MITSUBISH
I
S K E TS A SKETS
A
CHEMICAL
DIVISI MANUFACTURING II – SEKSI QI/MTS
INDONESIA
5 AA 30 100% 1 3.33%
0
6 F1 62 100% 2 3.23%
DEG IV AV IPA F1 AA
Item Analis is
Total 304 16
400
6 F1 90 5.7 100.0
200
Total 1590 0
DEG IPA IV AV AA F1
B.3. Lembar Data Limbah yang dihasilkan dari pengulangan analisis
Jumlah Limbah Akumulasi Pareto Diagram: Limbah yang dihasilkan akibat
No Jenis Analisis %
(gr) (%) pengulangan analisis
1200
1 DEG 700 57.6 57.6
1000
2 IPA 150 12.3 70.0
800
3 IV 150 12.3 82.3
600
4 F1 122 10.0 92.3
400
5 AV 78 6.4 98.8
200
6 AA 15 1.2 100.0
0
Total 1215 DEG IPA IV F1 AV AA
Analisa Pareto :
1. Berdasarkan data frekuensi pengulangan analisis terlihat bahwa analisis DEG mempunyai jumlah
pengulangan yang paling besar yaitu 5 kali pengulangan dalam 30 kali analisis sampel dengan persentase
deviasii pengulangan sebesar 16.67 %.
2. Dari segi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengulangan analisis DEG membutuhkan waktu yang
paling lama yaitu sekitar 900 menit.
3. Untuk jumlah limbah yang dihasilkan dari pengulangan analisis bisa disimpulkan bahwa DEG pun
menghasilkan jumlah limbah yang paling banyak yaitu 700 gr.
Maka berdasarkan analisa pareto di atas gugus Sketsa memutuskan untuk memilih Tema :
” Mengurangi Pengulangan Analisis DEG di Laboratorium QI PET “
Alasan Tema:
1. Menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi limbah analisis.
2. Mempercepat proses pelaporan data.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan (Bagian process Produksi).
C. MENENTUKAN JUDUL
C.1. Data Rekapitulasi Pengulangan Analisis DEG di QI-MTS PET
Jumlah Frekuensi Diagram: Frekuensi Pengulangan Berdasarkan
No. Penyebab Pengulangan % Deviasi
Sampel Pengulangan Penyebab
3.5
1 Di Luar Standard Deviasi 30 3 10 3.0
2.5
2 Fluktuasi Kondisi Proses 30 1 3.3 2.0
1.5
Jumlah 30 5 0.0
Di Luar Standard Fluk tuasi Kondisi Alat Tidak Ak urat
Deviasi Pr ose s
500.0
2 Fluktuasi Kondisi Proses 180
400.0
200.0
Jumlah 900
100.0
0.0
Di Luar Standard Fluktuasi Kondisi Alat Tidak Ak urat
C.3. Lembar Data Jumlah Limbah yang dihasilkan akibat Pengulangan DeAnalisis
viasi
DEG di QI-MTS PET
Proses
MENGANALISIS PENYEBAB
LANGKAH II
Periode : 01 January ~ 10 Februari 2010
Volume KOH Methanol belum optimal Analis memasang label tidak jelas
Pengotor banyak menempel pada insert GC menerima sampel yang kurang seragam
glass
Kualitas KOH tidak bagus ALAT Injektor GC masih manual
MATERIAL
Kemurnian kurang GC kotor
Pori-pori kaca masir cepat menipis Temperatur Aging pada kolom kurang
B. Diagram Ishikawa
Berdasarkan voting maka gugus menetapkan Calon Penyebab Dominan adalah sebagi berikut:
Tabel.2.3. Calon Penyebab Dominan berdasarkan Peringkat
RANKING CALON PENYEBAB DOMINAN
Dari data dan grafik di atas gugus menyimpulkan bahwa lamanya waktu destruksi akan bepengaruh pada
sempurna atau tidaknya destruksi dari grafik terlihat bahwa luas area DEG meningkat pada waktu pemananasan
30 dan 45 menit kemudian luas area DEG akan konstan mulai dari 60 menit, jadi gugus sepakat bahwa faktor
penyebab waktu destruksi belum optimal Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.7367
Dari data dan grafik terlihat memang ada korelasi antara ukuran kertas saring yang digunakan dengan
jumlah partikel yang ada pada sisa saringan setelah hasil saringan didiamkan selama 24 jam jadi gugus
menyimpulkan bahwa faktor ukruran kertas saring yang terlalu besar Signifikan sebagai Penyebab Dominan
dengan korelasi 0.8118
A.3. Menguji Hipotesis Pengaruh Jumlah Penambahan KOH-Methanol Belum Optimal
Sebelum tahapan destruksi dimulai terlebih dahulu sampel ditambahkan 50 ml KO-Methanol 4N, untuk
mengetahui apakah jumlah tersebut sudah optimal atau belum untuk destruksi sampel, maka gugus melakukan
pengujian yaitu dengan melakukan percobaan variasi penambahan KOH-Methanol 4N kemudian akan
dikorelasikan dengan luas area puncak DEG setelah diinjeksikan ke alat GC.
7500
3 25 6954 7000
6500
4 30 7722
5 35 7742
6000
5500
R2 = 0.6277
5000
Dari data dan grafik di atas terlihat bahwa jumlah penambahan KOH-Methanol 4 N berpengaruh terhadap
hasil destruksi sampel terlihat dari meningkatnya area DEG terutama pada penambahan 20 dan 25 ml tetapi hasil
destruksi menjadii stabil mulai dari penambahan KOH-Methanol 30 ml. Jadi gugus sepakat bahwa faktor jumlah
penambahan KOH-Methanol belum optimal Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.7923
Dari data dan grafik di atas terlihat bahwa jika jumlah penambahan PTA ( penambahan tahap pertama )
yang ditambahkan minimal 30 gr pH larutan relativ tidak berubah yaitu ± 8.5 jadi jumlah penambahan PTA saat ini
( 50 gr ) bisa dikurangi menjadi minimal 30 gr. Sehingga gugus menyimpulkan bahwa faktor jumlah penambahan
PTA kurang Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.4723
Dari data dan grafik terlihat bahwa jumlah volume sampel yang di injeksikan kedalam GC ternyata secar signifikan
berpengaruh terhadap Area DEG, dimana semakin besar volume sampel yang di injeksikan akan menghasilkan
Area DEG yang besar pula, sehingga gugus sepakat bahwa faktor injeksi sampel dilakukan secara manual
Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.9590
A.6. Menguji Hipotesis Pengaruh Jumlah Methanol Untuk Pembilasan Kurang Banyak
Setelah sampel didestruksi dengan menggunakan kondensor untuk memastikan semua hasil destruksi
tidak ada yang terbuang dan untuk membersihkan kondensor maka dilakukan pembilasan kondensor dengan
methanol sebanyak 15 ml. Untuk mengetahui apakah jumlah tersebut sudah cukup atau belum untuk
membersihkan kondensor maka gugus melakukan uji coba variasi jumlah volume methanol untuk pembilasan yang
kemudian akan dikorelasikan dengan DEG pada sisa pembilasan kondensor.
Tabel.3.6. Data Perbandingan volume methanol dengan nilai DEG
Dari data dan grafik di atas terlihat proses refluks tidak meninggalkan sisa DEG pada kondensor bahkan
jumlah volume Methanol untuk pembilasan saat ini ( 15 ml ) terlalu berlebih jadi gugus bisa menurunkan konsumsi
Methaol untuk pembilasan cukup 5 ml ,sehingga gugus menyimpulkan bahwa factor Jumlah Methanol untuk
pembilasan kurang banyak Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi 0.
A.7. Menguji Hipotesis Pengaruh Temperatur Aging Kolom GC Kurang
Untuk mendapatkan kondisi GC yang stabil salah satu yang perlu dilakukan adalah aging kolom yaitu
pemanasan kolom diatas temperatur operasi selama beberapa saat, hal tersebut dilakukan untuk membersihkan
kolom dari komponen-komponen yang kemungkinan masih tersisa di dalam kolom hasil dari analisis sebelumnya.
Metoda aging kolom yang saat ini dilakukan adalah dengan memanaskan kolom pada temperatur 200oC selama 1
jam. Untuk menguji apakah metoda tersebut sudah optimal atau belum gugus melakukan uji coba variasi
temperatur Aging terhadap perubahan slope sebelum dan setelah Aging.
Tabel.3.7. Data Perbandingan kondisi Aging Pada kolom kurang optimal
Dari hasil data dan grafik di atas bisa dilihat bahwa menaikan temperatur aging tidak tidak mempengaruhi
perubahan slope , perubahan slope relativ stabil setelah aging dilakukan pada 200 oC , jadi gugus menyimpulkan
faktor Temperatur Aging kolom GC kurang Tidak Signifikan sebagai Penyebab Dominan dengan korelasi
0.2052
A.8. Menguji Hipotesis Pengaruh Temperatur destruksi Kurang
Salah satu tahapan penting dalam analisis DEG adalah tahap destruksi sampel, pada tahap ini
5gr sampel yang telah ditambah dengan 50 ml KOH-Methanol 4N dipanaskan diatas hotplate dengan temperatur
200oC. Untuk mengetahui apakah setting temperatur hotplate saat ini sudah cukup atau belum untuk mendestruksi
resin menjadi DEG dan EG maka gugus melakukan uji coba destruksi dengan variasi temperatur destruksi
kemudian akan dikorelasikan dengan luas area puncak DEG setelah diinjekan ke GC.
Tabel.3.8. Data temperatur hot plate dengan luas area DEG
Dari data dan grafik di atas kenaikan temperature hotplate tidak mempengaruhi jumlah DEG yang
terdestruksi ini terlihat dari relative tidak adanya perubahan yang signifikan Area DEG terhadap kenaikan
temperature hotplate, sehingga faktor Setting Temperatur Hot Plate Kurang Tinggi Tidak Signifikan sebagai
Penyebab Dominan dengan korelasi 0.5704
B. MENENTUKAN
MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN Diagram Pie Korelasi Faktor Calon
No Penyebab Dominan R R2 Derajat Penyebab Dominan
Where
When
Who
How
No. Penyebab Dominan Why What How
Much
1 – 30 April 2010
2 dilakukan secara injeksi sampel Target : KWJ otomatis menggunakan 100%
manual sama CV area DEG penginjekan shimadzu AOC 20i
< 4%
Faktor Keputusan
Hasil Ujicoba Monitoring
Penyebab QCC
7750
Area DEG
7500
7250
Dari Hasil
7000
0 2 4 6 8
Monitoring
n didapatkan
R u n C h a rt A re a D E G D e s tru k s i 9 0 m e n it Area DEG
8000 diatas 7850,
7750 Gugus
Waktu
Area DEG
menetapkan
destruksi tidak 7500
Penambahan
optimal 7250
60 menit
7000
0 2 4 6 8 sebagai
n
efisiensi,
R u n C h a r t A re a D E G D e s t r u k s i 1 5 0 m e n i t kesimpulan
8000 gugus
7750 Berhasil
Area DEG
7500
7250
7000
0 2 4 6 8
n
Faktor Keputusan
Hasil Ujicoba Monitoring
Penyebab QCC
Injeksi dilakukan secara
otomatis menggunakan Auto
Injector GC
Dari hasil
monitoring
dapat dilihat
kestabilan
penginjeksian
Injeksi sampel Masukkan ± 5ml larutan yang bagus
dilakukan sampel ke dalam vial dengan
secara manual coefisien
varian yang
rendah,
kesimpulan
gugus
Berhasil
7250
Dari Hasil
7000
0 2 4 6 8
Monitoring
n
didapatkan
Run Chart Penambahan KOH-Me 45 ml Area DEG
8250 diatas 7800,
8000 Gugus
Jumlah KOH -
AreaDEG
7750 menetapkan
Methanol 4N 7500
Penambahan
belum optimal 7250
30 ml sebagai
7000
0 2 4 6 8 efisiensi,
n
kesimpulan
Run Chart Penambahan KOH-Me 55 ml gugus
8000 Berhasil
7750
AreaDEG
7500
7250
7000
0 2 4 6 8
n
Melakukan penyaringan
dengan kertas saring ukuran Run Chart PTA Sisa Saringan
SS Grade ( 0.7 µm)
0.035
Dari hasil
Sisa PTA (gr)
0.030
monitoring
0.025 dapat dilihat
Ukuran pori- setelah
0.020
pori kertas perbaikan,
saring terlalu 0.015
jumlah sisa
besar 0 2 4 6 8 PTA menjadi
n
<0.03 g
Keputusan
Berhasil
MENELITI HASIL PERBAIKAN
LANGKAH V
Periode : 01 – 17 Mei 2010
Coefisien Varien
7900
Area DEG
7880
7860
100%
7840
7820
5% 100%
7800
7780 7889
7760 7850 5%
3%
7740 4%
7720 7790 344%
7700
7680 0% 0.56%
Sebelum Target Sesudah Sebelum Target Sesudah
Faktor Penyebab: Jumlah KOH -Methanol 4N belum optimal Faktor Penyebab: Ukuran pori-pori kertas saring terlalu besar
7900
Area DEG
7800
0.8
7800
7762
0.3 0.03 0.024
7700
Sebelum Target Sesudah -0.2 Sebelum Target Sesudah
5 750.0 500.0
420
4 540 400.0
3
3 500.0
300.0
Gram
Kali
Menit
2 200.0
250.0
1 100.0
0
0 0.0
0 0.0
0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Pe nyebab Penyebab Penyebab
Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, maka:
1. Frekuensi pengulangan analisis DEG yang disebabkan oleh hasil DEG di luar standard deviasi tidak terjadi
lagi, berarti target 100% tercapai.
2. Perbaikan ini juga memberikan dampak positif, yaitu: durasi pengulangan dan limbah yang dihasilkan
akibat pengulangan analisis tidak terjadi lagi.
900
Gram
Kali
5 500.0 500.0
4
3 250.0 250.0
2
1
0 0.0
0 0
0 0.0
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Penyebab Penyebab Penyebab
Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, maka:
1. Pengulangan Analisis DEG tidak terjadi lagi, berarti proses pelaporan data tepat waktu.
2. Perbaikan ini juga memberikan dampak positif, yaitu: durasi pengulangan dan limbah yang dihasilkan
akibat pengulangan analisis tidak terjadi lagi.
D. DAMPAK YANG DIHASILKAN
JENIS SEBELUM GKM SESUDAH GKM HASIL KETERANGAN
waktu destruksi 2 jam Waktu destruksi 1 jam Positif Waktu yang diperlukan untuk
analisis DEG menjadi lebih
Efesiensi Injeksi sampel Manual Auto Injection Positif singkat, sehingga pelaporan
Kerja
data ke seksi proses menjadi
lebih cepat
Deviasi Analisis DEG = 0.04 Deviasi Analisis DEG = Positif Data yang dihasilkan menjadi
Kualitas 0.006 lebih baik, sehingga analis
Pekerjaan Hasil sering fluktuasi Hasil konstan Positif menjadi lebih percaya diri .
Kolom GC cepat kotor Life Time kolom lebih lama Positif
Limbah PTA 55 gram untuk Limbah PTA 35 gram untuk Positif Frekwensi pembuangan limbah
satu kali analisis satu kali analisis menjadi lebih lama dan ramah
Lingkungan
lingkungan
(Safety)
Pemakaian KOH-Methanol Pemakaian KOH-Methanol Positif
50 ml per anallisis 30 ml per analisis
Pembelian KOH-Methanol Pembelian KOH-Methanol Positif Secara keseluruhan biaya yang
banyak sedikit dikeluarkan per analisis menjadi
Biaya lebih murah
B. STANDARDISASI HASIL
B.1. Proses Destruksi
1. Penambahan KOH- Methanol 4N sebanyak 30 ml.
2. Destruksi dilakukan selama 1 jam pada temperatur 200oC.
3. Pembilasan kondensat dengan 5 ml Methanol.
B.2. Proses Netralisasi
1. Netralisasi tahap 1 dilakukan menggunakan PTA sebanyak 30 gram.
2. Netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan PTA sebanyak 5 gram.
B.3. Proses Pengocokan
1. Pengocokan pada saat netralisasi tahap 1 dilakukan menggunakan Shaker selama 10 menit.
2. pengocokan pada saat Netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan cara manual (dengan tangan) selama
1 menit.
B.4. Proses Penyaringan
1. Penyaringan pada netralisasi tahap 2 dilakukan menggunakan Filter Glass 11-G4 yang dilapisi kertas
saring jenis SS Grade.
M enit
360
300
34.8
240
4 AA 90 13.0 87.0 180
120
5 F1 90 13.0 100.0 60
0
IPA IV AV AA F1
Total 690 Jenis Analisis
Berdasarkan Analisa Pareto di atas, gugus sepakat melanjutkan tema untuk GKM berikutnya, yaitu :
Rencana
Ketua GKM SKETSA Fasilitator