Anda di halaman 1dari 12

GUGUS KENDALI MUTU

MITSUBISH
I
S K E TS A SKETS
A
CHEMICAL
DIVISI MANUFACTURING II – SEKSI QI/MTS
INDONESIA

IDENTITAS GKM RISALAH GKM

Nama Gugus : SKETSA Perusahaan : PT. Mitsubishi Chemical


Ketua : Karna Wijaya Indonesia
Sekretaris : Ervan Dobet Alamat : Jl. Raya Merak Ds. Gerem
Kec. Grogol, Kodya Cilegon
Anggota : Lobay Z, Yadi S, Arfan Fauzi F .
Banten
Fasilitator : Herry Herlambang Produk Utama : PTA dan PET
Pendidikan : Sekolah Menengah Analis Kimia Divisi/ Seksi : Manufacturing II/QI-MTS
Jumlah Pertemuan : 15 kali (PET)
Lama Pertemuan : ± 120 menit
Kehadiran Anggota : 94 %
Kehadiran Fasilitator : 50 % Judul :
Prestasi : - Medali Perak, QCC Nasional “Mengurangi Hasil Analisis DEG Yang Di
Bali - 2006
: - Medali Perak, QCC Nasional Luar (+) Standar Deviasi Sebesar 100%
Batam - 2009 Selama 6 Bulan“

JADWAL KEGIATAN GKM SKETSA PERIODE 2009 - 2010

Langkah Periode 2009-2010


Tahapan
PDCA Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Penentuan tema dan judul


Plan 2 Menganalisis penyebab
3 Menentukan penyebab dominan
Membuat rencana perbaikan dan
Do 4
melaksanakan perbaikan
Check 5 Meneliti hasil perbaikan
6 Standardisasi
Action
7 Menetapkan rencana berikutnya
Rencana: Realisasi :

SKEMA KERJA ANALISIS DEG DI LABORATORIUM QI/MTS ( PET )

9.Saring menggunakan 10. Filtrat ditambah


1. Sampel di Crushing 2. Timbang 5 g 5. Dinginkan 6. Tambahkan 50 kaca masir 11G-4, lagi PTA 5 g, lalu
± 10 g menggunakan sampel dan masukan selama 10 menit g PTA sambil di hingga didapatkan kocok secara manual
Portable Blender labu erlenmeyer dalam wadah stirer agar filtratnya agar homogen
berisi air homogen

12. Cek kembali filtrat 11. Saring lagi


4. Pasang pada alat 3. Tambahkan 50 ml
larutan sampel dengan menggunakan kaca
refluk dan destruksi KOH-Methanol 4N 8. Cek pH sampel 7.Shaker selama alat pH meter (pH= 5-6) masir 11G-4 yang
selama 2 jam (pH=8-9) dengan 15 menit, untuk dilapisi kertas saring
kertas pH menetralkan
Universal sampel

Deviasi Hasil Analisis,


menjadi fokus Perbaikan
Gugus SKETSA 14. Data 13. Injeksikan 1 µl ke
hasil analisis dalam alat GC
MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
LANGKAH I
Periode : 15 Desember ~ 31 Desember 2009

A. IDENTIFIKASI PRIORITAS MASALAH


Seksi Laboratorium QI-MTS (PET) yang merupakan bagian dari Divisi Manufacturing-II, salah satu tugas pokoknya
adalah melakukan analisis sampel proses dan analisis sampel produk yang masing-masing bertujuan untuk
membantu seksi proses mengontrol kondisi operasi pabrik dan memastikan kualitas produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan . Selain itu adapula analisis sampel dari pelanggan (Customer) yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan dan untuk menjaga hubungan yang baik dengan Customer . Untuk menunjang aktifitas
tersebut diatas maka tentunya diperlukan data hasil analisis yang akurat dan cepat dari seksi QI-MTS (PET) .
B. MENENTUKAN TEMA
B.1.
.1. Data rekapitulasi kegiatan analisis di QI-
QI-MTS PET
Pengulangan Analisis
Pareto Diagram: Frekuensi Pengulangan Analisis
Jumlah Quality (Deviasi)
No Jenis Analisis
Sampel Objective 16 100.0
Frekuensi %
93.75

1 DEG 30 100% 5 16.67% 81.25


12
68.75
2 IPA 30 100% 2 6.67%
8 50.00
3 IV 63 100% 3 4.76%

4 AV 89 100% 3 3.37% 31.25


4

5 AA 30 100% 1 3.33%
0
6 F1 62 100% 2 3.23%
DEG IV AV IPA F1 AA
Item Analis is
Total 304 16

B.2. Lembar Data Durasi Pengulangan Analisis


Akumulasi
No Jenis Analisis Durasi (menit) %
(%) Pareto Diagram: Durasi Pengulangan Analisis
1 DEG 900 56.6 56.6
1600 100.0
94.3
2 IPA 240 15.1 71.7 1400 88.7
83.0
1200
3 IV 180 11.3 83.0 71.7
1000
56.6
4 AV 90 5.7 88.7
800

5 AA 90 5.7 94.3 600

400
6 F1 90 5.7 100.0
200
Total 1590 0
DEG IPA IV AV AA F1
B.3. Lembar Data Limbah yang dihasilkan dari pengulangan analisis
Jumlah Limbah Akumulasi Pareto Diagram: Limbah yang dihasilkan akibat
No Jenis Analisis %
(gr) (%) pengulangan analisis
1200
1 DEG 700 57.6 57.6
1000
2 IPA 150 12.3 70.0
800
3 IV 150 12.3 82.3
600
4 F1 122 10.0 92.3
400
5 AV 78 6.4 98.8
200
6 AA 15 1.2 100.0
0
Total 1215 DEG IPA IV F1 AV AA

Analisa Pareto :
1. Berdasarkan data frekuensi pengulangan analisis terlihat bahwa analisis DEG mempunyai jumlah
pengulangan yang paling besar yaitu 5 kali pengulangan dalam 30 kali analisis sampel dengan persentase
deviasii pengulangan sebesar 16.67 %.
2. Dari segi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengulangan analisis DEG membutuhkan waktu yang
paling lama yaitu sekitar 900 menit.
3. Untuk jumlah limbah yang dihasilkan dari pengulangan analisis bisa disimpulkan bahwa DEG pun
menghasilkan jumlah limbah yang paling banyak yaitu 700 gr.

Maka berdasarkan analisa pareto di atas gugus Sketsa memutuskan untuk memilih Tema :
” Mengurangi Pengulangan Analisis DEG di Laboratorium QI PET “
Alasan Tema:
1. Menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi limbah analisis.
2. Mempercepat proses pelaporan data.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan (Bagian process Produksi).

C. MENENTUKAN JUDUL
C.1. Data Rekapitulasi Pengulangan Analisis DEG di QI-MTS PET
Jumlah Frekuensi Diagram: Frekuensi Pengulangan Berdasarkan
No. Penyebab Pengulangan % Deviasi
Sampel Pengulangan Penyebab
3.5
1 Di Luar Standard Deviasi 30 3 10 3.0

2.5
2 Fluktuasi Kondisi Proses 30 1 3.3 2.0

1.5

3 Alat Tidak Akurat 30 1 3.3 1.0


0.5

Jumlah 30 5 0.0
Di Luar Standard Fluk tuasi Kondisi Alat Tidak Ak urat
Deviasi Pr ose s

C.2. Lembar Data Durasi Pengulangan Analisis DEG di QI-MTS PET


Penyebab
No. Durasi Pengulangan Diagram: Durasi Pengulangan Berdasarkan Penyebab
Pengulangan
1 Di Luar Standard Deviasi 540 600.0

500.0
2 Fluktuasi Kondisi Proses 180
400.0

3 Alat Tidak Akurat 180 300.0

200.0
Jumlah 900
100.0

0.0
Di Luar Standard Fluktuasi Kondisi Alat Tidak Ak urat
C.3. Lembar Data Jumlah Limbah yang dihasilkan akibat Pengulangan DeAnalisis
viasi
DEG di QI-MTS PET
Proses

Diagram: Jumlah Limbah Akibat Pengulangan


No. Penyebab Pengulangan Jumlah Limbah
450.0
1 Di Luar Standard Deviasi 420 400.0
350.0
2 Fluktuasi Kondisi Proses 140 300.0
250.0
3 Alat Tidak Akurat 140 200.0
150.0
Jumlah 700 100.0
50.0
0.0
Analisa Pareto : Di Luar Standard Fluktuasi Kondisi Alat Tidak Akurat
Deviasi Proses
1. Berdasarkan data pengulangan analisis DEG bisa disimpulkan bahwa penyebab pengulangan terbanyak
diakibatkan karena Hasil Analisis di luar Standard Deviasi.
2. Untuk data durasi lamanya pengulangan ternyata waktu yang paling lama untuk melakukan pengulangan
analisis adalah pengulangan yang disebabkan oleh Hasil Analisis di luar Standard Deviasi.
3. Sedangkan jika dilihat dari limbah yang dihasilkan dari pengulangan analisis, bisa disimpulkan bahwa
pengulangan yang disebabkan oleh hasil analisis di luar standard Deviasi menghasilkan jumlah limbah
yang paling banyak yaitu sebesar 420 gr.
Sehingga berdasarkan analisa pareto tersebut Gugus sketsa sepakat untuk menentukan judul perbaikan :
“Mengurangi Hasil Analisis DEG yang di luar (+) standar deviasi sebesar 100% selama 6 bulan “

Ketua GKM SKETSA Fasilitator Manager

Karna Wijaya Herry Herlambang Rafael Sano

MENGANALISIS PENYEBAB
LANGKAH II
Periode : 01 January ~ 10 Februari 2010

A. NGT: Pengumpulan Ide


Pada tahap ini gugus mencoba menginventariasi penyebab masalah tingginya deviasi analisis DEG dengan cara
melakukan brainstorming, masing-masing angota gugus diberikan form Nominal Group Technique (NGT) untuk
menuliskan apa penyebab Hasil analisis DEG di luar standard berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh
anggota gugus. Dari form Nominal Group Technique (NGT) didapatkan 46 penyebab masalah .

Tabel.2.1.Stratifikasi Ide-ide Anggota Gugus


FAKTOR CALON PENYEBAB DOMINAN FAKTOR CALON PENYEBAB DOMINAN
Area DEG kurang besar Ada pekerjaan lain yang bersamaan

Dekomposisi DEG-EG tidak sempurna Analis tidak konsentrasi

Waktu destruksi kurang optimal MANUSIA Analis terburu-buru

METODA Temperatur destruksi kurang Salah injek sampel

Volume KOH Methanol belum optimal Analis memasang label tidak jelas

pH sampel terlalu rendah Ruangan panas


LINGKUNGAN
Penambahan PTA terlalu banyak AC mati

FAKTOR CALON PENYEBAB DOMINAN FAKTOR CALON PENYEBAB DOMINAN


Kondensat belum terbilas sempurna GC Kurang dikontrol jumlah injeksinya

Jumlah methanol untuk pembilasan GC kurang dibersihkan secara periodikal


kurang banyak
Filtrat banyak pengotor GC menghasilkan area yang tidak stabil

Pengotor banyak menempel pada insert GC menerima sampel yang kurang seragam
glass
Kualitas KOH tidak bagus ALAT Injektor GC masih manual
MATERIAL
Kemurnian kurang GC kotor

Moisture content tinggi Kurang Aging

Pori-pori kaca masir cepat menipis Temperatur Aging pada kolom kurang

Kualitas Make Up tidak baik Kondisi GC tidak stabil

Larutan Make Up sudah kadaluarsa

Ukuran pori-pori kertas saring kurang


rapat

B. Diagram Ishikawa

C. VOTING PENYEBAB DOMINAN


Tabel.2.2. Hasil Voting
NO CALON PENYEBAB DOMINAN KWJ YSY ED BY AFF TOTAL RANKING
Jumlah Methanol untuk pembilasan kurang
1 14 10 9 9 9 51 VI
banyak
2 Temperatur destruksi kurang 9 9 8 8 8 42 VIII

3 Tidak ada standar penginjekan 5 7 5 5 7 29 X

4 Injeksi sampel dilakukan secara manual 11 12 15 10 13 61 V


Jumlah penambahan KOH-Methanol belum
5 10 11 14 13 14 62 III
optimal
6 Waktu destruksi belum optimal 15 14 13 14 12 68 I

7 Ada pekerjaan lain yang bersamaan 4 6 6 6 3 25 XI

8 Temperatur Aging kolom GC kurang 8 8 10 11 10 47 VII

9 Kurang pengontrolan jumlah injeksi 7 5 7 7 5 31 IX

10 Pori-pori kaca masir cepat menipis 3 4 3 3 4 17 XIII

11 Pori pori kertas saring kurang rapat 12 13 12 15 15 67 II

12 Moisture content tinggi 1 1 2 1 1 6 XV

13 Jumlah penambahan PTA kurang 13 15 11 12 11 62 IV

14 Larutan Make Up sudah kadarluarsa 6 3 4 4 6 23 XII

15 Analis memasang label tidak jelas 2 2 1 2 2 9 XIV

D. Penetapan Penyebab Dominan

Berdasarkan voting maka gugus menetapkan Calon Penyebab Dominan adalah sebagi berikut:
Tabel.2.3. Calon Penyebab Dominan berdasarkan Peringkat
RANKING CALON PENYEBAB DOMINAN

1 Waktu destruksi belum optimal

2 Pori pori kertas saring kurang rapat

3 Jumlah penambahan KOH-Methanol belum optimal

4 Jumlah penambahan PTA kurang

5 Injeksi sampel dilakukan secara manual

6 Jumlah Methanol untuk pembilasan kurang banyak

7 Temperatur Aging kolom GC kurang

8 Temperatur destruksi kurang

MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN


LANGKAH III
Periode : 11 Februari – 29 Maret 2010

A. MENGUJI PENYEBAB DOMINAN


A.1. Menguji Hipotesis Pengaruh Waktu Destruksi Belum Optimal
Untuk mengetahui apakah waktu destruksi berpengaruh atau tidak terhadap sempurna atau tidaknya
dekomposisi DEG-EG dalam sampel MSP (Z-233), Gugus melakukan uji coba destruksi sampel Z-233 dengan 50 ml
KOH-Methanol 4N dengan variasi waktu destruksi kemudian di injeksi ke GC. Sempurna atau tidaknya destruksi
bisa dilihat dari area yang dihasilkan.

Tabel.3.1. Perbandingan Waktu destruksi dengan Luas Area DEG


frekwensi analisis dan limbah

Dari data dan grafik di atas gugus menyimpulkan bahwa lamanya waktu destruksi akan bepengaruh pada
sempurna atau tidaknya destruksi dari grafik terlihat bahwa luas area DEG meningkat pada waktu pemananasan
30 dan 45 menit kemudian luas area DEG akan konstan mulai dari 60 menit, jadi gugus sepakat bahwa faktor
penyebab waktu destruksi belum optimal Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.7367

A.2. Menguji Hipotesis Pengaruh Pori-


Pori-Pori Kertas Saring Kurang Rapat
Untuk memisahkan slury PTA yang digunakan untuk netralisasi sampel dilakukan penyaringan, metoda saat ini
penyaringan dilakukan dengan menggunakan Glass Filter ( Kaca Masir 11G-4 ), untuk mengetahui apakah metoda
ini sudah optimal atau belum, gugus melakukan variasi jenis penyaring dikorelasikan dengan residu PTA yang
tersisa pada larutan sampel setelah larutan hasil penyaringan didiamkan selama 24 jam.
Tabel.3.2. Data perbandingan Jenis Kertas Saring dengan PTA Sisa Saringan

Dari data dan grafik terlihat memang ada korelasi antara ukuran kertas saring yang digunakan dengan
jumlah partikel yang ada pada sisa saringan setelah hasil saringan didiamkan selama 24 jam jadi gugus
menyimpulkan bahwa faktor ukruran kertas saring yang terlalu besar Signifikan sebagai Penyebab Dominan
dengan korelasi 0.8118
A.3. Menguji Hipotesis Pengaruh Jumlah Penambahan KOH-Methanol Belum Optimal
Sebelum tahapan destruksi dimulai terlebih dahulu sampel ditambahkan 50 ml KO-Methanol 4N, untuk
mengetahui apakah jumlah tersebut sudah optimal atau belum untuk destruksi sampel, maka gugus melakukan
pengujian yaitu dengan melakukan percobaan variasi penambahan KOH-Methanol 4N kemudian akan
dikorelasikan dengan luas area puncak DEG setelah diinjeksikan ke alat GC.

Tabel.3.3. Data penambahan KOH-Methanol dengan luas area DEG


Volume KOH- Luas Area
No Grafik Korelasi Jumlah KOH-Me Vs Luas Area DEG
Metanol (ml) DEG 9000
8500
1 15 4721
8000
2 20 6376
Area DEG

7500
3 25 6954 7000
6500
4 30 7722
5 35 7742
6000
5500
R2 = 0.6277
5000
Dari data dan grafik di atas terlihat bahwa jumlah penambahan KOH-Methanol 4 N berpengaruh terhadap
hasil destruksi sampel terlihat dari meningkatnya area DEG terutama pada penambahan 20 dan 25 ml tetapi hasil
destruksi menjadii stabil mulai dari penambahan KOH-Methanol 30 ml. Jadi gugus sepakat bahwa faktor jumlah
penambahan KOH-Methanol belum optimal Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.7923

A.4. Menguji Hipotesis Pengaruh Jumlah Penambahan PTA Kurang


Penambahan PTA pada analisis DEG dilakukan untuk netralisasi larutan hasil destruksi. Pada metoda yang
saat di gunakan dibutuhkan 50 gr PTA + 5 gr PTA ( Penambahan PTA dilakukan dua tahap, 50 gr dan 5 gr ). Untuk
mengetahui apakah jumlah penambahan PTA yang saat ini dilakukan sudah optimum atau belum maka gugus
melakukan uji coba variasi penambahan PTA kemudian dikorelasikan dengan pH.
Catatan : percobaan penambahan PTA dilakukan hanya pada tahap pertama saja
Tabel.3.4. Data penambahan PTA dengan pH larutan

Dari data dan grafik di atas terlihat bahwa jika jumlah penambahan PTA ( penambahan tahap pertama )
yang ditambahkan minimal 30 gr pH larutan relativ tidak berubah yaitu ± 8.5 jadi jumlah penambahan PTA saat ini
( 50 gr ) bisa dikurangi menjadi minimal 30 gr. Sehingga gugus menyimpulkan bahwa faktor jumlah penambahan
PTA kurang Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.4723

A.5. Menguji Hipotesis Pengaruh Injeksi Sample dilakukan Secara Manual


Pada analisis DEG injeksi dilakukan untuk memasukan sejumlah larutan sampel DEG hasil dekomposisi ke
dalam Gas Kromatographi, metoda injeksi yang saat ini digunakan adalah dengan menginjekan 1 µL sampel
secara manual dengan micro syring 10 µL kedalam GC. Teknik manual ini memungkinkan terjadinya perbedaan
volume penginjekan, untuk mengetahui apakah cara manual ini berpengaruh atau tidak terhadap analysis DEG,
gugus melakukan uji coba variasi volume injeksi terhadap hasil Area DEG.
Tabel.3.5. Data perbandingan injeksi sampel dilakukan manual dengan nilai DEG

Dari data dan grafik terlihat bahwa jumlah volume sampel yang di injeksikan kedalam GC ternyata secar signifikan
berpengaruh terhadap Area DEG, dimana semakin besar volume sampel yang di injeksikan akan menghasilkan
Area DEG yang besar pula, sehingga gugus sepakat bahwa faktor injeksi sampel dilakukan secara manual
Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.9590

A.6. Menguji Hipotesis Pengaruh Jumlah Methanol Untuk Pembilasan Kurang Banyak
Setelah sampel didestruksi dengan menggunakan kondensor untuk memastikan semua hasil destruksi
tidak ada yang terbuang dan untuk membersihkan kondensor maka dilakukan pembilasan kondensor dengan
methanol sebanyak 15 ml. Untuk mengetahui apakah jumlah tersebut sudah cukup atau belum untuk
membersihkan kondensor maka gugus melakukan uji coba variasi jumlah volume methanol untuk pembilasan yang
kemudian akan dikorelasikan dengan DEG pada sisa pembilasan kondensor.
Tabel.3.6. Data Perbandingan volume methanol dengan nilai DEG
Dari data dan grafik di atas terlihat proses refluks tidak meninggalkan sisa DEG pada kondensor bahkan
jumlah volume Methanol untuk pembilasan saat ini ( 15 ml ) terlalu berlebih jadi gugus bisa menurunkan konsumsi
Methaol untuk pembilasan cukup 5 ml ,sehingga gugus menyimpulkan bahwa factor Jumlah Methanol untuk
pembilasan kurang banyak Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.
A.7. Menguji Hipotesis Pengaruh Temperatur Aging Kolom GC Kurang
Untuk mendapatkan kondisi GC yang stabil salah satu yang perlu dilakukan adalah aging kolom yaitu
pemanasan kolom diatas temperatur operasi selama beberapa saat, hal tersebut dilakukan untuk membersihkan
kolom dari komponen-komponen yang kemungkinan masih tersisa di dalam kolom hasil dari analisis sebelumnya.
Metoda aging kolom yang saat ini dilakukan adalah dengan memanaskan kolom pada temperatur 200oC selama 1
jam. Untuk menguji apakah metoda tersebut sudah optimal atau belum gugus melakukan uji coba variasi
temperatur Aging terhadap perubahan slope sebelum dan setelah Aging.
Tabel.3.7. Data Perbandingan kondisi Aging Pada kolom kurang optimal

Dari hasil data dan grafik di atas bisa dilihat bahwa menaikan temperatur aging tidak tidak mempengaruhi
perubahan slope , perubahan slope relativ stabil setelah aging dilakukan pada 200 oC , jadi gugus menyimpulkan
faktor Temperatur Aging kolom GC kurang Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi
0.2052
A.8. Menguji Hipotesis Pengaruh Temperatur destruksi Kurang
Salah satu tahapan penting dalam analisis DEG adalah tahap destruksi sampel, pada tahap ini
5gr sampel yang telah ditambah dengan 50 ml KOH-Methanol 4N dipanaskan diatas hotplate dengan temperatur
200oC. Untuk mengetahui apakah setting temperatur hotplate saat ini sudah cukup atau belum untuk mendestruksi
resin menjadi DEG dan EG maka gugus melakukan uji coba destruksi dengan variasi temperatur destruksi
kemudian akan dikorelasikan dengan luas area puncak DEG setelah diinjekan ke GC.
Tabel.3.8. Data temperatur hot plate dengan luas area DEG

Dari data dan grafik di atas kenaikan temperature hotplate tidak mempengaruhi jumlah DEG yang
terdestruksi ini terlihat dari relative tidak adanya perubahan yang signifikan Area DEG terhadap kenaikan
temperature hotplate, sehingga faktor Setting Temperatur Hot Plate Kurang Tinggi Tidak Signifikan sebagai
Penyebab Dominan dengan korelasi 0.5704

B. MENENTUKAN
MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN Diagram Pie Korelasi Faktor Calon
No Penyebab Dominan R R2 Derajat Penyebab Dominan

1 Injeksi Sampel Dilakukan Secara Manual 0.96 0.92 120

2 Pori-pori Kertas Saring Terlalu Besar 0.81 0.66 85

3 Jumlah KOH-Methanol Belum Optimal 0.81 0.65 84

4 Waktu Destruksi Belum Optimal 0.73 0.54 70

TOTAL 3.31 2.77 360

MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN


LANGKAH IV
Periode : 31 Maret – 30 April 2010

A. RENCANA PERBAIKAN DAN PENENTUAN TARGET


Tabel 4.1 Rencana Perbaikan

Where

When

Who
How
No. Penyebab Dominan Why What How
Much

Membandingkan Area hasil


Menetapkan waktu
Agar analisis DEG berdasarkan
Waktu destruksi destruksi Optimum
1 dekomposisi BY dengan variasi waktu 100%
tidak optimal Target : Area DEG
DEG sempurna destruksi (60, 75, 90 dan
minimal 7800
150 mnt )

Laboratorium QI-MTS (PET)


Merubah teknik injeksi
Injeksi sampel Agar volume sampel Injeksi dilakukan secara

1 – 30 April 2010
2 dilakukan secara injeksi sampel Target : KWJ otomatis menggunakan 100%
manual sama CV area DEG penginjekan shimadzu AOC 20i
< 4%

Membandingkan Area hasil


Menetapkan volume
Jumlah KOH- Agar analisis DEG berdasarkan
KOH-Methanol Optimum
3 Methanol belum dekomposisi YSY dengan variasi volume 100%
Target : Area DEG
optimal DEG sempurna KOH-Methanol (60, 75, 90
minimal 7800
dan 150 mnt )

4 Mengganti kertas saring


Melakukan penyaringan
Ukuran pori-pori dengan ukuran 0.7µm
Agar filtrat tidak dengan membran filter
kertas saring terlalu Target : AFF 100%
banyak pengotor ukuran TSS Grade ukuran
besar Sisa PTA hasil saringan
0.7 µm
<0.03g

Intermediate target: 100%.

Ketua GKM SKETSA Fasilitator Manager

Karna Wijaya Herry Herlambang Rafael Sano

B. HASIL PERBAIKAN DAN MONITORING HASIL

Faktor Keputusan
Hasil Ujicoba Monitoring
Penyebab QCC

Melakukan destruksi DEG R u n C h a rt A re a D E G D e s tru k s i 6 0 m e n it

selama 60, 90 dan150 menit. 8000

7750
Area DEG

7500

7250
Dari Hasil
7000
0 2 4 6 8
Monitoring
n didapatkan
R u n C h a rt A re a D E G D e s tru k s i 9 0 m e n it Area DEG
8000 diatas 7850,
7750 Gugus
Waktu
Area DEG

menetapkan
destruksi tidak 7500
Penambahan
optimal 7250
60 menit
7000
0 2 4 6 8 sebagai
n
efisiensi,
R u n C h a r t A re a D E G D e s t r u k s i 1 5 0 m e n i t kesimpulan
8000 gugus
7750 Berhasil
Area DEG

7500

7250

7000
0 2 4 6 8
n

Faktor Keputusan
Hasil Ujicoba Monitoring
Penyebab QCC
Injeksi dilakukan secara
otomatis menggunakan Auto
Injector GC

Dari hasil
monitoring
dapat dilihat
kestabilan
penginjeksian
Injeksi sampel Masukkan ± 5ml larutan yang bagus
dilakukan sampel ke dalam vial dengan
secara manual coefisien
varian yang
rendah,
kesimpulan
gugus
Berhasil

Simpan vial pada auto


injektor GC-2010

Run Chart Penambahan KOH-Me 30 ml


Melakukan destruksi DEG 8000

dengan volume KOH- 7750


Area DEG

Methanol 4N 30ml 7500

7250
Dari Hasil
7000
0 2 4 6 8
Monitoring
n
didapatkan
Run Chart Penambahan KOH-Me 45 ml Area DEG
8250 diatas 7800,
8000 Gugus
Jumlah KOH -
AreaDEG

7750 menetapkan
Methanol 4N 7500
Penambahan
belum optimal 7250
30 ml sebagai
7000
0 2 4 6 8 efisiensi,
n
kesimpulan
Run Chart Penambahan KOH-Me 55 ml gugus
8000 Berhasil
7750
AreaDEG

7500

7250

7000
0 2 4 6 8
n

Melakukan penyaringan
dengan kertas saring ukuran Run Chart PTA Sisa Saringan
SS Grade ( 0.7 µm)
0.035

Dari hasil
Sisa PTA (gr)

0.030
monitoring
0.025 dapat dilihat
Ukuran pori- setelah
0.020
pori kertas perbaikan,
saring terlalu 0.015
jumlah sisa
besar 0 2 4 6 8 PTA menjadi
n
<0.03 g
Keputusan
Berhasil
MENELITI HASIL PERBAIKAN
LANGKAH V
Periode : 01 – 17 Mei 2010

A. PERBANDINGAN KONDISI FAKTOR DOMINAN


Faktor Penyebab: Waktu Destruksi Tidak Optimal Faktor Penyebab: Injeksi sampel dilakukan secara manual
8000 10% Diagram batang Perbandingan Hasil terhadap Faktor
7980 Diagram batang Perbandingan Hasil terhadap Faktor
7960 dominan Waktu Destruksi dominan Injeksi Secara manual
7940
7920 165% 8%

Coefisien Varien
7900
Area DEG

7880
7860
100%
7840
7820
5% 100%
7800
7780 7889
7760 7850 5%
3%
7740 4%
7720 7790 344%
7700
7680 0% 0.56%
Sebelum Target Sesudah Sebelum Target Sesudah

Faktor Penyebab: Jumlah KOH -Methanol 4N belum optimal Faktor Penyebab: Ukuran pori-pori kertas saring terlalu besar

8000 Diagram batang Perbandingan Hasil terhadap Faktor dominan


PTA sisa saringan
Diagram batang Perbandingan Hasil terhadap Faktor
dominan Jumlah KOH Methanol 4N belum Optimal
2.3

7900
Area DEG

250% 1.8 100% 100.3%


PTA sisa saringan (g) 2.2271
100% 7857
1.3

7800
0.8

7800
7762
0.3 0.03 0.024
7700
Sebelum Target Sesudah -0.2 Sebelum Target Sesudah

B. PERBANDINGAN HASIL TERHADAP INITIAL GOAL

Diagram Batang: Limbah yang dihasilkan akibat


Diagram Batang: Frekuensi Pengulangan Diagram Batang: Durasi Pengulangan Pengulangan

5 750.0 500.0
420
4 540 400.0

3
3 500.0
300.0
Gram
Kali

Menit

2 200.0
250.0
1 100.0

0
0 0.0
0 0.0
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Pe nyebab Penyebab Penyebab

Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, maka:
1. Frekuensi pengulangan analisis DEG yang disebabkan oleh hasil DEG di luar standard deviasi tidak terjadi
lagi, berarti target 100% tercapai.
2. Perbaikan ini juga memberikan dampak positif, yaitu: durasi pengulangan dan limbah yang dihasilkan
akibat pengulangan analisis tidak terjadi lagi.

C. PERBANDINGAN HASIL TERHADAP TEMA


Diagram Batang: Limbah yang dihasilkan akibat
Diagram Batang: Frekuensi Pengulangan Diagram Batang: Durasi Pengulangan Pengulangan
10 1000.0 1000.0
9
8
750.0 750.0
700
7
6 5
Menit

900
Gram
Kali

5 500.0 500.0
4
3 250.0 250.0
2
1
0 0.0
0 0
0 0.0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Penyebab Penyebab Penyebab

Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, maka:
1. Pengulangan Analisis DEG tidak terjadi lagi, berarti proses pelaporan data tepat waktu.
2. Perbaikan ini juga memberikan dampak positif, yaitu: durasi pengulangan dan limbah yang dihasilkan
akibat pengulangan analisis tidak terjadi lagi.
D. DAMPAK YANG DIHASILKAN
JENIS SEBELUM GKM SESUDAH GKM HASIL KETERANGAN
waktu destruksi 2 jam Waktu destruksi 1 jam Positif Waktu yang diperlukan untuk
analisis DEG menjadi lebih
Efesiensi Injeksi sampel Manual Auto Injection Positif singkat, sehingga pelaporan
Kerja
data ke seksi proses menjadi
lebih cepat
Deviasi Analisis DEG = 0.04 Deviasi Analisis DEG = Positif Data yang dihasilkan menjadi
Kualitas 0.006 lebih baik, sehingga analis
Pekerjaan Hasil sering fluktuasi Hasil konstan Positif menjadi lebih percaya diri .
Kolom GC cepat kotor Life Time kolom lebih lama Positif
Limbah PTA 55 gram untuk Limbah PTA 35 gram untuk Positif Frekwensi pembuangan limbah
satu kali analisis satu kali analisis menjadi lebih lama dan ramah
Lingkungan
lingkungan
(Safety)
Pemakaian KOH-Methanol Pemakaian KOH-Methanol Positif
50 ml per anallisis 30 ml per analisis
Pembelian KOH-Methanol Pembelian KOH-Methanol Positif Secara keseluruhan biaya yang
banyak sedikit dikeluarkan per analisis menjadi
Biaya lebih murah

Perlu maintenance Shaker Tidak perlu Maintenance Positif


Shaker

MEMBUAT STÁNDAR BARU


LANGKAH VI
Periode : 18 Mei ~ 25 Mei 2010
NGKAH 6
A. STANDARDISASI PROSEDUR
A.1. Preparasi Sampel
1. Sampel dihancurkan (Crushing) lebih kurang 10 gram selama 5 menit menggunakan Portable Blender
sampai halus.
2. Diambil 5 gram sampel hasil Crushing tadi lalu dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 ml.
3. Ditambahkan 30 ml larutan KOH Methanol 4N, dengan menggunakan gelas ukur 50 ml dan masukkan
Stirer Bar ke dalamnya lalu pasangkan pada alat Refluks ( Kondensor ).
4. Lakukan Destruksi di atas Hot Stirer pada suhu 200 oC selama 1 jam.
5. Setelah 1 jam angkat labu erlenmeyer dan kondensor dari permukaan Hot Stirer, bilas kondensor dengan
5 ml larutan Methanol murni ( gunakan gelas ukur 25 ml ).
6. Lepaskan labu erlenmeyer dari kondensor, kemudian dinginkan labu erlenmeyer dalam air selama 10
menit.
7. Ditambahkan 30 gram PTA dan dikocok dengan shaker selama 10 menit.
8. Periksa pH larutan dengan kertas pH Universal sampai pH larutan sekitar 8 ( Netral ).
9. Disaring menggunakan Filter Glass 11-G4, lalu ambil filtratnya.
10. Hasil filtrat ditambahkan kembali dengan 5 gram PTA, kemudian kocok secara manual dengan tangan
selama 1 menit .
11. Disaring kembali larutan tadi dengan menggunakan filter glass 11-G4 yang telah dilapisi kertas saring
jenis SS Grade.
12. Diambil filtratnya, lalu periksa pH larutannya (pH larutan harus 5-6).
13. Dimasukkan filtrat tadi ke dalam Vial kecil, lalu letakkan pada alat Auto Injector GC Shimadzu 2014.

B. STANDARDISASI HASIL
B.1. Proses Destruksi
1. Penambahan KOH- Methanol 4N sebanyak 30 ml.
2. Destruksi dilakukan selama 1 jam pada temperatur 200oC.
3. Pembilasan kondensat dengan 5 ml Methanol.
B.2. Proses Netralisasi
1. Netralisasi tahap 1 dilakukan menggunakan PTA sebanyak 30 gram.
2. Netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan PTA sebanyak 5 gram.
B.3. Proses Pengocokan
1. Pengocokan pada saat netralisasi tahap 1 dilakukan menggunakan Shaker selama 10 menit.
2. pengocokan pada saat Netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan cara manual (dengan tangan) selama
1 menit.
B.4. Proses Penyaringan
1. Penyaringan pada netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan Filter Glass 11-G4 yang dilapisi kertas
saring jenis SS Grade.

B.5. Proses Penginjeksian


1. Penginjekan dilakukan secara otomatis menggunakan Auto Injector GC Shimadzu 2014 sebanyak 1
microliter (µl).
Ketua GKM SKETSA Fasilitator Manager

Karna Wijaya Herry Herlambang Rafael Sano


MENENTUKAN RENCANA BERIKUTNYA
LANGKAH VII
Periode : 26 Mei ~ 29 Mei 2010
ANGKAH 7
A. PENENTUAN TEMA

A.1. Lembar Data Durasi Pengulangan Analisis


Jenis Durasi % %
No Akumulatif Pareto Diagram: Durasi Pengulangan Analisis
Analisis (menit) Komparatif
100.0
1 IPA 240 34.8 34.8 660
600 87.0
540
2 IV 180 26.1 60.9 73.9
480
420 60.9
3 AV 90 13.0 73.9

M enit
360
300
34.8
240
4 AA 90 13.0 87.0 180
120

5 F1 90 13.0 100.0 60
0
IPA IV AV AA F1
Total 690 Jenis Analisis

Berdasarkan Analisa Pareto di atas, gugus sepakat melanjutkan tema untuk GKM berikutnya, yaitu :

“Mengurangi Pengulangan Analisis IPA di Laboratorium QI-MTS (PET)“

B. JADWAL KEGIATAN BERIKUTNYA

Jadwal Rencana Kegiatan Periode Berikutnya

PDCA Tahapan Agst Sept Okt Nov Des


1 Penentuan tema dan judul
Plan 2 Menganalisis penyebab
3 Menentukan penyebab dominan
Membuat rencana perbaikan dan
Do 4
melaksanakan perbaikan
Check 5 Meneliti hasil perbaikan
6 Standardisasi
Action
7 Menetapkan rencana berikutnya

Rencana
Ketua GKM SKETSA Fasilitator

Karna Wijaya Herry Herlambang

Anda mungkin juga menyukai