Anda di halaman 1dari 110

LAPORAN PENELITIAN

DOSEN PEMULA

1
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID
PADA MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

TIM PENGUSUL

Ketua : Dr. Irwanto, S.Pd.T., MT NIDN. 0410108305


Anggota : Didik Aribowo., ST.MT NIDN.
Anggota : Muhammad Faizz NIM.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

September 2022

2
HALAMAN PENGESAHAN

USUL PENELITIAN DOSEN PEMULA

1. Judul Penelitian : Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


Android pada Mata Pelajaran Instalasi Tenaga
Listrik
2. Kode/Nama Rumpun Ilmu : 783 / Pendidikan Teknik Elektro
3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr.Irwanto., S.Pd.T., MT
b. NIDN : 0410108305
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Prodi : Pendidikan Teknik Elektro
e. Nomor Hp :
f. Alamat Surel (E-mail) :
4. Anggota Peneliti (dosen)
a. Nama Lengkap : Didik Aribowo, S.T., M.T
b. NIDN :
c. Prodi : Pendidikan Teknik Elektro
5. Anggota Peneliti
(mahasiswa)
a. Nama Lengkap : Muhamad Faizz
b. NIM :
c. Prodi : Pendidikan Teknik Elektro
6. Pembiayaan
Dana dari DIPA Untirta Rp.
Sumber Lainnya (sebutkan) Rp. 0
Mengetahui: Serang, 07 Februari 2022
Dekan FKIP Untirta Ketua Pengusul

Dr. Dase Erwin Juansah, M.Pd. Mohammad Fatkhurrokhman, M.Pd.


NIP. 197707262003121001 NIDN. 0005048904

3
1. IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Pada


Mata Pelajaran Instalasi Tenaga Listrik
2. Tim Peneliti
Instansi Alokasi
Bidang
No. Nama Jabatan Asal Waktu
Keahlian
(Jam/Minggu)
1. Dr. Irwanto, S.Pd. T, Ketua Pendidikan Untirta 15 jam
MT Teknik
Elektro
2. Didik Aribowo, S.T, Anggota Pendidikan Untirta 10 jam
MT Teknik
Elektro
3. Muhamad Faizz Asisten Pendidikan Untirta 8 jam
Peneliti 1 Teknik
Elektro

3. Objek Penelitian : Pembelajaran


4. Masa Pelaksanaan Penelitian :
 Mulai : bulan: Januari Tahun: 2022
 Berakhir : bulan: Desember Tahun: 2022
5. Anggaran yang diusulkan :
 Dari DIPA Untirta : Rp. ,-
 Sumber Lain : 0
 Anggaran keseluruhan : 0
6. Lokasi Penelitian : Lapangan
7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)
- Tidak ada
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, produk, atau
rekayasa)
- Media Pembelajaran
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada
gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek)
- Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa Media Pembelajaran
10. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana
perolehan atau penyelesaiannya
- Hak Cipta Bahan Ajar
- Media Pembelajaran Berbasis Android

4
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
BAB I 1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................3
C. Pembatasan Masalah................................................................................3
D. Rumusan Masalah.....................................................................................4
E. Tujuan Pengembangan.............................................................................4
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan................................................5
G. Manfaat Pengembangan...........................................................................5
H. Asumsi Pengembangan.............................................................................6
BAB II 7
A. Kajian Teori.................................................................................................7
1. Model Pembelajaran Induktif...................................................................7
2. Perangkat Pembelajaran...........................................................................9
3. Media Pembelajaran...............................................................................18
4. Belajar dan Pembelajaran.......................................................................28
5. Instalasi Motor Listrik............................................................................30
B. Kajian Penelitian Yang Relevan............................................................33
C. Kerangka Pikir........................................................................................42
D. Pertanyaan Penelitian.............................................................................44
BAB III 45
A. Model Pengembangan...............................................................................45
B. Prosedur Pengembangan...........................................................................46
1. Penilaian dan Analisis............................................................................46
2. Desain.....................................................................................................46
3. Pengembangan Produk...........................................................................47
4. Implementasi..........................................................................................47
5. Evaluasi..................................................................................................48

5
C. Desain Uji Coba Produk...........................................................48
1. Desain Uji Coba.........................................................................................48
2. Subjek Coba...............................................................................................48
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................................48
4. Teknik Analisis Data..................................................................................59
BAB IV 61
A. Hasil Penelitian........................................................................................61
1. Penilaian dan Analisis..........................................................................61
2. Desain.....................................................................................................64
3. Pengembangan Produk........................................................................70
4. Implementasi.....................................................................................75
5. Evaluasi.................................................................................................76
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................78
BAB V 80
A. Kesimpulan..............................................................................................80
B. Keterbatasan Penelitian..........................................................................81
C. Saran.........................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................82
LAMPIRAN 85

6
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR TABEL

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada Sistem Pendidikan Nasional (SisDikNas) dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab VI dikatakan bahwa tingkatan
pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal
yang saling terkait dan menambah pengetahuan. Pendidikan formal pada jenjang
menengah terdiri dari SMA atau MA dan SMK. Sekolah Menengah Kejuruan
atau SMK adalah jenjang pendidikan yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa pada bidang keahlian tertentu sesuai bidang yang mereka
pilih. SMK juga merupakan sekolah yang terdiri dari banyak jurusan salah
satunya yaitu Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Salah satu mata pelajaran
produktif yang dipelajari di pada Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik adalah
Instalasi Motor Listrik (IML), yang mana pada Kelas XI siswa mempelajari
tentang Dasar-Dasar Instalasi Motor Listrik, sedangkan pada Kelas XII siswa
mempelajari tentang Penerapan Instalasi Motor Listrik.
Kurikulum yang digunakan di SMK sama dengan yang digunakan di SMA,
yaitu menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikenal dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah yang
dimaksud adalah kegiatan belajar 5M, yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan menyimpulkan materi yang
dipelajari selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pendekatan ini menuntut
siswa untuk lebih aktif dan berperan penuh dalam proses pembelajaran. Sesuai
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum menyatakan untuk mencapai kualitas yang sesuai dengan ketentuan
kurikulum maka perlu beberapa prinsip, yaitu: berpusat pada siswa;
mengembangkan kreativitas siswa; menciptakan suasana menyenangkan dan
menantang; bermuatan nilai etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan
membentuk pengalaman belajar menyenangkan, efektif, efisien dan bermakna.
Berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013, dapat digarisbawahi bahwa pembelajaran
ditujukan agar siswa lebih aktif dan berpartisipasi, sekaligus membuat

1
siswa tertantang dan mendapatkan

2
3

beragam pengalaman dalam proses pembelajaran. Sebagaimana terlampir pada


lampiran 1 hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri Pertanian Kota Serang
pada hari Senin tanggal 7 Juni 2021, kurikulum yang digunakan di SMK Negeri
Pertanian Kota Serang telah menggunakan Kurikulum 2013 dan telah diterapkan
seutuhnya untuk semua jurusan dan tingkatan kelas.
Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang yang bernama Ibu
Dewi Lufi S. Pd., beliau menyatakan bahwa dikarenakan kondisi pandemi saat ini
siswa tidak diizinkan datang ke sekolah, sehingga kegiatan pembelajaran banyak
mengalami kendala, seperti: (1) terbatasnya kuota internet karena subsidi kuota
yang tidak merata; (2) pembelajaran menjadi kurang optimal karena guru hanya
memberikan materi melalui Power point; (3) metode pembelajaran yang
digunakan adalah teacher center, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran; (4) bahan ajar yang ada di SMK Negeri Pertanian Kota
Serang jumlahnya masih terbatas dan belum sepenuhnya mewakili kompetensi
dasar sesuai dengan Kurikulum 2013; dan (5) minat baca pada siswa di Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang itu masih
rendah, yang mengakibatkan siswa kurang dapat memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru, sehingga nilai yang didapatkan siswa pada mata pelajaran
Instalasi Motor Listrik di kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK
Negeri Pertanian Kota Serang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan rata-rata nilai sebesar 60, dengan KKM sebesar 75.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti akan mengembangkan
suatu bahan ajar yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi dan
juga dapat memudahkan siswa dalam menggunakan bahan ajar tersebut, dengan
penelitian yang berjudul Perancangan E-Modul Berbasis Android Pada Mata
Pelajaran Instalasi Motor Listrik di SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
Alasan peneliti memilih perancangan E-Modul berbasis android ini sebagai
solusi dari beberapa masalah yang terjadi di lapangan, yaitu; terbatasnya jumlah
bahan ajar dan belum adanya E-Modul, selain itu peneliti juga merasa bahwa
E-Modul dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran daring di masa
4

pandemi. Melalui E-Modul berbasis android tersebut


diharapkan siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian
Kota Serang terutama di kelas XI dapat memahami materi secara optimal dan
dapat meningkatkan hasil belajar.
E-Modul yang akan dikembangkan berupa berbasis android, karena
menyesuaikan dengan kondisi smartphone yang banyak digunakan oleh siswa
Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian
Kota Serang adalah Operating System Android (Lampiran 2). Hal ini juga yang
menjadi pertimbangan peneliti, karena E-Modul yang menggunakan Operating
System Android pada smartphone dapat menghemat pengeluaran biaya siswa
dalam menyalin bahan ajar, serta membuat penggunaan smartphone di kalangan
pelajar dapat lebih dimanfaatkan ke arah pendidikan yang sangat bermanfaat.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan identifikasi
masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Sarana prasarana berupa media pembelajaran di Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang masih sangat kurang.
2. Minat baca pada siswa di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Negeri Pertanian Kota Serang masih sangat kurang jika hanya
menggunakan bahan ajar seperti buku, LKS, dan Power point.
3. Belum adanya E-Modul pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik kelas XI
di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota
Serang.
4. Belajar dari rumah menjadi kurang efektif, ketika dalam penyampaian materi
menggunakan bahan ajar buku konvensional.

C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini, maka
penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan hanya mencakup materi
Instalasi Motor Listrik yang terdiri dari: Silabus, RPP, E-Modul, beserta
5

penilaian yang terdiri dari 3 ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik.
2. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran E-Modul, peneliti
menggunakan software Flip PDF Corporate Edition dan Website 2 APK
Builder Pro yang dibuat melalui perangkat komputer.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran induktif.
4. Model penelitian yang digunakan yaitu model penelitian Lee & Owens (2004)
yang terdiri dari 5 tahapan, sehingga pada saat penelitian tidak mengalami
pelebaran pokok masalah, lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan
sehingga tujuan penelitian akan tercapai.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses tahapan perancangan E-Modul berbasis android untuk
membantu siswa kelas XI dalam memahami materi Instalasi Motor Listrik
di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota
Serang?
2. Bagaimana kelayakan E-Modul Berbasis Android untuk membantu siswa
Kelas XI dalam memahami materi Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang?

E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari
pengembangan produk ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses tahapan perancangan E-Modul berbasis android
dalam membantu siswa kelas XI memahami materi Instalasi Motor Listrik
di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota
Serang.
2. Untuk mengetahui kelayakan E-Modul berbasis android dalam membantu
siswa kelas XI memahami materi Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Spesifikasi dari produk yang dikembangkan di dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perangkat lunak berbasis android.
2. Minimal RAM 2 GB.
3. Minimal versi Android 5.0 (Lollipop).
4. Fitur utama bahan ajar E-Modul ini menyajikan mulai dari:
a) Materi yang mengacu pada Kurikulum 2013, KI dan KD, Silabus dan
RPP.
b) Materi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan video.
c) Terdapat lembar penilaian 2 ranah.
5. Untuk menggunakan E-Modul Instalasi Motor Listrik ini harus memasang
aplikasi E-Modul Instalasi Motor Listrik pada smartphone.

G. Manfaat Pengembangan
Manfaat dari penelitian yang berjudul Perancangan E-Modul Berbasis
Android Pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik di SMK Negeri Pertanian
Kota Serang, yaitu:
1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
dan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran
E-Modul berbasis android pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik yang
efektif.
2. Bagi Guru
E-Modul berbasis android pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik
diharapkan dapat menambah perangkat pembelajaran bagi siswa guna
menunjang kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Siswa
7

E-Modul berbasis android diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar


siswa pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik.
4. Bagi Sekolah
Sebagai sumber informasi dan sumbangan dalam upaya meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan guna menghadapi tantangan di era globalisasi.
H. Asumsi Pengembangan
Dalam pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan ajar E-Modul
dalam proses pembelajaran Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang. Dengan adanya E-Modul
yang dirancang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI di Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Induktif
Model pembelajaran induktif merupakan model pembelajaran yang
diciptakan oleh Hilda Taba dengan gaya penalaran induktif, yaitu dari khusus
ke umum. Model pembelajaran ini mengacu pada teori belajar konstruktif dan
inkuiri dengan berorientasi pada pemrosesan informasi (Fitriana, 2015).
Pada model pembelajaran berpikir induktif, guru dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa sehingga hasil belajar siswa akan meningkat
(Fikri, 2014). Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu
menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Pendekatan induktif
merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum, pendekatan induktif dimulai dengan memberikan bermacam-
macam contoh, dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturan dan
kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum (Winarso, 2014).
Model pembelajaran induktif merupakan sebuah model pembelajaran
yang bersifat langsung dan sangat efektif untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan
berpikir kritis, sehingga akhirnya siswa akan dituntun ke arah generalisasi
(Fitriana, 2015). Atas dasar cara berpikir induktif tersebut, model
pembelajaran ini menekankan pengalaman lapangan seperti mengamati gejala
atau mencoba suatu proses kemudian mengambil kesimpulan (Listyaningrum,
2012).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
induktif mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan logis dengan bukti-
bukti yang ada. Hal ini bertujuan agar rumus tidak hanya dihafal oleh siswa,
melainkan dipahami secara mendalam.

8
9
10

Karakteristik model pembelajaran induktif menurut (Winarso, 2014),


yaitu:
1) Pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan melakukan pengamatan
terhadap hal-hal yang bersifat khusus dan kemudian siswa dibimbing guru
untuk dapat menyimpulkan halhal yang bersifat khusus tersebut menjadi
lebih umum berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.
2) Kegiatan utama siswa adalah mengamati, menyelidiki, memeriksa,
memikirkan, dan menganalisis berdasarkan kemampuan masing-masing
yang bersifat khusus dan membangun konsep atau generalisasi atau sifat-
sifat umum berdasar hal-hal khusus tersebut.
3) Siswa mempunyai kesempatan ikut aktif di dalam menemukan suatu rumus,
akan tetapi rumus yang diperoleh dari cara induktif ini belum lengkap bila
ditinjau dari proses belajar matematika, misalnya saja latihan dan
aplikasinya masih diperlukan untuk memahami rumus yang dipelajari
tersebut.
4) Adanya semangat untuk menemukan kesadaran akan hakikat pengetahuan
dan mampu berpikir logis.
5) Menemukan dan memahami rumus atau teorema tersebut membutuhkan
waktu yang lama.
Dari kelima karakteristik model pembelajaran induktif di atas dapat
disimpulkan bahwa menemukan serta memahami rumus membutuhkan waktu
yang lama dan model tersebut memberi siswa ruang lingkup terluas untuk
kreativitas. Tujuan dari pembelajaran dengan model induktif adalah
mendorong siswa menemukan dan mengorganisasi informasi. Berikut ini
sintaks atau tahapan dalam model pembelajaran induktif (Fitriana, 2015).
1) Pembentukan konsep
Pada tahap kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan,
mengelompokkan, memberi nama, dan mengkategorikan data yang terdapat
dalam pembentukan konsep.
2) Penafsiran data
11

Penafsiran data dilakukan melalui kegiatan mengidentifikasi,


menghubungkan sebab akibat, dan membuat kesimpulan serta menemukan
implikasinya.
3. Penerapan prinsip
Penerapan prinsip dilakukan melalui kegiatan menganalisis masalah
baru, membuat hipotesis, memeriksa hipotesis, dan dapat diakhiri dengan
menciptakan karya baru.
Dari tahapan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada akhirnya
model pembelajaran induktif menyatukan para siswa untuk merangkum dan
menggeneralisasi subjek yang sedang dipelajari.
Kelebihan dari model pembelajaran induktif adalah bahwa model
tersebut memberi siswa ruang lingkup terluas untuk kreativitas. Sedangkan
kekurangan dari model pembelajaran induktif adalah bahwa implementasi
model membutuhkan waktu yang relatif lama.
Kelebihan dan kekurangan di atas dapat dijadikan alasan penulis
memilih model pembelajaran induktif karena kegiatan pendidikan bergantung
pada kemampuan siswa untuk bernalar, sehingga siswa benar-benar
mengetahuinya karena mereka menemukan konsep mereka sendiri yang telah
dipelajari.

2. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar sebagai alat
pendukung yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud berupa: Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), buku
guru dan buku siswa, dan tes kemampuan belajar (Sitorus, 2019). Secara
teoritis perangkat pembelajaran merupakan bahan utama dalam mencapai
kesuksesan pembelajaran dan mencipta pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis siswa (Kemendikbud, 2013).
12

Perangkat pembelajaran mempermudah guru sebagai fasilitator dalam


pembelajaran. Melalui perangkat pembelajaran, materi pembelajaran dapat
tersampaikan dengan sistematis dan mempermudah penyampaian materi.
Perencanaan dan pengembangan perangkat pembelajaran digunakan sebagai
tolok ukur untuk mengevaluasi pembelajaran, kemudian guru dapat
mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan melihat
proses pembelajaran yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan yang
tercantum dalam perangkat ataukah perlu perbaikan (Sholikah, 2017).
Perangkat pembelajaran memiliki kriteria valid jika perangkat
pembelajaran tersebut mencerminkan kekonsistenan antar bagian-bagian
perangkat pembelajaran yang disusun serta kesesuaian antara tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian yang akan diberikan.
Kekonsistenan antar bagian-bagian perangkat pembelajaran yang disusun
disebut dengan validitas konstruk. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran dan penilaian yang akan diberikan disebut dengan
validitas isi. Jika perangkat pembelajaran yang disusun memenuhi validitas
konstruk dan validitas isi maka perangkat pembelajaran itu dikatakan valid
(Plomp, 1999).
Dari beberapa pengertian perangkat pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber
belajar yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar
Kerja Siswa, buku guru, buku siswa, dan tes kemampuan belajar yang berguna
sebagai panduan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

a. Silabus
Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat
penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah
tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan
pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus
juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana
keberhasilan pembelajaran (Sommeng, 2019). Menurut Sagala (2008)
13

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata


pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan dan strategi pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber atau bahan belajar. Silabus sebagai landasan
pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran bersifat dinamis, karena guru
yang profesional harus mampu melakukan pengembangan silabus mengacu
pada prinsip pengembangan silabus dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat dalam pengembangan silabus.
Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan
kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi
yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar (Susetya, 2016).
Dari beberapa pengertian silabus di atas dapat disimpulkan bahwa
silabus merupakan seperangkat rencana pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran tertentu yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dilakukan dalam jangka
waktu panjang. Komponen-komponen dalam silabus tersebut harus disusun
dan dikembangkan secara sistematis dan sistemik, dan dalam
pengembangannya harus berorientasi pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dikembangkan oleh BSNP.
Spesifikasi dari silabus yang dikembangkan pada penelitian ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Identitas mata pelajaran: Instalasi Motor Listrik.
2) Identitas sekolah: SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
3) Kompetensi Inti meliputi: (1) Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya; (2) Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
14

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta


dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia; (3) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi
Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional; dan (4) Melaksanakan tugas
spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
4) Kompetensi Dasar pada silabus meliputi: (1) Memahami jenis dan
karakteristik motor listrik; (2) Memahami macam-macam pengendali
motor listrik; (3) Memahami prinsip kerja komponen pengendali motor
listrik; (4) Memahami gambar instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik; (5) Memahami sistem proteksi instalasi motor listrik;
(6) Menerapkan instalasi motor listrik satu phase dan tiga phase dengan
kendali elektromagnetik; (7) Menerapkan instalasi motor listrik
15

berbagai kendali; (8) Menerapkan instalasi motor listrik dengan


pengasutan; dan (9) Mengevaluasi rangkaian kendali elektromagnetik.
5) Materi pokok pada Silabus meliputi: (1) Jenis dan karakeristik motor
listrik; (2) Macam-macam pengendalian motor listrik; (3) Prinsip kerja
pengendalian motor listrik; (4) Gambar instalasi motor listrik dengan
kendali elektromagnetik; (5) Sistem proteksi instalasi motor listrik;
(6) Instalasi motor listrik 1 phase dan 3 phase dengan kendali
elektromagnetik; (7) Penerapan instalasi motor listrik berbagai kendali;
(8) Penerapan instalasi motor listrik dengan pengasutan; dan (9)
Inspeksi rangkaian kendali elektromagnetik.
6) Kegiatan pembelajaran meliputi: (1) Memilih motor listrik berdasarkan
jenis dan karakteristik; (2) Membedakan macam-macam pengendali
motor listrik; (3) Memilih komponen pengendali motor listrik;
(4) Mencontoh gambar instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik; (5) Memilih sistem proteksi motor listrik;
(6) Mengoperasikan rangkaian instalasi motor listrik satu phase dan tiga
phase dengan kendali elektromagnetik; (7) Mengoperasikan motor
listrik berbagai kendali; (8) Membuat instalasi pengendali motor listrik
dengan pengasutan; dan (9) Mempresentasikan rangkaian kendali
elektromagnetik.
7) Penilaian pembelajaran: tes tulis, pengamatan gambar rangkaian dan tes
praktik.
8) Alokasi Waktu: 16 pertemuan (1 pertemuan: 8 JP × 45 menit).
9) Sumber Belajar: E-Modul, dan panel instrumen Instalasi Motor Listrik.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah instrumen
perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Pembelajaran ini dibuat
untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari
tujuan pembelajaran (Sommeng, 2019). Menurut Susetya (2016) RPP
adalah rencana yang menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dan
16

RPP berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan


belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan
secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, RPP ini akan menjadi panduan
yang membantu guru mengontrol pelaksanaan pembelajarannya. RPP yang
tersiapkan sebelum mengajar akan mempermudah, memperlancar, dan
meningkatkan hasil belajar. Selain itu, RPP yang disusun secara
profesional, sistematis, dan berdaya guna, akan memampukan guru untuk
melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan rancangan yang direncanakan
dalam pembelajaran yang dibuat oleh guru secara sadar dan terarah yang
digunakan sebagai panduan guru dalam melakukan proses berupa
pembelajaran dikelas supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai (Indihadi,
2018).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa RPP
merupakan rencana jangka pendek yang harus disiapkan oleh guru karena
RPP akan dijadikan pegangan guru dalam melakukan pembelajaran, RPP
yang tersiapkan sebelum mengajar akan mempermudah, memperlancar, dan
meningkatkan hasil belajar.
Pada pengembangan RPP, peneliti menyusun setiap identitas
komponen pada RPP meliputi langkah dan aturan kegiatan pengembangan
perangkat pembelajaran sesuai dengan PP No. 32 Tahun 2013 yang
menyatakan bahwa setiap komponen RPP memuat beberapa komponen.
Spesifikasi dari RPP yang dikembangkan pada penelitian ini sebagai
berikut: (1) Identitas, meliputi nama satuan pendidikan, nama mata
pelajaran, kelas dan semester, program studi, dan jumlah pertemuan. RPP
ini digunakan di SMK Negeri Pertanian Kota Serang digunakan di kelas XI
semester ganjil dan genap pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik; (2) Kompetensi inti (KI), adalah tingkat kemampuan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
siswa pada setiap tingkat kelas; (3) Kompetensi dasar (KD), yaitu
17

kemampuan untuk mencapai kompetensi Inti yang harus diperoleh siswa


melalui pembelajaran; (4) Indikator pencapaian kompetensi,
yaitu perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran; dan (5) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan bisa tercapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar.

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam penelitian ini meliputi


tujuan pembelajaran pada hasil belajar ranah kognitif, hasil belajar ranah
psikomotor, dan hasil belajar ranah afektif. Perumusan tujuan harus dibuat
secara spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat
keberhasilannya. Beberapa model merumuskan tujuan pembelajaran,
antara lain yaitu konsep ABCD (Thiagarajan, 1974).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep ABCD dalam
merumuskan tujuan pembelajaran. Teknis penyusunan tujuan pembelajaran
dalam format “ABCD” meliputi: A = Audience, adalah sasaran sebagai
pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa
tujuan tersebut diberikan; B = Behaviour, adalah kata kerja yang
mendeskripsikan perilaku spesifik yang diharapkan setelah pembelajaran
berlangsung; C = Condition, kondisi yang perlu dipenuhi agar
perilaku yang diharapkan dapat tercapai; dan D = Degree, artinya adalah
batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam
mencapai perilaku yang diharapkan.
Pada pengembangan RPP, peneliti menyusun setiap identitas
komponen yang meliputi langkah dan aturan kegiatan pengembangan
perangkat pembelajaran sesuai dengan PP No 32 tahun 2013 yang
menyatakan bahwa setiap komponen RPP memuat beberapa komponen.
Spesifikasi dari RPP yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
18

1) Materi ajar, dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
2) Alokasi waktu, yaitu waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan bahan belajar.
3) Model pembelajaran, yaitu digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD yang akan dicapai.
Pada penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran induktif.
4) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran yang dipakai
menggunakan media pembelajaran E-Modul .
5) Langkah-langkah pembelajaran, esensinya adalah menskenariokan
langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam model
pembelajaran induktif menurut Abimanyu (2008) adalah sebagai berikut:
(1) Pengajuan data fakta atau peristiwa khusus berupa gambar Instalasi
Motor Listrik; (2) Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta yang telah
diperoleh siswa; (3) Penyusunan generalisasi yang dapat berupa
pendapat, hipotesiss dan teori; (4) Penarikan kesimpulan lanjut. Model
ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Instalasi
Motor Listrik, jika dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya
secara tepat. Karena model induktif adalah model yang memicu
keterlibatan siswa yang lebih mendalam dalam proses pembelajaran,
siswa merasa bebas dan tidak malu saat memberikan pendapat, dan
bertanya.
6) Penilaian hasil belajar: tes tulis, pengamatan gambar rangkaian dan tes
praktik.
7) Sumber belajar: E-Modul dan panel instrumen Instalasi Motor Listrik.
19

c. Penilaian 3 Ranah
(Bloom, 1956) berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu harus
senantiasa mengacu kepada tiga ranah yang melekat pada diri siswa yaitu
ranah proses berpikir (kognitif), ranah nilai atau sikap (afektif), dan ranah
keterampilan (prikomotorik).
Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognitif yang meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus
eksternal oleh sensor, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi
informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk
menyelesaikan masalah (Noviansah, 2020). Hasil belajar ranah kognitif
terdiri dari aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta. Aspek mengingat yaitu mengambil
pengetahuan dari memori jangka panjang melalui mengenali dan mengingat
kembali. Aspek memahami yaitu membangun makna dari materi pelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambarkan guru dan aspek
menerapkan yaitu menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral.
Dalam ranah ini siswa dinilai sejauh mana ia mampu menginternalisasikan
nilai-nilai pembelajaran ke dalam dirinya. Ranah ini erat kaitannya dengan
tata nilai dan konsep diri (Lorenzo, 2016). Menurut Sari (2016) Penilaian
afektif berarti berkenaan dengan menilai sikap dan perubahan yang terjadi
pada tingkah laku siswa selama pembelajaran, sikap berhubungan dengan
tindakan seseorang dalam merespon objek, yang objek yang direspon
siswa itu adalah materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.
Tindakan seseorang atau respon tersebut dapat dibentuk, sehingga nantinya
akan terjadi perilaku yang diinginkan, terutama setelah mengikuti
pembelajaran, siswa diharapkan memiliki perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Ranah psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
aktifitas otot, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. Keluaran hasil
20

belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-keterampilan gerak


tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar. Pengertian
“keterampilan gerak” tersebut hendaknya senantiasa dikaitkan dengan
“gerak” keterampilan atau penampilan yang sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan (Noviansah, 2020). Untuk melakukan pengukuran hasil
belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh guru, yaitu
membuat soal dan membuat perangkat atau instrumen untuk mengamati
unjuk kerja siswa. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa
lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen.
Instrumen untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat berupa lembar
observasi atau portofolio.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ranah
kognitif berkaitan dengan aspek intelektual untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan aspek emosional,
penilaian dalam ranah ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa
mampu menginternalisasikan nilai-nilai dari setiap pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan
siswa supaya siswa dapat mengaplikasikan pemahaman yang didapat
melalui pembelajaran di kehidupan sehari-hari.

3. Media Pembelajaran
Secara umum makna media adalah apa saja yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber Informasi ke penerima informasi. Media dalam
perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, sebab keberadaannya
secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap siswa
(Sunzuphy, 2002).
Media memiliki fungsi sebagai perantara yang mengantar informasi
antara sumber dan penerima. Ada beberapa bentuk media seperti: televisi, foto,
radio, rekaman audio, gambar, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya. Media
yang dapat membawa pesan-pesan atau informasi dan yang mengandung
21

unsur-unsur pengajaran disebut media pembelajaran. Media adalah bentuk


perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, gagasan,
atau pendapat sehingga ide dan gagasan tersebut dapat sampai kepada
penerima yang dituju (Azhari, 2015).
Menurut Muhson (2010) media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut, dan bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat yang


digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran
tersebut dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai
penghubung antara pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media
sebagai penghubung antara guru dan siswa inilah yang disebut dengan
pembelajaran, dengan kata lain bahwa belajar aktif memerlukan dukungan
media untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses belajar mengajar
biasanya berlangsung di dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas
dan pengaturan jadwal yang kaku di mana proses belajar mengajar hanya bisa
berlaku pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan. Peran guru sangat
dominan dan bertanggung jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan
guru juga menjadi sumber belajar yang dominan (Sunzuphy, 2002).
Pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 akan berhasil jika
penilaian yang dikembangkan di sekolah bukan hanya penilaian konvensional
(paper and pencil test) melainkan juga penialian performa, penialian proses,
penilaian sikap, penilaian diri sendiri dan juga penilaian portofolio
(Sommeng, 2019).
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya
untuk merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental
profesional yang berorientasi pada pemikiran global. Fokus pembelajarannya
22

adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan
semata mempelajari substansi mata pelajaran. Sedangkan pendekatan, strategi
dan metode pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme
yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses inkuiri &
discovery learning. Dalam hal ini siswa sebagai stakeholders akan terlibat
langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan
berbagai masalah yang relevan dengan kehidupan mereka (Fahyuni, 2016).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk
menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru dan media
pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah bertujuan
untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Berikut di bawah ini ciri umum dari media pembelajaran menurut
Jennah (2009), sebagai berikut:
1) Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai perangkat keras (hardware), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,
didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2) Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai
perangkat lunak (software), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
4) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
5) Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar (pesan, orang,
material, teknik dan lingkungan).
6) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan
beberapa hal berikut ini:
1) Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih
efektif.
23

2) Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen


lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3) Mempercepat proses belajar.
4) Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
5) Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya
penyakit verbalisme (Nurseto, 2011).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan fungsi media
pembelajaran dapat membantu memudahkan belajar bagi siswa dan guru,
memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret), menarik
perhatian dan minat belajar siswa, dan dapat membangkitkan menyamakan
antara teori dengan realitanya.
Berikut di bawah ini beberapa manfaat praktis dan penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra ruang, dan waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang
kelas dapat diganti dengan gambar, slide, video, audio, atau prototype.
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indra dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, video, slide, atau gambar.
c. Kejadian langka yang terladi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide, di samping secara verbal.
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara kongkret melalui video, gambar, slide, atau simulasi
komputer.
24

e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan


dengan media seperti komputer, film dan video.
f. Peristiwa alam seperti kejadian letusan gunung berapi atau proses dalam
kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi
kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik rekaman seperti selang waktu
untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesempatan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang (Jennah, 2009).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat atau perantara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan, media yang digunakan juga dapat berupa media cetak,
visual¸ maupun audiovisual sehingga siswa dapat lebih mudah memahami
pelajaran.

a. Android
Android merupakan Sistem Operasi berbasis Linux yang digunakan
untuk smartphone dan komputer. Android menyediakan platform terbuka
bagi para pengembang untuk menciptakan atau mengembangkan aplikasi
mereka sendiri. Sekarang ini android menjadi sistem operasi paling populer
di dunia (Lorenzo, 2016). Berikut di bawah ini gambar arsitektur dari
Android.
25

Gambar 1. Arsitektur android (Wei-Meng, 2011)

Menurut Wei-Meng (2011), Android terbagi atas lima bagian utama, yaitu:
1) Linux Kernel, dibagian ini berisikan device tingkatan rendah dari
komponen perangkat keras pada android device.
2) Libraries berisikan semua kode dan menyediakan fitur-fitur utama
di sistem operasi android.
3) Android runtime berada dibagian yang sama dengan libraries.
Android runtime menyediakan sebuah kumpulan inti libraries yang
dapat membuat para pengembang aplikasi android menggunakan
java programming.
4) Application framework, membuka berbagai macam kemampuan
sistem operasi android untuk pengembang aplikasi sehingga mereka
dapat memakai semuanya di aplikasi yang dibuatnya.
5) Application, berada dibagian paling atas dan digunakan untuk aplikasi
yang berhubungan dengan android device, dimana aplikasi yang
diunduh dan di install dari Play Store.

b. Software
1) Flip PDF Comporation Edition
26

Perangkat lunak Flip PDF Corporate Edition merupakan aplikasi


yang dapat digunakan untuk mengkonversi PDF menjadi flipping
digital yang memungkinkan kita untuk menciptakan konten
pembelajaran yang interaktif dengan beberapa fitur yang mendukung.
Flip Pdf Corporate Edition merupakan salah satu aplikasi
pengembangan PDF yang bisa diakses secara online maupun offline
yang berisi, teks, audio, video, dan gambar. Modul elektronik (E-Modul
) dapat menjadi sumber informasi yang interaktif karena menyajikan
informasi secara dinamis dengan dukungan dari multimedia seperti
gambar, video, dan simulasi (Zinnurain, 2021). Menurut (Kustijono,
2017) Penggunaan multimedia dalam software Flip PDF Corporate
Edition berpeluang digunakan untuk melatihkan keterampilan proses
belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa Flip
PDF Corporate Edition memungkinkan kita untuk membuat E-Modul
dengan berbagai macam fitur serta page editor dari file PDF yang kita
miliki. Flip PDF Corporate Edition memungkinkan setiap orang
untuk berkreasi dengan efek interaktif seperti menambahkan multimedia
berupa video, animasi, gambar, hyperlink, dan video sehingga setiap
orang bisa membuat buku yang bagus dan mudah dibaca. Berikut di
bawah ini adalah Gambar tampilan menu dari aplikasi Flip PDF
Corporate Edition.

Gambar 2. Logo aplikasi Flip PDF Corporate Edition


27

Gambar 3. Tampilan menu dari aplikasi Flip PDF Corporate Edition

2) Website Apk Builder Pro


Website 2 APK Builder Pro merupakan software pengubah file
menjadi aplikasi android, Website 2 APK Builder Pro berisi local html
web yang dapat diisi pengembang untuk membuat file PDF dan
Power point menjadi format APK (Hadi, 2020).
Website 2 APK Builder Pro merupakan sebuah aplikasi berbasis
komputer yang dibuat khusus untuk membuat aplikasi beresktensi APK
yang di dalamnya adalah situs web ataupun blog. Hasil aplikasi yang
telah dibuat pada Website 2 APK Builder Pro nantinya akan dapat di
install di andoid bahkan bisa dipublikasikan ke Play Store jika
sudah memiliki akun Play Store Developer. Namun sebelumnya ketika
menggunakan Website 2 APK Builder Pro harus sudah terpasang
aplikasi Java di komputer yang digunakan (Kevin, 2020). Berikut di
bawah ini Gambar tampilan dari aplikasi Website 2 APK Builder Pro.

Gambar 4. Logo aplikasi Website 2 APK Builder Pro


28

Gambar 5. Tampilan dari aplikasi Website 2 APK Builder Pro

Aplikasi Website 2 APK Builder Pro terbaru atau bisa kita singkat
menjadi Web 2 APK adalah sebuah aplikasi PC (Personal Computer)
yang dapat mengubah sebuah website secara otomatis menjadi aplikasi
android (APK). Berikut ini merupakan kelebihan aplikasi Website 2
APK Builder Pro:
a) Dapat mengubah website di localhost.
b) Dapat mengubah website yang online.
c) Tampilan aplikasi webview responsive.
d) Support di upload ke Google Play Store.

c. E-Modul
E-Modul merupakan suatu modul berbasis digital, kelebihannya
dibandingkan dengan modul cetak adalah sifatnya yang interaktif
memudahkan dalam navigasi, memungkinkan menampilkan atau memuat
gambar, audio dan video serta dilengkapi tes atau kuis formatif yang
memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera (Mahayukti, 2013).
Penggunaan E-Modul pada proses pembelajaran akan menumbuhkan
kreativitas, kebiasaan berpikir produktif, menciptakan kondisi aktif, efektif,
inovatif dan menyenangkan serta dapat mengembangkan kemampuan
literasi pada siswa (Budiarti, 2016).
29

Kemajuan teknologi juga telah memungkinkan E-Modul ditampilkan


melalui smartphone. Kelebihan lainnya E-Modul juga dapat mengurangi
penggunaan kertas dalam proses pembelajarannya. Sebuah E-Modul
disusun secara sistematis dengan bahasa yang dapat menyesuaikan dengan
kemampuan siswa, sehingga tidak membingungkan siswa dalam
memahami. E-Modul juga merupakan bahan ajar yang dapat membantu
siswa mengukur dan mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya.
Penggunaan E-Modul tidak dibatasi tempat dan waktu, karena tergantung
kesanggupan siswa dalam menggunakan E-Modul . Dengan demikian E-
Modul yang dikembangkan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja
menggunakan smartphone yang kebanyakan telah dimiliki siswa di era
teknologi ini. Sehingga keterbatasan bahan ajar pada saat guru menjelaskan
dapat terbantu serta pada saat praktikum siswa sudah memahami apa yang
akan dikerjakan karena siswa sudah mempelajarinya terlebih dahulu (Laili,
2019).
Sebagaimana bahan ajar yang lain, penyusunan E-Modul hendaknya
memperhatikan berbagai prinsip yang membuat E-Modul tersebut dapat
memenuhi tujuan penyusunannya. Prinsip yang harus dikembangkan antara
lain: (1) Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit;
dan dari yang konkret untuk memahami yang semi konkret
dan abstrak; (2) Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman,
(3) Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa;
(4) Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan
keberhasilan belajar; dan (5) Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri
(Suprawoto, 2009). Terdapat beberapa aspek dalam melakukan evaluasi E-
Modul yang melibatkan ahli materi, ahli media, dan pengguna. Rambu-
rambu dalam menyusun instrumen menurut Sungkono (2012) adalah
sebagai berikut:
1) Aspek Kelayakan Isi:
a) Kesesuaian dengan SK dan KD.
b) Kesesuaian dengan perkembangan siswa.
30

c) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar.


d) Kebenaran substansi materi.
e) Manfaat penambahan.
f) Kesesuaian dengan nilai moral dan sosial.
2) Aspek Kebahasaan:
a) Keterbacaan.
b) Kejelasan Informasi.
c) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien.
3) Aspek Penyajian:
a) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
b) Urutan sajian.
c) Pemberian motivasi, daya tarik.
d) Interaksi.
e) Kelengkapan informasi.
4) Aspek Kegrafikan:
a) Penggunaan huruf (jenis dan ukuran).
b) Tata letak.
c) Ilustrasi, gambar, dan foto.
d) Desain tampilan.

Penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam membuat E-Modul


pembelajaran dibutuhkan evaluasi modul yang baik untuk mengukur
kelayakan E-Modul dari segi materi, media, dan pengguna dengan
mempertimbangkan berbagai aspek penilaian diantaranya yaitu: (1) aspek
isi; (2) aspek kebahasaan; (3) aspek penyajian; dan (4) aspek kegrafikan.
Berdasarkan aspek penilain tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan instrumen penilaian kelayakan E-Modul pembelajaran.

4. Belajar dan Pembelajaran


31

Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat
dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif dan dikatakan sebuah
bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan
siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan, kemudian guru secara sadar merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan
dalam pengajaran (Dasopang, 2017).
Menurut Djamaluddin (2020) Arti belajar adalah suatu proses perubahan
kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan
kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir,
pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya. Sedangkan
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui, ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga siswa mau belajar.
Menurut Setiawan (2017) Unsur utama yang harus ada dalam belajar
terdiri atas beberapa unsur yang penting yaitu:
1) Adanya perencanaan yang dipersiapkan, dan termasuk di dalamnya yaitu
menentukan tujuan belajar. Tujuan belajar menunjukan bahwa belajar
tersebut terarah dan mempunyai makna yang mendalam bagi pembelajar.
Selain tujuan ada juga kesiapan, situasi, interpretasi.
2) Adanya proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang. Setelah
perencanaan terlaksana dengan baik tentunya proses belajar pun dapat
terlaksana dengan baik yaitu pembelajar mengembangkan pemikiran dan
menemukan pemahaman baru dari apa yang di pelajari.
3) Adanya hasil belajar sebagai konsekusi dari terlaksananya proses belajar
dalam diri seseorang. Hasil belajar memicu konsekuensi yang akan muncul
dari hasil belajar yang dilaksanakan, dan dari konsekuensi tersebut akan
memicu reaksi terhadap hasil belajar yang telah terjadi.
32

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu


diperhatikan dalam perencanan pembelajaran, karena tujuan merupakan
sesuatu yang dicarai dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
suatu perilaku yang hendak dicapai atau dapat dikerjakan oleh siswa pada
tingkat dan kondisi tertentu. Tujuan pembelajaran lebih diarahkan kepada
Taskonomi Bloom. Dalam buku Setiawan (2017) untuk membagi tujuan
pembelajaran menjadi tiga kawasan yaitu:
1) Kawasan kognitif: kawasan kognitif erat kaitanya dengan segi proses
mental yang diawali dari tingkat pengetahuan hingga evaluasi. Ranah ini
terdiri atas enam tingkatan, yaitu: (1) Tingkat pengetahuan; (2) Tingkat
pemahaman; (3) Tingkat penerapan; (4) Tingkat analisa; (5) Tingkat
sintesis; dan (6) Tingkat evaluasi.
2) Kawasan afektif: kawasan afektif erat kaitanya dengan sikap, nilai-nilai
ketertarikan, penghargaan, dan penyesuaian perasan sosial. Kawasan dibagi
dalam lima hal, yaitu: (1) Kemauan menerima; (2) Kemauan menanggapi;
(3) Berkeyakinan; (4) Penerpan hasil; dan (5) Ketekunan dan ketelitian.
3) Kawasan psikomotor: kawasan psikomotor terkait dengan keterampilan
yang bersifat manual atau motorik. Kawasan psikomotor terbagi atas
beberapa bagian, yaitu: (1) Persepsi; (2) Kesiapan melakukan tugas; (3)
Mekanisme; (4) Respon terbimbing; (5) Kemahiran; (6) Adaptasi; dan (7)
Organisasi.

Hasil belajar berupa pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori


(Jufri, 2013), yakni: (1) Pemahaman terjemahan (menerjemahkan bahasa atau
istilah); (2) Pemahaman penafsiran (menghubungkan bagian-bagian dari suatu
kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok); (3)
Pemahaman ekstrapolasi (kemampuan melihat makna yang tersirat, dapat
membuat asumsi tentang konsekuensi dari suatu kejadian), meskipun
pemahaman terbagi menjadi tiga tingkatan namun sulit menarik garis batas
yang tegas antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Kata kerja operasional
33

untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada aspek ini ialah: mengubah,


mengkonversi, mengelompokkan, mendeskripsi, menjelaskan, merangkum,
menggeneralisasi, menerjemahkan, dan memprediksi.

5. Instalasi Motor Listrik


Instalasi Motor Listrik merupakan salah satu dari mata pelajaran wajib
yang harus diikuti oleh siswa SMK di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik
mengacu pada kurikulum nasional yang berlaku yaitu Kurikulum 2013 dan
silabus yang digunakan dalam mata pelajaran Instalasi Motor Listrik diberikan
sejak kelas XI, dan materi lanjutan diberikan pada kelas XII.
Adapun Kompetensi Inti pada Silabus yang diberikan di kelas XI adalah
sebagai berikut:
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, dan internasional.
KI 4 :Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
34

sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan


menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah.
Adapun Kompetensi Dasar pada Silabus yang diberikan di kelas XI
adalah sebagai berikut:

3.1 Memahami jenis dan karakteristik motor listrik.


4.1 Memilih motor listrik berdasarkan jenis dan karakteristik.
3.2 Memahami macam macam pengendali motor listrik.
4.2 Membedakan macam macam pengendali motor listrik.
3.3 Memahami prinsip kerja komponen pengendali motor listrik .
4.3 Memilih komponen pengendali motor listrik.
3.4 Memahami gambar instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik.
4.4 Mencontoh gambar instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik.
3.5 Memahami sistem proteksi instalasi motor listrik.
4.5 Memilih sistem proteksi motor listrik.
3.6 Menerapkan instalasi motor listrik satu phase dan tiga phase dengan
kendali elektromagnetik.
4.6 Mengoperasikan rangkaian instalasi motor listrik satu phase dan tiga
phase dengan kendali elektromagnetik.
3.7 Menerapkan instalasi motor listrik berbagai kendali.
4.7 Mengoperasikan motor listrik berbagai kendali.
3.8 Menerapkan instalasi motor listrik dengan pengasutan.
4.8 Membuat instalasi pengendali motor listrik dengan pengasutan.
3.9 Mengevaluasi rangkaian kendali elektromagnetik.
35

4.9 Mempresentasikan rangkaian kendali elektromagnetik.


Komponen dasar mata pelajaran instalasi motor listrik terdiri dari:
sumber tegangan AC 3 phase sebagai daya menjalankan rangkaian instalasi
motor listrik, MCB sebagai pengaman rangkaian instalasi motor listrik,
kontaktor sebagai saklar pengendali semi otomatis, Thermal Overload sebagai
pengaman beban lebih, Push Button sebagai pengendali, lampu indikator
sebagai penanda rangkaian instalasi motor listrik bekerja, dan yang paling
utama dalam komponen instalasi motor listrik ini adalah motor induksi 3 phase
itu sendiri.
36

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Tabel 1. Kajian penelitian yang relevan.

No Penulis Judul Tahun Metode Hasil

1. Hari Putranto Pengembangan E-Modul Online 2013 Research and E-Modul online instalasi listrik tentang
Instalasi Listrik, dan Keamanan Development pemasangan dan keamanan instalasi pada
Instalasi pada Pendidikan Jarak (R&D) pendidikan jarak jauh ini layak untuk
Jauh digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Helna Pengembangan E-Modul 2015 The IMM Kelayakan E-Modul interaktif ditinjau
Satriawati Interaktif Sebagai Sumber Belajar Development dari aspek media termasuk kategori
Elektronika Dasar Kelas X SMKN Model dan sangat layak dengan skor rata-rata 67,00.
3 Yogyakarta Model
ASSURE

3. Winatha, Pengembangan E-Modul Interaktif 2015 Research and E-Modul interaktif berbasis proyek pada
Suharsono & Berbasis Proyek pada Mata Development mata pelajaran Simulasi Digital dinilai
Agustini Pelajaran Simulasi Digital Kelas X (R&D) model efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
37

di SMK TI Bali Global Singaraja ADDIE

No Penulis Judul Tahun Metode Hasil

4. Yeni Rima Pengembangan E-Modul Interaktif 2019 Research and Pengembangan media pembelajaran
Liana Berbasis Android Menggunakan Development E-Modul interaktif berbasis android
Sigil Software pada Materi Listrik (R&D) menggunakan Sigil software materi listrik
Dinamis model ADDIE dinamis telah memenuhi kriteria sangat
baik dan layak digunakan, sehingga
mampu meningkatkan pemahaman
konsep listrik dinamis.

5. Ismi Laili Efektivitas Pengembanga E-Modul 2019 Research and Hasil pengembangan E-Modul project
Project Based Learning pada Mata Development based learning yang valid ini digunakan
Pelajaran Instalasi Motor Listrik (R&D) oleh guru dan siswa karena E-Modul
model 4-D Project Based Learning pada mata
pelajaran Instalasi Motor Listrik yang
dikembangkan sudah sesuai dengan
capaian pembelajaran.
38

No Penulis Judul Tahun Metode Hasil

6. Luthfil Pengembangan E-Modul Mata 2020 Research and E-Modul mata pelajaran Instalasi
Hirzan Pelajaran Instalasi Penerangan Development Penerangan Listrik yang telah
Listrik untuk Pembelajaran Daring (R&D) dikembangkan menggunakan software
Sigil sangat layak untuk dijadikan salah
satu media pembelajaran secara daring.

7. Norin Pazlina Pengembangan E-Modul 2020 Research and E-Modul pembelajaran yang
Dasar-Dasar Listrik dan Development dikembangkan pada mata pelajaran DLE
Elektronika Berbasis Problem- (R&D) kelas X SMK sudah termasuk kategori
Based Learning model 4-D valid berdasarkan penilaian tiga validator.
39

8. Tarkul Pengembangan Trainer Instalasi 2020 Research and Pengembangan trainer Instalasi Motor
Hammi Motor Listrik untuk Meningkatkan Development Listrik dapat meningkatkan hasil belajar
Hasil Belajar Siswa Sekolah (R&D) siswa sekolah menengah kejuruan.
Menengah Kejuruan model ADDIE

No Penulis Judul Tahun Metode Hasil

9. Rama Pengembangan E-Modul 2020 Penelitian dan Pengembangan E-Modul pembelajaran


Miftahul Pembelajaran Instalasi Motor Pengembangan Instalasi Motor Listrik sudah efektif
Fauzi Listrik dengan Metode Example atau Research untuk digunakan sebagai media
Non Example And pembelajaran.
Development
(R&D) model
4-D

10. Rahayu Pengembangan E-Modul 2021 Research and Penelitian yang telah dikembangkan yaitu
Kartin Trainer Motor Listrik dan PLC di Development pengembangan E-Modul pada trainer
Ningsih Sekolah Menengah Kejuruan (R&D) model kontrol motor listrik dan PLC sangat
4-D layak untuk dijadikan salah satu bahan
40

ajar.
41

Dari beberapa penelitian di atas, ditemukan berbagai perbedaan diantaranya


yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Hari Putranto dengan judul
Pengembangan E-Modul Online Instalasi Listrik dan
Keamanan Instalasi pada Pendidikan Jarak Jauh, menggunakan model
Pengembangan yang terdiri dari 6 tahapan diantaranya yaitu: (1) analisis
kebutuhan; (2) perencanaan bahan ajar; (3) pengembangan produk; (4)
validasi isi dan format bahan ajar; (5) uji coba lapangan; dan (6) analisis
kelayakan. Sedangkan peneliti mengembangkan E-Modul berbasis
android pada mata pelajaran instalasi motor listrik menggunakan model
Lee & Owens (2004) yang terdiri dari 5 tahapan diantaranya, yaitu: (1)
analisis yang meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal akhir; (2)
desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan
(5) evaluasi.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan Helna Satriawati dengan
judul Pengembangan E-Modul Interaktif Sebagai Sumber Belajar
Elektronika Dasar Kelas X SMKN 3 Yogyakarta, penelitian ini mengenai
materi elektronika dasar di kelas X sedangkan E-Modul yang peneliti
kembangkan untuk materi instalasi motor listrik di kelas XI, selain itu
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah model ASSURE yang
terdiri dari 6 tahapan diantaranya yaitu: (1) menganalisis
siswa; (2) menetapkan tujuan pembelajaran; (3) memiliki metode, media
dan materi; (4) memanfaatkan media dan materi; (5) partisipasi siswa; dan
(6) evaluasi dan revisi. Sedangkan peneliti mengembangkan E-Modul
berbasis android pada mata pelajaran instalasi motor listrik menggunakan
Model Lee & Owens (2004) yang terdiri dari 5 tahapan diantaranya yaitu:
(1) analisis yang meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal akhir; (2)
desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan
(5) evaluasi.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Winatha, K. R
dengan judul Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Proyek pada
Mata Pelajaran Simulasi Digital Kelas X di SMK TI Bali, penelitian ini
42

mengenai mata pelajaran simulasi digital di kelas X, sedangkan E-Modul


berbasis android yang peneliti kembangkan untuk mata pelajaran Instalasi
Motor Listrik di Kelas XI.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Yeni Rima Liana
dengan judul Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android
Menggunakan Sigil Software pada Materi Listrik Dinamis,
penelitian ini tentang materi listrik dinamis di kelas XII, sedangkan E-
Modul yang peneliti kembangkan untuk materi Instalasi Motor Listrik di
kelas XI. Software yang digunakan pada penelitian ini adalah Sigil
software, yaitu aplikasi yang digunakan untuk manajemen dan pembuatan
buku digital dengan format epub, dimana kita dapat membuatnya sesuai
dengan yang kita inginkan. Sigil software mendukung format text, html
dan format epub, sedangkan peneliti menggunakan software Flip PDF
Corporation yaitu aplikasi yang dapat digunakan untuk mengkonversi
PDF menjadi flipping digital yang memungkinkan kita untuk
menciptakan konten pembelajaran yang interaktif dengan beberapa fitur
yang mendukung, peneliti juga menggunakan Website 2 APK Builder
yaitu sebuah aplikasi berbasis komputer yang dibuat khusus untuk
membuat aplikasi berekstensi android yang di dalamnya adalah situs web
ataupun blog. Hasil aplikasi yang telah dibuat pada Website 2 APK
Builder nantinya akan dapat di install di ponsel android bahkan bisa
dipublikasikan ke Play Store jika sudah memiliki akun Play Store
Developer namun sebelumnya ketika menggunakan Website 2 APK
Builder harus sudah terpasang aplikasi Java di komputer yang
digunakan.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Ismi Laili dengan
judul Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based Learning pada
Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik, penelitian ini berbasis Project
Based Learning dimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan berbasis
proyek atau kegiatan sebagai media, sedangkan peneliti menggunakan
model pembelajaran induktif yaitu sebuah pembelajaran yang bersifat
langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan
43

keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis.


Perbedaan lainnya yaitu penelitian ini menggunakan model 4-D yaitu
model pengembangan yang terdiri dari 4 tahapan yaitu: pendefinisian
(define); perancangan (design); pengembangan (develop); dan
penyebarluasan (disseminate). Sedangkan peneliti menggunakan model
Lee & Owens (2004) yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: (1) analisis yang
meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal akhir; (2) desain; (3)
pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Luthfil Hirzan
dengan judul Pengembangan E-Modul Mata Pelajaran Instalasi
Penerangan Listrik Untuk Pembelajaran Daring, penelitian ini untuk
materi Instalasi Penerangan Listrik, sedangkan E-Modul yang peneliti
kembangkan untuk mata pelajaran instalasi motor listrik, selain itu
penelitian ini menggunakan Sigil software yaitu aplikasi yang digunakan
untuk manajemen dan pembuatan buku digital dengan format epub,
dimana kita dapat membuatnya sesuai dengan yang kita inginkan. Sigil
software mendukung format text, html dan format epub, sedangkan
peneliti menggunakan software Flip PDF Corporation yaitu aplikasi yang
dapat digunakan untuk mengkonversi PDF menjadi flipping digital yang
memungkinkan kita untuk menciptakan konten pembelajaran yang
interaktif dengan beberapa fitur yang mendukung, peneliti juga
menggunakan Website 2 APK Builder yaitu sebuah aplikasi berbasis
komputer yang dibuat khusus untuk membuat aplikasi beresktensi android
yang di dalamnya adalah situs web.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Norin Pazlina
dengan judul Pengembangan E-Modul Dasar-Dasar Listrik dan
Elektronika Berbasis Problem-Based Learning, penelitian ini untuk materi
dasar-dasar listrik dan elektronika berbasis Problem Based Learning yaitu
model pembelajaran berbasis masalah yang mengembangkan kemampuan
berpikir memecahkan masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh
solusi dengan rasional dan autentik, sedangkan E-Modul yang peneliti
kembangkan menggunakan model pembelajaran induktif yaitu
44

sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk


membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan keterampilan berpikir kritis. Perbedaan lain yang ditemukan yaitu
pada model penelitiannya yaitu menggunakan model 4-D yang terdiri dari
4 tahapan yaitu: (1) pendefinisian (define); (2) perancangan
(design); (3) pengembangan (develop); dan penyebarluasan (disseminate).
Sedangkan peneliti menggunakan model Lee & Owens (2004) yang
terdiri dari 5 tahapan yaitu: (1) analisis yang meliputi analisis kebutuhan
serta analisis awal akhir; (2) desain; (3) pengembangan; (4)
implementasi; dan (5) evaluasi.

Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Tarkul Hammi


dengan judul Pengembangan Trainer Instalasi Motor Listrik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan, pada
penelitian ini media pembelajaran yang dikembangkan untuk mata
pelajaran instalasi motor listrik adalah trainer yaitu sebuah media
pembelajaran yang dijadikan alat latih siswa dalam belajar, sedangkan
peneliti mengembangkan E-Modul yaitu bahan ajar yang dapat membantu
siswa mengukur dan mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya,
dengan demikian E-Modul yang dikembangkan dapat digunakan kapan
saja dan dimana saja menggunakan smartphone.
Selanjutnya pada penelitian yang dilakukan oleh Rama Miftahul
Fauzi dengan judul Pengembangan E-Modul Pembelajaran Instalasi
Motor Listrik dengan Metode Example Non Example, pada penelitian ini
menggunakan Model 4-D yaitu model pengembangan yang terdiri dari 4
tahap, yaitu: pendefinisian (define); perancangan (design); pengembangan
(develop); dan penyebarluasan (disseminate); sedangkan peneliti
menggunakan model Lee & Owens (2004) yang terdiri dari 5 tahapan
yaitu: (1) analisis yang meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal
akhir; (2) desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan
(5) evaluasi.
45

Dan pada penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Kartin Ningsih


dengan judul Pengembangan E-Modul Trainer Motor Listrik dan PLC di
Sekolah Menengah Kejuruan, penelitian ini mengembangkan E-Modul
trainer motor listrik dan PLC yaitu sebuah media pembelajaran yang
dijadikan alat latih siswa dalam belajar, sedangkan peneliti
mengembangkan E-Modul yaitu bahan ajar yang dapat membantu siswa
mengukur dan mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya, dengan
demikian E-Modul yang dikembangkan dapat digunakan kapan saja dan
dimana saja menggunakan smartphone. Perbedaan lain yang ditemukan
yaitu pada penelitian ini menggunakan model 4-D, yaitu model
pengembangan yang terdiri dari 4 tahap yaitu: pendefinisian (define);
perancangan (design); pengembangan (develop); dan penyebarluasan
(disseminate); sedangkan peneliti menggunakan model Lee & Owens
(2004) yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: (1) analisis yang meliputi analisis
kebutuhan serta analisis awal akhir; (2) desain;
(3) pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi.

Dari beberapa perbedaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


perbedaan antara kajian penelitian yang relevan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan terdiri dari perbedaan mata pelajaran, materi,
jenjang kelas, pengembangan media, model pembelajaran, model
penelitian, dan juga software yang digunakan dalam mengembangkan E-
Modul, dimana pada penelitian ini peneliti mengembangkan E-
Modul berbasis android untuk mata pelajaran instalasi motor listrik di
kelas XI, E-Modul yang peneliti kembangkan menggunakan
model Lee & Owen (2004) dengan bantuan software Flip PDF
Corporation dan Website 2 APK Builder Pro dan menggunakan model
pembelajaran induktif dalam pengaplikasiannya.
46

C. Kerangka Pikir
Salah satu permasalahan mendasar adalah terbatasnya jumlah bahan
ajar, belum adanya E-Modul, dan siswa kurang aktif dan sangat
bergantung pada penjelasan guru atau yang dikenal dengan istilah teacher
center learning yaitu suatu proses belajar mengajar berpusat kepada guru
sebagai penyampai materi. Konsep kegiatan belajar mengajar seperti ini
tampaknya tidak relevan lagi dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Pembelajaran Kurikulum 2013 ditujukan agar siswa lebih aktif dan
berpartisipasi, sekaligus membuat siswa tertantang dan mendapatkan
beragam pengalaman dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan maka kita sebaiknya menggunakan
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran yang baik bukanlah yang beroriantasi pada
guru, namun lebih beroriantasi pada siswa. Namun hal tersebut tidak
mengecilkan peran guru dalam proses pembelajaran di kelas. Guru dapat
berfungsi sebagai fasilitator yang dapat membantu dan melayani siswa.
Oleh karena itu di perlukan pendekatan yang dapat melatih siswa dalam
mengembangkan pengetahuan Instalasi Motor Listrik.
Pada penelitian ini, langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah
menganalisi permasalahan. Hal yang perlu dianalis yaitu analisis kurikulum,
analisis karakter siswa, analisis materi dan analisis tujuan. Setelah langkah
analisis selesai peneliti melakukan desain E-Modul yang selanjutnya diberikan
kepada para validator untuk dinilai kevalidannya, kemudian baru diuji cobakan.
47

Untuk mempermudah dalam penelitian pengembangan ini, peneliti


membuat kerangka berpikir seperti pada Gambar 6 di bawah ini:

Mulai

Analisis Masalah:
1. Sarana dan prasarana masih sangat
kurang.
2. Kurangnya minat baca pada siswa.
3. Belum ada E-Modul .
4. Belajar dari rumah menjadi kendala
dalam penyampaian materi.

Perancangan E-Modul Berbasis Android


Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik

Validasi oleh para Ahli:

1. Ahli Media
2. Ahli Materi

Tidak Layak
Uji Coba Produk
oleh Siswa

Layak

diImplementasikan pada Siswa Kelas XI


Jurusan TITL di SMKN Pertanian
Kota Serang

Hasil Penelitian Perancangan E-Modul


Berbasis Android Pada Mata Pelajaran Instalasi
Motor Listrik di SMK Negeri Pertanian
Kota Serang

Selesai
Gambar 6. Flowchart Kerangka Pikir
Penelitian.
48

D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah disebutkan,
maka pertanyaan penelitian yang diajukan dan diharapkan memperoleh
jawabannya melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran E-Modul Berbasis
Android pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang?
2. Bagaimana penilaian kelayakan E-Modul Berbasis Android pada
Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang oleh ahli media pada aspek
kemudahan penggunaan dan aspek kegrafikan terhadap produk media
pembelajaran?
3. Bagaimana penilaian kelayakan E-Modul Berbasis Android pada Mata
Pelajaran Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Negeri Pertanian Kota Serang oleh ahli materi pada aspek isi, aspek
kebahasaan dan aspek penyajian terhadap produk media pembelajaran?
4. Bagaimana penilaian kelayakan E-Modul Berbasis Android pada
Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga
Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang oleh siswa pada aspek penyajian
materi, aspek kebahasaan, aspek kemanfaatan dan aspek tampilan terhadap
produk media pembelajaran?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Model pengembangan pada penelitian ini adalah model pengembangan yang
dikemukakan oleh Lee & Owens (2004). Model pengembangan ini dikatakan
sebagai model prosedural karena urutan langkah dalam prosesnya tersusun secara
sistematis dan setiap langkah pengembangan memiliki urutan langkah
pengembangan yang tersusun jelas. Adapun alasan peneliti memilih model ini
karena peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran untuk Mata Pelajaran
Instalasi Motor Listrik. Prosedur dalam penelitian ini yaitu: (1) analisis yang
meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal akhir; (2) desain; (3)
pengembangan; (4) implementasi; dan (5) evaluasi (Irwanto, 2021). Tahapan-
tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini:
(Owens, 2004)

Penilaian & analisis


(Assessment & analysis)

Penilaian kebutuhan Analisis awal akhir


(Need assessment) (Front-end analysis)

Evaluasi Desain
(Evaluation) (Design)

Implementasi Pengembangan
(Implementation) (Development)

Gambar 7. Prosedur Pengembangan Model Lee & Owens (2004).


(Sumber: Irwanto, 2021)
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan Model Lee & Owens (2004) dilakukan melalui
lima tahap. Tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut:
1. Penilaian dan Analisis
Penilaian dan Analisis (assessment & analysis) dibagi menjadi dua
bagian yaitu penilaian kebutuhan (need assessment) dan analisis awal akhir
(front end analysis). Pada penilaian kebutuhan ini dilakuan dengan metode
wawancara langsung dan observasi. Pada tahapan ini peneliti melakukan
observasi di Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian
Kota Serang. Peneliti melakukan wawancara awal terhadap guru dengan
tujuan untuk mengetahui kendala apa saja dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Tahapan analisis awal akhir meliputi analisis siswa, analisis
ketersediaan data, analisis tujuan, analisis media, dan analisis hasil belajar.

2. Desain
Dalam langkah ini hal yang dilakukan yaitu dimulai dari menetapkan
tujuan pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi
pembelajaran, dan merancang alat evaluasi hasil belajar. Langkah ini
merupakan rancangan bersifat konseptual yang mendasari proses
pengembangan selanjutnya. Desain produk dilakukan sesuai dengan konsep
dan tujuan pengembangan media pembelajaran yang sebelumnya telah
dianalisis guna memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, perancangan
instrumen juga dilakukan pada tahap ini. Perancangan instrumen penilaian
dimulai dengan membagi aspek-aspek penilaian yang bersifat umum yang
tercantum dalam teori penyusunan instrumen oleh Sungkono.
3. Pengembangan Produk
Berbasis pada hasil desain produk dan Rancangan instrumen penilaian,
pada tahap ini mulai merealisasikan rancangan menjadi produk yang siap
diimplementasikan dan membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk
tersebut.
Produk yang sudah dikembangkan dicek oleh pengembang untuk
mengetahui apakah produk dapat digunakan dengan baik dan seluruh aspek
sesuai dengan apa yang diharapkan. Kemudian produk divalidasi oleh
tiga dosen sebagai ahli media dan tiga guru mata pelajaran instalasi motor
listrik sebagai ahli materi sebelum diuji cobakan kepada pengguna (siswa).
Saran dan masukan yang diperoleh ditindaklanjuti untuk perbaikan produk
yang dikembangkan. Produk yang sudah di perbaiki sesuai saran dan masukan
validator, kemudian langsung diuji cobakan oleh siswa kelas XI Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang.

4. Implementasi
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu pada siswa Kelas XI Teknik
Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri Pertanian Kota Serang. Selama
Implementasi, rancangan produk yang telah dikembangkan diterapkan pada
kondisi yang sebenarnya, selanjutnya dilakukan evaluasi awal pada tahap
implementasi untuk memberi umpan balik.
Produk berupa E-Modul yang sudah dinyatakan layak oleh para ahli dan
diuji coba kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, selanjutnya
siswa menilai E-Modul untuk mengetahui kelayakan E-Modul ketika
digunakan oleh siswa sebagai responden setelah menggunakan E-Modul
Instalasi Motor Listrik tersebut. Hasil penilaian dan siswa ditindaklanjuti pada
tahap evaluasi.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pengembangan. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada
pihak pengguna. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan
yang belum dapat dipenuhi.
Hasil evaluasi diperoleh berdasarkan lembar penilaian dari dosen ahli
media, ahli materi, dan siswa sebagai responden terhadap E-Modul . Evaluasi
juga dilakukan untuk mengukur apa yang telah mampu dicapai siswa setelah
menggunakan E-Modul dalam bentuk tes berupa soal dan praktik.

C. Desain Uji Coba Produk


1. Desain Uji Coba
Desain yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa yang dilihat dari
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Mata pelajaran yang diambil yaitu
Instalasi Motor Listrik. Desain produk E-Modul Berbasis Android ini terdiri
dari materi yang mengacu pada Kurikulum 2013, KI dan KD, Silabus dan
RPP.

2. Subjek Coba
Subjek coba penelitian adalah dosen sebagai validator ahli media, guru
sebagai validator ahli materi dan siswa sebagai pengguna di kelas XI Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang sebanyak 34
siswa.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


a. Pengumpulan Data Non Tes
Pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam mengumpulkan
data penelitian. Pengumpulan data non tes dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan angket.
1) Observasi
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan bertujuan untuk
mengetahui media yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terus terang yang
dimana peneliti mengungkapkan terus terang kepada narasumber bahwa
peneliti sedang melakukan observasi sehingga seluruh proses penelitian
diketahui.
Berikut kisi-kisi pada lembar observasi yang dibuat dapat dilihat
pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi

No Dimensi yang diamati Indikator


1 Perangkat Pembelajaran Silabus
RPP
Jobsheet
2 Proses Pembelajaran Membuka pelajaran
penyajian materi
Metode pembelajaran
Media pembelajaran
Penguasaan materi
Penguasaan kelas
Motivasi siswa
Evaluasi pembelajaran
3 Siswa Kesiapan siswa dalam belajar
Perilaku dalam kelas
Respon siswa dalam proses
pembelajaran
Interaksi antar siswa
Kelengkapan pembelajaran

2) Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data non tes yang digunakan
oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data serta
menganalisis kebutuhan dalam pengembangan materi dan media
pembelajaran yang akan dikembangkan. Narasumber yaitu guru yang
mengampu mata pelajaran Instalasi Motor Listrik di SMK Negeri
Pertanian Kota Serang. Kisi-kisi lembar wawancara dapat di lihat
pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Kisi-kisi lembar wawancara
No Dimensi yang diamati Indikator
1 Model pembelajaran Penggunaan model pembelajaran
Kekurangan model pembelajaran
yang digunakan

2 Perangkat pembelajaran Kelengkapan perangkat pembelajaran

3 Media pembelajaran Kelengkapan media pembelajaran

4 Belajar dan pembelajaran Kegiatan pembelajaran secara luring


maupun daring
5 E-Modul sebagai Keunggulan & keefektifan E-Modul
perangkat pembelajaran sebagai perangkat pembelajaran
di masa pandemi
3) Angket
Angket pada pengumpulan data non tes yang digunakan adalah
angket tertutup, kemudian dari jawaban angket yang digunakan adalah
angket langsung dan dilihat dari bentuknya termasuk dalam katagori
cheklist, responden angket yaitu tiga dosen sebagai ahli media, tiga guru
mata pelajaran instalasi motor listrik sebagai ahli materi, dan dua angket
untuk siswa sebagai pengguna. Angket yang sudah dijawab oleh
reponden, selanjutnya dihitung dengan menggunakan ketentuan penilaian
yang ditetapkan.
Berikut dibawah ini kisi-kisi instrumen responden yang sudah
disebutkan di atas, yaitu:
1. Kisi-kisi Instrumen Ahli Media
Tabel 4. Kisi-kisi instrumen ahli media
No Aspek Indikator Nomor
1 Kemudahan Sistematika penyajian 1, 2
Penggunaan Kemudahan pengoperasian 3, 4
Fungsi navigasi 5, 6
Konsistensi penggunaan kata, bentuk 7, 8, 9
dan tata letak (layout).
Kemudahan kegiatan belajar mengajar 10, 11
Kemudahan interaksi dengan E-Modul 12, 13
Menarik fokus perhatian siswa 14, 15
2 Kegrafikan Desain tampilan 16, 17
Penggunaan warna, bentuk, dan ukuran 18, 19, 20
huruf
Tata letak 21, 22, 23
Ilustrasi, gambar, foto, audio dan video 24,25, 26,
27

2. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi


Tabel 5. Kisi-kisi instrumen ahli materi
No Aspek Indikator Nomor
1 Isi Kesesuaian dengan KI dan KD 1, 2
Kesesuaian dengan perkembangan siswa 3,4
Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar 5,6
Kebenaran substansi materi 7,8
Manfaat penambahan 9,10
Kesesuaian dengan nilai moral dan sosial 11,12
2 Kebahasaan Keterbacaan 13,14
Kejelasan Informasi 15,16
Kesesuaian dengan kaidah Bahasa 17,18
Indonesia yang baik dan benar
Pemanfaatan bahasa secara efektif dan 19,20
efisien
3 Penyajian Kejelasan tujuan yang ingin dicapai 21,22
Urutan sajian 23,24
Pemberian motivasi dan daya tarik 25,26
Interaksi 27,28
Kelengkapan informasi 29,30

3. Kisi-kisi Instrumen Pengguna (Siswa)


Tabel 6. Kisi-kisi instrumen pengguna (siswa)
No Aspek Indikator Nomor
1 Penyajian materi Sistematika sajian 1, 2
Kelengkapan informasi 3, 4, 5
2 Kebahasaan Keterbacaan 6, 7,8
Penggunaan bahasa 9,10
3 Kemanfaatan Kemudahan belajar 11, 12
Peningkatan motivasi 13, 14, 15, 16
4 Tampilan Penggunaan huruf 17, 18
Kegrafikan 19, 20, 21, 22

4. Kisi-kisi Instrumen Afektif (Siswa)


Tabel 7. Kisi-kisi instrumen afektif (siswa)
No. Item
No Dimensi Indikator
(+) (-)
1 Motivasi 1. Saya menyukai media 1, 4,
belajar pembelajaran E-Modul instalasi 2,
motor listrik 3,
2. E-Modul instalasi motor listrik
ini sangat membantu memahami
materi
3. E-Modul ini membuat saya
semangat mempelajari instalasi
motor listrik
4. Saya merasa jenuh dengan media
pembelajaran E-Modul ini
2 Keaktifan 5. Saya merasa kesulitan belajar 6, 5,
belajar dengan menggunakan E-Modul 7,
ini
6. Dengan E-Modul ini saya dapat
mengikuti pembelajaran dengan
baik
7. Saya aktif dalam mengikuti
pembelajaran E-Modul ini

No. Item
No Dimensi Indikator
(+) (-)
2 Keaktifan 8. Saya merasa kesulitan dalam 8,
belajar menghubungkan materi dengan
penerapan langsung pada panel
motor listrik
3 Pemahama 9. Saya memahami materi dengan 9, 10
n baik setelah menggunakan
E-Modul instalasi motor listrik
ini
10.Masih ada materi yang belum
dipahami setelah belajar dengan
E-Modul instalasi motor listrik
ini

b. Pengumpulan Data Tes


Pengumpulan Data Tes merupakan alat atau prosedur yang
dipergunakan dengan bentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan
dan dapat pula berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab.
Adapun penggunaannya, peneliti menggunakan pengumpulan data tes untuk
menguji siswa dalam ranah Kognitif dan Psikomotorik, yaitu:
1) Kisi-Kisi Instrumen Kognitif
Tabel 8. Kisi-kisi instrumen kognitif

Kompetensi Dasar Materi Pokok


3.6 Menerapkan instalasi motor listrik satu Instalasi Motor
dan tiga phase dengan kendali Listrik Satu Phase
elektromagnetik. dan Tiga Phase
4.6 Mengoperasikan rangkaian instalasi motor dengan Kendali
listrik satu dan tiga phase dengan kendali Elektromagnetik
elektromagnetik.

Ranah Kognitif
No Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Merinci tenaga listrik dari sentral
meteran PLN Ke sejumlah beban yang
besar √
2 Mengkategorikan instalasi penerangan
maupun tenaga √
Ranah Kognitif
No Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
3 Menjelaskan ketentuan pemasangan
instalasi pada panel menurut 621 PUIL
2000 √
4 Menentukan klasifikasi yang dibutuhkan
oleh konsumen √
5 Mengemukakan aturan pembumian panel
atau PHB menurut PUIL 2000 √
6 Menentukan untuk mengontrol 1 motor
dari 2 tempat √
7 Menyesuaikan sirkuit keluar PHB √
8 Mencontohkan jika PHB mendapat
suplai dari saluran keluar suatu PHB lain √
9 Mengulang keberhasilan pembuatan
panel kontrol instalasi motor listrik √
10 Mengalokasikan fungsinya untuk
memperkecil tegangan sentuh listrik √

2) Kisi-Kisi Instrumen Psikomotorik


Tabel 9. Kisi-kisi instrumen psikomotorik

No Aspek Penilaian

1 Kecepatan merangkai Kecepatan merangkai dari gambar


2 Ketepatan merangkai Kecocokan penempatan gambar
dengan keterangan gambar
3 Kerapian merangkai Kerapian dalam menempelkan gambar
pada komponen yang disediakan

c. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehinga lebih mudah diolah.
1) Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid
atau sah mempunyai validitas tinggi. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengungkapkan suatu gejala yang sebenarnya yaitu valid atau tidak
validnya suatu instrumen sebelum digunakan untuk mengumpulkan
sebuah data kuantitatif. Agar data penelitian ini dikatakan valid maka alat
ukur dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat, jadi alat ukur
harus mengandung keterkaitan dengan tujuan penelitian.
Berikut ini rumus dari analisis korelasi Product moment, analisis
ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor aspek dengan
skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan aspek yang
terdapat di dalam buku (Arikunto, 2014) di bawah ini:

n Σ X i Y i−(Σ X i )(Σ Y i )
r xy =
√ {nΣ X −¿¿ ¿ ¿
2
i

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi

n = banyaknya pasangan data X dan Y.

ΣXi = total jumlah dari variabel X.

ΣYi = total jumlah dari variabel Y.

2
ΣXi = kuadrat dari total jumlah variabel X.

2
ΣYi = kuadrat dari total jumlah variabel Y.

ΣXiYi = hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan variabel Y.

Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf


signifikan 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel 5%. Maka butir soal
tersebut valid.
Adapun data validasi yang diperoleh merupakan data kuantitatif
atau angka, kemudian dikonversikan dalam data kualitatif sebagai
rekomendasi hasil penilaian. Hasil rekomendasi yang diberikan terhadap
hasil validasi yang akan diperoleh mengacu pada pendapat Sugiyono
(2011), seperti dalam Tabel 10, yaitu instrumen memiliki kriteria valid
bila skor x ≥ 3.0.
Tabel 10. Kriteria hasil validasi instrumen

No Kriteria Validasi Nilai

1 Sangat valid 3,1 - 4,0


2 Valid 2,1 - 3,0
3 Cukup valid 1,1 - 2,0
4 Kurang valid 0 - 1,0

2) Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berarti dapat dipercaya, dengan kata lain instrumen
dapat memberikan hasil yang tepat. Reliabilitas instrumen digunakan
untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang
digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Untuk mengukur reliabilitas skala atau kuosioner dapat
digunakan rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

[ ][ ]

r 11 =
k ∑σ b
1− 2
t

k−1 σ t ❑

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Σσt b = jumlah varian butir
2
σt = varian total
Perhitungan uji reliabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan
r hitung > r tabel 5%. Berikut di bawah ini Tabel distribusi nilai r tabel
signifikansi 5% dan 1%.
Tabel 11. Distribusi nilai r tabel signifikansi 5% dan 1%
Tingkat Signifikansi Tingkat Signifikansi
N N
5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 38 0.320 0.413
4 0.950 0.990 39 0.316 0.408
5 0.878 0.959 40 0.312 0.403
6 0.811 0.917 41 0.308 0.398
7 0.754 0.874 42 0.304 0.393
8 0.707 0.834 43 0.301 0.389
9 0.666 0.798 44 0.297 0.384
10 0.632 0.765 45 0.294 0.380
11 0.602 0.735 46 0.291 0.376
12 0.576 0.708 47 0.288 0.372
13 0.553 0.684 48 0.284 0.368
14 0.532 0.661 49 0.281 0.364
15 0.514 0.641 50 0.279 0.361
16 0.497 0.623 55 0.266 0.345
17 0.482 0.606 60 0.254 0.330
18 0.468 0.590 65 0.244 0.317
19 0.456 0.575 70 0.235 0.306
20 0.444 0.561 75 0.227 0.296
21 0.433 0.549 80 0.220 0.286
22 0.432 0.537 85 0.213 0.278
23 0.413 0.526 90 0.207 0.267
24 0.404 0.515 95 0.202 0.263
25 0.396 0.505 100 0.195 0.256
26 0.388 0.496 125 0.176 0.230
27 0.381 0.487 150 0.159 0.210
28 0.374 0.478 175 0.148 0.194
29 0.367 0.470 200 0.138 0.181
30 0.361 0.463 300 0.113 0.148
31 0.355 0.456 400 0.098 0.128
32 0.349 0.449 500 0.088 0.115
33 0.344 0.442 600 0.080 0.105
34 0.339 0.436 700 0.074 0.097
35 0.334 0.430 800 0.070 0.091
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif. Analisis data ini menganalisa kelayakan E-Modul dari hasil
pengisian angket oleh ahli materi, ahli media dan responden siswa pada E-
Modul Instalasi Motor Listrik. Hasil analisis data yang diperoleh digunakan
sebagai acuan dalam perbaikan pengembangan E-Modul .
Langkah-langkah teknik analisis data untuk mengetahui kelayakan
E-Modul dari ahli materi, ahli media, dan siswa sebagai responden pada
E-Modul adalah sebagai berikut:
a. Menentukan skor kelayakan E-Modul menggunakan ketentuan kriteria
penilaian seperti pada Tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12. Kriteria penilaian angket

No Keterangan Nilai

1. Sangat Setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Untuk skor maksimal adalah 4 dan skor minimal adalah 1.

b. Menghitung skor rata-rata pada masing-masing data yang telah


dikumpulkan dengan rumus:\

∑x
X=
n
Keterangan:
X = skor rata-rata
ΣX = jumlah skor penilai
n = jumlah penilai
c. Mengubah skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif
dengan skala empat menggunakan acuan menurut Djemari Mardapi (2008)
pada Tabel 13 untuk mengetahui nilai kelayakan dari E-Modul oleh ahli
materi, ahli media, dan siswa sebagai responden terhadap E-Modul
tersebut:
Tabel 13. Pedoman pengubahan skor rata-rata skor ke dalam kategori
No Interval Skor Kategori Kualitatif

1 X ≥ ( X + 1.SBi) X ≥3 Sangat Baik

2 ( X + 1.SBi) >X ≥ X 3 >X ≥2,5 Baik

3 X > X ≥ ( X - 1.SBi) 2,5> X ≥ 2 Kurang Baik

4 X < ( X - 1.SBi) X<2 Tidak Baik

Keterangan Tabel:
X = rata-rata jumlah skor yang diperoleh dari penelitian
X = rata-rata jumlah skor ideal menggunakan rumus:
X = (𝟏/𝟐 ) . (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = simpangan baku skor ideal, dengan koefisien 1 menggunakan rumus:
SBi = (𝟏/𝟔 ) . (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

Setelah data-data yang terkumpul diolah dan dianalisis, maka E-Modul


Instalasi Motor Listrik yang dikembangkan akan diketahui bagaimana
kelayakannya sebagai bahan ajar atau media pembelajaran dan mengetahui
persentase hasil tes uji kompetensi siswa dalam mengerjakan soal dan praktik
pada E-Modul di materi ke 6 kelas XI TITL SMK Negeri Pertanian Kota
Serang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan perancangan E-Modul Berbasis Android Pada
Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik di Kelas XI SMK Negeri Pertanian
Kota Serang dengan menggunakan model pengembangan Lee & Owens (2004).
Langkah pengembangan meliputi: (1) analisis yang mencakup analisis kebutuhan
serta analisis awal akhir; (2) desain; (3) pengembangan; (4) implementasi; dan
(5) evaluasi. Pengembangan ini dilakukan untuk mengetahui proses tahapan
perancangan dan mengetahui kelayakan E-Modul berbasis android dalam
membantu siswa kelas XI memahami materi Instalasi Motor Listrik di Jurusan
Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
Berikut di bawah ini tahapan-tahapan pengembangan model Lee & Owens (2004):
1. Penilaian dan Analisis
Pada tahapan penilaian dan analisis, metode yang digunakan oleh peneliti
adalah observasi pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Instalasi Motor
Listrik kelas XI TITL dan wawancara pada guru mata pelajaran tersebut.
Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui kurikulum yang
digunakan, kegiatan pembelajaran, dan penggunaan bahan ajar. Data yang
diperoleh dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Model Pembelajaran
Tahap awal dalam menganalisis kebutuhan produk adalah dengan
menganalisis model pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri Pertanian
Kota Serang. Tujuan analisis model pembelajaran tersebut agar arah dari
pengembangan E-Modul ini jelas. Analisis ini dilakukan dengan
mengumpulkan informasi terkait materi yang akan digunakan pada
E-Modul berdasarkan Kurikulum 2013, KI dan KD, Silabus dan RPP yang
diterapkan sekolah. Penjelasan terkait hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Pada penelitian pengembangan ini hanya mencakup materi Instalasi Motor
Listrik yang terdiri dari: Silabus, RPP, E-Modul, beserta penilaian yang
terdiri dari 3 ranah yaitu: ranah afektif, ranah kognitif dan ranah
psikomotorik.
b. Kegiatan pembelajaran
1) Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai dengan guru menerangkan dan
mendemonstrasikan di depan kelas, kemudian siswa mendengarkan,
mencatat, dan mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru. Kegiatan
pembelajaran ini disertai dengan tanya jawab guru dan siswa dan diskusi
bersama antar siswa.
2) Kegiatan praktik dilakukan di ruang praktik dengan menggunakan
jobsheet yang sudah di buat pada pertemuan sebelumnya, dan box panel
instalasi motor listrik yang ada di ruang praktik. Jika box panel kurang
memadai, satu box panel dapat digunakan oleh dua kelompok atau lebih
secara bergantian.
3) Satu kali pertemuan berdurasi 4 x 45 menit, namun pemanfaatan waktu
pembelajaran masih kurang maksimal. Terdapat beberapa siswa kurang
aktif dan terlihat kurang memperhatikan penjelasan guru di depan kelas.
Kemudian ketika praktik siswa cenderung banyak yang mengobrol jika
satu box panel dapat digunakan oleh dua kelompok atau lebih secara
bergantian.
4) Kondisi beberapa siswa yang kurang memiliki inisiatif untuk membekali
diri dengan materi yang berkaitan dengan pembelajaran berikutnya,
sebelum pembelajaran berlangsung menimbulkan kurangnya pemahaman
siswa pada materi yang disampaikan dan ketergantungan siswa hanya
pada perintah guru sehingga dinilai kurang mandiri dalam belajar.
5) Bahan ajar yang digunakan guru dalam kelas yaitu buku konvensional
dan ketika belajar di rumah menggunakan slide presentasi Power Point.
6) Guru mata pelajaran menyatakan perlunya dikembangkan bahan ajar
yang lebih menarik, dapat memperjelas materi yang disampaikan, dan
memudahkan siswa memahami materi secara mandiri.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan pembelajaran Instalasi Motor
Listrik di atas, maka disusun bahan ajar berupa E-Modul Berbasis Android
untuk kelas XI TITL SMK Negeri Pertanian Kota Serang. Sehingga
diharapkan bahan ajar tersebut dapat menjadi solusi agar siswa dapat lebih
aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.
c. Penggunaan Bahan Ajar
Guru tidak hanya menggunakan satu bahan ajar saja sebagai pegangan
untuk pembelajaran secara spesifik. Guru masih menggunakan berbagai
bahan ajar lain setiap tahunnya dan bahan ajar yang dimiliki belum memiliki
hak penggunaan sekolah secara sah karena belum mendapatkan satu bahan
ajar yang tepat untuk digunakan sebagai pegangan, sehingga siswa pun tidak
memiliki buku pegangan dan harus mencatat untuk mendokumentasikan
materi pelajaran.
d. Pengukur Kelayakan Bahan Ajar
Bahan ajar yang akan dikembangkan harus melewati pengujian
kelayakan agar bahan ajar tersebut dapat digunakan sesuai dengan sasaran
dan dapat dipertanggungjawabkan. Alat pengukur kelayakan bahan ajar
pada penelitian ini berupa instrumen penilaian yang mengadaptasi dari
penyusunan instrumen oleh Sungkono (2012) seperti yang tercantum pada
kajian teori. Aspek-aspek penilaian dari ketiga teori tersebut diambil untuk
disesuaikan dengan kebutuhan instrumen penilaian E-Modul yang
dikembangkan pada penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan pengembangan baru
terkait bahan ajar yang digunakan dengan mengembangkan E-Modul yang
layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan memuat materi yang
bersangkutan, penyajian yang lebih menarik, dan meningkatkan hasil belajar
siswa serta instrumen penilaian untuk mengukur kelayakan E- Modul.
2. Desain
Proses desain merupakan tahap perancangan E-Modul Instalasi Motor
Listrik di Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Pada tahap ini juga
melakukan perancangan instrumen guna mengukur kelayakan E-Modul yang
dikembangkan.
a. Menyusun garis besar isi E-Modul
Garis besar isi E-Modul memuat rancangan awal tentang isi yang
ditulis dalam E-Modul dan bagaimana urutan materi yang disajikan. Sesuai
dengan analisis yang dilakukan, E-Modul yang dikembangkan dalam
penelitian ini terdiri dari 9 Materi yang sesuai Kurikulum 2013, KI dan KD,
Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dengan komponen di
dalamnya yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Materi 1, menjelaskan materi tentang “Jenis dan Karakteristik Motor
Listrik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan pengertian jenis-jenis motor listrik
(b) Video prinsip kerja motor listrik berdasarkan kaidah tangan kiri
(Flemming)
(c) Penjelasan ciri-ciri karakteristik motor listrik
(d) Suara rangkuman materi 1
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal esai, dan
ulangan materi 1)
2) Materi 2, menjelaskan materi tentang “Macam-Macam Pengendali Motor
Listrik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan pengendali motor listrik
(b) Video macam-macam kendali instalasi motor listrik
(c) Penjelasan pengendali motor listrik menurut fungsi
(d) Suara rangkuman materi 2
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal esai, dan
ulangan materi 2)
3) Materi 3, menjelaskan materi tentang “Pengendali Motor Listrik”, yang
terdiri dari:
(a) Penjelasan komponen pengendali motor listrik
(b) Video penjelasan prinsip kerja kontaktor magnetik
(c) Video bahan-bahan penunjang pengendali motor listrik
(d) Suara rangkuman materi 3
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 3)
4) Materi 4, menjelaskan materi tentang “Macam-Macam Gambar
Pengendali Motor Listrik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan gambar instalasi motor listrik dengan kendali
elektromagnetik.
(b) Video penjelasan singkat tentang gambar instalasi motor listrik
dengan kendali elektromagnetik.
(c) Suara rangkuman materi 4
(d) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 4)
5) Materi 5, menjelaskan materi tentang “Jenis dan Besaran Pengaman
Pengontrolan Motor Listrik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan pengertian sistem proteksi instalasi motor listrik
(b) Video penjelasan dari sistem proteksi instalasi motor listrik
(c) Penjelasan sistem kontrol motor listrik
(d) Suara rangkuman materi 5
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 5)
6) Materi 6, menjelaskan materi tentang “Instalasi Motor Listrik Satu dan
Tiga Phase dengan Kendali Elektromagnetik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan pengertian sistem pengendalian motor listrik
(b) Video cara merangkai dan simulasi prinsip kerja dari rangkaian
Direct On Line (DOL)
(c) Penjelasan perancangan panel, pemasangan instalasi pada panel, dan
pentanahan
(d) Suara rangkuman materi 6
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 6)
7) Materi 7, menjelaskan materi tentang “Menerapkan instalasi motor listrik
berbagai kendali”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan pengertian instalasi motor listrik berbagai kendali
(b) Video cara kerja sistem pelampung air otomatis (Water Level
Control Switch)
(c) Penjelasan macam-macam instalasi motor listrik berbagai kendali
(d) Suara rangkuman materi 7
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 7)
8) Materi 8, menjelaskan materi tentang “Menerapkan Instalasi Motor
Listrik dengan Pengasutan”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan instalasi motor listrik dengan pengasutan
(b) Video prinsip kerja rangkaian kontrol star-delta
(c) Penjelasan macam-macam instalasi motor listrik dengan pengasutan
(d) Suara rangkuman materi 8
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal praktik, dan
ulangan materi 8)
9) Materi 9, menjelaskan materi tentang “Evaluasi Rangkaian Kendali
Elektromagnetik”, yang terdiri dari:
(a) Penjelasan evaluasi rangkaian kendali elektromagnetik
(b) Video gambaran nyata trouble shooting pada transformer atau trafo
di dunia kerja
(c) Penjelasan jenis-jenis trouble shooting berdasarkan kemungkinan
gangguan yang akan terjadi serta solusi pemecahannya dengan baik
(d) Suara rangkuman materi 9
(e) Uji Kompetensi (Soal sikap, latihan soal, latihan soal esai, dan
ulangan materi 9)

b. Menyusun kerangka E-Modul


Penyusunan kerangka E-Modul secara umum terdiri dari lima bagian
utama pada E-Modul, yaitu bagian sampul (cover), cara penggunaan,
sembilan materi, perangkat pembelajaran, dan daftar pustaka. Yang pertama
pada halaman cara penggunaan terdapat lima tampilan petunjuk
menggunakan E-Modul . Selanjutnya halaman depan tiap materi berisi nama
materi, menu tiga pilihan (materi, rangkuman, dan uji kompetensi),
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran materi yang dipilih. Pada bagian
perangkat pembelajaran terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar,
Silabus, dan RPP sebanyak sembilan pertemuan. Penyusunan kerangka yang
terakhir ada pada bagian uji kompetensi, yang mana terdapat empat pilihan
soal, masing-masing pada materi memiliki satu latihan soal, satu pertanyaan
afektif (sikap), dan satu ulangan materi. Pada materi 1, 2, dan 9 memiliki
latihan esai, pada materi 3, 4, 5, 6, 7, 8, memiliki latihan praktik.
Hasil rancangan penyusunan kerangka E-Modul instalasi motor listrik
kelas XI yang dikembangkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Kerangka E-Modul instalasi motor listrik

E-Modul yang dikembangkan ini digunakan untuk pembelajaran teori


dan praktik. Oleh karena itu, setiap kegiatan praktik terdapat Jobsheet.

c. Menyusun isi pembelajaran E-Modul


Materi yang lebih dulu disajikan pada E-Modul membahas tentang
jenis dan karakteristik motor listrik, pengenalan macam-macam pengendali
motor listrik, penjelasan pengendali motor listrik, macam-macam gambar
pengendali motor listrik beserta contohnya, penjelasan jenis dan besaran
pengaman pengontrolan motor listrik, instalasi motor listrik satu dan
tiga phase dengan kendali elektromagnetik, penjelasan menerapkan instalasi
motor listrik berbagai kendali, penjelasan menerapkan instalasi motor listrik
dengan pengasutan, dan penjelasan evaluasi rangkaian kendali
elektromagnetik. Masing-masing materi terdapat video penjelasan materi
dan tutorial merangkai, rangkuman suara, uji kompetensi berupa latihan
soal, latihan soal esai, latihan soal praktik, ulangan materi, dan penilaian
sikap.

d. Menyusun instrumen penelitian


Instrumen penelitian ini berupa instrumen untuk mengukur kelayakan
E-Modul yang dirancang dalam bentuk angket dengan skala Likert 4
jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Jawaban tersebut selanjutnya dikonversi ke dalam skor
4, 3, 2, 1 sesuai urutan pernyataan jawaban.
Penyusunan butir instrumen penilaian kelayakan E-Modul
memperhatikan aspek kelayakan E-Modul sesuai dengan yang tercantum
dalam panduan penyusunan bahan ajar oleh Sungkono yang meliputi aspek
untuk ahli media ditinjau dari 2 aspek, yaitu aspek kemudahan penggunaan
dan aspek kegrafikan. Untuk ahli materi ditinjau dari 3 aspek, yaitu aspek
isi, aspek kebahasaan, dan aspek penyajian. Susunan instrumen oleh
Sungkono tersebut merupakan penilaian yang masih bersifat umum,
sehingga perlu dikelompokkan kembali berdasarkan subjek validasi dari
segi materi dan media serta subjek uji coba (pengguna). Penilaian-penilaian
tersebut dikaji ulang untuk diambil sesuai dengan kebutuhan penilaian pada
E-Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Instrumen penilaian oleh ahli media terdiri dari 27 butir penilaian
yang mencakup aspek kemudahan penggunaan dan aspek kegrafikan dengan
rincian jumlah butir tiap aspek yang disajikan pada Tabel 4. Instrumen
penilaian oleh ahli materi terdiri dari 30 butir penilaian yang mencakup
aspek isi, aspek kebahasaan, dan aspek sajian dengan rincian jumlah butir
tiap aspek yang disajikan pada Tabel 5. Angket respon siswa terhadap E-
Modul terdiri dari 22 butir penilaian yang mencakup aspek penyajian
materi, aspek kebahasaan, aspek kemanfaatan, dan aspek tampilan dengan
rincian jumlah butir tiap aspek yang disajikan pada Tabel 6.
3. Pengembangan Produk
Tahap pengembangan terdiri dari 2 langkah, yaitu (1) pengembangan
E-Modul, dan (2) penilaian E-Modul . Hasil dari tahap pengembangan E-
Modul instalasi motor listrik kelas XI TITL adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan E-Modul
E-Modul dikembangkan menggunakan aplikasi Microsoft Word
2013 untuk menyusun materi dan menyiapkan pertanyaan soal, untuk
membuat desain latar belakang, cover atau sampul, tata letak gambar, suara,
video materi dan perangkat pembelajaran menggunakan aplikasi Canva,
untuk mengkombinasikan pembuatan latihan soal, tombol-tombol link,
penggabungan video dan suara menggunakan aplikasi Flip PDF
Corporation, hasil dari aplikasi Flip PDF Corporation berupa HTML 5,
untuk menjadikan file app yang bisa di-install di smartphone android
menggunakan aplikasi Website 2 APK Builder Pro. Hasil pengembangan E-
Modul instalasi motor listrik kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas
XI SMK Negeri Pertanian Kota Serang adalah sebagai berikut:
1) Sampul (Cover)
Halaman sampul E-Modul dibagi menjadi 2, yaitu bagian halaman
pertama dan halaman terakhir. Halaman sampul pertama menerangkan
judul E-Modul, sasaran pengguna, dan identitas singkat sekolah serta
tahun ajaran mata pelajaran. Halaman sampul ke dua merupakan halaman
sampul terakhir berisi nama E-Modul dan nama sekolah, identitas singkat
penyusun, code barcode untuk mengunduh aplikasi, dan tahun dibuatnya
E-Modul tersebut. Tampilan halaman sampul pertama dan sampul
terakhir ditunjukkan pada Gambar 9 dan 10.
Gambar 9. Halaman Sampul Pertama E-Modul

Gambar 10. Halaman Sampul Terakhir E-Modul


2) Cara Penggunaan
Halaman cara penggunaan berisi keterangan cara membalik
halaman, perbesar halaman, mengunduh aplikasi E-Modul, pencarian
otomatis, dan beralih tampilan. Tampilan halaman cara penggunaan
ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Tampilan Halaman Cara Penggunaan

3) Daftar Isi
Halaman daftar isi terbagi menjadi dua yaitu daftar materi dan
daftar menu yang berisi informasi nama halaman tertentu dari E-Modul
yang disertai dengan tombol kembali di setiap halaman tertentu untuk
memudahkan kembali pada halaman sebelumnya. Pengguna dapat
menggunakan daftar isi untuk menuju halaman yang diinginkan.
Pencarian halaman menggunakan daftar isi dengan klik tulisan nama
halaman setiap bagian karena dalam tulisan setiap nama halaman tersebut
berisi link menuju halaman sesuai dengan keterangan nama. Tampilan
daftar isi ditunjukkan pada Gambar 12.
Gambar 12. Tampilan Halaman Daftar Isi

4) Sampul Materi
Sampul materi merupakan halaman pengantar sebelum memasuki
halaman materi pada kegiatan belajar tersebut. Sampul materi berisi judul
materi yang disertai keterangan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran
dan tiga poin pilihan, diantaranya: (a) materi; (b) rangkuman; dan
(c) uji kompetensi. Tampilan sampul materi ditunjukkan pada Gambar
13.
Gambar 13. Tampilan Sampul Materi

Aplikasi E-Modul Instalasi Motor Listrik Kelas XI memiliki


sembilan materi yang merupakan inti dari isi E-Modul. Materi dibagi
menjadi beberapa bagian dengan penyajian yang terstruktur. Kegiatan
belajar diawali dengan penjelasan materi disertai ilustrasi gambar dan
video untuk mempermudah penjelasan materi secara visual, dan terdapat
rangkuman materi berupa suara yang berfungsi sebagai penguatan
pemahaman materi yang sedang di pelajari. Setelah siswa membaca dan
memahami materi, siswa diberi penugasan latihan soal sesuai materi agar
pengetahuan siswa terasah dan lebih kreatif dalam mengeksplorasi
kemampuan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pada uji kompetensi
berupa penilaian sikap, soal esai dan praktik pada materi tertentu, dan
ulangan materi yang harus dikerjakan siswa sebagai tolok ukur
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Penjelasan
masing-masing bagian kegiatan belajar dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
(a) Materi
Diberikan kepada siswa sebagai penambah wawasan yang
disusun secara urut dan disesuaikan dengan kebutuhan informasi
untuk siswa melalui acuan Kompetensi Dasar dan Materi Pokok pada
silabus agar tujuan pembelajaran tercapai. Tampilan sebagian materi
ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14. Tampilan Sebagian Materi

(b) Rangkuman Suara


Rangkuman suara berisi ringkasan materi yang terdapat pada
kegiatan belajar untuk memudahkan siswa mengulas kembali materi
dalam bentuk ringkas. Tampilan halaman rangkuman materi
ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15. Tampilan Halaman Rangkuman Materi

(c) Uji Kompetensi


Uji Kompetensi diberikan pada setiap materi sebanyak empat
pilihan, diantaranya yaitu: (1) penilaian sikap; (2) latihan soal pilihan
ganda; (3) latihan soal esai atau pada materi tertentu latihan praktik;
dan (4) ulangan materi. Uji Kompetensi bertujuan agar mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami materi yang baru saja dipelajari.
Pada penilaian sikap siswa di arahkan pada link Google From untuk
menjawab 10 soal dalam ranah afektif, kemudian pada latihan soal
pilihan ganda terdapat 10 soal dan siswa tidak perlu menggunakan
data internet untuk memulai latihan soal, kemudian pada materi
tertentu terdapat latihan soal esai dan latihan praktik dalam ranah
psikomotorik, dan yang terakhir terdapat ulangan materi yang
terhubung pada pada link Google From agar guru dapat melihat dan
menilai di waktu dan tempat yang berbeda.Tampilan bagian halaman
uji kompetensi ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Tampilan Bagian Halaman Uji Kompetensi


(1) Halaman Pertama
(2)
Halaman ini untuk memulai quiz diawali dengan tombol
“START” yang ditunjukkan pada gambar 17.
Gambar 17. Tampilan Halaman Pertama Quiz Script halaman
pertama dijelaskan di bawah ini:
Halaman pertama pada quiz terdapat pada frame pertama.
Setiap frame perlu diberi script “stop();” agar ketika frame tersebut
terbuka dapat berhenti pada frame yang dimaksud. Selanjutnya
membuat variabel nilai tipe integer diberi nilai awal “0”. Variabel
nilai dengan nilai mula-mula 0 gunakan untuk memuat nilai
jawaban yang terdapat pada frame berikutnya yaitu frame soal.
Tombol “START” terlebih dahulu diberi penamaan tombolstart
pada instance name untuk diberikan fungsi dalam script ketika
tombol “START” diklik dapat memunculkan frame selanjutnya
(frame soal).
(2) Halaman Soal
Halaman ini memuat pertanyaan dan 5 pilihan jawaban
seperti gambar 18.
Gambar 18. Tampilan Halaman Soal Quiz Script halaman
soal dijelaskan sebagai berikut:
Setiap pilihan jawaban pada soal dijadikan tombol dan beri
instance name di tiap-tiap tombol pilihan jawaban dengan
penamaan yang berbeda-beda, misal pilihan A diberi instance name
a1. Selanjutnya beri fungsi untuk tiap-tiap jawaban seperti yang
ditunjukkan pada script di atas. Script jawaban yang benar diberi
nilai +10 pada variabel nilai karena nilai mula-mula adalah 0 maka
variabel nilai akan memuat penambahan-penambahan nilai jika
pengguna menjawab dengan jawaban-jawaban yang benar.
Jawaban yang salah diberi nilai -0 pada variabel nilai karena
jumlah nilai pada variabel jika dikurangi 0 tidak merubah jumlah
nilai yang diperoleh sama sekali.
(3)Halaman Nilai
Halaman ini menampilkan jumlah nilai yang diperoleh
pengguna setelah menjawab semua pertanyaan. Halaman nilai
ditunjukkan pada gambar 19.
Gambar 19. Tampilan Halaman Nilai Quiz
Script halaman nilai dijelaskan di bawah ini:
Pada frame halaman nilai disediakan 2 buah Dynamic Text
untuk menampilkan jumlah nilai dan kalimat pernyataan ketuntasan
dan dua tombol “IYA” untuk mengulang pengerjaan quiz dan
“TIDAK” untuk kembali ke halaman pertama. Dynamic Text
jumlah nilai diberi instance name total sedangkan Dynamic Text
kalimat pernyataan diberi instance name komentar. Script jumlah
nilai menggunakan variabel total.text yang memuat jumlah nilai
yang diperoleh dari hasil pengerjaan quiz untuk ditampilkan pada
frame. Selanjutnya membuat fungsi untuk menampilkan kalimat
pernyataan ketuntasan pada komentar.text dengan ketentuan
pengguna dinyatakan lulus jika mendapat nilai lebih dari atau sama
dengan 70 dan dinyatakan belum tuntas jika mendapat nilai kurang
dari 70. Tombol “IYA” diberi instance name btn_cobalagi
kemudian diberi fungsi jika tombol “IYA” diklik maka frame
halaman soal pertama pada scene 1 akan terbuka dan dapat
digunakan seperti biasanya, nilai variabel nilai dikembalikan ke
nilai mula-mula 0 dengan cara memberikan nilai 0. Tombol
“TIDAK” diberi instance name tidaks kemudian diberi fungsi jika
tombol “TIDAK” diklik, maka frame halaman pertama akan
muncul dan variabel nilai juga dikembalikan ke nilai mula-mula 0.
Quiz yang sudah jadi dan dipublish dalam bentuk file .swf
dimasukkan ke dalam file pdf e-modul di halaman evaluasi dengan
cara klik Tools  pada Add or Edit Interactive Object pilih
Multimedia  SWF  buat sebuah persegi dengan ukuran panjang
dan lebar sesuai ukuran quiz yang dibutuhkan  pada Insert SWF
klik Browse untuk mencari di mana file SWF quiz berada  klik file
quiz  Open  OK selanjutnya atur kembali panjang dan lebar quiz
serta posisi quiz sesuai dengan kebutuhan. Quiz dapat kembali ke
halaman awal (START) otomatis ketika pengguna menuju ke
halaman lain, pengaturan tersebut dapat dilakukan dengan klik kanan
pada quiz  Properties kemudian edit sesuai keinginan pada Edit
SWF.

8) Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan informasi yang berisi berbagai sumber
referensi yang digunakan dalam menyusun materi pada e-modul. Daftar
pustaka disediakan untuk memudahkan pengguna yang ingin melakukan
pengecekan terhadap keabsahan materi e-modul yang bersangkutan
dengan referensi yang tertera atau melakukan kajian. Tampilan halaman
daftar pustaka ditunjukkan pada Gambar 20.
Gambar 20. Tampilan Halaman Daftar Pustaka
Setelah draft e-modul selesai dibuat, pengembang melakukan pengecekan
terhadap e-modul sebelum dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Hasilnya, e-modul dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan
sesuai dengan harapan, kemudian e-modul dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing untuk mendapat saran perbaikan dan penyempurnaan e-
modul. Hasil konsultasi tersebut ditindaklanjuti dengan memperbaiki
bagian-bagian e-modul sesuai saran tersebut dan dikonsultasikan kembali
sehingga draft e-modul disetujui untuk penilaian oleh ahli materi dan ahli
media.
5) Glosarium
Glosarium merupakan daftar istilah atau kata-kata asing yang
terdapat pada e-modul pembelajaran dan media pembelajaran lain dengan
topik yang hampir serupa. Daftar istilah tersebut juga diberi penjelasan
singkat pada setiap istilah sehingga memperkaya kosa kata dan istilah
terhadap pengguna yang sebelumnya belum mengetahui istilah tertentu
yang tercantum pada isi media pembelajaran. Tampilan halaman
glosarium pada e-modul ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Tampilan Halaman Glosarium
6) Peta Informasi E-Modul
Peta informasi e-modul berisi bagan pemetaan materi pembelajaran
pada e-modul yang sudah disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan
Materi Pokok mata pelajaran atau gambaran garis besar tentang susunan
materi e- modul yang akan dipelajari. Tampilan halaman peta informasi
e-modul ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Tampilan Halaman Peta Informasi E-Modul
Instrumen yang sudah dirancang pada tahap desain, selanjutnya
disusun dan dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Instrumen penilaian
media, materi, dan angket respon siswa yang telah disusun kemudian
divalidasi agar instrumen yang dihasilkan valid sehingga layak digunakan
dalam penelitian. Dosen validator instrumen penilaian media, adalah Guru
validator instrumen penilaian materi, adalah Setelah dilakukan validasi,
Instrumen tersebut kemudian direvisi sesuai dengan hasil koreksi validator
sehingga didapatkan instrumen penilaian yang valid dan dapat digunakan
untuk menilai kelayakan E-Modul . Hasil validasi instrumen dapat dilihat
pada lampiran.

b. Penilaian E-Modul
E-Modul yang sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan
dilakukan perbaikan, selanjutnya divalidasi oleh ahli media dan ahli materi
menggunakan lembar penilaian E-Modul yang sebelumnya telah dibuat.
Validasi dari segi media dilakukan oleh Bapak Dr. John Pahamzah, M.Pd.,
Ibu Dr. Iing Dwi Lestari, M.Si., dan Bapak Yus Rama Denny, Ph.D.
Validasi dari segi materi dilakukan oleh Ibu Dewi Lufi, S.Pd., Bapak
Muhamad Kusdinar, S.Pd., dan Ibu Fera Puspitasari, S.Pd. Validasi dari
ahli media, dan ahli materi bertujuan untuk mengetahui apakah E-Modul
yang dibuat layak digunakan oleh pengguna dan mendapat kritik dan saran
agar E-Modul menjadi lebih baik. Hasil validasi E-Modul adalah sebagai
berikut:
1) Validasi Ahli Media
Validasi oleh ahli materi meliputi aspek kemudahan penggunaan
dan aspek kegrafikan. Hasil validasi E-Modul oleh 3 ahli media
ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Validasi E-Modul oleh 3 Ahli Media
Rata-Rata Skor
No Aspek Penilaian Kategori
Penilaian Tiap Aspek
1 Tampilan Desain Layar 3,29 Sangat Baik
2 Kemudahan Penggunaan 3,21 Sangat Baik
Rata-rata keseluruhan Skor
3,19 Sangat Baik
Penilaian
Penilaian E-Modul yang dilakukan oleh ahli materi terhadap
materi yang ada pada E-Modul menghasilkan rata-rata keseluruhan skor
penilaian sebesar 3,46 dari skor maksimal 4,00 dengan kategori produk
sangat baik. Adapun saran atau masukan yang diterima oleh penulis dari
2 ahli materi adalah sebagai berikut:
a) Terdapat beberapa kesalahan ejaan
b) Kesalahan penamaan pada kutipan
c) Tulisan dibuat justify
d) Lebih baik tambahkan objective quiz yang bersifat non-gadget
e) Perlu diperkaya dengan materi dalam format video tutorial

2) Validasi Ahli Materi


Validasi oleh ahli media meliputi aspek tampilan desain layar,
aspek kemudahan penggunaan, aspek konsistensi, aspek kemanfaatan,
dan aspek kegrafikan. Hasil validasi E-Modul oleh 2 ahli media
ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Validasi E-Modul oleh 2 Ahli Media
Rata-Rata Skor
No Aspek Penilaian Kategori
Penilaian Tiap Aspek
1 Tampilan Desain Layar 3,29 Sangat Baik
2 Kemudahan Penggunaan 3,21 Sangat Baik
Rata-rata keseluruhan Skor
3,19 Sangat Baik
Penilaian

Penilaian E-Modul yang dilakukan oleh ahli media terhadap E-


Modul yang dikembangkan menghasilkan rata-rata keseluruhan skor
penilaian sebesar 3,19 dari skor maksimal 4,00 dengan kategori produk
sangat baik. Adapun saran atau masukan yang diterima oleh penulis dari
2 ahli media adalah sebagai berikut:
a) Perlu ada pembenahan pada judul E-Modul
b) Tambahkan warna lain pada cover utama
c) Tulisan dibuat justify
d) Tambahkan caption referensi pada ilustrasi gambar yang digunakan
Penghitungan data validasi materi dan media E-Modul disajikan
secara lengkap pada Lampiran 2.
Berdasarkan hasil validasi E-Modul oleh ahli materi dapat
disimpulkan bahwa materi dalam E-Modul dinyakan sangat baik.
Sedangkan berdasarkan hasil penilaian oleh ahli media juga dapat
disimpulkan bahwa E-Modul dinyatakan sangat baik berdasarkan
medianya. Secara umum kualitas e- modul sudah baik dan layak
digunakan dalam proses pembelajaran pada tahap implementasi.

4. Implementasi
Setelah E-Modul divalidasi oleh ahli dan sudah diperbaiki, E-Modul
diuji cobakan kepada siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik
SMK Negeri Pertanian Kota Serang dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang
untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. Hasil uji
coba akan dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan atau revisi E-Modul yang
dikembangkan. Siswa sebagai responden memberikan respon penilaian
terhadap E-Modul Instalasi Motor Listrik kelas XI TITL berdasarkan aspek
penyajian materi, aspek kebahasaan, aspek kemanfaatan, dan aspek tampilan.
Uji coba dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan rincian waktu uji coba seperti
yang ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.
Tabel 13. Waktu Pelaksanaan Uji Coba di SMK Negeri Pertanian Kota Serang
Pertemuan Hari, Lama
Kelas Materi
ke- Tanggal Pertemuan
6 XI TITL Jum’at, 18 Instalasi Motor Listrik 6 x 45 JP
Maret 2022 Satu dan Tiga Phase
dengan Kendali
Elektromagnetik dan
pengambilan hasil uji
kompetensi siswa 3 ranah

Siswa diberikan penjelasan mengenai tujuan pengembangan E-Modul


Instalasi Motor Listrik dan penjelasan singkat tentang penggunaan E-Modul
oleh peneliti. Selanjutnya setelah siswa selesai melakukan uji coba dan
mengerjakan penilaian sikap, latihan soal pilihan ganda, ulangan soal pilihan
ganda, dan latihan soal praktik Materi 6, siswa mengisi angket respon terhadap
E-Modul yang telah digunakan. Hasil penilaian respon terhadap E-Modul
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Penilaian Respon Siswa terhadap E-Modul
Rata-Rata Skor
No Aspek Penilaian Kategori
Penilaian Tiap Aspek
1 Tampilan Desain Layar 3,29 Sangat Baik
2 Kemudahan Penggunaan 3,21 Sangat Baik
Rata-rata keseluruhan Skor
3,19 Sangat Baik
Penilaian
Hasil penilaian respon siswa terhadap E-Modul pada angket yang sudah
diisi diperoleh rata-rata keseluruhan skor penilaian sebesar 3,29 dari skor
maksimal 4,00 dengan kategori produk sangat baik. Hasil pengisian angket dan
penghitungan lebih lengkap disajikan pada Lampiran 2.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa E-Modul
Instalasi Motor Listrik kelas XI TITL termasuk dalam kategori sangat baik
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran
Instalasi Motor Listrik kelas XI.

5. Evaluasi
Setelah melewati proses dari tahapan-tahapan sebelumnya,
pengembangan E-Modul mendapat beberapa perbaikan yang harus dilakukan
berdasarkan hasil penilaian ahli materi, ahli media, respon siswa terhadap E-
Modul, dan evaluasi hasil uji kompetensi siswa 3 ranah. Hasil perbaikan sesuai
saran yang diberikan ditunjukkan pada Tabel 15.
Tabel 15. Saran dan Tindak Lanjut
No Saran Tindak Lanjut
1
2

Hasil pengerjaan quiz Kegiatan Belajar 1 oleh siswa


dijelaskan pada pembahasan.

No Saran Tindak Lanjut


1 Terdapat beberapa Kesalahan ejaan sudah diperbaiki
kesalahan ejaan
2 Kesalahan penamaan pada Kesalahan penamaan pada kutipan
kutipan sudah diperbaiki
3 Tulisan dibuat justify Tulisan pada E-Modul sudah dibuat
justify
4 Tambahkan objective quiz Objective quiz yang bersifat non-
yang bersifat gadget telah ditambahkan pada halaman
evaluasi akhir
non-gadget
5 Perlu diperkaya dengan Materi pada video sudah
ditambahkan
materi dalam
format video tutorial
6 Perlu pembenahan pada Perbaikan judul dan penambahan warna
judul E-Modul lain pada cover sudah dilakukan
Gambar 21. Cover Gambar 22. Cover Setelah Revisi
Sebelum Revisi
7 Tambahkan warna lain pada
cover
utama agar tidak terlalu flat
8 Perlu ditambahkan caption /
referensi pada ilustrasi
gambar yang digunakan

Gambar 24. Setelah Revisi

Gambar 23. Sebelum


Revisi
9 Tombol jawaban pada quiz Tombol jawaban pada quiz sudah
dibuat agar lebih mudah di- diperbaiki
klik

Hasil pengerjaan quiz Kegiatan Belajar 1 oleh siswa dijelaskan

pada pembahasan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang didapat, diperoleh suatu produk
media pembelajaran dalam bentuk E-Modul Penggabungan dan Pemberian Efek
Citra Bitmap. Pengembangan E-Modul dibuat menggunakan model
pengembangan waterfall dengan melakukan empat tahapan pengembangan yaitu
tahap Analysis, Design, Coding, dan Testing. Analisis data hasil penelitian
dijabarkan dalam pembahasan sebagai berikut:
1. Analisis Kelayakan Produk Oleh Ahli
E-Modul Instalasi Motor Listriktelah diuji kelayakannya dari segi materi
dan media oleh 2 ahli materi dan 2 ahli media. Hasil analisis penilaian E-
Modul dari 2 ahli materi yaitu 1 dosen ahli dan 1 guru mata pelajaran, didapati
rata-rata keseluruhan skor penilaian sebesar 3,46 dengan kategori produk
sangat baik. Hasil rata-rata skor tersebut menunjukkan bahwa materi dalam E-
Modul yang dikembangkan telah memenuhi syarat kelayakan materi
pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan Kompetensi Dasar dan Materi
Pokok Multimedia kelas XI yang berlaku di SMK Negeri 1 Klaten. Selanjutnya
hasil analisis penilaian E-Modul dari 2 dosen ahli media didapati rata-rata
keseluruhan skor penilaian sebesar 3,19 dengan kategori produk sangat baik.
Hasil rata-rata skor tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa
E-Modul yang dikembangkan telah memenuhi syarat kelayakan media
pembelajaran sebagai bahan ajar untuk siswa dan guru. Penilaian materi dan
media menunjukkan hasil yang sangat baik dengan melakukan perbaikan
produk sesuai dengan saran atau masukan yang diberikan oleh ahli materi dan
ahli media.

2. Analisis Kelayakan Produk Berdasarkan Respon Siswa


Kelayakan E-Modul Instalasi Motor Listrikjuga diuji cobakan kepada
siswa kelas XI Multimedia sebanyak 35 orang karena siswa merupakan
sasaran utama dari E-Modul setalah E-Modul melalui tahap validasi oleh
ahli materi dan ahli media dan revisi sesuai saran yang diberikan. Hasil uji
kelayakan E-Modul oleh respon siswa dari angket yang diberikan
menunjukkan bahwa E-Modul Instalasi Motor Listrikdinyatakan layak
sebagai bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. hasil yang diperoleh dari
penilaian siswa adalah rata-rata keseluruhan skor 3,29 dengan kategori sangat
baik. Peneliti juga mengamati keberlangsungan kegiatan pembelajaran di
kelas ketika siswa menggunakan E-Modul, secara umum kegiatan
pembelajaran telah sesuai dengan kegiatan belajar yang diharapkan. Siswa
terlihat lebih mandiri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat
melakukan kegiatan praktik dengan baik. Tugas dan latihan yang ada pada E-
Modul juga dikerjakan dengan baik oleh siswa. Hasil evaluasi belajar yang
diperoleh siswa didapati 85,71% dengan kategori kriteria keberhasilan tinggi
pada materi penggabungan gambar bitmap menggunakan aplikasi Adobe
Photoshop CS6. Hasil rata-rata keseluruhan skor respon siswa terhadap E-
Modul dan pengamatan peneliti pada proses pembelajaran menggunakan E-
Modul menunjukkan bahwa penggunaan E-Modul telah memenuhi
kebutuhan guru dan siswa pada kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pembahasan di atas, hasil penelitian uji kelayakan E-
Modul Instalasi Motor Listrikoleh ahli materi, ahli media, dan respon siswa
terhadap penggunaan E-Modul masuk dalam kategori sangat baik serta hasil
evaluasi belajar siswa dari pengerjaan quiz termasuk kategori keberhasilan
tinggi. Sesuai dengan tujuan evaluasi bahan ajar yang terdapat pada panduan
penulisan bahan ajar oleh Depdiknas, untuk mengetahui bahan ajar
dinyatakan baik dan dapat digunakan pada kegiatan pembelajaram maka dari
ketiga penilaian tersebut dikatakan bahwa E-Modul Instalasi Motor
Listrikmerupakan salah satu bahan ajar yang layak digunakan sebagai media
pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa
kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang,
dan diharapkan dapat meringankan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran pada siswa serta dapat membantu siswa belajar secara mandiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengembangan
E-Modul Instalasi Motor Listrik dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk media pembelajaran atau
bahan ajar berupa E-Modul Instalasi Motor Listrik untuk kelas XI Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang. Penelitian ini
mengacu pada model pengembangan Lee dan Owens (2004) dengan tahapan
Anlisis yang meliputi analisis kebutuhan serta analisis awal akhir, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran induktif. E-Modul yang dikembangkan
berisi tentang materi berupa pengertian jenis dan karakeristik motor listrik,
macam-macam pengendalian motor listrik, prinsip kerja pengendalian motor
listrik, gambar instalasi motor listrik dengan kendali elektromagnetik, sistem
proteksi instalasi motor listrik, instalasi motor listrik 1 phase dan 3 phase
dengan kendali elektromagnetik, penerapan instalasi motor listrik berbagai
kendali, penerapan instalasi motor listrik dengan pengasutan, dan inspeksi
rangkaian kendali elektromagnetik yang telah disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dan Materi Pokok dari silabus Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XI
yang diterapkan di SMK Negeri Pertanian Kota Serang. E-Modul ini berformat
.app yang memuat video penjelasan materi dan tutorial merangkai, rangkuman
suara, uji kompetensi berupa latihan soal, latihan soal esai, latihan soal praktik,
ulangan materi, dan penilaian sikap yang memiliki umpan balik berupa nilai
skor yang diperoleh setelah selesai mengerjakan latihan soal pada masing-
masing materi, sehingga E-Modul ini juga bersifat interaktif terhadap
pengguna.
2. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa E-Modul Instalasi Motor
Listrik yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran atau
bahan ajar untuk guru dan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
berdasarkan perolehan nilai rata-rata keseluruhan skor aspek oleh ahli materi
3,46 kategori sangat baik, rata-rata keseluruhan skor aspek oleh ahli media 3,19
kategori sangat baik, dan rata keseluruhan skor aspek oleh respon siswa
terhadap E-Modul 3,29 kategori sangat baik.
3. Evaluasi siswa menunjukkan hasil presentase keberhasilan sebesar 85,71%
yang masuk pada kategori kriteria keberhasilan tinggi pada pengerjaan quiz
materi penggabungan gambar bitmap menggunakan aplikasi Adobe Photoshop
B. Keterbatasan Penelitian
Pengembangan E-Modul Instalasi Motor Listrik ini terlepas dari
keterbatasan peneliti, keterbatasan tersebut antara lain:
1. Keterbatasan waktu sehingga uji coba hanya dilakukan sebanyak 1 kali
pertemuan. Sehingga semua materi yang terdapat pada E-Modul tidak dapat
diujicobakan secara keseluruhan. Materi yang diujicobakan pada materi
instalasi motor listrik 1 phase dan 3 phase dengan kendali elektromagnetik.
2. Penyebaran produk masih terbatas yaitu hanya 18 siswa yang hadir di kelas XI
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri Pertanian Kota Serang.
3. Penelitian pengembangan ini lebih ditekankan pada kualitas E-Modul yang
layak, belum sampai pada uji efektivitasnya dalam pembelajaran sehari-hari.

C. Saran
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan antara
lain:
1. Diharapkan E-Modul pembelajaran ini dapat digunakan di sekolah-sekolah
lain dengan isi materi yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi.


Revisi VI, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006.
Azhari. (2015). Peran Media Pendidikan Dalam Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Arab Siswa Madrasah. Jurnal Ilmiah Didaktika.
Bloom, B. S. (1956). The Classification of Educational Goals. Taxonomy Of
Educational Objectives.
Budiarti, S. (2016). Guided Inquiry Berbantuan E-Modul Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis. Journal of Innovative Science Education.
Dasopang, A. P. (2017). Belajar dan Pembelajaran. FITRAH: Jurnal Kajian
Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 03 No. 2.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Jarak
Jauh (BA-PJJ) Sekolah Dasar. Pekalongan: Dinas Pendidikan Kota
Pekalongan.
Djamaluddin, W. &. (2020). Belajar dan Pembelajaran Teori, Desain, Model
Pembelajaran dan Prestasi Belajar. Jakarta: CV Kaaffah Learning
Center.
Fahyuni, N. &. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center Sidoarjo.
Fikri, P. M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Getaran dan Gelombang.
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah DN Keguruan Ui N Syarif Hidayatullah.
Fitriana, R. N. (2015). Keefektifan Model Induktif dalam Pembelajaran
Membaca Teks Cerita Rakyat Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Moyudan Sleman. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. 3rd Ed.
New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Gulo, W. 2002.
Hadi, N. (2020). Powerspring Sebagai Solusi Inovatif Pembelajaran yang Asyik
dan Menyenangkan di Rumah Selama Pandemi Covid-19 bagi Siswa SD.
Jurnal Pendidikan Dasar.
Indihadi, W. A. (2018). Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
Pembelajaran Menulis Narasi di SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press.
Jufri, A. W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Kemendikbud. (2013). Tentang Standar Proses. Jakarta: Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013.
Kevin. (2020). Cara Membuat Aplikasi Android. Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya.
Kustijono, W. &. (2017). Efektivitas Penggunaan E-Book Dengan Flip PDF
Professional Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains. Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Laili, I. (2019). Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based Learning
Pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik. Jurnal Imiah Pendidikan
dan Pembelajaran.
Listyaningrum, R. I. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inductive
Thinking Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X. 7 SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi Volume
4, Nomor 1.
Lorenzo. (2016). Sistem Monitoring Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Siswa
Berbasis Android. E-Journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1.
Mahayukti, S. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan Indonesia.
Muhson, A. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2.
Noviansah, A. (2020). Objek Assesment, Pengetahuan, Sikap, dan
Keterampilan. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam.
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Owens, W. W. (2004). Multimedia-Based Instructional Design. San Fransisco:
Pfeiffer.
Plomp, J. v.-K.-T. (1999). Design Approaches and Tools in Education and
Training. Springer-Science + Business Media, B.V.
Sagala, S. (2008). Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan dan Pengembangan
Pembelajaran Bagi Guru yang Profesional. Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED Vol.5 No.1.
Sari, N. I. (2016). Penilaian Afektif dan Psikomotorik Dalam Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri Se Kabupaten Kendal. Jurusan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
Setiawan, M. A. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.
Sholikah, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Direct
Instruction Berbasis Komputer dan Foto Handout Pokok Bahasan
Keliling dan Luas Bangun Datar Untuk Sekolah Dasar. Trihayu: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1.
Sitorus, E. H. (2019). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa di SMP Negeri 6 Medan. Jurnal Inspiratif, Vol. 5, No.
1.
Sommeng, A. (2019). Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pengembangan
Silabus dan RPP Melalui Pola Pembinaan Profesional Dengan
Pendekatan Kooperatif. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
Vol,3. No,3. Tahun 2019.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta, 2011.
Sungkono. (2012). Pengembangan Intrumen Evaluasi Media Modul
Pembelajaran. Yogyakarta: Teknologi Pendidikan FIP UNY.
Sunzuphy, C. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada .
Suprawoto, N. (2009). Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul.
Kebumen: National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training.
Susetya, B. (2016). Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Silabus
dan RPP Melalui Supervisi Akademik di SDN Gambiran Yogyakarta
Tahun 2016. Jurnal Taman Cendekia Vol. 01 No. 02.
Thiagarajan, S. (1974). Instructional development CNI for training teachers of
exceptional children. Center for Innovation in Teaching the
Handicapped Indiana University Bloomington.
Wei-Meng, L. (2011). Beginning Android Application Development.
Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
Winarso, W. (2014). Membangun Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat
Tinggi Melalui Pendekatan Induktif, Deduktif dan Induktif-Deduktif
Dalam Pembelajaran Matematika. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Zinnurain. (2021). Pengembangan E-Modul Pembelajaran Interaktif Berbasis
Flip PDF Corporate Edition Pada Mata Kuliah Manajemen Diklat.
ACADEMIA : Jurnal Inovasi Riset Akademik.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai