Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diah Alifionna Arianingtyas

NIM : 2602196422
Character building : Agama GSLC

1. Gunakan kemampuan critical and creative thinking Anda untuk menginterpretasi konsep
dan esensi dari sekularisme, penyalahgunaan kekuasaan, godaan materi, godaan sex,
saintisme dan agnosistisisme, artificial intelligence (AI), aborsi, eutanasia, dan hukuman
mati!

- Sekularisme : Sekularisme adalah suatu ideologi yang menganggap agama sebagai


urusan pribadi dan menentang campur tangan pemerintah dalam urusan
keagamaan. Konsep ini mengusung pemisahan yang jelas antara masalah-masalah
agama dan urusan negara, dengan tujuan memastikan bahwa kebijakan politik dan
proses peradilan tidak dipengaruhi oleh prinsip agama atau kepercayaan khusus.
Dengan demikian, sekularisme mempromosikan kebebasan beragama dan
kesetaraan di dalam masyarakat, serta mendorong pengambilan keputusan yang
berlandaskan pada pertimbangan rasional dan hukum, bukan pada keyakinan
agama.

- Penyalahgunaan kekuasaan : Penyalahgunaan kekuasaan adalah tindakan-tindakan


yang melibatkan individu atau pemerintah yang menyalahgunakan wewenang yang
mereka miliki dengan cara yang melanggar hukum atau kebijakan yang berlaku.

- Godaan materi : Godaan materi adalah daya tarik yang kuat terhadap kekayaan dan
keinginan memiliki barang-barang materi. Godaan ini dapat mendorong perilaku
konsumtif yang berlebihan, seringkali mengakibatkan ketidakseimbangan dalam
kehidupan.

- Godaan seks : Godaan sex adalah dorongan atau hasrat seksual yang dapat
mengarah pada tindakan seksual. Godaan ini dapat mengakibatkan seseorang untuk
melakukan tindakan seksual yang tidak sesuai dengan norma sosial atau nilai-nilai
moral yang berlaku hingga dapat melibatkan perilaku seksual yang tidak etis bahkan
ilegal.

- Saintisme : Saintisme adalah kecenderungan untuk menuhankan atau menyucikan


seseorang atau sesuatu, terutama tokoh agama, saint, atau figur spiritual. Ini dapat
menyesatkan seseorang dalam pengabdian dan persepsi individu terhadap tokoh
agama atau spiritualitas.

- Agnosticisme : Agnostisisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa nyatanya


Tuhan atau aspek-aspek spiritualitas tidak dapat dibuktikan atau dipahami secara
pasti. Para agnostik meyakini bahwa alam semesta dan eksistensi Tuhan adalah
misteri yang tak terpecahkan, dan oleh karena itu, mereka berpandangan skeptis
terhadap klaim-klaim agama atau keyakinan yang bersifat absolut mengenai aspek-
aspek spiritual.

- Artificial Intelligence (AI) : Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer
yang bertujuan untuk menciptakan sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
meniru kemampuan intelektual manusia. AI memungkinkan komputer untuk
memahami bahasa manusia, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan
tanpa keterlibatan manusia.

- Aborsi : Aborsi adalah tindakan mengakhiri nyawa janin diluar kehamilan sebelum
janin tersebut lahir di dunia.

- Eutanasia : Euthanasia adalah tindakan yang disengaja untuk mengakhiri hidup


seseorang yang menderita secara tak terduga atau tidak berdaya, seringkali
melibatkan intervensi medis. Isu euthanasia adalah masalah yang sangat
kontroversial yang melibatkan pertimbangan etika dan hukum yang kompleks.

- Hukuman mati : Hukuman mati adalah eksekusi yang disahkan oleh pemerintah
sebagai hukuman atas kejahatan tertentu.

2. Gunakan kemampuan critical and creative Anda untuk menginterpretasi atau


mengidentifikasi bagaimana cara menghadapi isu-isu kontemporer yang sudah Anda
jelaskan konsep dan esensinya!

1. Bertindak bijaksana dan rasional

Pemikiran yang berkualitas dan kritis memainkan peran penting dalam mengarahkan
tindakan etis manusia. Kemampuan manusia untuk berpikir secara kritis,
mempertimbangkan konsekuensi tindakan, dan mengambil keputusan etis
berdasarkan pertimbangan moral adalah hasil dari pemikiran yang kompleks. Ini
memungkinkan manusia untuk mengejar nilai-nilai etika, menghormati hak asasi
manusia, dan berkontribusi pada keadilan sosial.

2. Percaya dan Beriman Teguh kepada Tuhan

Orang yang bijaksana memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dari godaan
dan mencapai kedamaian rohani, mencari ketenangan batin. Pendekatan yang
bersifat pribadi kepada Tuhan, terutama bagi individu yang beriman, seringkali
melibatkan kerendahan hati dan doa sebagai cara untuk memohon pertolongan
dalam mengatasi keterbatasan manusiawi. Dalam kerendahan hati, seseorang
mengakui ketergantungan pada yang Ilahi dan mengakui keterbatasan diri sendiri.

3. Saling menjaga satu sama lain


Manusia adalah makhluk sosia. Sebagai makhluk sosial, Kita sesama harus saling
menjaga dan menasihati agar tidak terjerumus kedalam godaan duniawi.

4. Rendah Hati dan Menerima Sifat Keterbatasan Dunia

Untuk dapat menyikapi isu-isu yang berkaitan dengan saintisme, agnostisisme, dan
kecerdasan buatan (artificial intelligence) secara bijaksana, kita perlu menanamkan
sikap rendah hati dan menerima keterbatasan manusia sebagai makhluk fana di
dunia ini. Kita harus mengakui bahwa segala unsur ciptaan Tuhan adalah
sementara.

3. Gunakan kemampuan social awarness Anda untuk menginterpretasi atau


mengidentifikasi perspektif atau alasan-alasan mendasar, mengapa kita (atau Anda) tidak
boleh "men-Tuhan-kan" sains, artificial intelligence (AI), dan materi duniawi!

Menuhankan sains, kecerdasan buatan (AI), dan elemen-elemen materi dunia adalah istilah
yang merujuk pada pendekatan di mana individu atau masyarakat cenderung memberikan
atau menganggap sifat ilmiah atau teknologi sebagai entitas yang mutlak atau kekuatan
yang memiliki keunggulan yang tidak semestinya. Walaupun sains dan teknologi adalah alat
berguna untuk memahami realitas kita, perlu diakui bahwa keduanya memiliki batasan.
Pengetahuan manusia tentang alam semesta terbatas dan terus berkembang. Manusia
adalah makhluk yang kompleks dengan dimensi-dimensi seperti spiritual, emosional, dan
sosial. Sains dan teknologi memiliki potensi untuk digunakan baik atau buruk. Menuhankan
mereka dapat mengaburkan kenyataan bahwa mereka dapat digunakan untuk tujuan yang
merugikan, seperti dalam pengembangan senjata destruktif atau penindasan yang
berlebihan. Sains dan teknologi tidak memiliki nilai atau etika inheren, sehingga kita harus
mempertimbangkan nilai dan etika ketika menggunakan mereka. Sains, teknologi, dan
elemen-elemen materi dunia merupakan komponen penting dalam kehidupan kita, namun
seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus. Menuhankan sains dan teknologi juga bisa
mengancam kebebasan beragama dan keyakinan. Merendahkan martabat sains, AI, atau
elemen-elemen materi dalam pandangan kita bisa menjadi contoh dari kerendahan hati.

Anda mungkin juga menyukai