Pengaruh Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman
PERTUMBUHAN TANAMAN
Disusun Oleh:
HANA AZIZAH (2306581019)
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
Rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat selesainya tugas dengan judul “Pengaruh
Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Tugas ini dikerjakan sebagai salah
satu pemenuhan nilai tugas untuk mata kuliah Ekofisiologi.
Terima kasih diucapkan kepada Bapak Ir. I Gusti Alit Gunadi, M.S. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ekofisiologi yang telah memberikan tugas ini, sehingga
kami dapat memahami materi mengenai “Pengaruh Bahan Organik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami
yang telah memberi dukungan untuk kelancaran pengerjaan tugas ini, baik secara moril
maupun materiil.
Kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap tugas ini. Kami
berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kami dan juga bagi para pembaca. Dengan
segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun kami harapkan dari pembaca
guna meningkatkan pengetahuan kami pada tugas selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahan organik merujuk pada materi yang mengandung senyawa
karbon yang dihasilkan oleh organisme hidup. Ini termasuk potongan rumput,
daun, batang, cabang, lumut, ganggang, hewan, pupuk kandang, lumpur
limbah, serbuk gergaji, serangga, cacing tanah, mikroorganisme, dan lainnya.
Sumber bahan organik termasuk kompos, pupuk hijau, sisa tanaman (seperti
jerami, tongkol jagung, ampas tebu), limbah ternak, limbah industri termasuk
input pertanian, dan limbah padat kota. Sebagian besar bahan organik tanah
berasal dari jaringan tanaman, yang mengandung karbon, oksigen, hidrogen,
belerang, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium. Unsur-unsur ini
penting untuk kesuburan tanah. Bahan organik tanah awalnya diproduksi oleh
organisme hidup (tumbuhan atau hewan) dan kembali ke tanah melalui proses
dekomposisi. Pada waktu tertentu, itu terdiri dari berbagai macam bahan, dari
tumbuhan alami dan jaringan hewan utuh hingga campuran zat yang dikenal
sebagai humus.
Jenis bahan organik juga mempengaruhi tinggi tanaman dan diameter
batang pada tanaman tomat. Studi lain menunjukkan bahwa bahan organik cair
dan padat dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dan kandungan C-
organik tanah, tetapi tidak mempengaruhi pH tanah. Namun, ada penurunan
pertumbuhan dan hasil padi pada kondisi salinitas yang tidak dipengaruhi oleh
jenis bahan organik. Bahan organik dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan.
Media tanam dapat berupa media campuran yang terdiri atas tanah,
kompos, atau bahan organik dan pasir. Pupuk yang banyak digunakan dan
berperan di dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk pertumbuhan daun
adalah nitrogen. Permasalahan yang didapatkan belum diketahui macam bahan
yang sesuai sebagai campuran media tanam, sedangkan di lingkungan
dijumpai banyak bahan organik yang dapat digunakan sebagai campuran
media tanam seperti sekam, arang sekam, serasah, pupuk kandang, dan
sebagainya. Pemberian dosis yang tidak tepat dapat memengaruhi
pertumbuhan tanaman. Pemberian nitrogen yang berlebihan dapat
mengakibatkan tanaman menjadi rentan terhadap serangan bakteri dan
cendawan. Di sisi lain, jika kekurangan nitrogen dapat menyebabkan lambat
pertumbuhan dan tanaman kerdil.
4
1.2.2. Bagaimana pengaruh pemberian bahan organik terhadap pertumbuhan
tanaman?
1.2.3. Bagaimana pengaruh dosis pemberian bahan organik untuk
memengaruhi pertumbuhan tanaman secara optimal?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui jenis-jenis bahan organik yang sesuai sebagai media
tanam.
1.3.2. Menganalisis pengaruh pemberian bahan organik terhadap
pertumbuhan tanaman.
1.3.3. Mengetahui dosis pemberian bahan organik yang memengaruhi
pertumbuhan tanaman.
1.4. Manfaat
1.4.1. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis bahan organik yang dapat
digunakan sebagai media tanah.
1.4.2. Mengetahui dampak pemberian bahan organik terhadap pertumbuhan
tanaman.
1.4.3. Memberikan pengetahuan dalam pemberian dosis bahan organik untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal.
5
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Bahan Organik
Bahan organik merujuk pada berbagai materi yang mengandung
senyawa karbon yang dihasilkan oleh organisme hidup. Ini termasuk potongan
rumput, daun, batang, cabang, lumut, ganggang, hewan, pupuk kandang,
lumpur limbah, serbuk gergaji, serangga, cacing tanah, mikroorganisme, dan
lain-lain. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, kompos,
sisa tanaman (seperti jerami, tungku, tongkol jagung, ampas tebu, sabut),
limbah ternak, limbah industri termasuk input pertanian, dan limbah padat kota.
Sebagian besar bahan organik tanah berasal dari jaringan tanaman,
yang mengandung sejumlah besar air dan bahan kering yang terdiri dari karbon
(C), oksigen, hidrogen (H), serta sejumlah kecil belerang (S), nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Meskipun terdapat
dalam jumlah kecil, unsur hara ini sangat penting untuk pengelolaan kesuburan
tanah.
Bahan organik tanah adalah bahan yang awalnya diproduksi oleh
organisme hidup (tumbuhan atau hewan) dan dikembalikan ke tanah melalui
proses dekomposisi. Pada waktu tertentu, itu terdiri dari berbagai macam
bahan, dari tumbuhan alami dan jaringan hewan utuh hingga campuran zat
yang pada dasarnya terurai yang dikenal sebagai humus. Proses dekomposisi
melibatkan degradasi fisik dan konversi biokimia molekul organik kompleks
dari benda mati menjadi molekul organik dan anorganik yang lebih sederhana.
Penambahan puing-puing tanaman yang membusuk secara terus-menerus ke
permukaan tanah meningkatkan bioaktivitas tanah dan siklus karbon. Siklus
karbon adalah transformasi berkelanjutan senyawa karbon organik dan
anorganik oleh tanaman dan mikroorganisme antara tanah, tanaman, dan
atmosfer.
Kompos adalah hasil penguraian kotoran tumbuhan dan hewan oleh
jamur, actinomycetes, dan cacing tanah. Pupuk hijau adalah seluruh tanaman
hijau atau bagian tanaman seperti tunggul sisa batang dan akar tanaman setelah
bagian atas hijau tanaman digunakan sebagai pakan ternak. Pupuk kandang
adalah kotoran hewan. Limbah ternak adalah limbah seperti tulang dan darah
dari rumah pemotongan hewan. Limbah industri yang menggunakan bahan
pertanian adalah limbah yang berasal dari limbah pabrik gula, limbah
pengolahan kelapa sawit, limbah penggilingan padi, limbah rempah-rempah,
dan lain-lain. Sampah kota yang dapat dikomposkan adalah sampah kota yang
berasal dari tanaman yang dipisahkan dari barang-barang yang tidak dapat
didaur ulang seperti plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk organik
digunakan sebagai istilah umum untuk semua (Suriadikarta dan Simanungkalit,
2006)..
6
2.2. Manfaat Bahan Organik
Pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber utama
nitrogen tanah dan memiliki peran yang signifikan dalam memperbaiki sifat
fisika, kimia, biologi tanah, serta lingkungan. Ketika ditambahkan ke dalam
tanah, pupuk organik dan pupuk hayati akan mengalami beberapa fase
perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan
organik tanah. Bahan organik atau pupuk organik dapat berperan sebagai
"pengikat" butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan
agregat yang stabil. Hal ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan
dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan rasio
C/N tinggi seperti jerami atau sekam memiliki pengaruh yang lebih besar pada
perbaikan sifat fisik tanah dibandingkan dengan bahan organik yang telah
terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik sering juga disebut kompos,
dan istilah ini lebih dikenal luas karena telah digunakan petani sejak zaman
dahulu. Selain itu, terdapat istilah lain seperti pupuk hijau yang mengacu pada
bahan yang digunakan, yaitu hijauan tanaman orok-orok, sesbania, azolla, turi,
pangkasan tanaman pagar/alloy cropping yang berasal dari tanaman legume
atau kacang-kacangan.
Penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik
meningkatkan daya ikat air dan konduktivitas listrik, menurunkan berat jenis
tanah, pH, dan kandungan karbon organik tanah. Budi daya ubi jalar di tanah
dengan atau tanpa perubahan bahan organik, pada umumnya akan mengurangi
kandungan nitrogen, kalium, dan magnesium serta meningkatkan ketersediaan
fosfor. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan bahan rumput cogon
sebagai bahan organik pada gundukan kompos berimplikasi pada produksi ubi
jalar pada tanah lempung berpasir di daerah tropis.
Bahan organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian
baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat
mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat
beraneka ragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia/hara yang
sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap
lahan dan tanaman dapat bervariasi.
7
menunjukkan bahwa bahan organik cair dan padat dapat meningkatkan
kapasitas tukar kation dan kandungan C-organik tanah, namun tidak
berpengaruh terhadap pH tanah. Namun, terdapat penurunan pertumbuhan dan
hasil padi tercekam salinitas yang tidak dipengaruhi oleh jenis bahan organik.
Oleh karena itu, bahan organik dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah, namun
pengaruhnya dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kondisi
lingkungan tertentu.
Bahan organik terdiri dari berbagai senyawa organik kompleks yang
sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, seperti humus hasil
dekomposisi sisa tumbuhan, hewan, dan manusia, serta bahan organik lainnya
yang terdapat di dalam tanah. Bahan organik juga dapat berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan hewan yang mati seperti kulit ular dan daun yang mereput.
Beberapa pengaruh bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman
adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan hara tanaman. Bahan organik tanah menyediakan nutrisi
penting bagi pertumbuhan tanaman, termasuk unsur hara makro seperti
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta unsur hara mikro seperti besi
(Fe), mangan (Mn), dan seng (Zn).
2. Perbaikan sifat fisik tanah. Bahan organik membantu memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation dalam tanah, penyangga
pH tanah, dan meningkatkan daya simpan air. Bahan organik juga dapat
meningkatkan porositas tanah dan mengurangi erosi.
3. Pengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman: Bahan organik memiliki
pengaruh langsung pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman di
bawah kondisi tertentu. Bahan organik dapat meningkatkan tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah cabang, dan diameter batang, serta meningkatkan
pertumbuhan tanaman, hasil panen, dan kesuburan tanah.
4. Netralisasi unsur racun. Bahan organik, terutama humus, dapat menetralkan
unsur-unsur racun bagi tanaman seperti unsur besi (Fe), alumunium (Al),
mangan (Mn), dan logam berat lainnya dalam tanah.
Bahan organik dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Bahan organik juga
dapat membantu meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi penggunaan
pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
8
BAB 3. PENUTUP
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Jumini, & Nurhayati. (2013). Pengaruh Jenis Bahan Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill L).
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127501/1/050702073.pdf
ISBN 978-623-8126-17-0.
https://repository.umj.ac.id/10431/1/TULISAN%20TEKNOLOGI%20RAMA
H%20LINGKUNGAN%20PADA%20PERTANIAN%20ORGANIK%20%20
MENUJU%20PERTANIAN%20BERKELANJUTAN_compressed.pdf
Susanti, R. A., Sumarni, T., & Widaryanto, E. (2013). Pengaruh Bahan Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas
Inpari 13 Sistem Tanam Jajar Legowo. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5.
none.pdf
10