Disusun oleh:
Bintang Revindo
Imelda Oktavia
Moza
M. Duta Pratama
M. Pratama Adinatha
Rosa Linda
Serra Juniarti
SMAN 1 BANYUASIN II
PROVINSI SUMATRA SELATAN
2024
DAFTAR ISI
COVER
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................3
BAB II TINJAUN PUSTAKA..............................................................................4
A. Sabun..........................................................................................................4
B. Buah Pedada (Soneratia caseolaris L.)......................................................5
BAB III METODELOGI PENULISAN...............................................................7
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................7
B. Alat dan Bahan...........................................................................................7
C. Cara kerja ..................................................................................................7
D. Pengumpulan Data ....................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................9
A. Survei ........................................................................................................9
B. Sosisalisasi ................................................................................................9
BAB V PENUTUPAN...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
nilai- niali dalam fungsinya sebagai lahan basah yaitu nilai ekonomi, budaya dan
ekologis. Nilai ekonomi dapat terlihat bahwa Sungsang IV menjadi daerah sumber
mata pencaharian bagi nelayan, sumber industri kecil berbahan baku mangrove bagi
masyarakat dan sebagai area perumahan. Nilai budaya pada daearah ini terlihat dari
langsung bagi kehidupan mahluk hidup. Pulau Payung Desa Sungsang Kabupaten
Banyuasin merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Selatan dimana hutan
mangrovenya masih terjaga dengan baik. Penelitian mengenai jenis mangrove yang
terdapat di Pulau Payung ini telah dilakukan pada November 2017, dengan tujuan
di Pulau tersebut. Pengumpulan data primer pada penelitian ini meliputi pengukuran
sebaran vegetasi mangrove. Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman
sepanjang pantai berlumpur yang mempunyai salinitas rendah. Buah ini belum
1
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Seiring dengan pemanfaatnya buah
kesehatan. Menurut Susanti dkk. (2016), bahwa dalam bidang kesehatan, buah
pedada yang berwarna hijau mengkilap, masih muda, dan memiliki garis merah
Buah pedada memiliki kandungan gizi, seperti kadar air (bb) 84,76±0,10 a, kadar abu
(bk) 8,40±0,05a, kadar lemak (bk) 4,82±0,88a, kadar protein (bk) 9,21±1,22a, kadar
memiliki kandungan paling tinggi (Minqing et al, 2009). Menurut Santoso dkk
(2011) buah pedada yang matang memiliki senyawa bioaktif seperti flavonoid,
3
steroid, dan fenol hidrokuinon. Buah pedada yang mentah memiliki senyawa aktif
dimanfaatkan. Buah Pedada dapat diolah menjadi produk pangan seperti selai
dan sirup, karena kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dengan melihat
potensi ini, maka muncul ide untuk membuat teknologi pengolahan sabun cair buah
Pedada sebagai antiseptik. Dengan adanya potensi ini peneliti membuat inovasi
pemanfaatan buah pedada sebgai bahan dasar pembuatan sabun cair di Kecamatan
Banyuasin II.
B. RUMUSAN MASALAH
buah pedada sebgai bahan dasar pembuatan sabun cair di Kecamatan Banyuasin II?
C. TUJUAN PENULISAN
pedada sebgai bahan dasar pembuatan sabun cair di Kecamatan Banyuasin II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.SABUN
Sabun adalah suatu produk yang memiliki fungsi untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada kulit, baik itu kotoran yang larut dalam air ataupun
lemak. Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak tinggi sehingga akan
dihidrolisis parsial oleh air, oleh sebab itu sabun memiliki sifat basa (Naomi et al.,
2013). Tidak hanya untuk membersihkan kulit dari kotoran, sabun saat ini banyak
kesehatan kulit. Sabun memiliki gugus hidrofilik (polar) yang terdapat pada bagian
kepalanya dan pada bagian ekor terdapat gugus non polar yaitu hidrofobik yang
menyebabkan sabun bersifat ampifilik. Oleh karenanya, sabun dapat mengikat lemak
dan melarutkanya kedalam air (Nurhadi, 2012). Teknologi pembuatan sabun saat ini
sudah semakin berkembang, sehingga sabun dengan berbagi jenis, warna, dan bentuk
dengan mencampur asam lemak dan garam natrium atau kalium (Farid et al., 2018).
Jumlah dan komposisi dari komponen asam lemak yang digunakan akan
Sabun dibagi menjadi dua jenis yaitu sabun cair yang dibuat dengan reaksi
saponifikasi antara lemak dengan alkali kalium hidroksida (KOH) dan sabun padat
yang dibuat dengan reaksi saponifikasi antara lemak dan alkali natrium hidroksida
(NaOH). Sabun padat terdiri dari tiga jenis yaitu sabun opaque yang sering
digunakan sehari hari, sabun transulen dan sabun transparan (Sianturi, 2018). Sabun
4
padat transparan merupakan jenis sabun yang biasnaya untuk kecantikan dan
memiliki busa yang lebih lembut dikulit. Kandungan bahan-bahan sabun padat
transparan yang berfungsi sebagai moisturizer digunakan untuk merawat kulit. Dari
segi visual, sabun padat transparan memiliki penampakan yang lebih berkilau
dibandingkan dengan jenis sabun padat lainnya. Sabun padat transparan ini memiliki
tingkat kekerasan dan jumlah busa yang baik (Dyartanti et al., 2014)
batang terdiri dari akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Batang
berukuran kecil hingga besar, diujung batang terdapat ranting yang tumbuh
menyebar.
5
Gambar 2.1 Tanaman Pedada
(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2023)
5-13 cm x 2-5cm, dengan pangkal bentuk baji dan ujung membulat atau tumpul.
Tangkai daun pendek dan seringkali kemerahan. Bunga tunggal atau berkelompok
bawahnya, hijau di bagian luar dan putih kehijauan atau kekuningan di dalamnya.
Mahkota merah, sempit 17-35 mm. Benang sari sangat banyak, panjang 2,5-3,5
cm, putih dengan pangkal kemerahan yang cepat rontok. Tangkai putik besar dan
panjang, tetap tinggal sampai lama. Buah berbiji banyak berbentuk bola pipih
hijau, 5-7,5 cm diameternya dan tinggi 3-4 cm, terletak diatas kelopak yang
hampir datar. Daging buahnya berwarna kekuningan, memiliki rasa masam, asin,
Buah pedada memiliki kandungan gizi, seperti kadar air (bb) 84,76±0,10 a,
kadar abu (bk) 8,40±0,05a, kadar lemak (bk) 4,82±0,88a, kadar protein (bk)
9,21±1,22a, kadar karbohidrat (bk) 77,57±3,15a (Manalu dkk, 2011). Buah pedada
Menurut Santoso dkk (2011) buah pedada yang matang memiliki senyawa bioaktif
seperti flavonoid, steroid, dan fenol hidrokuinon. Buah pedada yang mentah
benzena yang terdapat pada ekstrak tanaman dan buah berfungsi sebagai
terdapat pada ekstrak tanaman juga dapat digunakan sebagai pengobatan rematik
Kecamatan Banyuasin II. Tahap awal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah
Observasi dilakukan selama dua hari dengan melibatkan bujang gades sungsang
baskom, spatula, ember cat, saringan. Bahan yang digunakan Texaphone, air,
sabun. 8
12. Tambahkan pewarna daun pandan dan perasan jeruk nipis ke dalam
sosialisasi dengan ceramah dan diskusi atau tanya jawab, 3) metode pelatihan
dengan ceramah dan demonstrasi serta praktek langsung. Peserta sosialisai dan
pemanfaatan ekstrak buah mangrove di, Desa Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin
b. Ditinjau dari aspek hasil dan manfaat, pengabdian masyarakat ini dapat
Banyuasin.
DAFTAR PUSTAKA
11
Asia, Afriyani., Fauzziyah., Mazidah., dan Wiajyanti, R. 2017. Keanekaragaman
vegatasi Hutan Mangrove di Pulau Payung Sungsang Banyuasin Suamtera
Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal. 6 (2).
Dyartanti, E. R., Nesia, A, C., Irwan, F. 2014. Pengaruh Penambahan Minyak
Sawit pada Karakteristik Sabun Transparan. Ekuilibrum. 13(2): 41-44.
Farid, F., Putri, M. S., dan Havizur, R. 2018. Introduksi teknologi Sabun Cair
Antiseptik dari Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) di Kelurahan
Kampung Laut, Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur. Jurnal karya Abadi
Masyarakat. 27: 1-12.
Lestari, A. M. (2017). Isolasi Daun Pedada (Sonneratia caseolaris L.) terhadap
Sel Kanker Serviks. Skripsi. Makasar: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makasar
Manalu, D. R. (2011). Kadar Beberapa Vitamin pada Buah Pedada (Sonneratia
caseolaris L.) dan Hasil Olahannya.Skripsi.Bogor: Institusi Pertanian
Bogor.
Minqing, T. D., Haofu, Li, X., dan Wang, B. (2009). Chemical Constituents of
Marine Medical Mangrove Plant Sonneratia caseolaris. Chinese Journal
of Oceanology and Limnology , 288-296.
Naomi, P., Anna, M. L. G., dan M. Yusuf, T. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari
Minyak Goreng Bekas ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia. 19(2): 42-48.
Nurhadi, S. C. 2012. Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami dengan Bahna Aktif
Mikroalga Chlorrea Phyrenoidosa Beyerinck dan Minyak Atsiri Lavandula
lativolia Chaix. Skripsi. Malang: Universitas Ma Chung.
Nurwati. (2011). Formulasi Hard Candy Dengan Penambahan Ekstrak Buah
Pedada (Sonneratia caseolarisL.) Sebagai Flavor.Skripsi.Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Sahidin, I. (2015). Mengenal Senyawa Alami. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Santoso, J., Febrianti, F. dan Nurjanah. (2011). Kandungan Fenol, Komposisi
Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Buah Pedada (Sonneratia caseolaris).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 9(1). 1-10.
Sidauruk, F., S. (2015). Kajian Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penebangan
Tanaman Mangrove (Studi Kasus Di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai
Cermin Kebupaten Serdang Bedagai). Skripsi. Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan.
Susanti, V., Amri, I. dan Yurleni. (2016). Pengaruh Penggunaan Ekstrak Kulit 13
Buah Pedada (Sonneratia caseolaris L.) terhadap Sifat fisik, Kimia, dan
Biologi Daging Kambing Kacang. Artikel.
Tomlinson. (1986). The Botany of Mangrove. Cambridge: University Press.
Utomo, S. B., Fujiyanti, M., Lestari, W. P., dan Mulyani, S. (2018). Uji Aktivitas
12
Antibakteri Senyawa C-4 Metoksifenilkaliks [4] Resorsinarena
Termdifikasi Hexadecyltrimethylammonium Bromide terhadap Bakteri
Stahpylococcus aureus dan Escherchia coli. Jurnal Kimia dan Pendidikan
Kimia. 3(3):201-209