Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035).
n Peraturan Pemerintah No. 43/1958 Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan
Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih
ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan
masyarakat Majapahit
Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan Indonesia

Perwujudan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling
menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama,
bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain

Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna Bhinneka
Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan

Bhinneka Tunggal Ika sebagai jati diri bangsa sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu sejak zaman
majapahit. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa
Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan
kutipan dari falsafah nusantara kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke14. Kalimat ini juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu Nusantara,
yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada

Kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika
berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan

penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
1. Prasangka Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan keyakinan stereotip atau
pemberian label kita tentang anggota dari kelompok tertentu
Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berbasis etnis disebut etnisisme.
Sementara itu John (1981) menyatakan bahwa prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada
cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan
kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoknya sendiri. Jadi prasangka merupakan salah
satu rintangan atau hambatan bagi kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka sudah bersikap
curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi.
2. Stereotipe Stereotip yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang lain. Pemberian sifat itu bisa sifat positif
maupun negatif (Sutarno, 2008:4-12). Allan G. Johnson (1986) menegaskan bahwa stereotipe adalah
keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang
lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman tertentu
3. 3. Etnosentrisme Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya
individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan
manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik (pertentangan).
Supaya pertentangan itu dapat dicegah, perlu ada folkways (adat kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola
tertentu. yang disebut etnis.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan
standar budayanya sendiri
4. Rasisme Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan
biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras
tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10). Kata ras
berasal dari bahasa Perancis dan Italia “razza”. Pertama kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier,
antropolog Perancis, untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori
atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang menetapkan hierarki manusia
berdasarkan karakteristik fisik atas orang Eropa berkulit putih yang diasumsikan sebagai warga masyarakat
kelas atas yang berbeda dengan orang Afrika yang berkulit hitam sebagai warga kelas dua.
5. Namun konsep ras yang kita kenal lebih mengarah padakonsep kultural dan kategori sosial tertentu yang
dikenakan pada kategori biologis.
1. Diskriminasi. Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari
kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.
Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat tekanan
tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat, kebiasaan, atau hukum.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai-nilai seperti : inklusif, terbuka, damai dan
kebersamaan, kesetaraan, toleransi, musyawarah disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain
yang berbeda. Sejalan dengan prinsip, berikut ini adalah langkah-langkah untuk
mengimplementasikan konsep Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan multikulturalisme untuk
mewujudkan persatuan bangsa: 1) Perilaku inklusif.
2) Sikap rukun dan damai Sikap toleransi, saling hormat menghormati, mendudukkan masing-masing
pihak sesuai dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada
pihak lain, apalagi menghapus eksistensi kelompok dari kehidupan bersama, merupakan syarat bagi
lestarinya negara-bangsa Indonesia
3) Musyawarah untuk mencapai mufakat Dalam rangka membentuk kesatuan dalam
keanekaragaman diterapkan pendekatan “musyawarah untuk mencapai mufakat.” Bukan pendapat
sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan
yang dipilih sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah
untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi dalam
kesepakatan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. Inilah yang biasa disebut sebagai win win
solution.
4) Sikap kasih sayang dan rela berkorban Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih saying

Harmonisasi dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Konsep harmoni berasal dari bahasa Yunani dari
kata harmonia yang berarti terikat secara serasi. Jika dianalogikan dengan musik, harmoni merupakan
keselarasan nada saat dilantunkan secara bersamaan sehingga merdu saat didengar.

a. Prinsip-Prinsip Harmoni dalam Keberagaman Sosial Harmoni dalam perbedaan adalah sebuah
harapan dalam setiap kehidupan keberagaman masyarakat yang harus dipandang secara optimis
untuk merealisasikan hal tersebut. Harmoni sosial adalah suatu keniscayaan. Justifikasi sebuah
kebenaran atau keyakinan suatu kelompok dapat diredam jika melihat betapa pentingnya
kesatuan dalam keharmonisan. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip yang harus dijaga agar
harmoni tetap lestari. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: 1. Mengedepankan semangat
egalitarianisme atau kesetaraan 2. Saling pengertian antara sesama anggota masyarakat 3.
Mengutamakan toleransi yang tinggi 4. Mengutamakan kerjasama antara sesama anggota
masyarakat 5. Menjunjung tinggi keterbukaan 6. Penghargaan kepada orang berdasarkan
prestasi, bukan prestise seperti keturunan kesukuan, ras, dan lain-lain b. Penerapan Prinsip
Harmoni Sosia
a. Kesetaraan Kesetaraan bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat
atau kedudukan yang sama.
b. b. Saling pengertian Pengertian merupakan refleksi dan realisasi kesadaran akan fakta nyata
kehidupan yang tidak selalu sama dan tidak pernah sempurna.
c. b. Saling pengertian Pengertian merupakan refleksi dan realisasi kesadaran akan fakta nyata
kehidupan yang tidak selalu sama dan tidak pernah sempurna.
d. d. Kerja sama Prinsip kerja sama dalam berbangsa dan bernegara pada dasarnya merupakan
sebuah perwujudan bentuk kerja sama dalam bidang-bidang tertentu yang dilembagakan.

Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengatasi keberagaman dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat vital dan strategis dalam membentuk
karakter bangsa, mulai dari nilai, moral, pengetahuan dan lain sebagainya. Undang-Undang Negara Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu mata
pelajaran wajib yang dimuat dalam kurikulum pendidikan menengah dan tinggi adalah Pendidikan
Kewarganegaraan. Penjelasan pasal tersebut mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan yang dimaksud adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.

Pendidikan Pancasila menekankan pada civic knowledge, civic skills, dan civic disposition dengan menanamkan
nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pengembangan sikap yang harus diimplementasikan dalam kehidupan
seharihari, karena Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan tidak hanya menjadi mata pelajaran yang
mengajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik melainkan mampu mengelaborasikan nilai dan
diharapkan mampu untuk menjadi solusi untuk menghadapi masalah sosial di masa depan (

Anda mungkin juga menyukai