Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN SURAT DINAS

BAGI TENAGA KEPENDIDIKAN


MPK KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

oleh
Dra. Soeisniwati Lidwina, M.Pd.

AKADEMI SEKRETARI MARSUDIRINI


(ASM) SANTA MARIA SEMARANG
23 S.D. 26 SEPTEMBER 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tata surat dinas yang seragam dan berlaku di MPK Keuskupan Agung Semarang akan
sangat mendukung kelancaran arus komunikasi dan informasi antarunit organisasi untuk
membantu penyelenggaraan pendidikan.
Untuk meningkatkan tertib administrasi kedinasan dan kelancaran arus komunikasi
tersebut lembaga perlu menyesuaikan serta menyempurnakan ketentuan dalam melaksanakan
tata surat dinas.

1.2 Tujuan
Untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien antarunit
organisasi di lingkungan MPK Keuskupan Agung Semarang.

1.3 Sasaran
(1) Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa, dan penafsiran penyelenggaraan tata
surat dinas
(2) Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata surat dinas dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum
(3) Lancarnya komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian
(4) Berkurangnya salah tafsir dan tumpang tindih dalam penyelenggaraan tata surat
dinas
BAB II
PENULISAN SURAT DALAM TATA SURAT DINAS ORGANISASI

2.1 Pengertian Surat


Surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi
tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu yang khusus berlaku untuk surat-menyurat
(Finoza, 1991: 1). Penyampaian maksud melalui surat dari satu pihak kepada pihak lain
dapat atas nama pribadi atau perseorangan dan dapat atas nama organisasi. Kegiatan
saling berkirim surat oleh perseorangan atau oleh organisasi disebut surat-menyurat atau
korespondensi dan para pelakunya disebut koresponden.

2.2 Fungsi Surat


Ternyata peranan surat dirasakan masih diperlukan dalam dunia perkantoran
seperti kantor kelurahan, kantor kecamatan, kantor Pemerintah Kota, Rumah sakit,
sekolah ,dsb. Surat dirasakan memiliki banyak kegunaan. Kegunaan surat itu antara lain
sebagai:
1) alat komunikasi tulis
2) alat mewakili organisasi/perseorangan
3) bukti tertulis yang otentik
4) bukti historis
5) pedoman untuk bertindak
6) keterangan (dapat memberikan rasa aman)
7) arsip

2.3 Bentuk-bentuk Surat


Bentuk surat adalah pola atau patrun sebuah surat yang ditentukan oleh tata
letak (lay out) bagian-bagian surat. Penempatan bagian-bagian surat pada posisi tertentu
akan membentuk model (style) yang tertentu pula.
Bentuk surat digolongkan menjadi dua yakni bentuk surat yang memakai perihal
dan bentuk surat berjudul. Penggunaan bentuk surat berperihal ada 3 macam :
1) Bentuk Resmi Indonesi (Official Style)
2) Bentuk Lurus (Block Style)
3) Bentuk Bertakuk (Indented Style)
Masing-masing bentuk surat tersebut mempunyai variasi sebagai berikut.
1) bentuk Resmi Indonesia Lama
(official style)
2) bentuk resmi Indonesia Baru variasi bentuk resmi
(new official style)
3) bentuk Lurus Penuh
(full block style)
4) bentuk Lurus variasi bentuk lurus
(block style)
5) bentuk Setengah Lurus
(semi block style)
6) bentuk Bertakuk
(indented style)
7) bentuk Alinea Menggantung variasi bentuk bertakuk
(hanging paragraph style)

Bentuk surat berjudul tidak mempunyai variasi seperti itu. Namun, bentuk surat
berjudul yang satu akan berbeda dengan bentuk surat berjudul yang lainnya, walaupun
sama-sama memakai judul.
Dari segi penyusunannya, surat berjudul lebih praktis bila dibandingkan dengan
surat berperihal karena bagian surat berjudul dapat disiapkan dalam bentuk formulir
sehingga pengetikannya lebih cepat selesai.
2.4 Gambar Bentuk Surat Berperihal
2.4.1 Gambar Bentuk Surat Resmi Indonesia Lama (Official Style)

Keterangan:
1 1. Kepala Surat
2. Nomor
2 3 3.Ttanggal
4 4. Lampiran
5 6 5. Hal
6. Alamat Tujuan
7 7. Salam Pembuka
8 8. Isi surat (Pendahuluan)

9. Isi
10. Penutup
11. Salam Penutup
12. Nama Penanda Tangan
13. Jabatan/NIP
9 14. Tembusan
10 15. Inisial Pengonsep dan
Pengetik Surat
11

12
13
14

15
2.4.2 Gambar Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru ( New Official Style)

2 3
4
5

10
11

12
13
14

15

Keterangan:
1.Kepala Surat
2.Nomor
3.Tanggal
4.Lampiran
5.Hal/
6.Alamat Tujuan
7.Salam Pembuka
8.Isi Surat (Pendahuluan)
9.Isi
10. Penutup
11. Salam Penutup
12. Nama Penanda Tangan
13. Jabatan/NIP
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengtik Surat

2.4.3 Gambar Bentuk Surat Lurus Penuh ( Full Block Style)

2
3

10

11
12

13

14

15

Keterangan:
1. Kepala Surat
2. Nomor
3. Tanggal
4. Alamat Tujuan
5. Hal
6. Salam Pembuka
7. Isi Surat (Pendahuluan)
8. Isi
9. Penutup
10. Salam Penutup
11. Nama Penanda Tangan
12. Jabatan/NIP
13. Lampiran
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengetik

2.4.4 Gambar Bentuk Surat Lurus (Block Style)

2 3

10

11

12
13

15
Keterangan:
1. Kepala Surat
2. Nomor
3. Tanggal
4. Alamat Tujuan
5. Hal
6. Salam Pembuka
7. Isi Surat (Pendahuluan)
8. Isi
9. Penutup
10. Salam Penutup
11. Nama Penanda Tangan
12. Jabatan/NIP
13. Lampiran
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengetik

2.4.5 Gambar Bentuk Surat Setengah Lurus ( Semi Block Style)

2 3

10

11
12
13
14
15

Keterangan:
1. Kepala Surat
2. Nomor
3. Tanggal
4. Alamat Tujuan
5. Hal
6. Salam Pembuka
7. Isi Surat (Pendahuluan)
8. Isi
9. Penutup
10. Salam Penutup
11. Nama Penanda Tangan
12. Jabatan/NIP
13. Lampiran
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengetik

2.4.6 Gambar Bentuk Surat Bertakuk ( Indented Style)

2 3

10

11
12
13
14
15
Keterangan:
1. Kepala Surat
2. Nomor
3. Tanggal
4. Alamat Tujuan
5. Hal
6. Salam Pembuka
7. Isi Surat (Pendahuluan)
8. Isi
9. Penutup
10. Salam Penutup
11. Nama Penanda Tangan
12. Jabatan/NIP
13. Lampiran
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengetik

2.4.7 Gambar Bentuk Surat Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)

2 3
4

6
7

10

11
12

13
14
15
Keterangan:
1. Kepala Surat
2. Nomor
3. Tanggal
4. Alamat Tujuan
5. Hal
6. Salam Pembuka
7. Isi Surat (Pendahuluan)
8. Isi
9. Penutup
10. Salam Penutup
11. Nama Penanda Tangan
12. Jabatan/NIP
13. Lampiran
14. Tembusan
15. Inisial Pengonsep dan Pengetik

2.5 Gambar Bentuk Surat Berjudul

2
3

10
11

Keterangan:
1. Kepala surat 5. Isi Surat 10.Tembusan
2. Judul surat 6. Kota dan tanggal 11. Inisial
3. Nomor surat 7.Nama Penanda Tangan
4. Alamat tujuan 8.Jabatan/NIP
9.Lampiran

2.6 Penulisan Bagian-Bagian Surat


 Kepala surat • Salam
 Nomor surat • Isi surat
 Tanggal surat • Nama pengirim
 Lampiran surat • Jabatan
 Hal surat • Tembusan
 Alamat • Inisial

2.6.1 Penulisan Kepala Surat


Penulisan kepala surat yang lengkap terdiri atas
1) nama organisasi
2) alamat lengkap
3) nomor telepon
4) nomor kotak pos
5) lambang/logo
Nama organisasi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi termasuk
telepon, dsb. ditulis dengan huruf awal kata adalah kapital, kecuali kata tugas.
Dapat juga penulisan kepala surat seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Di samping itu, penulisan nama instansi jangan disingkat, kata jalan jangan
disingkat menjadi jln atau jl tetapi jalan. Kata telepon ditulis dengan cermat, yaitu
telepon dan jangan disingkat menjadi tlp. Atau telp. Kata kotak pos hendaklah
ditulis dengan cermat yaitu kotak pos jangan disingkat k.pos atau kotpos, jangan
digunakan p.o. box atau post office box. Penulisan kata telepon dan kotak pos
diikuti oleh nomor tanpa diantarai tanda titik dua (:). Nomor-nomor yang
mengikutinya, tidak diberi titik pada setiap hitungan tiga angka karena bukan
merupakan suatu jumlah.
Contoh penulisan kepala surat yang benar :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Jalan Dasiknapati barat I, Rawamangun
Jakarta 13220
Kotak Pos 2625 Telepon 4896558, 4894564

2.6.2 Penulisan Nomor Surat


Penulisan kata nomor dikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat
dengan kode yang bukan pada instansi pengiriman surat. Penulisan nomor surat dan
kode intern dibatasi garis miring, ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda
baca apa pun.
Contoh:
Nomor : 543/KBN/II/2015
No. : 345/KJ/II/2015

Penulisan nomor dan kode surat dapat juga dibatasi dengan tanda titik atau
tanda hubung. Demikian pula isi kode surat tidak harus dengan huruf, tetapi dapat
pula dengan angka.
Contoh:
Nomor : 543.10.02.15
No. : 345.14.02.15
2.6.3 Penulisan Tanggal Surat
Penulisan Tanggal surat ditulis lengkap, tanggal ditulis dengan angka, bukan
ditulis dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum penulisan tanggal
tidak dicantumkan nama kota karena penulisan nama kota itu sudah tercantum pada
kepala surat. Setelah penulisan angka tahun, tidak diikuti tanda baca apa pun.
Penulisan nama bulan tidak ditulis dengan angka melainkan dengan huruf.
Penulisan nama bulan ditulis dengan huruf dan penulisannya tidak boleh disingkat,
misalnya Januari, Agustus bukan Jan, Agst. Nama Bulan ditulis secara cermat,
misalnya Januari, Agustus.
Contoh : penulisan tanggal surat yang benar:

Kepala Surat
13 Februari 2015

2.6.4 Penulisan Lampiran


Penulisan kata lampiran atau lamp. Diikuti tanda baca titik dua disertai jumlah
barang atau dokumen yang dilampirkan. Jumlah barang atau dokumen ditulis
dengan huruf tidak dengan angka dan tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun.
Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Lampiran: Satu berkas

2.6.5 Penulisan Hal


Penulisan perihal atau hal diawali dengan huruf kapital. Penulisan tersebut
dianjurkan sebagai berikut.

Hal: Permohonan tenaga pengajar

2.6.7 Penulisan Alamat Surat


Penulisan nama penerima surat harus cermat dan lengkap, sesuai dengan
kebiasaan yang dilakukan oleh penerima surat. Penulisan nama penerima surat
diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, tidak menggunakan huruf kapital
seluruhnya.
Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup
dituliskan Yth. Dengan huruf awal huruf kapital dan disertai tanda baca titik pada
singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. Tidak diperkenankan karena
kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan
arah.
Kata sapaan seperti Ibu, Bapak, Saudara dipergunakan pada alamat surat.
Jika digunakan kata Bapak , kata itu ditulis dengan huruf awal huruf besar tanpa
tanda baca apa pun pada akhir kata itu.Apabila nama orang yang dituju bergelar
akademik atau pangkat atau nama jabatan sebelum namanya, kata sapaan Bapak,
Ibu dsb tidak digunakan.
Penulisan Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh
yaitu jalan, dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda baca apa pun pa akhir
kata itu. Nama kota atau wilayah tidak ditulis dengan huruf kapital semua tetapi
ditulis dengan huruf awal huruf kapital dan tidak digarisbawahi serta tidak diakhiri
tanda baca apa pun. Nama alamat yang dituju sebaiknya nama orang disertai nama
jabatannya, atau nama jabatannya saja bukan nama instansinya. Contoh penulisan
yang dianjurkan:
Yth. Drs. Tukul Hidayat
Jalan Sriwijaya No. 20
Semarang

Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai


Jalan Jenderal A.Yani
Jakarta-13230

Yth. Bapak Thomas Sugijata


Jalan Jenderal A.Yani
Jakarta-13230

Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai


Jalan Jenderal Ahmad Yani (by-pass)
Jakarta 13230
u.p.
Sekretaris Direktorat Jenderal

(Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2010)

2.6.8 Penulisan Salam


Salam pembuka sangat lazim digunakan dalam penulisan surat resmi, misalnya
dengan hormat. Penulisan yang dianjurkan sebagai berikut. Hurf pertama kata
hormat ditulis dengan huruf kecil, yakni hormat bukan Hormat. Salam penutup
yang sangat lazim digunakan adalah hormat kami. Huruf pertama kata hormat
ditulis dengan huruf kapital, pada akhir salam penutup dibubuhkan tanda baca
koma (,) bukan tanda baca lainnya (Hormat kami,).
2.6.9 Penulisan Isi Surat
Secara garis besar isi surat dibagi atas 3 bagian, yaitu bagian pertama
merupakan paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian
ketiga merupakan paragraf penutup.
Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf
pembuka berisi pemberitahuan, pernyataan, permintaan dll. Paragraf isi
mengemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun, isi
surat harus singkat, lugas, dan jelas. Paragraf penutup merupakan simpulan dan
kunci isi surat. Dapat pula paragraf penutup mengandung harapan penulis surat atau
berisi ucapan terima kasih.

2.6.10 Nama Pengirim Surat


Nama Pengirim surat ditulis di bawah salam penutup. Tanda tangan
diperlukan sebagai keabsahan surat dinas. Penulisan nama tidak perlu menggunakan
huruf kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf awal huruf kapital pada setiap
unsur nama. Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu digaris bawah
dan tidak diakhiri tanda baca apa pun. Nama jabatan dicantumkan di bawah nama
pengirim.
Contoh:
Kepala

Drs. Maman Sumanto


NIP 534 302 526

Bukan
Kepala

(Drs. Maman Sumanto)


-------------------------------
NIP. 534 302 526
2.6.11 Penulisan Tembusan
Penulisan kata tembusan ditulis dengan huruf awal kapital (Tembusan)
diletakkan di sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan
hal serta sejajar dengan nama pengirim surat. Tulisan Tembusan dua tanpa
digarisbawahi.
Apabila pihak yang diberi tembusan lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai
dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Jika pihak yang diberi tembusan hanya
satu, tidak diberi nomor.
Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama orang atau nama jabatan dan
bukan nama kantor atau instansi. Dalam tembusan tidak perlu digunakan ungkapan
kepada Yth. atau Yth. Dalam penulisan tembusan tidak perlu dicantumkan tulisan
arsip atau pertinggal karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip. Contoh :
Tembusan:
1. Kepala Kepegawaian
2. Kepala Bagian Keuangan
Bukan
Tembusan Yth.:
1. Kepala Kepegawaian
2. Kepala Bagian Keuangan
3. Arsip (pertinggal)
4.
2.6.12 Penulisan Inisial (Sandi)
Inisial (sandi) ditempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah
tembusan. Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama
pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan pengirim surat,
untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh:
NP/gr
NA adalah singkatan nama pengonsep surat Nia Paramitha
gr adalah singkatan nama pengetik surat Gusti Randa.
2.7 Penyusunan Redaksi Surat/Bahasa Surat
Agar kegiatan surat-menyurat dapat mencapai tujuan secara efektif, bahasa surat
yang digunakan harus dapat mengungkapkan pesan surat sesuai dengan sifat surat,
kedudukan penulis dan pembaca surat. Selain itu penulisan surat-menyurat juga perlu
memperhatikan kaidah penulisan surat. Penulisan surat juga tidak terlepas dari sebuah
karangan, termasuk di dalamnya pemakaian ejaan yang disempurnakan (EYD).
Akan tetapi, dalam berkomunikasi melalui surat, masih ditemukan kesulitan oleh
pemakainya, terutama dalam menyusun redaksi surat. Sebaiknya dalam menulis surat
perlu memperhatikan ketentuan pembuatan surat yang baik dan benar agar tujuan yang
diinginkan dan pesan yang disampaikan dapat mencapai sasaran. Tidak jarang surat yang
dibuat seseorang atau instansi tidak mendapat jawaban sesuai dengan yang dikehendaki
penulis surat. Diperkirakan, salah satu sebab kurang tepat di dalam penyusunan kalimat,
paragraf dan penggunaan bentuk surat akibatnya pesan yang ingin disampaikan melalui
surat tidak tercapai.
Sehubungan dengan hal di atas, agar seseorang dapat menulis surat yang baik
diperlukan
1) Wawasan surat-menyurat
2) Penguasaan bahasa tulis yang memadai
3) Penguasaan materi surat atau isi surat
4) Sopan-santun menulis surat
5) Penguasaan kaidah menulis surat
Dalam uraian ini akan dibahas khusus mengenai penguasaan bahasa tulis yang
memadai.

2.7.1 Dasar-dasar Kebahasaan


Seorang penulis surat perlu menguasai bahasa satndar/baku dan menguasai
dasar-dasar komposisi.Dalam menguasai bahasa Indonesia standar, bisa
membedakan bahasa baku/resmi dan bahasa nonbaku/ tidak resmi.
Bahasa resmi/bahasa baku harus ditulis secara tersurat (eksplisit) dan
konsisten.
Contoh Penulisan yang Salah:
 Lurah Bendan Ngisor keluar kota.
 Kegiatan PIN sudah jalan dengan baik.
 Banyak anak-anak tahu Walikota Semarang sudah diganti.
 Surat Anda saya sudah baca.
Contoh Penulisan yang Benar
 Lurah Bendan Ngisor pergi ke luar kota.
 Kegiatan PIN sudah berjalan dengan baik.
 Banak anak tahu bahwa Walikota Semarang sudah diganti.
 Surat Anda sudah saya baca.

Contoh Penulisan Kata-kata Nonbaku dan Kata-kata Baku


Nonbaku Baku
 Kenapa Mengapa
 Tapi Tetapi
 Kasih Memberi
 Nggak Tidak
 Gimana Bagaimana
 Dari pada Daripada
 Pasca sarjana Pascasarjana
 Kerjasama Kerja sama

 A/n a.n.
 D/a d.a.
 U/b u.b.
 S/d s.d.
 U/p u.p.

2.7.2 Dasar-dasar Komposisi


Dasar-dasar Komposisi antara lain pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan
penyusunan alinea. Dalam memilih kata harus tepat, lazim, dan langsung.
Tepat artinya bentuk dan maknanya sama sesuai suasana pembicaraan.
Contoh: diminta, diharap, dimohon. Ketiga kata itu maknanya hampir sama,
contoh:

 Diminta- penulis lebih tinggi


 Diharap- sederajat
 Dimohon- penulis lebih rendah
Lazim, artinya kata itu umum dipakai masyarakat dan komunikatif, contoh:
 Perhatian bukan attention
 Ucapkan bukan haturkan
Langsung, artinya cara menggunakan kata secara ekonomis dan tepat serta
tidak berlebihan, contoh:
 Agar-supaya
 Adalah-merupakan
 Demi-untuk
 Amat-sangat-sekali

2.7.3 Penyusunan Redaksi Surat:


 Kalimat Surat yang Salah
1. Sehubungan dengan surat Camat tanggal 4 Mei 2006 perihal Resik-resik
Kutha.
2. Di dalam surat ini akan menjelaskan syarat-syarat penerimaan pegawai baru.
3. Atas perhatiannya kami haturkan terima kasih.
 Kalimat surat yang Benar
1. Sehubungan dengan surat Camat tanggal 4 Mei 2006 perihal Resik-resik
Kutha, diberitahukan kepada Ketua RT/RW di wilayah Saudara agar
diinformasikan perihal tersebut kepada seluruh warga.
2. Di dalam surat ini akan dijelaskan syarat-syarat penerimaan pegawai baru.
3. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
BAB III
PENUTUP

Setelah diuraikan latar belakang diadakan pelatihan Surat Dinas bagi Tenaga
Kependidikan Unika Sugijapranata Semarang dan pembahasan materi Penulisan Surat Dalam
Tata Surat Dinas Organisasi maka kegiatan pelatihan ini dapat diakhiri dengan latihan
pembetulan surat yang masih salah penulisannya.

3.1 Contoh Surat Pemberitahuan yang Masih Salah

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


KECAMATAN WATU AGUNG
KELURAHAN MAGER SARI
JL. RAWAPENING BARU BLOK C. NO. 56 SEMARANG-50233 TELP.(024) 555666
Semarang , 6 Februari 2015
Nomor : 440/8.
Lamp. : - K e p a d a.
Hal : Persyaratan Pengajuan Yth: Bapak Ketua RW se Kel.
Kartu Askes Gakin. Mager Sari
di-
SEMARANG

1. Dasar: Surat Camat Watu Agung tanggal 31 Januari 2015 perihal sebagaimana
tersebut pada pokok surat.
2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuannya untuk
menginformasikan ke warga melalui Bapak Ketua RT syarat pengajuan Kartu
Askes Gakin baru sbb.
1. Foto Copy KK.
2. Foto Copy KTP.
3. Pas Foto ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
4. DPP 5 dari kelurahan isinya mohon surat/kartu Askes dan yang bersangkutan
betul warga miskin
5. Surat keterangan rawat inap dari rumah sakit yang ditunjuk Askes.
6. Berkas dibuat rangkap 2 (dua).
7. Waktu pengurusan 3x 24 jam mulai dirawat.
3. Demikian untuk menjadikan perhatian dan atas kerjasama yang baik
disampaikan terima kasih.
Lurah Mager Sari

Tembusan kepada Yth: Danu Broto, SE.


1. Bp. Ketua LPMK Kel. Mager Sari. Nip : 300 400 500
2. Bp. Camat Watu Agung.
3. P e r t i n g g a l.

3.2 Alternatif Perbaikan Surat Pemberitahuan

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


KECAMATAN WATU AGUNG
KELURAHAN MAGER SARI
JALAN RAWAPENING BARU BL0K C. 56 SEMARANG 50233 TELEP0N (024) 555666
Nomor :440/P/II/2015 6 Februari 2015

Hal : Pemberitahuan Kartu Askes Gakin Yth. Ketua RW


Se Kelurahan Mager Sari
Semarang

Dengan hormat,

Berdasarkan surat Pemkot Kecamatan Watu Agung tanggal 31 Januari 2015


mengenai persyaratan pengajuan Kartu Askes Gakin, kami mohon bantuan Saudara
agar dapat menginformasikannya kepada Ketua RT/RW di wilayah Saudara.
Adapun syarat pengajuan Kartu Askes Gakin Baru sebagai berikut.
1) Fotokopi KK
2) Fotokopi KTP
3) Pasfoto ukuran 3x4 sebanyak dua lembar
4) DPP 5 dari kelurahan isinya mohon surat/kartu Askes dan yang bersangkutan
betul warga miskin
5) Surat keterangan riwayat inap dari rumah sakit yang ditunjuk askes
6) Berkas dibuat rangkap 2 (dua)
7) Waktu pengurusan 3x24 jam mulai dirawat
Demikian pemberitahuan ini, atas kerja sama Saudara, kami ucapkan terima
kasih.

Hormat kami,
Lurah Mager Sari

: Danu Broto, S.E.


NIP 300 400 500
Tembusan:
1. Ketua LPMK Kel. Mager Sari
2. Camat Watu Agung
DB/hs
3.3 Latihan

Surat berikut ini Bapak/Ibu susun kembali dengan memilih salah satu
bentuk surat berperihal dan menggunakan redaksi surat yang baru sesuai
dengan kreativitas masing-masing serta menerapkan kaidah penulisan surat
yang benar.

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


KECAMATAN WATU AGUNG
KELURAHAN MAGER SARI
JL. RAWAPENING BARU BLKK C. NO. 56 SEMARANG-50233 TELP.(024) 555666
Semarang , 13-Februari-2015
Nomor : 005/42.
Lamp. : - K e p a d a.
Hal : UNDANGAN. Yth: Bp/Ibu…………………………….
Tokoh Kel. Mager Sari
di-
SEMARANG

Mengharap dengan sangat atas kehadirannya pada pertemuan yang akan kami
selenggarakan besuk pada:
Hari : J.u.m.a.t.
Tanggal : 20-Maret-2015.
Jam : 19.30 Wib.
Tempat : Balai Kel. Mager Sari.
Jl. Rawapening Blok C. No. 56 Smg.
Acara : Musrenbang tingkat kelurahan Bendan Ngisor.
Demikian karena pentingnya acara tersebut kami nohon untuk menyempatkan waktu
untuk bisa hadir.
Atas kehadiran serta perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Lurah Mager Sari

Tembusan kepada Yth: Danu Broto, SE.


1. Bp. Ketua LPMK Kel. Mager Sari. Nip : 300 400 500
2. Bp. Camat Watu Agung.
3. P e r t i n g g a l.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991, Surat-Menyurat dalam Bahasa
Indonesia, Jakarta.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2010. Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Jakarta.

Lamuddin, Finoza 1991, Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia, Jakarta : Usaha
Mulia.

Lidwina, 2000, Pemaragrafan dalam Surat Niaga Bahasa Indonesia., Pascasarjana, Unnes.

………………..….., 2002, Penulisan Bagian-Bagian Surat Dinas/ Resmi dalam Bahasa


Indonesia, MPK Keuskupan Agung Semarang.

Anda mungkin juga menyukai