaku manusia. Moral memberikan kerangka kerja atau pedoman
yang diperlukan untuk menentukan apa yang dianggap benar atau salah, baik
atau buruk, dan pantas atau tidak pantas dalam interaksi sosial.

G. Eksistensi Dalam Kalangan Filsafat

Pemahaman secara umum, eksistensi berarti keberadaan. Akan tetapi,


eksistensi dalam kalangan filsafat eksistensialisme memiliki arti sebagai cara
berada manusia bukan lagi apa yang ada namun apa yang memiliki aktualisasi
(ada). Cara manusia berada di dunia berbeda dengan cara benda-benda.

Soren Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang pertama kali


memeperkenalkan istilah “eksistensi” pertama di abad ke-20. Seluruh realitas
eksistensi hanya dapat dialami secara subjek oleh manusia dan mengandaikan
bahwa kebenaran adalah individu yang bereksistensi. Eksistensi manusia
bukanlah statis namun senantiasa menjadi artinya manusia selalu bergerak dari
kemungkinan untuk menjadi suatu kenyataan. Melalui proses tersebut manusia
memperoleh kebebasan untuk mengembangkan suatu keinginan yang manusia
miliki sendiri. Karena eksistensi manusia terjadi karena adanya kebebasan, dan
sebaliknya kebebasan muncul karena tindakan yang dilakukan manusia tersebut.

Eksistensi adalah suatu keputusan yang berani diambil oleh manusia untuk
menentukan hidupnya dan menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika
manusia tidak berani untuk melakukannya maka manusia tidak bereksistensi
dengan sebenarnya.

Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya:

1). Motif pokok yakni cara manusia berada, hanya manusialah yang
bereksistensi. Eksistensi adalah cara khas manusia berada, dan pusat perhatian
ada pada manusia, karena itu berisfat humanistic.

2). Bereksistensi harus diartikan secara dinamis atau kondisi yang terus berubah.
Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti
berbuat, menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang
dari keadaaannya.

3). Didalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia


adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada hakikatnya
manusia terikat pada dunia sekitarnya, terlebih-lebih pada sesama manusia.

4). Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkret,


pengalaman eksistensial.

BAB 3 (PENUTUP)
KESIMPULAN

Filsafat ilmu sangat mempengaruhi perkembangan dalam keberadaan pendidikan


atau eksistensi pendidikan. Baik itu pendidikan yang berkaitan dengan etika moral
manusia maupun dengan ilmu alam yang berhubungan dengan manusia dan alam
semesta . filsafat ilmu menjadi landasan, dasar, pedoman dan arah dalam suatu
sistem pendidikan. Ada banyak metode dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan
filsafat ilmu yang bisa memecahkan permasalahan dalam ilmu pendidikan
misalnya saja metode ilmiah dan prinsip statistika.

Anda mungkin juga menyukai