Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN, PEMBERIAN OAINS, DAN


PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN
GASTRITIS PADA REMAJA DI UPT BLUD PUSKESMAS
PERHENTIAN RAJA DESA LUBUK SAKAT
TAHUN 2023

NAMA : NURHUDA ARIZAL


NIM : 1914201067

PROGRSM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKLUTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
RIAU
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman telah terjadi pergeseran epidemiologi, yang

dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah masalah kesehatan

dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola

penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,

ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Berlanjut ke

penyakit tidak menular maupun degeneratif akibat pergeseran pola gaya hidup

manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang terjadi

karena inflamasi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada

bagian perut. Penyakit gastritis atau yang sering disebut maag adalah peradangan

yang mengenai mukosa lambung (Diliyana & Utami, 2020).

Timbulnya suatu penyakit berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup dan pola

konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah satunya

gangguan pada lambung seperti gastritis. Gastritis merupakan peradangan dari

mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Hartati et al. ,

2014).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,

difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh diperut (tengah),
tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Kusnadi & Yundari, 2020).

Gastritis merupakan masalah saluran pencernaan yang paling sering ditemukan

dikehidupan sehari-hari dan gangguan kesehatan yang sering dijumpai di klinik,

karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan

histopatologi (Hartati et al. , 2014)

World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1, 8-2, 1

juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China (31%), Jepang

(14, 5%), Kanada (35%), dan Perancis (29, 5%). Di Asia Tenggara sekitar 583. 635

dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase dari angka kejadian gastritis di

Indonesia menurut WHO adalah 40, 8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa

daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274. 396 kasus dari 238. 452. 952

jiwa penduduk. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada

tahun 2019 mencatat bahwa kasus gastritis termasuk dalam sepuluh penyakit

terbanyak di Indonesia, yaitu pada pasien rawat inap di RS maupun di Puskesmas

Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 30. 154 (4, 9%) (Tussakinah et al. , 2018).

Berdasarkan Profil Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat

bahwa kasus gastritis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia, yaitu

pada pasien rawat inap di RS maupun di Puskesmas Indonesia dengan jumlah kasus

sebanyak 30. 154 (4, 9%) (Tussakinah et al. , 2018).

Gastritis berada di tingkat ketiga di Provinsi Riau pada tahun 2018 yaitu

sebanyak 54. 325 kasus (11, 23%) (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2018).
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir,

kejadian gastritis 3 tahun terakhir menduduki peringkat 3 teratas. Jumlah kasus

Gastritis dan Duodentis pada tahun 2017 sebanyak 26. 867 (11, 75%), tahun 2018

terjadi peningakatan sebanyak 0, 16% dengan jumlah kasus sebanyak 20. 101 dan

pada tahun 2019 mengalami penurunan kasus sebanyak 1, 66% dengan jumlah 10.

168 kasus.

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2022, grastistis

merupakan penyakit dengan penderita ketiga terbanyak di Kabupaten Kampar

setelah penyakit infeksi saluran napas bagian atas akut dan hipertensi esseinsial.

Frekuensi penderita gastristis di Kabupaten Kampar yaitu 22. 688 jiwa. Adapun

distribusi frekuensi penyakit terbanyak di Kabupaten Kampar dapat dilihat pada Tabel

1. 1.

Tabel 1. 1 Distribusi Frekuensi 10 penyakit terbanyak di Wilayah Kabupaten Kampar


2022

No Nama Penyakit Jumlah


1 Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut 47. 857
2 Hipertensi Essensial 32. 892
3 Gastritis 22. 688
4 Diabetes Melitus Tipe 2 13. 885
5 Influenza 9. 242
6 Artritis Reumatoid 3a 7. 956
7 Skabies 5. 666
8 Konjungtivitis 5. 049
9 Vulnus Laseratum 4. 902
10 Osteoartritis/Artritis 3a 2. 174
Total 152. 311
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2022
Data kejadian gastritis di Wilayah Kerja Kesehatan Dinas Kabupaten Kampar

pada kabupaten kampar dapat dilihat pada Tabel 1. 2 di bawah ini :

Tabel 1. 2 Distribusi Frekuensi Penderita Gastritis di Wilayah Kerja Kesehatan Dinas


Kabupaten Kampar tahun 2022

No Puskesmas Jumlah
1 Pantai Raja 1, 899
2 Kampa 1, 528
3 Kubang Jaya 1, 438
4 Pantai Cermin 1, 436
5 Salo 1, 381
6 Air Tiria 1, 292
7 Pandau Jaya 960
8 Tapung 914
9 Tambang 899
10 Pangkalan Baru 830
11 Batu Bersurat 825
12 Laboy Jaya 776
13 Simalinyang 773
14 Rumbio 703
15 Sawah 695
16 Sibiruang 681
17 Pulau Gadang 653
18 Tanah Tinggi 645
19 Gunung Sahilan 628
20 Petapahan 626
21 Sungai Pagar 587
22 Kuok 582
23 Lipat Kain 491
24 Batu Sasak 472
25 Suka Ramai 409
26 Gunung Sari 395
27 Sinrema Nenek 330
28 Gema 368
29 Bangkinang 280
30 Gunung Bungsu 123
31 Kota Garo 122
Jumlah 14, 775
Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2022
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa puskesmas Penghentian Raja

tahun 2022 , merupakan peringkat pertama dengan angka kejadian gastritis sebanyak

1. 899 orang berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari 3 tahun yang lalu diwilayah kerja

puskesmas perhentian raja, pada tahun 2019 penyakit gastritis sebanyak 518

orang , angka kejadian pada tahun 2020 penyakit gastritis mengalami penurunan

yaitu sebanyak 59 orang, pada tahun 2021 penyakit gastritis mengalami peningkatan

sebanyak 924 orang, dan angka kejadian pada tahun 2022 mengalami peningkatan

diperingkat pertama yaitu sebesar 1.899 orang.

Penderita penyakit gastritis dengan usia remaja di Wilayah Kerja Puskesmas

Pantai Raja dapat dilihat tabel 1.3 berikut :

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Penderita Gastritis Usia Remaja di wilayah

Kerja Puskesmas Pantai Raja Tahun 2022

Jumlah
Usia
No Nama Desa (16-23) Persentase
1 Lubuk Sakat 295 34,10%
2 Kampung Pinang 232 26,82%
3 Sialang Kubang 158 18,26%
4 Pantai Raja 121 13,98%
5 Hangtuah 59 6,82%
JUMLAH 865 100%
Sumber :Puskesmas Pantai Raja Tahun 2022
Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur. Kebiasaan

makan yang buruk dan mengkomsumsi makanan yang tidak hygien merupakan faktor

resiko terjadinya gastritis (Wahyu, 2011).

Gastritis terjadi karna ketidak sesuaian lambung dengan makanan yang

dimakan seperti makanan yang pedas (cabai atau merica) atau makanan yang

memiliki kadar lemak tinggi, sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol

(Yuliarti, 2009).

Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis

kelamin. Beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis karna tingkat

kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang

mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis antara lain pola makan,

merokok, stres, kopi, dan salah satu faktor yang menyebabkan gastritis yaitu

merokok. Hasil pengamatan menunjukan bahwa merokok ≥10 batang per hari

berisiko 3, 69 kali menderita gastritis (Muhith et al. , 2016)

Selain itu penyebab terjadinya gastritis adalah terjadinya ketidak seimbangan

antara faktor agresif yaitu pepsin dan HCl dengan faktor defensif berupa

mukusbikarbonat. Penyebab ketidakseimbangan faktor agresif-defensif yaitu adanya


infeksi bakteri pada lambung, konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS),

kortikosteroid, dan pola hidup yang buruk (Amrulloh & Utami, 2016).

Oleh karena itu, banyak golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip

aspirin. 7, 8, 9 Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) merusak mukosa lambung

melalui 2 mekanisme, yaitu topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara topikal

terjadi karena OAINS bersifat lipofilik dan asam, sedangkan efek sistemik OAINS

yaitu kerusakan mukosa yang terjadi akibat penurunan produksi prostaglandin secara

bermakna. (Amrulloh & Utami, 2016).

Berdasarkan faktor resiko gastritis adalah menggunakan obat aspririn atau

antiradang non stroid, infeksi kuman helicobacterpylori, memiliki kebiasaan minum

minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering mengalami stress,

kebiasan makan yaitu waktu makan yang tidak teratur, serta terlalu banyak makan

makanan yang pedas dan asam (Eka Fitri Nuryanti, 2021).

Penyebab gangguan pada lambung yang lain yaitu rokok. Merokok

merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada masa kini. Jika ditanya mengapa

orang merokok, masing–masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa

bebas, dapat menghilangkan stress, memperbaiki memori, mengurangi kecemasan,

mengurangi rasa lapar, memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang merokok

sebagai ekspresi perlawanan dan pemberontakan (Naisali et al. , 2017).


Rokok dapat mengakibatkan gangguan pada lambung. Pada keadaan normal

lambung dapat bertahan terhadap keasaman cairan lambung karena beberapa zat

tertentu. Nikotin itulah yang menghalangi terjadinya rasa lapar itu sebabnya

seseorang menjadi tidak lapar karena merokok, sehingga akan meningkatkan asam

lambung dan dapat menyebabkan gastritis. Rokok dapat meningkatkan sekresi asam

lambung sehingga dapat mengakibatkan iritasi mukosa lambung (Naisali et al. ,

2017).

Upaya pencegahan kekambuhan yang dapat dilakukan terhadap penyakit

gastritis meliputi memodifikasi diet, hilangkan kebiasaaan mengkonsumsi

alkohol ,memperbanyak olahraga,manajemen stress (Harefa 2021 )

Penanganan untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis dan untuk

menyembuhkan gastritis pada dewasa agar tidak menjadi parah yaitu dengan banyak

minum kurang lebih 8 gelas/hari,istirhat cukup,kurangi kegiatan fisik,hindari

makanan pedas dan panas,hindari stress,pengaturan dan ketentuan pola makan setiap

hari pada penderita gastritis,mengatur jadwal makan,hindari makanan berlemak

tinggi,hindari minuman beralkohol dan berkafein,dan penanganan farmakologis

maupun non farmakologis untuk penderita gastritis .Penyembuhan gastritis

memerlukan pengaturan makanan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi

pencernaan (Maulidiyah, 2011 ).


Dampak dari gastritis biasa mengalami komplikasi seperti perdarahan saluran

cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus peptikum perforasi

(Pradnyanita, 2019).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti didesa lubuk sakat wilayah

kerja UPT Puskesmas Pantai Raja pada tanggal 10 April 2023 terhadap 10 responden

didapatkan 40% responden memiliki riwayat gastritis dan 60% diantaranya memiliki

gejala dari penyakit gastritis. Berdasarkan wawancara didapatkan sebagian responden

menyukai makanan pedas dan berbumbu, dan minuman yang mengandung soda ,

kopi, kebiasaan merokok, dan mempunyai pola makan tidak teratur . Aktivitas

sehari-hari yang padat dan mengakibatkan stres psikologis mereka terganggu,

sehingga mereka terlambat untuk makan dan hanya mengkonsumsi obat untuk

meredakan rasa sakit pada perutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang diuraikan sebelumnya seta didukung

data dan informasi sementara yang diperoleh dari artikel maka penulis membuat

perumusan masalah yang sedang dihadapi dalam penelitian ini adalah “Hubungan

Pola Makan, Pemberian OAINS, dan Perilaku Merokok Dengan Kejadian Gastritis

Pada Remaja di Desa Lubuk Sakat?”


1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan pola makan, Pemberian OAINS, dan Perilaku

Merokok Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja di Desa Lubuk Sakat

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi pola makan pada remaja dengan


kejadian gastritis di desa lubuk sakat
b. Mengetahui distribusi frekuensi pemberian OAINS pada remaja
dengan kejadian gastritis didesa lubuk sakat
c. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku merokok pada remaja
dengan kejadian gastritis didesa lubuk sakat
d. Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada remaja didesa
lubuk sakat
e. Hubungan pemberian OAINS dengan kejadian gastritis pada remaja
didesa lubuk sakat
f. Hubungan perilaku merokok dengan kejadian gastritis pada remaja
didesa lubuk sakat

1.4 Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Untuk meningkatkan wawasan bagi peneliti dan tambahan referensi hubungan

pola makan, pemberian OAINS, dan perilaku merokok dengan kejadian gastritis

pada remaja didesa lubuk sakat


2. Aspek Praktis

a. Bagi Responden

Untuk menambah wawasan bagi para responden atau masyarakat supaya

lebih mengerti tentang Hubungan Pola Makan, pemberian OAINS, dan

Perilaku Merokok Pada Remaja sehingga responden dapat

menghindari penyebab terjadinya gastritis

b. Bagi Perawat

Sebagai bahan pertimbangan pentingnya penyuluhan kesehatan dan

penatalaksanaan untuk menjaga pola makan yang sehat untuk

mengurangi terjadinya penyakit gastritis

c. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat digunakan sebagai motivasi pada pasien dan masyarakat

dalam upaya menjaga Hubungan Pola Makan, Pemberian OAINS, dan Perilaku

Merokok
DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh, F. M. , & Utami, N. (2016). Hubungan Konsumsi OAINS terhadap


Gastritis The Relation of NSAID Consumption to Gastritis. Majority, 5, 18–
21.

Diliyana, Y. F. , & Utami, Y. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian


Gastritis Pada Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti Kota Kediri.
Journal of Nursing Care & Biomolecular, 5(1), 19–24. http://www.
stikesmaharani. ac. id/ojs-2. 4. 3/index. php/JNC/article/view/148/162

Hartati, S. , Utomo, W. , & Jumaini. (2014). Hubungan Pola Makan Dengan


Resiko Gastritis Pada Mahasiswa Yan menjalani Sistem KBK. Jom Psik, 1(2),
1–8. https://media. neliti. com/media/publications/186564-ID-hubungan-pola-
makan-dengan-resiko-gastri. pdf

Kusnadi, E. , & Yundari, D. T. (2020). Hubungan Stress Psikologis Dengan


Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Cisurupan. Jurnak Medika
Cendikia, 7(1), 1–7. http://www. jurnalskhg. ac. id/index.
php/medika/article/view/128

Muhith, A. , Siyoto, S. , Tinggi, S. , Kesehatan, I. , Mojokerto, M. , Ilmu, S. ,


Surya, K. , & Kediri, M. H. (2016). PENGARUH POLA MAKAN DAN
MEROKOK TERHADAP KEJADIAN GASTRITIS PADA LANSIA Effect Of Diet
And Smoking On The Occurrence Gastritis Of Elderly. IX(3), 136–139.

Naisali, M. N. , Putri, R. S. M. , & Tri, N. (2017). Hubungan Perilaku Merokok


Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang. Nursing News, 2(1), 304–317.

Anda mungkin juga menyukai