DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 56
www.smasewon.com 1-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
www.smasewon.com 2-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Sesuai dengan ketiga hal tersebut di atas, maka pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan berbagai program seperti
program pendidikan kecakapan hidup (life skill education), program manajemen
berbasis sekolah (school-based management). Program manajemen berbasis
sekolah yang memungkinkan sekolah untuk berkreasi dalam mengembangkan
sekolah sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.
www.smasewon.com 3-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Dalam rangka itulah, maka salah satu landasan dalam pengembangan bahan ajar
adalah Kerangka Dasar Kurikulum 2004, dimana terdapat beberapa prinsip yang
dianut dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2004 yaitu;
www.smasewon.com 4-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
jawab bersama peserta didik, guru, sekolah, dan madrasah, orang tua, perguruan
tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.
Dari keempat prinsip tadi, maka bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran dalam pemenuhannya harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok yang harus dikuasai oleh seorang
siswa. Tanpa pemahaman hal tersebut, maka seorang guru akan mengalami
kesulitan dalam mendesain bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan. Karena
bahan ajar harus diturunkan dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
materi pokok yang ada dalam kurikulum.
Saat ini masalah bahan ajar memang sudah menjadi perhatian berbagai pihak,
baik Departamen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Propinsi maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Namun dalam prakteknya bahan ajar masih diartikan
sebagai handout atau modul saja. Maka buku pedoman ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi semua pihak yang berkepentingan dalam
mengembangkan bahan ajar di sekolah menengah atas.
B. Tujuan Penulisan
Secara umum pedoman ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang apa dan bagaimana bahan ajar untuk Sekolah Menengah Atas
dikembangkan. Secara rinci tujuan penulisan buku pedoman ini adalah sebagai
berikut:
www.smasewon.com 5-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Bagi guru buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam
mengembangkan bahan ajar. Dengan mempelajari buku ini diharapkan para guru
di sekolah akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang
pada gilirannya para guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu
dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu
diharapkan guru juga akan termotivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang
beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan belajar mengajar
yang bermakna baik bagi guru maupun bagi peserta didiknya. Pengembangan
www.smasewon.com 6-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta
didik di sekolah.
Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya
keberadaan buku pedoman ini pasti bermanfaat. Karena setiap pengawas harus
mengetahui berbagai hal yang dilakukan oleh guru, sehingga jika terdapat
kesulitan yang dialami oleh guru, pengawas dapat segera membantunya. Dengan
membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapatkan pemahaman dan
masukan-masukan tentang bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka
pengawas akan mendapatkan bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasan
yaitu membina guru dalam mengembangkan bahan ajar.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam buku ini adalah sesuai dengan yang tertuang
dalam tujuan yaitu sebagai berikut:
www.smasewon.com 7-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
BAB II
BAHAN AJAR
A. Pengertian
www.smasewon.com 8-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai
perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.
Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah
laku.
www.smasewon.com 9-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
4. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran,
buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila
sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang
dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau
lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat,
benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.
Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau
mengajar dan material atau bahan.
Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights,
but they cannot teach.
Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan
tertulis yang berbobot, tetapi buku tidak dapat mengajar.
www.smasewon.com 10-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
They are the information, equipment and text for instructors that are
required for planning and review upon training implementation. Text and
training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-
site)
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training).
www.smasewon.com 11-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian
disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi)
atau mediamix.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dengan demikian
maka bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu
bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar
(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar
pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar
interaktif (interactive teaching material) seperti compac disk interaktif.
www.smasewon.com 12-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Manfaat
Agar sumber belajar menjadi bermakna, maka seorang guru dituntut untuk dapat
secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang memungkinkan peserta didik
dapat secara langsung memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Misalnya
membuat satu lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa harus dapat
memandu peserta didik untuk melakukan satu kegiatan tertentu berkaitan dengan
sumber belajar yang tersedia, sehingga pada akhir kegiatannya peserta didik dapat
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
www.smasewon.com 13-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa, guru dapat melakukan penilaian: Secara
kognitif guru dapat menilainya melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis tentang
hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah identifikasi. Secara afektif guru
dapat menilainya melalui perilaku selama siswa melakukan pengamatan dan
menyiapkan bahan sajian. Sedangkan psikomotoriknya dapat dinilai dari
keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan dan melakukan presentasi.
www.smasewon.com 14-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
sampah itu. Selain itu guru juga dapat memberikan gambaran kepada peserta
didik tentang bagaimana melibatkan masyarakat dalam menangani sampah sejak
dari rumah. Caranya, setiap rumah tangga produsen sampah telah memilah dan
menempatkan sampah organik, sampah plastik, dan sampah kertas secara
terpisah. Cara seperti ini dapat dilihat dari berbagai segi, segi ekonomi, jelas
akan memperingan dalam pembiayaan pengolahan sampah, karena sampah telah
terpilah sejak dari rumah tangga. Secara proses pengolahan akan menjadi lebih
cepat karena setiap jenis sampah dapat secara langsung diolah sesuai dengan
jenisnya, bahkan mungkin sampah organik dapat langsung jadi pupuk untuk
tanaman, sampah kertas kembali menjadi kertas dan sampah plastik diolah
menjadi plastik serta masih banyak lagi yang dapat digali oleh seorang guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
a. Tujuan
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.
3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Manfaat
Pengembangan bahan ajar bagi guru akan mendatangkan paling tidak tiga
manfaat, yang pertama adalah mereka akan memiliki bahan ajar yang dapat
membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan yang kedua adalah
bahwa bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah
angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat. Ketiga akan menambah
penghasilan bagi guru apabila hasil karangannya diterbitkan.
www.smasewon.com 15-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan
manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan
guru. Siswa akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya.
Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya, maka akan terdapat paling tidak
empat jenis yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/
maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) peserti video
compact disk, film. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti
compact disk interaktif.
www.smasewon.com 16-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya:
hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil
imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94,
buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or
blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik
cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar
merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik
dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan
keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai
dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang
dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang
fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
www.smasewon.com 17-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang:
1) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
2) Kompetensi yang akan dicapai
3) Informasi pendukung
4) Latihan-latihan
5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
6) Evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta
didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta
didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi
dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa
yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
www.smasewon.com 18-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang
menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak
terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja.
Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya.
f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New
World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.
www.smasewon.com 19-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih
menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan
tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai
bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi
kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai
contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan
lingkungannya.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan
bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca
atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar
yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain
secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat
berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan
informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak
mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
www.smasewon.com 20-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir
sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan melihat
benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah
dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat
secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya
model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat
memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan
skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya.
Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu
dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa
dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
www.smasewon.com 21-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah program
pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu
kejadian/fakta yang sedang berlangsung.
www.smasewon.com 22-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
6) Video juga dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan,
mengangkat suatu situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk,
interview, dan menampilkan satu percobaan yang berproses.
. Orang/Nara Sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang
dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar
misalnya karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui
keterampilannya seseorang dapat dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru
dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara
baik, maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat.
Rancangan yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan
demikian maka dalam menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri
sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis.
www.smasewon.com 23-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Saat ini
sudah mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena di samping
menarik juga memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari suatu bidang
tertentu. Biasanya bahan ajar multi media dirancang secara lengkap mulai dari
petunjuk penggunaannya hingga penilaian.
www.smasewon.com 24-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR
0. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana
yang memerlukan bahan ajar dengan cara mempelajari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator yang menandai bahwa suatu KD telah dicapai, materi
pokok, dan pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik. Sehingga
dari analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.
Berikut diberikan contoh analisis kurikulum untuk menentukan jenis bahan ajar.
www.smasewon.com 25-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 26-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Kompetensi
SK Dasar (KD) 2. Persoalan Biologi
Memahami hakikat Mempelajari
biologi sebagai ilmu, ruang lingkup
menemukan obyek dan biologi,
ragam persoalannya manfaat dan 3. Tingkat organisasi
dari...... bahayanya kehidupan
4. Permasalahan biologi
www.smasewon.com 27-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
4. Informasi pendukung √ √ √ √ √ ** ** **
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/langkah kerja - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa, Bro:Brosur,
Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/Gambar, Mo/M: Model/Maket
www.smasewon.com 28-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 29-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
a. Handout
Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout
biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan
ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan
dua fungsi dari handout yaitu;
a. Guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.
b. Sebagai pendamping penjelasan si penceramah/guru.
www.smasewon.com 30-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Buku
Sebuah buku biasanya akan berisi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari
seorang pengarangnya. Jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang
digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari
kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi
makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya.
Sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/pengertian dari
judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam buku,
hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil
penelitian, data dan interpretasinya, berbagai argumen yang sesuai untuk
disajikan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku
adalah sebagai berikut:
• Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya
• Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar kompetensi
yang akan disediakan bukunya.
• Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.
• Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk
menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.
• Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA
upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25
kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
www.smasewon.com 31-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
c. Modul
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga
penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dengan
demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai
pengganti fungsi guru. Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka
modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima
peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
a) Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan
cara melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi
yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki
oleh siswa (critical learning outcomes) itu seperti apa.
b) Menentukan judul-judul modul
Judul modul ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar atau
materi pokok yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dapat
dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,
sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi antara lain dengan cara
apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP,
maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul.
www.smasewon.com 32-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan
kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.
c) Pemberian kode modul
Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam pengelolaan
modul. Biasanya kode modul merupakan angka-angka yang diberi makna,
misalnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa.
Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/kelompok utama kajian atau
aktivitas atau spesialisasi pada jurusan yang bersangkutan. Misalnya jurusan
IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.
d) Penulisan Modul
Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu modul merupakan spesifikasi
kualitas yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil
menyelesaikan modul tersebut. Kompetensi dasar yang tercantum dalam
modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak
berhasil memiliki tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam
kompetensi dasar itu, maka kompetensi dasar pembelajaran dalam
modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini barangkali bahan
ajar yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada terminal
behaviour, jika terminal behaviour diidentifikasi secara tepat, maka apa
yang harus dikerjakan untuk mencapainya dapat ditentukan secara tepat
pula.
www.smasewon.com 33-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 34-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
• Penyusunan Materi
Materi atau isi modul sangat tergantung pada kompetensi dasar yang
akan dicapai. Materi modul akan sangat baik jika menggunakan
referensi–referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai
sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian.
Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu
ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh
tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna
mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
dapat melakukannya. Misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang
dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa SMA upayakan
untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata
per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
• Urutan pengajaran
Urutan pengajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan
modul. Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan
materi tersebut dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan
kepada hal-hal yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan
oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya, guru juga tidak
www.smasewon.com 35-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan kata lain guru berfungsi
sebagai fasilitator.
• Struktur bahan ajar/modul
Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang
akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang akan
dilakukan. Secara umum modul harus memuat paling tidak:
• Judul
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi/Penilaian
www.smasewon.com 36-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 37-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
d) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
• Judul
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Informasi pendukung
• Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
• Penilaian
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dalam menyusun sebuah brosur sebagai bahan ajar, brosur paling tidak memuat
antara lain:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
www.smasewon.com 38-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New
World, 1996) Leatlet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.
Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya
hanya dalam penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat dilihat pada
brosur di atas. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian
dilipat.
www.smasewon.com 39-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Misalnya tentang siklus makhluk
hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya atau proses dari suatu
kegiatan laboraturium. Dalam mempersiapkannya wallchart paling tidak berisi
tentang:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk penggunaan wallchart, dimaksudkan agar wallchart tidak
terlalu banyak tulisan.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk gambar, bagan atau siklus.
• Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan
membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk
menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat diberikan
secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.
Dalam menyiapkan sebuah gambar untuk bahan ajar dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
www.smasewon.com 40-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 41-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir
sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan meilhat
benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah
dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat
secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya
model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat
memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan
skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya.
Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu
dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa
dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
www.smasewon.com 42-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah program
www.smasewon.com 43-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 44-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Orang/Nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar non buku,
karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut
memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilannya seseorang dapat
www.smasewon.com 45-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru dapat dijadikan sebagai bahan ajar.
Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik, maka rancangan tertulis
diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan
mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian maka dalam
menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan
dikombinasikan dengan bahan tertulis. Dalam menyiapkannya dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
www.smasewon.com 46-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
www.smasewon.com 47-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
BAB IV
PEMILIHAN BAHAN AJAR
Pada prinsipnya dalam memilih bahan ajar cetak harus memperhatikan informasi
yang terkandung dalam bahan tertulis tersebut, apakah sesuai dengan bahan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak.
Sehingga jangan sampai terjadi bahan ajar yang dipilih terkandung materi yang
kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam
mencapai kompetensinya. Dalam memilih bahan ajar cetak akan dibahas satu
persatu sebagai berikut:
1. Memilih Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih handout adalah;
a. Substansi materi memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi,
prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
g. Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.
www.smasewon.com 48-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
2. Memilih Buku
Dalam memilih buku sebagai sumber belajar seorang guru perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi dalam buku mencakup paling tidak memberikan penjelasan secara
lengkap antara lain tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan,
rangkuman dan sebagainya.
c. Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Penampilan fisik bukunya menarik/menimbulkan motivasi untuk membaca.
g. Buku dapat dibeli di toko-toko buku, kalau buku berbahasa asing dapat
dipesan melalui internet.
3. Memilih Modul
Modul memang jarang tersedia di pasaran, akan tetapi jika suatu ketika tersedia
modul dan berminat untuk memanfaatkannya, maka beberapa hal penting dapat
dipertimbangkan dalam memilih modul, yaitu:
a. Substansi materi relevan dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
www.smasewon.com 49-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
b. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain; judul,
pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk
menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
c. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi,
prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
d. Padat pengetahuan.
e. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
f. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
g. Menuntun guru dan siswa sehingga mudah digunakan.
h. Beberapa modul dapat di download dari internet.
www.smasewon.com 50-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
5. Memilih Brosur
Brosur biasanya tersedia di tempat-tempat seperti museum, obyek wisata sejarah,
perusahaan swasta. Brosur yang baik dan dapat secara langsung digunakan
sebagai bahan ajar apabila memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan informasi secara lengkap dan jelas tentang substansi
yang disajikan.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebanaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menarik peserta didik untuk membacanya baik dari penampilannya maupun
isinya.
g. Dapat diambil dari berbagai tempat yang menyediakan brosur baik instansi
pemerintah maupun perusahaan swasta.
6. Memilih Leaflet
Seperti halnya brosur, leaflet juga dapat diperoleh dari berbagai tempat seperti
museum, obyek wisata, instansi pemerintah maupun swasta. Dalam memilih
leaflet sebagai bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal antara lain sebagai
berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang
penting sebagai informasi.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menarik peserta didik untuk membacanya baik penampilan maupun isi
materinya.
www.smasewon.com 51-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
8. Memilih Foto/Gambar
Dalam memilih foto/gambar perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait
dengan sajiannya, antara lain:
a. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk foto/gambar harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Gambar yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis dan enak
dilihat.
d. Gambar menampilkan judul atau keterangan.
e. Beberapa foto/gambar dapat dibeli di toko buku.
9. Memilih Model/Maket
Model atau maket di pasaran belum banyak dijual, umumnya barang-barang itu
khususnya model diimpor dari luar negeri. Model bidang fisika misalnya, banyak
www.smasewon.com 52-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
diimpor dari Jerman. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memilih bahan ajar model/maket, yaitu:
a. Model/maket memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan.
b. Model/maket memiliki ukuran tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak
terlalu berat, sehingga dapat dipndidah-pindahkan oleh satu orang.
c. Kalau model untuk biologi berukuran sama dengan benda aslinya.
d. Model/Maket dapat didapat selain di toko dapat juga dilihat di sumber
belajar seperti museum atau perpustakaan.
Berikut disajikan berbagai pertimbangan dalam memilih bahan ajar audio, secara
rinci sebagai berikut:
1. Memilih Kaset/PH/CD
Dalam memilih kaset/PH/CD sebagai bahan ajar dapat memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk kaset/PH/CD harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Kaset/PH/CD yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Direkam pada pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Beberapa kaset/CD dapat dibeli di toko buku.
2. Memilih Radio
Dalam memilih radio sebagai bahan ajar, dapat memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
www.smasewon.com 53-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
1. Memilih Video/film
Video/film untuk keperluan pendidikan yang tersedia di pasaran memang belum
banyak tersedia, namun jika suatu ketika diperlukan untuk membeli, maka dalam
memilihnya perlu mempertimbanngan beberapa hal antara lain sebagai berikut:
a. Substansi materi yang disajikan dalam video harus memiliki relevansi
dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Alur cerita yang ada dalam program video merupakan sajian menarik dan
diturunkan dari standar kompetensi atau kompetensi dasar dalam
kurikulum.
c. Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik sehingga peserta didik tertarik
untuk mempelajarinya.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
f. Pilih video yang sesuai misalnya apakah mengangkat suatu situasi diskusi,
dokumentasi, promosi suatu produk, interview, atau bahkan menampilkan
satu percobaan yang berproses.
www.smasewon.com 54-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
Bahan ajar interaktif saat ini telah mulai diproduksi, sehingga jika diperlukan
untuk pengadaannya perlu memperhatikan beberapa hal dalam memilihnya, yaitu:
a. Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Sajiannya menarik.
Budi Setyono
2005.10.12
01:29:58 +07'00'
www.smasewon.com 55-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA
DAFTAR PUSTAKA
--- 1996, Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta
Ballstaedt, P.S. 1994, Mit den Augen lernen, Lernen mit Lerntexte und
Teilnehmerunterlagen/hrsg.von Hermann Will. Ballstaedt, Weinheim ;
Basel : Beltz
Kittelberge, R-Immo. 1994, Mit den Augen lernen, Lernen mit Video und
Film/hrsg.von Hermann Will, Freisleben Weinheim; Basel : Beltz
www.smasewon.com 56-56