Anda di halaman 1dari 4

FAMILY THERAPY

Konselor: Selamat pagi, Laura dan Naura. Bagaimana perasaan kalian hari ini?

Klien 1: Pagi, bu. Saya merasa agak cemas dan frustrasi, seperti biasa.

Konselor: Terima kasih telah berbagi, Laura. Dan Anda, Naura?

Klien 2: Saya merasa sedih dan kesepian. Saya merasa hubungan keluarga kami semakin
merenggang.

Konselor: Saya mengerti, Naura. Mari kita gunakan sesi ini untuk membahas perasaan dan
tantangan yang kalian hadapi dalam keluarga. Laura, apa yang menurutmu menjadi sumber
cemas dan frustrasi?

Klien 1: Saya merasa seperti saya selalu yang harus mengatasi masalah di keluarga ini. Saya
merasa terbebani.

Konselor: Terdengar melelahkan. Dalam Family Therapy, kita mencoba untuk memahami peran
dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Bagaimana jika kita menciptakan peta
struktur keluarga untuk melihat secara lebih jelas bagaimana tanggung jawab dapat
didistribusikan?

Klien 1: Ya, saya setuju. Mungkin dengan melibatkan semua orang, kita bisa mencapai
keseimbangan yang lebih baik.

Konselor: Bagus. Naura, bagaimana pandangan Anda tentang struktur dan peran dalam keluarga
ini?

Klien 2: Saya merasa terkadang saya tidak didengar. Ada hari-hari ketika saya merasa seperti
saya tidak memiliki tempat di keluarga ini.
Konselor: Mari kita bicara tentang komunikasi. Bagaimana kita bisa menciptakan ruang untuk
mendengarkan satu sama lain tanpa menghakimi? Mungkin kita bisa mencoba beberapa teknik
komunikasi yang lebih efektif.

Klien 1: Itu ide bagus. Saya pikir kita butuh lebih banyak komunikasi terbuka dan jujur di
keluarga ini.

Konselor: Saya senang mendengar kalian berdua ingin bekerja sama untuk meningkatkan
hubungan di keluarga. Sebelum kita melangkah lebih jauh, apakah ada hal khusus yang ingin
kalian tekankan atau sampaikan pada awal sesi ini?

Klien 1: Saya hanya ingin merasa lebih didukung. Terkadang rasanya semua beban ada di
pundak saya.

Klien 2: Dan saya ingin merasa lebih didengar. Terkadang saya merasa seperti suara saya tidak
dihargai.

Konselor: Terima kasih atas kejujuran kalian. Mari kita mulai dengan mendefinisikan beberapa
tujuan bersama. Bagaimana menurut kalian keluarga ini seharusnya berfungsi? Apa harapan
kalian untuk dinamika keluarga yang lebih baik?

Klien 1: Saya rasa setiap anggota keluarga seharusnya turut serta dalam tanggung jawab. Tidak
hanya satu orang yang harus mengatasi semuanya.

Konselor: Itu suara yang masuk akal. Naura, bagaimana pandanganmu?

Klien 2: Saya setuju. Saya ingin ada ruang untuk setiap orang untuk berbicara dan didengar tanpa
takut dihakimi.

Konselor: Baik. Mari kita fokus pada pembagian tanggung jawab dan komunikasi terbuka. Saya
ingin kalian berdua memikirkan apa yang bisa kalian lakukan secara konkrit untuk mencapai
tujuan ini. Mungkin ini melibatkan pembicaraan rutin atau membuat jadwal untuk melakukan
aktivitas bersama.
Klien 1: Mungkin membuat daftar tanggung jawab bersama dan menentukan waktu khusus untuk
duduk bersama dan membahasnya.

Klien 2: Dan mungkin kita bisa mencoba teknik mendengarkan aktif, seperti mengulang kembali
apa yang orang lain katakan untuk memastikan kita benar-benar memahaminya.

Konselor: Kalian berdua telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menciptakan perubahan
positif dalam keluarga kalian, dan itu luar biasa. Mari kita perluas pembahasan kita. Selain
tanggung jawab dan komunikasi, adakah konflik khusus atau peristiwa tertentu yang sering
muncul dalam keluarga?

Klien 1: Kami sering bertengkar tentang keuangan. Saya merasa beban keuangan selalu di
pundak saya, semua keuangan menjadi tanggung jawab saya, saya merasa menjadi sandwich
generation dan itu membuat saya kesal sering marah dan berakhir bertengkar dengan keluarga.

Konselor: Paham. Keuangan bisa menjadi sumber konflik yang umum. Bagaimana jika kita
mengintegrasikan pendekatan struktural dan sistemik untuk menangani masalah ini?

Klien 1: Bagaimana caranya?

Konselor (Pendekatan Struktural): Pertama, mari kita evaluasi bagaimana tanggung jawab
keuangan didistribusikan di antara kalian berdua. Mungkin kita bisa membuat rencana keuangan
yang lebih terstruktur untuk mengurangi beban satu pihak.

Klien 2: Itu ide yang bagus. Mungkin kami perlu duduk bersama dan membuat anggaran
keluarga.

Konselor (Pendekatan Sistemik): Sementara itu, mari kita bicara tentang bagaimana kalian
berdua dapat berkomunikasi mengenai keuangan tanpa menimbulkan konflik. Teknik
komunikasi yang baik dapat membantu membangun pemahaman dan mencegah pertengkaran.
Klien 1: Saya setuju. Mungkin kita perlu membuat aturan di mana kita berdua bisa
membicarakan keuangan tanpa bersikap defensif.

Konselor: Bagus. Saya harap dengan mengintegrasikan kedua pendekatan ini, kita dapat
menciptakan perubahan yang signifikan dalam cara keluarga kalian mengelola dan
berkomunikasi tentang keuangan. Apakah ada hal lain yang ingin kalian tambahkan atau
diskusikan?

Klien 2: Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih, bu. Saya merasa lebih yakin sekarang
bahwa kita bisa menyelesaikan masalah-masalah ini.

Klien 1: iya betul. Saya berharap rencana ini membawa perubahan positif.

Konselor: Kami akan terus bekerja bersama untuk mencapai tujuan ini. Ingatlah, ini adalah
proses dan kemajuan kadang-kadang membutuhkan waktu. Jangan ragu untuk berbicara dengan
saya jika ada pertanyaan atau kekhawatiran dalam perjalanan ini.

Anda mungkin juga menyukai