Anda di halaman 1dari 3

Tanah Lempung (Clay) adalah suatu tanah yang memiliki diameter <0,075 mm yang memiliki sifat –sifat

plastis apabila dicampur dengan air dan tanah lempung juga akan menjadi sangat keras ketika dalam
kondisi kering. (Malle et al., 2020)

Tanah lempung merupakan tanah yang butirannya berukuran mikroskopis sampai dengan sub
mikroskopis. Tanah lempung berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan, tanah
lempung akan menjadi sangat keras dalam keadaan kering dan menjadi bersifat plastis pada kadar air
sedang. Pada kadar air lebih tinggi, lempung sangat bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak (adisurya
dan Makarim., 2022)

Lempung (clay) adalah bagian dari tanah yang sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis biasa) yang berbentuk
lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-pertikel dari mika, mineral-mineral lempung (clay
minerals), dan mineral-mineral yang sangat halus lain. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering
dan lengket apabila basah terkena air dan memiliki sifat elastis yang kuat. Lempung juga menyusut saat
kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-
kerutan atau "pecah-pecah" bila kering. (pahrida et al., 2021)

Tanah berlempung (clayey soils) merupakan tanah yang sebagian besar diameter butiran padat
berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis. Tanah lempung sangat keras dalam kondisi
kering dan bersifat plastis pada kandungan air medium. Saat kandungan air tinggi dan lebih tinggi
lagi,lempung mempunyai sifat lengket (cohesif) dan sangat lunak. (soewignjo et al., 2020)

Serbuk mineral bentonit adalah clay yang sebagian besar (75%) terdiri dari monmorillonit dan mineral-
mineral minor lainnya. Bentonit merupaka lapisan oktahedral aluminium silikat yang mempunyai gugus
–OH reaktif pada permukaan. Jenis lempung ini menunjukkan sifat koloid yang kuat dan memiliki sifat
mengembang jika bersentuhan dengan air. Pada superabsorben komposit biasanya terjadi interaksi
antara serbuk mineral, bagian reaktif dari monomer dan polimer alam. (Astrini et al., 2011)

Berdasarkan hasil pengujian jumlah butiran atau ukuran fraksi dari tanah lempung maka dapat dilihat
bahwa yang mendominasi ada pada ukuran antara mesh 80 dan lolos 100 dan jika di jumlahkan maka
terdapat butiran pada ayakan tersebut sebanyak 683 gr dari 995 gr tanah yang diuji atau sebanyak 68,66
%. Dengan jumlah sebesar 68,66 % yang terdapat pada ukuran mesh 80 dan lolos 100 dan berdasarkan
gambar kurva dari distribusi ukuran butir terlihat bahwa angka 68,66 % dapat dikatakan tanah jenis
lempung ini bergradasi baik karena terletak antara 60 – 70 % butiran yang mendominasi kelolosan dan
dapat disimpulkan tanah tersebut berbutir halus dan termasuk kedalam kelompok tanah lempung atau
liat yang mempunyai sifat kembang susut yang tinggi dan mempunyai sifat permeabilitas rendah atau
sifat meloloskan air yang rendah dikarenakan mempunyai butir yang halus atau rapat. (Gautama., 2016)

Tanah yang memiliki kandungan koloid lebih banyak akan memiliki nilai KTK (kemampuan tukar kation)
lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Koloid tanah bersumber dari bahan organik dan mineral liat, jika
tanah semakin banyak kandungan organik maka nilai KTK juga akan meningkat. Sesuai yang
dikemukakan (Mukhlis et al., 2011) bahwa besarnya KTK (kemampuan tukar kation) ditentukan oleh
beberapa faktor seperti tekstur tanah, kadar bahan organik dan jenis mineral liat yang terkandung di
tanah (Rahman et al., 2021)

Di daerah tropis basah dengan curah hujan yang tinggi mengakibatkan pelarutan dan penghanyutan
kation-kation basa dari Komplek jerapan dan yang tertinggal adalah kation-kation yang mempunyai
kemampuan terikat kuat dengan koloid tanah seperti aluminium (Al). Banyaknya Al-dd yang terjerap
pada permukaan koloid tanah dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis, yang menyumbangkan ion H+
dalam jumlah yang banyak, sehingga tanah bereaksi masam. Semakin banyak ion Al yang mengalami
hidrolisis, semakin banyak ion H yang disumbangkan, dan semakin masamlah tanah tersebut atau
dengan kata lain pH tanah akan semakin rendah. (Syofiani et al., 2020)

DAFTAR PUSTAKA

Adisurya,H dan Chaidir, A., M. 2022. PERILAKU KEGAGALAN KONSTRUKSI JALAN RAYA YANG

BERTUMPU PADA FONDASI TIANG DI TANAH CLAY SHALE. Jurnal Mitra teknik sipil.

5(1):54-57

Astrini, N., Lik, A., dan Agus, H. 2010. PENGARUH PENAMBAHAN BENTONIT PADA

SUPERABSORBEN POLIMER KOMPOSIT HIDROGEL BERBASIS SELULOSA. Jurnal Sains

Materi Indonesia. 13(1): 49-50

Gautama, G. 2016. PERBAIKAN TANAH LABIL DENGAN MENGGUNAKAN MINERAL KAPUR


SEBAGAI PENDUKUNG PONDASI DASAR JALAN RAYA. JURNAL KELITBANGAN 4(1).

63-67

Malle, D.,Pangadongan, ,Rais, R., Irwan, L. K., W. 2020. Pengaruh Penambahan Bubuk Gypsum

Pada Tanah Lempung Terhadap Uji California Bearing Ratio (CBR).Paulus Civil

Engineering Journal. 4(2): 263-265

Pahrida, A., suradji, G., dan Fatma S. 2021. PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK ARANG KAYU

PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI INDEKS PLASTISITAS DAN NILAI CBR.

JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL. 4(1):223-225.

Soewignjo A., Nugroho,Puspa, Ningrum,Muhardi. 2020. Pemanfaatan Geopolimer Abu Terbang

Sebagai Pozzolanic Tanah Lempung Untuk Material Tanah Dasar Perkerasan. Jurnal
Fondasi. 9(1):77-79

Sofyani, R., Santi, D.P., Nike, K. 2020. KARAKTERISTIK SIFAT TANAH SEBAGAI FAKTOR

PENENTU POTENSI PERTANIAN DI NAGARI SILOKEK KAWASAN GEOPARK NASIONAL.

Jurnal Agrium 17(1):1-4

Rahman, A., Sri, N., Wartomo. 2021.Pemanfaatan Tanah Bekas Tambang Untuk Pertumbuhan

Tanaman Perkebunan. Jurnal Sains STIPER Amuntai. 11(1), 31-38.

Anda mungkin juga menyukai