Anda di halaman 1dari 8

Nama: Nadiyya Nurfauziyyah

NIM: P20620522060
Prodi: Sarjana Terapan Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners
Kelas: 2B
Matkul: Manajemen Patient Safety

RESUME NURSING HEALTH NUTRISI DAN ISTIRAHAT

A. Nursing Health Nutrisi


Peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
sangat diperlukan. Tujuan penelitian mengidentifikasi peran perawat dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien. Makanan memiliki peranan yang
sangat penting terhadap kehidupan manusia antara lain untuk memelihara
kesehatan tubuh, perawatan penyakit, dan penyembuhan penyakit. Pasien
memerlukan masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-zat ini disebut
nutrisi yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh, dan
melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Pelayanan makan pasien di
rumah sakit bertujuan untuk mencukupi kebutuhan zat-zat gizi pasien guna
menunjang proses penyembuhan dan mencapai status gizi optimal.
1. Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien lebih dari 50% yaitu cukup, hal ini menunjukan bahwa
perawat mampu memberikan diet sesuai dengan kebutuhan pasien baik
jenis diet maupun jumlahnya.
Peran sebagai advokat dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam mengambil
persetujuan atas tindakan keperawatan yanf diberikan kepada pasien,
juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akinat kelalaian
(Widyawati, 2012). Advokat pada klien, perawat berfungsi sebagai
penghubung antara klien dengan tim kesehatan laindalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh
tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional.
Perawat menjalankan peran sebagai advokat (Pembela Klien) perawat
harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan.
2. Peran Perawat sebagai Edukator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran perawat sebagai edukator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien didapatkan mayoritas yaitu kurang, hal ini menunjukan
perawat belum memberikan Health Education pada setiap pemberian
diet pada pasien. Peran sebagai edukator dilakukan dengan membantu
klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
sikap atau perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
3. Peran Perawat sebagai Koordinator dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
Peran perawat sebagai koordinator dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien didapatkan lebih dari 50% yaitu kurang. Hal ini
menunjukan adanya sikap pasif perawat terkait dengan penentuan diet
pasien. Perawat menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut: mengkoordinasi seluruh pelayan
keperawatan, mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas,
mengembangkan sistem pelayanan keperawatan, memberikan
informasi tentang hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan pada
sarana kesehatan, peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim
kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah
sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Peran Perawat sebagi Kolaborator dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
Peran perawat sebagai kolaborator dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini
menunjukan adanya sikap pasif perawat dalam berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun
pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan
klien. Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-
lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
5. Peran Perawat sebagai Konsultan dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Peran perawat sebagai konsultan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada pasien didapatkan sebagaian besar yaitu kurang, hal ini
menunjukan perawat kurang dalam memberikan konsultasi kepada
pasien atau keluarganya. Peran konsultansi dibebankan pada ahli gizi
di ruangan. Peran disini adalah sebagai tempat konsultansi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan. Perawat berperan dalam
membantu individu untuk memahami dan mengintegrasikan makna
kehidupan saat ini sambil memberikan bimbingan dan dorongan untuk
melakukan perubahan.
6. Peran Perawat sebagai Pembaharu dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
Peran perawat sebagai pembaharu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada pasien didapatkan sebagian besar yaitu cukup, hal ini didukung
oleh tingkat pendidikan perawat yang cukup tinggi. Peran sebagai
pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja
sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai metode pemberian
pelayanan keperawatan (Wisyawati, 2012). Perawat sebagai
pembaharu, perawat mengadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap,
bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien atau keluarga
agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara
memberikan perawatan kepada klien.

SOP Pemberian Makan Melalui Oral


Memberikan makan secara oral adalah memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
dengan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan tubuh pasien untuk
proses kehidupan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
A. Persiapan
 Persiapan Pasien
a. Memperkenalkan diri (kontrak)
b. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan
ruangan.
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
e. Pasien disiapkan dipinggir tempat tidur
 Persiapan Lingkungan
a. Menutup pintu atau jendela atau memasang sampiran
 Persiapan Alat
a. Baki alas penyajian
b. Serbet makan
c. Piring berisi nasi atau bubur
d. Mangkok berisi sayur atau kuah
e. Piring kecil berisi lauk
f. Sendok makan
g. Sendok garpu
h. Gelas berisi air minum
i. Sedotan atau pipet
j. Mangkok untuk cuci tangan
k. Buah-buahan
B. Tahap Pelaksanaan
 Bawa alat-alatnya kedekat pasien
 Perawat mencuci tangan
 Pasangkan atau beri pasien serbet untuk alas
 Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati
 Bantu pasien untuk memotong lauknya bila diinginkan
 Persilahkan pasien untuk makan dan minum
 Bila pasien tidak bisa makan dan minum sendiri, suapi pasien
sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi dengan pasien
 Memberi pasien minum obat (sesuaikan dengan dosis yang
diberikan)

 Berikan pasien buah setelah selesai makan (bantu pasien jika tidak
bisa mengkonsumsi buah sendiri)
 Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet atau tisu 11.
Kembalikan pasien ke posisi semula yang nyaman
 Bereskan alat dan perawat mencuci tangan
C. Tahap Evaluasi
 Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)
 Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
 Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

B. Nursing Health Istirahat


Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan
bebas dari perasaan gelisah. Istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas
sama sekali, tapi juga kondisi yang membtuhkan ketenangan. Terkadang jalan-
jalan di taman, nonton tv, dan sebagainya juga dapat dikatakan sebagai bentuk
istirahat. Keadaan istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah,
bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan untuk melepaskan diri
dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan
(Alimul, 2006).
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam
hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman
untuk beristirahat bagi klien/pasien. Setiap orang memiliki kebiasaan mereka
sendiri untuk memperoleh istirahat dan menemukan cara-cara untuk
menyesuaikan sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru atau kondisi
yang mempengaruhi kondisi istirahat.
1. Karakteristik istirahat Terdapat beberapa karakteristik istirahat,
misalnya Narrow (1967). Yang dikutip Perry dan Potter 1993,
(dalam Alimul 2006), mengemukakan ada 6 karakteristik, yaitu:
a. Merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi;
b. Merasa diterima;
c. Mengetahui apa yang sedang terjadi;
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan;
e. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan;
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
2. Meningkatkan istirahat
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh
istirahat yang cukup. Dalam kesehatan komunitas dan rumah,
perawat membantu klien mengembangkan perilak istirahat dan
relaksasi. Hal ini mencakup saran-saran perubahan lingkungan atau
kebiasaan gaya hidup tertentu. Sebagai contoh: perhatian yang
tidak mencukupi terhadap kebutuhan tidur diantara pekerja dewasa
adalah masalah utama dalam masyarakat kita.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur
sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Tidur melakukan suatu keadaaan perilaku individu yang relative
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi
terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah
dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa
tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu
waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
system tubuh memulihkan energy. Tidur juga sebagai fenomena
dimana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik
psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
istirahat tidur:
a. Mengidntifikasi factor yang mempengaruhi masalah tidur
b. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal mengganggu tidur
c. Anjurkan pasien tidur saat mengantuk
d. Membuat pasien untuk memicu tidur
e. Meningkatkan aktivitas pada siang hari
f. Memberikan diazepam dalam tindakan pengobatan
g. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur
h. Memberikan pendidikan kesehatan dan rujukan
SOP Terapi Relaksasi Napas Dalam
Menggunakan teknik napas dalam untuk mengurangi tanda dan gejala
ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan.
Tujuan: mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan
A. Persiapan
 Persiapan pasien:
a. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam
medis)
b. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
c. Tempatkan pasien di tempat yang tenang dan nyaman
 Persiapan lingkungan:
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyama, jika memungkinkan
 Persiapan alat dan bahan:
a. Sarung tangan bersih, jika perlu
b. Kursi dengan sandaran, jika perlu
c. Bantal
B. Tahap Pelaksanaan
 Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
 Pasang sarung tangan, jika perlu
 Berikan pasien posisi yang nyaman (misal dengan duduk bersandar
atau tidur)
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
 Latih melakukan teknik napas dalam:
 Anjurkan tutup mata dan konsentrasi penuh
 Ajarkan melakukan inspirasi dengan menghirup udara
melalui hidung secara perlahan
 Ajarkan melakukan ekspirasi dengan menghembuskan
udara dengan cara mulut mencuci secara perlahan
 Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik, menahan
napas selama 2 detik dan menghembuskan napas selama 8
detik
Monitor respons pasien selama dilakukan prosedur
C. Tahap Evaluasi
 Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
 Lepaskan sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
 Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)
 Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
 Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

Anda mungkin juga menyukai