ABSTRAK
Mineral lempung memiliki karakterisitik sifat kimia yang berbeda-beda dan berdampak terhadap aplikasi geologi teknik dalam
pembangunan pondasi jalan tol maupun jembatan. Pembentukan tanah lunak melalui proses pelapukan dari perubahan fisik
yang terjadi pada batuan baik secara struktur maupun tekstur, seperti perubahan ukuran butiran yang menyebabkan penuruan
sifat fisik sehingga batuan menjadi lunak, selain perubahan fisik, proses secara kimiawi yang terjadi pada mineral dalam batuan
menyebabkan pelapukan pada batuan dan menjadi tanah residual. Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia
mineral lempung dalam batuan dan menemukan hubungan mineral lempung dari sifat plastisitas dan batas cair yang
berpengaruh terhadap aplikasi geologi teknik. Metode yang dilakukan dalam penulisan paper ini adalah menggunakan data
sekunder dari penelian sebelumnya dan menganalisis beberapa mineral lempung untuk dibahas dalam paper. Hasil analisis sifat
kimia jenis mineral yang terdapat dalam mineral lempung yang selalu ada dalam tanah residual vulkanik, tanah residual
batugamping-lempung, dan tanah residual batupasir silisiklastik berupa Kaolinit, Illit, dan Vermikulit, namun yang dibahas
dalam penulisan paper ini adalah Kaolinit dan Illit. Mineral Illit dan kaolinit dapat menyebabkan tanah mempunyai plastisitas
tinggi, dan juga kandungan mineral kaolinit dan klorit yang terdapat pada tanah residual akan mengakibatkan gerakan tanah
dan akan terjadi dampak longsor.
Katakunci : Mineral lempung, Proses Fisik dan Kimia, mineral Kaolinit dan Illit, dan Gerakan Tanah
1
METODOLOGI PENULISAN pada tanah residual dari batuan dasar breksi
vulkanik dan setiap mineral dapat terdeksi dari
Dalam penulisan paper ini, penulis mengambil fase kristalnya.
data penelitian sebelumnya yang membahas mengenai
geokimia mineral lempung dan pengaruhnya terhadap
stabilitas lereng. Penelitian sebelumnya melakukan
penelitian pada daerah Sulawesi Selatan, dan
mengambil tiga jenis sampel batuan yang berbeda
mulai dari batuan vulkanik seperti breksi vulkanik,
batuan sedimen laut seperti batugamping, dan batuan
silisiklastik seperti batupasir. Selain mengambil
sampel batuan dari lapangan, peneliti sebelumnya
melakukan penelitian dalam laboratotium untuk
menganilisi komposisi kimia mineral lempung
mengidentifikasi jenis mineral lempung serta
pengaruhnya terhadap air.
Gambar 1. Difraktogram tanah residual dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
batuan dasar breksi vulkanik
a. Mineralogi dalam Tanah Residual
Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa
Pembahasan mengenai tanah residual yang mineral Haloisit merupakan mineral penciri dan
terdapat di lokasi penelitian, didasarkan atas akan selalu dijumpai bersama-sama dengan
stratigrafi batuan yang berhubungan dengan proses Kaolinit pada tanah residual tropis yang berasal
yang mempengaruhi pembentukan mineral dari batuan vulkanik. Mineral Haloisit sendiri
lempung, yang menyusun tanah residual dari merupakan kumpulan mineral Kaolinit yang
pelapukan batuan dasar Breksi Volkanik, ikatannya lebih acak, proses pembentukannya
Batugamping dan Batupasir Silisiklastik. juga dapat bersamaan dengan kelompok mineral
Pengambilan sampel tanah residual berdasarkan Albit (kelompok mineral Plagioklas). Setiap
persebara atau pelamparan batuan dasar serta ciri puncak dari grafik tergambar dan
fisik dari masing-masing batuan yang dijumpai memperlihatkan bahwa semua besaran nilai dan
berdasarkan pada aspek dilapangan yaitu ukuran luas permukaan serta ketebalan dari masing-
butir, warna dan komposisi. Identifikasi fasa masing mineral lempung, karakteristik tersebut
kristalin mineral lempung dengan cara pengamatan dapat diketahui jenis dan jumlah rasio mineral
parameter struktur kisi kristal dan ukuran partikel. lempung.
Analisis komposisi fasa atau senyawa mineralnya
serta karakteristik kemiripan morfologi mineral a.2 Kandungan Mineral Lempung Tanah Residual
dapat dikuatkan dengan data EDX dan XRF yang dengan batuan dasar berupa Batugamping
mengidentifikasi kandungan unsur-unsur utama
pada obyek untuk lebih memastikan jenis mineral Hasil uji XRD terlihat pada difraktogram
tersebut. Rekaman pada diffractometer chart tanah residual bataun dasar batugamping
sebagai difraktogram, tergantung harga jarak kisi menunjukkan bahwa rasio kandungan jenis
yang berbeda dari masing-masing mineral lempung mineral lempung yang terdapat pada strata 1
dan jenisnya yang terkandung pada sampel tanah sampai strata 3 terdapat perbedaan komposisi
residual yang dideterminasi. Secara deskriptif hasil mineral Kaolinit dan Illit. Keberadaan mineral
analisis XRD yang diolah secara semi kuantitatif, Kaolinit pada strata 1 memiliki komposisi 50%
untuk mengetahui rasio mineral lempung, maka namun pada strata 2 dan strata 3 semakin
diperoleh jenis yang hampir selalu dijumpai pada menurun dari 40% hingga 20%, sementara
setiap sampel yakni Illit((KAl2(Al,Si3)O10(OH)2), mineral Illit memiliki kondisi yang berlawanan
dan Kaolinit (Al2Si2O5(OH)4). dan Kaolinit yang mana pada strata 1 sangat
a.1 Kandungan Mineral Lempung Tanah Residual sedikit dan pada strata 3 sangat berlimpah.
Breksi Vulkanik
Analisis yang dilakukan terhadap jenis
breksi vulkanik termasuk analisis difraktogram.
Hasil menggambarkan nilai basal spasing
menunjukkan macam mineral yang terkandung
2
b. Susuan Mineral Kaolinit dan Ilit
3
Mineral Illit terdiri atas satu lapisan alumina mineral ini memiliki kapasitas tukar kation tinggi
antara dua lapisan silika, tebal satu satuan unit sehingga mineral ini sangat rentan berubah sesuai
adalah 10Å, tidak berubah jika diberi larutan kondisi lingkungan sekitarnya. Kemampuan
glycol, pengembangan dan penyusutan ini sangat
Struktur satuan kristal mineral Illit adalah 2:1. berpengaruh pada perubahan fisik mineral sehinnga
Struktur kisinya tersusun atas satu lempeng apabila air berlebih bereaksi terhadap mineral ini
Al2O3 diantara dua lempeng SiO2. Karena sangat akan mudah terjadi pengembangan, tetapi
struktur inilah montmorillonit dapat mengembang apabila tidak terdapat air atau dalam kondisi yang
menyusut menurut sumbu c, dan mempunyai sifat sangat kering maka mineral ini akan mengalami
penting lainnya yakni mempunyai muatan penyusutan.
negative (negative charge), yang menyebabkan
mineral ini sangat reaktif terhadap lingkungan. d. Uji Sifat Tanah Mineral Kaolinit dan Illit
Mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi,
dan kemampuannya yang dapat mengembang bila
basah ataupun menyusut bila kering.
Pembentukan mineral smektit memerlukan
kondisi sebagai berikut (1) curah hujan harus
cukup untuk menyebabkan terjadinya pelapukan,
tapi tidak menyebabkan pencucian basa-basa dan
silica; (2) adanya masa-masa kering yang
diperlukan untuk kristalisasi smektit; (3)drainage
yang terhambat sehingga terhindar dari proses
pencucian dan hilangnya bahan-bahan hasil
pelapukan; serta (4) suhu tinggi untuk menunjang
proses pelapukan (Driessen and Dudal, 1989
dalam Bambang dkk, 2006).
PENUTUP
Referensi
Geokimia Mineral Lempung dan Pengaruhnya
terhadap Gerakan Tanah : Ratna Husain, Program
Pascasarjana 2015