Anda di halaman 1dari 56

Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................... 2


B. Tujuan Penulisan.................................................... 5
C. Manfaat Buku Pedoman Pengembangan Bahan Ajar........... 6
D. Ruang Lingkup ....................................................... 7

BAB II BAHAN AJAR

A. Pengertian Bahan Ajar ............................................. 8


B. Tujuan dan Manfaat ................................................ 13
C. Jenis Bahan Ajar ................................................... 16

BAB III PENYUSUNAN BAHAN AJAR

A. Analisis Kebutuhan bahan Ajar ................................... 25


B. Penyusunan Peta bahan Ajar ..................................... 26
C. Struktur Bahan Ajar ................................................ 27
D. Menyusun Bahan Ajar .............................................. 29

BAB IV PEMILIHAN BAHAN AJAR

A. Memilih Bahan Ajar Cetak.......................................... 48


B. Memilih Bahan Ajar Audio .......................................... 53
C. Memilih Bahan Ajar Audio Visual ................................. 54
D. Memilih Bahan Ajar Interaktif .................................... 55

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 56

www.smasewon.com 1-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum SMA 2004 mengisyaratkan perlunya ada perubahan dalam kegiatan


belajar mengajar. Perubahan kurikulum tidak akan banyak berarti jika perilaku
dan cara guru mengajar tidak ada perubahan. Salah satu ciri dalam perubahan
ini adalah bagaimana seorang guru dapat mempersiapkan program pengajaran
secara cermat, sehingga kegiatan belajar mengajar terlaksana secara menarik,
melibatkan siswa, sumberdaya yang tersedia, dan bermakna.

A. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau


yang disebut sebagai kurikulum 2004 sesuai dengan PP Nomor 25 tahun 2000 yang
menyatakan bahwa wewenang pemerintah pusat diantaranya adalah menetapkan
standar kompetensi peserta didik dan warga belajar. Pengaturan kurikulum
nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman
pelaksanaannya, dan menetapkan standar materi pelajaran pokok. Ketentuan ini
memberi wewenang pemerintah pusat untuk menetapkan standar kompetensi
untuk semua jenjang pendidikan.

Pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan


otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian kewenangan dalam
berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem
dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum. Dalam hal ini terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Diversifikasi kurikulum yang merupakan proses penyesuaian, perluasan,


pendalaman materi pembelajaran agar dapat melayani keberagaman

www.smasewon.com 2-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik serta kebutuhan daerah


setempat dengan berbagai kompleksinya.
2. Penetapan standar kemampuan, dimaksudkan untuk menetapkan ukuran
minimal atau secukupnya mencakup, kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan dimahirkan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan sebagai
upaya kendali dan jaminan mutu.
3. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Provinsi/
Kabupaten/Kota sebagai daerah otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih
memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
potensi daerah bersangkutan.

Sesuai dengan ketiga hal tersebut di atas, maka pemerintah dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan berbagai program seperti
program pendidikan kecakapan hidup (life skill education), program manajemen
berbasis sekolah (school-based management). Program manajemen berbasis
sekolah yang memungkinkan sekolah untuk berkreasi dalam mengembangkan
sekolah sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

Kurikulum 2004 juga memberikan kewenangan kepada sekolah untuk


mengembangkan silabus sendiri dan menggunakan pendekatan-pendekatan
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan karakteristik materi ajarnya.
Selanjutnya guna pengembangan sekolah yang sesuai dengan tuntutan kondisi saat
ini diperlukan sumberdaya manusia yang memadai baik dari segi jumlah maupun
mutunya.

Seperti telah diketahui bersama bahwa sebelum reformasi, sekolah terbiasa


menerima segala peraturan dari pusat. Segala sesuatu telah diterima secara
”instant” tanpa harus banyak meluangkan waktu dan fikiran untuk
mengembangkannya adalah merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan berbagai inovasi di sekolah. Sehubungan dengan hal itu, maka

www.smasewon.com 3-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

sudah saatnya sekolah diberikan kesempatan untuk berimprovisasi dalam


mengembangkan sekolah, untuk memenuhi seluruh komponen pendidikan yang
memadai mulai dari sumberdaya manusia, sarana bahan ajar, dan pembiayaan.

Dalam rangka itulah, maka salah satu landasan dalam pengembangan bahan ajar
adalah Kerangka Dasar Kurikulum 2004, dimana terdapat beberapa prinsip yang
dianut dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2004 yaitu;

a. Persamaan Memperoleh Kesempatan


Penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis
dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat
diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang
kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus,
berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya.

b. Berpusat Pada Anak


Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri
sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman,
dan pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
perlu terus menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensip
menjadi sangat penting dalam rangka mencapai upaya tersebut. Penyajiannya
disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan


Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari taman
kanak-kanak dan Raudhatul Athfal, kelas I sampai dengan kelas XII. Pendekatan
yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada
kebutuhan peserta didik dan bervariasi mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung

www.smasewon.com 4-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

jawab bersama peserta didik, guru, sekolah, dan madrasah, orang tua, perguruan
tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.

d. Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan


Standar kompetensi disusun oleh pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan
madrasah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum
berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik, serta bertaraf internasional.

Dari keempat prinsip tadi, maka bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran dalam pemenuhannya harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok yang harus dikuasai oleh seorang
siswa. Tanpa pemahaman hal tersebut, maka seorang guru akan mengalami
kesulitan dalam mendesain bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan. Karena
bahan ajar harus diturunkan dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
materi pokok yang ada dalam kurikulum.

Saat ini masalah bahan ajar memang sudah menjadi perhatian berbagai pihak,
baik Departamen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Propinsi maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Namun dalam prakteknya bahan ajar masih diartikan
sebagai handout atau modul saja. Maka buku pedoman ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagi semua pihak yang berkepentingan dalam
mengembangkan bahan ajar di sekolah menengah atas.

B. Tujuan Penulisan

Secara umum pedoman ini disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang apa dan bagaimana bahan ajar untuk Sekolah Menengah Atas
dikembangkan. Secara rinci tujuan penulisan buku pedoman ini adalah sebagai
berikut:

www.smasewon.com 5-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

1. Menjelaskan pentingnya bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar


mengajar di sekolah menengah atas.
2. Menjelaskan konsep dasar bahan ajar secara teoritik.
3. Mengemukakan berbagai jenis bahan ajar.
4. Menjelaskan tentang memilih dan menyusun bahan ajar menurut Direktorat
Pendidikan menengah umum.

C. Manfaat Buku Pedoman Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.


Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam mengajar dan siswa akan lebih
terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai
bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.
Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pengembangan bahan ajar, seperti kepala sekolah, guru,
pengawas sekolah menengah atas maupun pembina pendidikan lainnya. Bagi
kepala sekolah buku ini dapat dijadikan bahan pembinaan bagi guru yang
mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar.

Kepala sekolah dalam kegiatannya sehari-hari juga memerlukan bahan ajar


sebagai alat bantu dalam melakukan promosi ataupun presentasi tentang hal-hal
yang berkaitan dengan pengembangan sekolah.

Bagi guru buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam
mengembangkan bahan ajar. Dengan mempelajari buku ini diharapkan para guru
di sekolah akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang
pada gilirannya para guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu
dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu
diharapkan guru juga akan termotivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang
beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan belajar mengajar
yang bermakna baik bagi guru maupun bagi peserta didiknya. Pengembangan

www.smasewon.com 6-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta
didik di sekolah.

Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya
keberadaan buku pedoman ini pasti bermanfaat. Karena setiap pengawas harus
mengetahui berbagai hal yang dilakukan oleh guru, sehingga jika terdapat
kesulitan yang dialami oleh guru, pengawas dapat segera membantunya. Dengan
membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapatkan pemahaman dan
masukan-masukan tentang bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka
pengawas akan mendapatkan bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasan
yaitu membina guru dalam mengembangkan bahan ajar.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam buku ini adalah sesuai dengan yang tertuang
dalam tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Pentingnya bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah


menengah atas.
2. Berbagai konsep dasar bahan ajar secara teoritik.
3. Berbagai jenis dan bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkan.
4. Memilih dan menyusun bahan ajar menurut Direktorat Pendidikan menengah
umum.

www.smasewon.com 7-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

BAB II
BAHAN AJAR

A. Pengertian

Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan utuh seperti yang


diharapkan pada kurikulum 2004 diperlukan pengembangan pembelajaran untuk
kompetensi secara sistematis dan terpadu, agar siswa dapat menguasai setiap
kompetensi secara tuntas (mastery learning).

Pada pendidikan menengah umum di samping buku-buku pegangan juga dikenalkan


adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan nama yang
bermacam-macam, yaitu: lembar tugas (job sheet), lembar kerja (work sheet),
lembar informasi (information sheet) dan masih ada bahan ajar lainnya baik yang
tercetak maupun yang tidak tercetak. Pada umumnya, lembar-lembar
pembelajaran tersebut digunakan secara terpisah dan dapat digunakan sebagai
bahan ajar (teaching material).

Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil


kemampuan tamatan pada Kurikulum 2004 diperlukan format bahan ajar yang
dapat dijadikan sebagai contoh untuk mengembangkan bahan ajar. Dengan
pendekatan belajar tuntas (mastery learning) diharapkan siswa dapat menguasai
kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk
itu bahan ajar hendaknya disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran mencapai kompetensi.

1. Pengertian Sumber Belajar


Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga banyak
yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya
perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa
yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber
belajar.

www.smasewon.com 8-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Sumber belajar dalam website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning


resources are defined as information, represented and stored in a variety of
media and formats, that assists student learning as defined by provincial or local
curricula. This includes but is not limited to, materials in print, video, and
software formats, as well as combinations of these formats intended for use by
teachers and students. http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/asleares.htm
January 28, 1999.

Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam
berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai
perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.

Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah
laku.

Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai


berikut:
1. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat
dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya
perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah,
kolam ikan dan lain sebagainya.
2. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah
laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber
belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
3. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik
dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.

www.smasewon.com 9-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

4. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran,
buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan
peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.

Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila
sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang
dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau
lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat,
benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.

2. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau
mengajar dan material atau bahan.

Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya,


WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating
and sustaining an effective environment for learning.

Mengajar diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu


lingkungan belajar yang efektif.

Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu:

Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights,
but they cannot teach.
Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan
tertulis yang berbobot, tetapi buku tidak dapat mengajar.

www.smasewon.com 10-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan


seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching material) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu.

Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai :

1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam


proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.

2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam


proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.

3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran

Pendapat lain mengatakan sebagai berikut;

Definition of teaching material

They are the information, equipment and text for instructors that are
required for planning and review upon training implementation. Text and
training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-
site)

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training).

www.smasewon.com 11-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Pengelompokan bahan ajar menurut Faculté de Psychologie et des Sciences de


l’Education Université de Genève dalam website adalah sebagai berikut :

Integrated media-written, audiovisual, electronic, and interactive-appears in all


their programs under the name of Medienverbund or Mediamix (Feren Universitaet
and Open University respectively). World Wide Web home page:
http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa
people/peraya.html>http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa-
people/peraya.html, Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education
Université de Genève.

Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian
disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi)
atau mediamix.

Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien


mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio
(Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual
(visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm),
video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lernprogramm), bahan
tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga
yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede
mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah
merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dengan demikian
maka bentuk bahan ajar paling tidak dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu
bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar
(audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar
pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar
interaktif (interactive teaching material) seperti compac disk interaktif.

www.smasewon.com 12-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain;


• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan dan Manfaat Sumber Belajar


a. Tujuan
Sumber belajar sangat penting artinya dalam menyusun suatu bahan ajar.
Sehingga keberadaan sumber belajar bertujuan untuk;
1) Memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun suatu bahan ajar.
2) Dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar.
3) Memudahkan bagi siswa untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.

b. Manfaat
Agar sumber belajar menjadi bermakna, maka seorang guru dituntut untuk dapat
secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang memungkinkan peserta didik
dapat secara langsung memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Misalnya
membuat satu lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa harus dapat
memandu peserta didik untuk melakukan satu kegiatan tertentu berkaitan dengan
sumber belajar yang tersedia, sehingga pada akhir kegiatannya peserta didik dapat
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.

www.smasewon.com 13-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Sebagai contoh pada lembar kegiatan siswa:


Mata pelajaran : Biologi
Semester : 1 (satu)
Standar kompetensi : ”Siswa mampu memahami hakikat biologi sebagai ilmu,
menemukan obyek dan ragam persoalannya dari
berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di
lingkungan sekitarnya“,
Kompetensi dasar : ”Mempelajari ruang lingkup Biologi, manfaat dan bahaya-
nya“
Dalam kegiatan belajar: guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan
pengumpulan sepuluh macam daun yang ada di sekitar rumah masing-masing.
Setelah daun terkumpul siswa ditugaskan untuk melakukan identifikasi terhadap
sepuluh macam daun yang didapatnya, dengan menggunakan ilmu yang telah
mereka dapat pada pelajaran sebelumnya siswa akan melakukan identifikasi,
misalnya diidentifikasi berdasarkan jenisnya dengan ciri-ciri yang dapat dilihat dan
dicocokkan dengan yang tedapat dalam buku/literatur. Bahkan guru juga dapat
menugaskan lebih lanjut untuk menyimpan daun-daun tadi secara diawetkan dan
ditempel pada kertas lengkap dengan nama dan ciri-cirinya. Pada akhir kegiatan
setiap siswa melakukan presentasi terhadap apa yang telah mereka lakukan.

Dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa, guru dapat melakukan penilaian: Secara
kognitif guru dapat menilainya melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis tentang
hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah identifikasi. Secara afektif guru
dapat menilainya melalui perilaku selama siswa melakukan pengamatan dan
menyiapkan bahan sajian. Sedangkan psikomotoriknya dapat dinilai dari
keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan dan melakukan presentasi.

Contoh lain adalah dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,


misalnya peserta didik dapat dibawa ke tempat pembuangan sampah. Di tempat
itu guru menjelaskan berbagai jenis sampah yang ada dan bagaimana pengaruhnya
terhadap kesehatan masyarakat, keindahan dan pemanfaatan lebih lanjut dari

www.smasewon.com 14-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

sampah itu. Selain itu guru juga dapat memberikan gambaran kepada peserta
didik tentang bagaimana melibatkan masyarakat dalam menangani sampah sejak
dari rumah. Caranya, setiap rumah tangga produsen sampah telah memilah dan
menempatkan sampah organik, sampah plastik, dan sampah kertas secara
terpisah. Cara seperti ini dapat dilihat dari berbagai segi, segi ekonomi, jelas
akan memperingan dalam pembiayaan pengolahan sampah, karena sampah telah
terpilah sejak dari rumah tangga. Secara proses pengolahan akan menjadi lebih
cepat karena setiap jenis sampah dapat secara langsung diolah sesuai dengan
jenisnya, bahkan mungkin sampah organik dapat langsung jadi pupuk untuk
tanaman, sampah kertas kembali menjadi kertas dan sampah plastik diolah
menjadi plastik serta masih banyak lagi yang dapat digali oleh seorang guru dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

2. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

a. Tujuan
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.
3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

b. Manfaat
Pengembangan bahan ajar bagi guru akan mendatangkan paling tidak tiga
manfaat, yang pertama adalah mereka akan memiliki bahan ajar yang dapat
membantu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan yang kedua adalah
bahwa bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah
angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat. Ketiga akan menambah
penghasilan bagi guru apabila hasil karangannya diterbitkan.

www.smasewon.com 15-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan
manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan
guru. Siswa akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya.

C. Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya, maka akan terdapat paling tidak
empat jenis yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/
maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) peserti video
compact disk, film. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti
compact disk interaktif.

1. Bahan Ajar Cetak (Printed)


Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang
sedang dipelajari.
b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit.
c. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
d. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi
individu
e. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja.
f. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa.
g. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar.

www.smasewon.com 16-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

h. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.


a. Handout.
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout
is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan
oleh pembicara.

Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi


dengan materi yang diajarkan/ kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai
cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah
buku.

b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya:
hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil
imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94,
buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or
blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik
cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar
merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik
dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan
keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai
dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang
dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang
fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.

www.smasewon.com 17-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang:
1) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
2) Kompetensi yang akan dicapai
3) Informasi pendukung
4) Latihan-latihan
5) Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
6) Evaluasi

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta
didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta
didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan kompetensi
dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa
yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

d. Lembar kegiatan siswa


Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.
Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta
didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain
yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya
tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk

www.smasewon.com 18-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau


kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu
di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru,
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar
secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.
Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling
tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah kompetensi dasar
dikuasai oleh peserta didik.

e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang
menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak
terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja.
Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya.

f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New
World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.

www.smasewon.com 19-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih
menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan
tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai
bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi
kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai
contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan
lingkungannya.

h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar. Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan
bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca
atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar
yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain
secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat
berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan
informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak
mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.

www.smasewon.com 20-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

2) Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar


benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
3) Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya
diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin
informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.

i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir
sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan melihat
benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah
dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat
secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya
model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat
memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan
skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya.
Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu
dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa
dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.

2. Bahan Ajar Dengar (Audio)


a. Kaset/Piringan hitam/Compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Media kaset dapat
menyimpan suara yang dapat secara berulang-ulang diperdengarkan kepada
peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset
biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa, atau pembelajaran musik. Bahan
ajar kaset tidak dapat berdiri sendiri, dalam penggunaannya memerlukan bantuan
alat dan bahan lainnya seperti tape recorder dan lembar skenario guru.

www.smasewon.com 21-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah program
pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu
kejadian/fakta yang sedang berlangsung.

3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)


a. Video/Film
Seperti halnya wallchart, video/film juga alat bantu yang didesain sebagai bahan
ajar. Program video/film biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar
(audio visual aids/audio visual media). Umumnya program video telah dibuat
dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa
dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. Baik tidaknya program video
tantu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisis kurikulum, penentuan
media, skema yang menunjukkan sekuensi (dikenal dengan skenario) dari sebuah
program video/film, skrip, pengambilan gambar dan proses editingnya. Beberapa
keuntungan yang didapat jika bahan ajar disajikan dalam bentuk video/film,
antara lain:
1) Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.
2) Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang
komunikatif dan dapat diulang-ulang.
3) Dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak,
kompleks yang sulit dilihat dengan mata.
4) Video dapat dipercepat maupun diperlambat, dapat diulang pada bagian
tertentu yang perlu lebih jelas, dan bahkan dapat diperbesar.
5) Memungkinkan pula untuk membandingkan antara dua adegan berbeda
diputar dalam waktu bersamaan.

www.smasewon.com 22-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

6) Video juga dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan,
mengangkat suatu situasi diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk,
interview, dan menampilkan satu percobaan yang berproses.

Kekurangan dari program video adalah proses pembuatannya yang memerlukan


waktu relatif lama dan biaya besar. Namun demikian jika diproduksi oleh
organisasi tertentu dan dalam jumlah yang besar, maka harganya akan menjadi
lebih murah apalagi dibandingkan dengan kemanfaatannya. Apalagi film yang
memerlukan proses lebih rumit dibandingkan dengan video. Saat ini film sudah
jarang digunakan bahkan pembuatan film untuk komersialpun sudah sangat
berkurang dibandingkan dengan program video.

. Orang/Nara Sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang
dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar
misalnya karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui
keterampilannya seseorang dapat dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru
dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara
baik, maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat.
Rancangan yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan
demikian maka dalam menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri
sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis.

4. Bahan Ajar Interaktif

Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of


Interactive Multimedia, p. 1 dijelaskan sebagai berikut:

Interactive multimedia is the combination of two or more media (audio, text,


graphics, images, animation, and video) that the user manipulates to control the
order and/or nature of the presentation. (www.trincoll.edu/depts/
libtech/procedures/computer.html, September 3, 1997 (rev.11/2/98)

www.smasewon.com 23-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Saat ini
sudah mulai banyak orang memanfaatkan bahan ajar ini, karena di samping
menarik juga memudahkan bagi penggunanya dalam mempelajari suatu bidang
tertentu. Biasanya bahan ajar multi media dirancang secara lengkap mulai dari
petunjuk penggunaannya hingga penilaian.

Bahan Ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan


keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan
peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar
interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD).

www.smasewon.com 24-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR

A. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar


Guna mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik diperlukan analisis terhadap kurikulum, analisis
sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis dimaksud
dijelaskan sebagai berikut:

0. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana
yang memerlukan bahan ajar dengan cara mempelajari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator yang menandai bahwa suatu KD telah dicapai, materi
pokok, dan pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik. Sehingga
dari analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.
Berikut diberikan contoh analisis kurikulum untuk menentukan jenis bahan ajar.

Contoh: Matriks Analisis Kurikulum


Mata Pelajaran : Kimia
Kalas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan
terapannya
Kompetensi Indikator Materi Pokok Pengalaman belajar Jenis B.
dasar Ajar
• Menguji • Merancang • Larutan • Menyusun rancangan Buku,
daya percobaan elektrolit percobaan untuk LKS
hantar uji dan non mengidentifikasi larutan
listrik elektrolit elektrolit elektrolit dan non
berbagai elektrolit
larutan • Diskusi informasi tentang
untuk hasil rancangan
membeda • Ciri-ciri percobaan.
kan • Menyimpulk elektrolit
larutan an ciri-ciri dan non • Melakukan percobaan
elektrolit hantaran elektrolit daya hantar listrik untuk LKS

www.smasewon.com 25-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

dan non arus lsitrik menentukan ciri-ciri


elektrolit dalam • larutan yg bersifat
berbagai ............ elektrolit dan non
larutan dst elektrolit
berdasarkan
hasil
pengamatan
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari matrik di atas, jenis bahan ajar dapat
diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar
diuraikan akan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya. Jika
analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui
berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan oleh guru.

2. Analisis Sumber Belajar


Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu
dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan
kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi
ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.

3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar


Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai
kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan
dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk
bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan
sebelumnya.

B. Penyusunan Peta Bahan Ajar


Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar
yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta Kebutuhan
bahan ajar sangat diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus
ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa. Sekuensi bahan ajar
ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di samping itu peta

www.smasewon.com 26-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

dapat digunakan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependen


(tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah bahan
ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain,
sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi
kalau saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan
ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan
atau terikat dengan bahan ajar yang lain.
Sebagai contoh peta bahan ajar untuk Biologi SMA semester I: Peta diambil dari
Standar kompetensi nomor 2, kompetensi dasar nomor 1, dimana materi pokok
sebagai judul bahan ajar.
Materi Pokok? Judul B.
Ajar
1. Obyek Biologi

Kompetensi
SK Dasar (KD) 2. Persoalan Biologi
Memahami hakikat Mempelajari
biologi sebagai ilmu, ruang lingkup
menemukan obyek dan biologi,
ragam persoalannya manfaat dan 3. Tingkat organisasi
dari...... bahayanya kehidupan

4. Permasalahan biologi

5. Manfaat biologi bagi


manusia dan lingkungan

C. Struktur Bahan Ajar


Dalam penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara
bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna mengetahui perbedaan-
perbedaan dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini:

Bahan ajar cetak (Printed)


No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk belajar - √ √ - - - - -
3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **

www.smasewon.com 27-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

4. Informasi pendukung √ √ √ √ √ ** ** **
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/langkah kerja - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa, Bro:Brosur,
Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/Gambar, Mo/M: Model/Maket

Bahan ajar Audio


No. Komponen Kaset/Cd/PH Radio
1. Judul √ √
2. Petunjuk belajar √ -
3. KD/MP ** **
4. Informasi pendukung √ √
5. Latihan - -
6. Tugas/langkah kerja - -
7. Penilaian ** **
Ket: ** Pada kertas lain

Bahan ajar Audio Visual


No. Komponen Video/film Orang
1. Judul √ √
2. Petunjuk belajar √ -
3. KD/MP √ √
4. Informasi pendukung √ √
5. Latihan √ **
6. Tugas/langkah kerja - -
7. Penilaian √ **
Ket: ** Pada kertas lain

Bahan ajar Interaktif


No. Komponen CD interaktif Orang
1. Judul √ **
2. Petunjuk belajar √ **
3. KD/MP √ **
4. Informasi pendukung √ **
5. Latihan √ **
6. Tugas/langkah kerja - **
7. Penilaian √ **
Ket: ** Pada kertas lain

www.smasewon.com 28-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Bahan ajar Lingkungan Alam


No. Komponen Lingkungan
alam
1. Judul **
2. Petunjuk belajar **
3. KD/MP **
4. Informasi pendukung **
5. Latihan **
6. Tugas/langkah kerja **
7. Penilaian **
Ket: ** Pada kertas lain
D. Penyusunan Bahan Ajar
1. Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar dapat berupa handout, buku, lembar kegiatan siswa (LKS), modul,
brosur atau leaflet, Wallchart, Foto/Gambar, Model/Maket. Dalam menyusun
bahan yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul atau materi yang disajikan
harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh
peserta didik, di samping itu menurut Steffen-Peter Ballstaedt bahan ajar cetak
harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
• Susunan tampilan yang menyangkut; Urutan yang mudah, judul yang
singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan
tugas pembaca.
• Bahasa yang mudah menyangkut; mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat,
jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
• Menguji pemahaman yang menyangkut; menilai melalui orangnya, check
list untuk pemahaman.
• Stimulan yang menyangkut; enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong
pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
• Kemudahan dibaca yang menyangkut; keramahan terhadap mata (huruf
yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks
terstruktur, mudah dibaca.
• Materi instruksional yang menyangkut; pemilihan teks, bahan kajian,
lembar kerja (work sheet).

www.smasewon.com 29-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

a. Handout
Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout
biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan
ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan
dua fungsi dari handout yaitu;
a. Guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.
b. Sebagai pendamping penjelasan si penceramah/guru.

Sebuah handout harus memuat paling tidak;


a. Menuntun pembicara secara teratur dan jelas
b. Berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat.
c. Grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah
didapat.
Sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas bahwa handout disusun atas dasar
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka
handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan
tertulis tambahan yang dapat memperkaya peserta didik dalam belajar untuk
mencapai kompetensinya.

Langkah-langkah menyusun handout adalah sebagai berikut;


• Melakukan analisis kurikulum
• Menentukan judul handout, sesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi
pokok yang akan dicapai.
• Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi
terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
• Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan
tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per
kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan
jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.
• Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang
lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.

www.smasewon.com 30-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

• Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang


ditemukan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

b. Buku
Sebuah buku biasanya akan berisi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari
seorang pengarangnya. Jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang
digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari
kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi
makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya.

Sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/pengertian dari
judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam buku,
hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil
penelitian, data dan interpretasinya, berbagai argumen yang sesuai untuk
disajikan.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku
adalah sebagai berikut:
• Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya
• Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar kompetensi
yang akan disediakan bukunya.
• Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.
• Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk
menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.
• Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA
upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25
kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.

www.smasewon.com 31-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

• Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada


kekurangan segera dilakukan penambahan.
• Memperbaiki tulisan
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya
buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

c. Modul
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga
penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dengan
demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai
pengganti fungsi guru. Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka
modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima
peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

1) Penulisan bahan ajar modul


Dalam menulis bahan ajar khususnya modul terdapat beberapa tahapan yang
harus dilalui, yaitu:

a) Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan
cara melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi
yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki
oleh siswa (critical learning outcomes) itu seperti apa.
b) Menentukan judul-judul modul
Judul modul ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar atau
materi pokok yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dapat
dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,
sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi antara lain dengan cara
apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP,
maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul.

www.smasewon.com 32-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan
kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.
c) Pemberian kode modul
Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam pengelolaan
modul. Biasanya kode modul merupakan angka-angka yang diberi makna,
misalnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa.
Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/kelompok utama kajian atau
aktivitas atau spesialisasi pada jurusan yang bersangkutan. Misalnya jurusan
IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.
d) Penulisan Modul
Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu modul merupakan spesifikasi
kualitas yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil
menyelesaikan modul tersebut. Kompetensi dasar yang tercantum dalam
modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak
berhasil memiliki tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam
kompetensi dasar itu, maka kompetensi dasar pembelajaran dalam
modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini barangkali bahan
ajar yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada terminal
behaviour, jika terminal behaviour diidentifikasi secara tepat, maka apa
yang harus dikerjakan untuk mencapainya dapat ditentukan secara tepat
pula.

Contoh Rumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai:


Anda mampu menguji daya hantar listrik berbagai larutan untuk
membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit hasilnya memenuhi
kriteria sebgai berikut:
1. Ada rancangan percobaan elektrolit .
2. Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai
larutan berdasarkan hasil pengamatan.

www.smasewon.com 33-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non


elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
5. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
• Menentukan alat evaluasi/penilaian
Criterion items adalah sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu
kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku. Karena pendekatan
pembelajarannya yang digunakan adalah kompetensi, dimana sistem
evaluasinya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat evaluasi
yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan
(PAP) atau Criterion Referenced Assesment.

Evaluasi dapat segera disusun setelah ditentukan KD yang akan dicapai


sebelum menyusun materi dan lembar kerja/tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar evaluasi yang dikerjakan
benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.
Contoh evaluasi dari contoh KD di atas:
No (75% kriteria keberhasilan)*) Ya Tdk
1. Ada rancangan percobaan elektrolit.
2. Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik
dalam berbagai larutan berdasarkan hasil
pengamatan.
3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan
elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan arus listrik.
5. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Total

www.smasewon.com 34-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Catatan *) : Jika 75% dari ke-5 kriteria terpenuhi, maka dinyatakan


lulus.

• Penyusunan Materi
Materi atau isi modul sangat tergantung pada kompetensi dasar yang
akan dicapai. Materi modul akan sangat baik jika menggunakan
referensi–referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai
sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian.
Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu
ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh
tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna
mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
dapat melakukannya. Misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang
dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa SMA upayakan
untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata
per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.

Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi sangat diperlukan,


karena di samping memperjelas penjelasan juga dapat menambah daya
tarik bagi siswa untuk mempelajarinya.

• Urutan pengajaran
Urutan pengajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan
modul. Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan
materi tersebut dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan
kepada hal-hal yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan
oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya, guru juga tidak

www.smasewon.com 35-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan kata lain guru berfungsi
sebagai fasilitator.
• Struktur bahan ajar/modul
Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang
akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang akan
dilakukan. Secara umum modul harus memuat paling tidak:
• Judul
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi/Penilaian

d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)


Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan
memuat paling tidak; judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu
penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang
harus dikerjakan.

Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:
1) Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi
dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari
materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh
siswa.

www.smasewon.com 36-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

2) Menyusun peta kebutuhan LKS


Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang
harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens
LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali
dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
3) Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-
materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul modul apabila
kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi dasar
dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi
pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat
dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih
dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya
menjadi 2 judul LKS.
4) Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
a) Perumusan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu LKS langsung diturunkan dari
buku Kurikulum 2004.
a) Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,
dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka
alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian
Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan
demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
b) Penyusunan Materi
Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai.
Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum
atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil

www.smasewon.com 37-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil


penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka
dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa
membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis
secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang
seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi.
Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa,
berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

d) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
• Judul
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Informasi pendukung
• Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
• Penilaian

e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996).

Dalam menyusun sebuah brosur sebagai bahan ajar, brosur paling tidak memuat
antara lain:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.

www.smasewon.com 38-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

• Kompetensi dasar/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari


Kurikulum 2004.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik
memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan
pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk
membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per
kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
• Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait
dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat
diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas
lain.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

f. Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New
World, 1996) Leatlet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang
sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus
memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau
lebih kompetensi dasar.

Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya
hanya dalam penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat dilihat pada
brosur di atas. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian
dilipat.

www.smasewon.com 39-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Misalnya tentang siklus makhluk
hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya atau proses dari suatu
kegiatan laboraturium. Dalam mempersiapkannya wallchart paling tidak berisi
tentang:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk penggunaan wallchart, dimaksudkan agar wallchart tidak
terlalu banyak tulisan.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk gambar, bagan atau siklus.
• Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan
membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk
menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat diberikan
secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

h. Foto/Gambar
Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.

Dalam menyiapkan sebuah gambar untuk bahan ajar dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:

www.smasewon.com 40-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai


dengan besar kecilnya materi. Jika foto, maka judulnya dapat ditulis
dibaliknya.
• Buat desain tentang foto/gambar yang dinginkan dengan membuat
storyboard. Storyboard foto tidak akan sebanyak untuk video/film.
• Informasi pendukung diambilkan dari storyboard secara jelas, padat,
menarik ditulis dibalik foto. Gunakan sumber lain yang dapat
memperkaya materi misalnya foto, internet, buku. Agar foto enak
dilihat dan memuat cukup informasi, maka sebaiknya foto/gambar
berukuran paling tidak 20-R.
• Pengambilan gambar dilakukan atas dasar stroryboard. Agar hasilnya
baik dikerjakan oleh orang yang menguasai penggunaan foto, atau
kalau gambar digambar oleh orang yang terampil menggambar.
• Editing terhadap foto/gambar dilakukan oleh orang yang menguasai
substansi/isi materi video/film.
• Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan
penilaian terhadap program secara keseluruhan baik secara
substansi, edukasi maupun sinematografinya.
• Foto/gambar biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat
diberikan pada akhir penampilan gambar, misalnya untuk pelajaran
bahasa inggris siswa diminta untuk menceritakan ulang secara oral
tentang situasi dalam foto/gambar. Tugas-tugas dapat juga ditulis
dalam lembar kertas lain, misalnya berupa menceritakan ulang
tentang foto/gambar yang dilihatnya dalam bentuk tertulis. Tugas
dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap penampilan siswa dalam
menceritakan kembali foto/gambar yang dilihatnya atau cerita
tertulis dari foto/gambar yang telah dilihatnya.

www.smasewon.com 41-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

i. Model/Maket
Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir
sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan meilhat
benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah
dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pelajaran biologi siswa dapat melihat
secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya
model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat
memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan
skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya.
Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu
dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam mengajar maupun siswa
dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.

• Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai


dengan besar kecilnya materi.
• Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat baik
substansinya maupun bahan yang akan digunakan sebagai model.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik pada
selembar kertas. Karena tidak mungkin sebuah model memuat
informasi tertulis kecuali keterangan-keterangan singkat saja.
Gunakan berbagai sumber yang dapat memperkaya informasi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
• Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket
dilakukan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk
membuatnya. Bahan yang digunakan tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya.
• Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model, dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan oral. Tugas-tugas dapat juga
ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas menjelaskan
secara tertulis tentang misalnya untuk pelajaran biologi, fungsi

www.smasewon.com 42-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

jantung bagi kehidupan manusia. Tugas dapat diberikan secara


individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban lisan atau tertulis dari
pertanyaan yang diberikan.

2. Menyusun Bahan Ajar Audio


a.Kaset/Piringan hitam/Compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Dalam mempersiapkannya
paling tidak terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk penggunaan kaset/PH/CD, dimaksudkan agar kaset/PH/CD
mudah digunakan.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam pita kaset/Ph/CD.
• Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
mendengarkan dan menjawab pertanyaan. Tugas lain misalnya
menugaskan siswa untuk mendengarkan kemudian menirukan apa
yang mereka dengar dari pita kaset.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan yaitu sewaktu mereka menirukan apa yang mereka dengar.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai
bahan dalam membuat program audio.

b. Radio
Radio broadcasting adalah media dengan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Program radio dapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah program

www.smasewon.com 43-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

pembelajaran melalui radio. Misalnya mendengarkan berita siaran langsung suatu


kejadian/fakta yang sedang berlangsung.
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk pemanfaatan radio, dimaksudkan agar siswa tahu
bagaimana cara menggunakan radio sebagai bahan ajar.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk tertulis yang kemudian dibacakan atau diputar dengan pita
kaset pada program siaran radio.
• Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas
mendengarkan program radio dan membuat laporan tentang apa
yang mereka dengar.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan yaitu sewaktu mereka menyusun laporan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai
bahan dalam membuat program radio.

3. Menyusun Bahan Ajar Audio Visual


a. Video/Film
Seperti halnya wallchart, video/film juga alat bantu yang didesain sebagai bahan
ajar. Program video/film biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar
(audio visual aids/audio visual media). Umumnya program video telah dibuat
dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa
dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. Baik tidaknya program video
tantu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisis kurikulum, penentuan
media, skema yang menunjukkan sekuensi (dikenal dengan skenario) dari sebuah
program video/film, skrip, pengambilan gambar dan proses editingnya. Langkah-
langkah dalam menyusun program video adalah sebagai berikut:
• Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.

www.smasewon.com 44-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

• Membuat sinopsis yang menggambarkan secara singkat dan jelas


tentang materi yang akan dibahas dalam sebuah program video.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
storyboard/naskah. Gunakan berbagai sumber belajar untuk
memperkaya materi misalnya buku, majalah, video, internet, jurnal
hasil penelitian. Sebuah storyboard biasanya ditulis dalam dua
kolom, dimana kolom satu berisi tantang gambar/bagan yang
dilengkapi dengan perintah-perintah pengambilan gambar dan kolom
lainnya berupa narasi yang menjelaskan gambar. Kejelasan sebuah
storyboard akan memudahkan dalam memproduksi sebuah program
video/film.
• Pengambilan gambar dilakukan atas dasar storyboard. Agar hasilnya
baik dikerjakan oleh orang yang menguasai alat rekam gambar.
• Editing dilakukan oleh yang mengetahui alat edit didampingi oleh
orang yang menguasai substansi/isi materi video/film.
• Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan
penilaian terhadap program secara keseluruhan baik secara
substansi, edukasi maupun sinematografinya.
• Program video/film biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya
dapat diberikan pada akhir penayangan melalui presenter. Tugas-
tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa
tugas praktek yaitu mempraktekkan apa yang telah dilihat dalam
program video. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban tertulis dari pertanyaan
dalam program video/film atau hasil karya dari tugas yang
diberikan.

b. Orang/Nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar non buku,
karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut
memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilannya seseorang dapat

www.smasewon.com 45-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

dijadikan bahan belajar, bahkan seorang guru dapat dijadikan sebagai bahan ajar.
Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik, maka rancangan tertulis
diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan
mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian maka dalam
menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan
dikombinasikan dengan bahan tertulis. Dalam menyiapkannya dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:

• Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok


disesuaikan dengan besar kecilnya materi.
• Menentukan orang/nara sumber sesuai dengan materi yang akan
disajikan.
• Nara sumber biasanya digunakan untuk materi-materi spesifik yang
memerlukan ahli, misalnya untuk materi yang berkaitan dengan
perkembangan teknologi informasi, materi tentang pencemaran
lingkungan mengundang ahli lingkungan dari kementerian KLH.
• Informasi yang akan diberikan oleh nara sumber diberitahukan
terlebih dahulu kepada nara sumber tentang ruang lingkup bahasan
yang harus disajikan. Sebaiknya disampaikan kepada nara sumber
dalam bentuk tulisan.
• Tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik misalnya membuat
notulen hasil pemaparan dan diskusi dengan nara sumber. Tugas
dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
• Penilaian dilakukan terhadap hasil notulen yang dilakukan oleh
peserta didik.

4. Menyusun Bahan Ajar Interaktif


Bahan Ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan
peralatan seperti computer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar

www.smasewon.com 46-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk. Dalam menyiapkannya


dapat dilakukan sebagai berikut:
• Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk pembelajarannya dituliskan secara jelas supaya siswa
mudah dalam menggunakannya.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk tertulis atau gambar diam maupun gambar bergerak.
• Tugas-tugas ditulis dalam program interaktif.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan yang pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh guru
melalui komputer.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian sebagai
bahan dalam membuat program bahan ajar interaktif.

www.smasewon.com 47-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

BAB IV
PEMILIHAN BAHAN AJAR

A. Memilih Bahan Ajar Cetak


Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai bagaimana menyusun bahan ajar
cetak. Pada bab ini akan dibahas mengenai pertimbangan apa saja yang perlu
diperhatikan dalam memilih bahan ajar cetak yang telah ada di pasaran atau yang
tersedia di lingkungan kita.

Pada prinsipnya dalam memilih bahan ajar cetak harus memperhatikan informasi
yang terkandung dalam bahan tertulis tersebut, apakah sesuai dengan bahan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik atau tidak.
Sehingga jangan sampai terjadi bahan ajar yang dipilih terkandung materi yang
kurang sesuai dengan materi yang seharusnya menjadi menu peserta didik dalam
mencapai kompetensinya. Dalam memilih bahan ajar cetak akan dibahas satu
persatu sebagai berikut:

1. Memilih Handout
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih handout adalah;
a. Substansi materi memiliki relevansi yang dekat dengan kompetensi dasar
atau materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi,
prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
g. Dapat diambil dari buku atau hasil download dari internet.

www.smasewon.com 48-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

Selanjutnya untuk kegiatan belajar mengajar seperti apa yang memerlukan


bahan ajar handout;
a. Hampir semua materi sesuai menggunakan bahan ajar handout. Namun
sesuai dengan fungsinya maka handout biasanya dipadukan dengan bahan
ajar lain, misalnya dengan LKS atau dengan modul.
b. Handout biasanya disiapkan juga untuk keperluan memperkaya informasi
pada suatu seminar atau kegiatan ceramah.

2. Memilih Buku
Dalam memilih buku sebagai sumber belajar seorang guru perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi dalam buku mencakup paling tidak memberikan penjelasan secara
lengkap antara lain tentang definisi, klasifikasi, prosedur, perbandingan,
rangkuman dan sebagainya.
c. Padat pengetahuan dan memiliki sekuensi yang jelas secara keilmuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Penampilan fisik bukunya menarik/menimbulkan motivasi untuk membaca.
g. Buku dapat dibeli di toko-toko buku, kalau buku berbahasa asing dapat
dipesan melalui internet.

3. Memilih Modul
Modul memang jarang tersedia di pasaran, akan tetapi jika suatu ketika tersedia
modul dan berminat untuk memanfaatkannya, maka beberapa hal penting dapat
dipertimbangkan dalam memilih modul, yaitu:
a. Substansi materi relevan dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik.

www.smasewon.com 49-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

b. Modul tersusun secara lengkap, paling tidak mencakup antara lain; judul,
pernyataan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, petunjuk
menggunakannya, informasi, langkah kerja, dan penilaian.
c. Materi memberikan penjelasan secara lengkap tentang definisi, klasifikasi,
prosedur, perbandingan, rangkuman dan sebagainya.
d. Padat pengetahuan.
e. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
f. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
g. Menuntun guru dan siswa sehingga mudah digunakan.
h. Beberapa modul dapat di download dari internet.

4. Memilih Lembar Kegiatan Siswa (LKS)


Lembar kegiatan siswa saat ini banyak tersedia di pasaran, akan tetapi dalam
memanfaatkannya perlu kehati-hatian. Untuk itu beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih LKS yang dijual di pasaran, yaitu:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, sesuaikan dengan yang
tertuang dalam buku Kurikulum 2004.
b. Pernyataan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik.
c. Dilengkapi dengan petunjuk bagi guru/siswa.
d. Memiliki daya pikat terutama dari segi penyajian tulisan, tugas-tugas, dan
penilaiannya.
e. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang memudahkan guru/siswa dalam
mengajar/belajar, misalnya petunjuk tentang referensi yang dapat diacu
terkait dengan materi yang dipelajarinya.
f. LKS seharusnya sudah memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, hal ini harus tertuang dalam petunjuk.
g. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
h. Menuntun pembicara/guru secara teratur dan jelas.
i. Dapat dibeli di pasaran.
j. Substansi materi dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan siswa.

www.smasewon.com 50-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

5. Memilih Brosur
Brosur biasanya tersedia di tempat-tempat seperti museum, obyek wisata sejarah,
perusahaan swasta. Brosur yang baik dan dapat secara langsung digunakan
sebagai bahan ajar apabila memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan informasi secara lengkap dan jelas tentang substansi
yang disajikan.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebanaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menarik peserta didik untuk membacanya baik dari penampilannya maupun
isinya.
g. Dapat diambil dari berbagai tempat yang menyediakan brosur baik instansi
pemerintah maupun perusahaan swasta.

6. Memilih Leaflet
Seperti halnya brosur, leaflet juga dapat diperoleh dari berbagai tempat seperti
museum, obyek wisata, instansi pemerintah maupun swasta. Dalam memilih
leaflet sebagai bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal antara lain sebagai
berikut:
a. Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang hal-hal yang
penting sebagai informasi.
c. Padat pengetahuan.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan
e. Kalimat yang disajikan singkat, jelas.
f. Menarik peserta didik untuk membacanya baik penampilan maupun isi
materinya.

www.smasewon.com 51-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

g. Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah,


swasta, atau hasil download dari internet.
7. Memilih Wallchart
Dalam memilih wallchart perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait
dengan sajiannya, antara lain:
a. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk wallchart harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Bagan atau grafik yang disajikan harus benar secara substansi atau dengan
kata lain tidak menampilkan data yang salah.
c. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis.
d. Ada perimbangan antara besarnya kertas dengan bagan yang ada
didalamnya, sehingga bagan tampak indah dipandang. Biasanya sebuah
lembaran wallchart tidak akan habis oleh bagan yang ada didalamnya,
melainkan terdapat sisa di sisi kanan, kiri, atas, dan bawahnya.
e. Beberapa wallchart dapat dibeli di toko.

8. Memilih Foto/Gambar
Dalam memilih foto/gambar perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait
dengan sajiannya, antara lain:
a. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk foto/gambar harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Gambar yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Ditampilkan dengan skala yang sesuai sehingga terlihat logis dan enak
dilihat.
d. Gambar menampilkan judul atau keterangan.
e. Beberapa foto/gambar dapat dibeli di toko buku.

9. Memilih Model/Maket
Model atau maket di pasaran belum banyak dijual, umumnya barang-barang itu
khususnya model diimpor dari luar negeri. Model bidang fisika misalnya, banyak

www.smasewon.com 52-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

diimpor dari Jerman. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam memilih bahan ajar model/maket, yaitu:
a. Model/maket memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan.
b. Model/maket memiliki ukuran tidak terlalu besar dan bobotnya juga tidak
terlalu berat, sehingga dapat dipndidah-pindahkan oleh satu orang.
c. Kalau model untuk biologi berukuran sama dengan benda aslinya.
d. Model/Maket dapat didapat selain di toko dapat juga dilihat di sumber
belajar seperti museum atau perpustakaan.

B. Memilih Bahan Ajar Audio


Seperti halnya memilih bahan ajar cetak, dalam memilih bahan ajar audio juga
harus mempertimbangkan berbagai hal yang terkait dengan kriteria sebagai bahan
ajar. Terutama kaitan antara substansi materi yang tersaji dengan kompetensi
yang akan dicapai oleh peserta didik.

Berikut disajikan berbagai pertimbangan dalam memilih bahan ajar audio, secara
rinci sebagai berikut:

1. Memilih Kaset/PH/CD
Dalam memilih kaset/PH/CD sebagai bahan ajar dapat memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Substansi materi yang disajikan dalam bentuk kaset/PH/CD harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Kaset/PH/CD yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Direkam pada pita kaset/PH/CD yang baik agar jelas didengar.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Beberapa kaset/CD dapat dibeli di toko buku.

2. Memilih Radio
Dalam memilih radio sebagai bahan ajar, dapat memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

www.smasewon.com 53-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

a. Substansi materi yang disajikan dalam program radio harus memiliki


relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program radio yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Direkam terlebih dahulu atau siaran langsung yang baik agar jelas didengar.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Beberapa radio siaran menyediakan program pendidikan.

C. Memilih Bahan Ajar Audio Visual

1. Memilih Video/film
Video/film untuk keperluan pendidikan yang tersedia di pasaran memang belum
banyak tersedia, namun jika suatu ketika diperlukan untuk membeli, maka dalam
memilihnya perlu mempertimbanngan beberapa hal antara lain sebagai berikut:
a. Substansi materi yang disajikan dalam video harus memiliki relevansi
dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Alur cerita yang ada dalam program video merupakan sajian menarik dan
diturunkan dari standar kompetensi atau kompetensi dasar dalam
kurikulum.
c. Ditampilkan dalam satu cerita yang menarik sehingga peserta didik tertarik
untuk mempelajarinya.
d. Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan.
e. Durasinya tidak terlalu lama, paling lama 20 menit.
f. Pilih video yang sesuai misalnya apakah mengangkat suatu situasi diskusi,
dokumentasi, promosi suatu produk, interview, atau bahkan menampilkan
satu percobaan yang berproses.

2. Memilih Orang/Nara sumber


Orang atau nara sumber di samping sebagai bahan ajar dapat juga sebagai sumber
belajar. Sebagai bahan ajar orang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki latar belakang pendidikan/pengalaman/keahlian yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.

www.smasewon.com 54-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

b. Memiliki kemampuan untuk menyampaikan kepintarannya atau


keahliannya kepada orang lain, ditunjukkan dengan adanya biodata atau
matriks kompetensi.
c. Nara sumber dapat dijumpai di instansi pemerintah atau swasta.

D. Memilih Bahan Ajar Interaktif

Bahan ajar interaktif saat ini telah mulai diproduksi, sehingga jika diperlukan
untuk pengadaannya perlu memperhatikan beberapa hal dalam memilihnya, yaitu:
a. Substansi materi yang disajikan dalam program interaktif harus memiliki
relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
b. Program interaktif yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Disajikan dalam bentuk disket atau CD.
d. Dilengkapi dengan keterangan tertulis.
e. Sajiannya menarik.

Budi Setyono
2005.10.12
01:29:58 +07'00'
www.smasewon.com 55-56
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA

DAFTAR PUSTAKA

---,1992, Competency Based Training and Assessment, National Skillshare


Association, Department of Employment, Education and Training,
Australia.

---,1993, Competency Based Training, Commonwelth of Australia/ National Center


for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training.

--- 1996, Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta

Ballstaedt, P.S. 1994, Mit den Augen lernen, Lernen mit Lerntexte und
Teilnehmerunterlagen/hrsg.von Hermann Will. Ballstaedt, Weinheim ;
Basel : Beltz

Departemen Pendidikan Nasional. 2002, Pedoman Pengembangan Manajemen


Sekolah, Seri School Reform 02, Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003, Kurikulum 2004, Kerangka Dasar:


Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Departemen Pendidikan Nasional. 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus


dan Penilaian, Mata Pelajaran Biologi, Kurikulum 2004, Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Ella Yulaelawati. 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi,: Direktorat Pendidikan


Menengah Umum.

Gimson ,A C and Cowie, A P.1984, Oxford Advanced Learner’s Dictionar of Current


English, A S Hornby with,: Oxford University Press.

Kittelberge, R-Immo. 1994, Mit den Augen lernen, Lernen mit Video und
Film/hrsg.von Hermann Will, Freisleben Weinheim; Basel : Beltz

Weidenmann, B. 1994, Mit den Augen lernen, Lernen mit Bildmedien/hrsg.von


Hermann Will, Weinheim; Basel : Beltz

www.smasewon.com 56-56

Anda mungkin juga menyukai