Anda di halaman 1dari 44

1

USULAN PRAKTEK MAGANG


TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PEMATANGAN GONAD INDUK IKAN
BAWAL BINTANG(Trachinotus blochii) DI BALAI PERIKANAN
BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM

OLEH :

ADITYA WAHYUDI

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
2

USULAN PRAKTEK MAGANG


TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PEMATANGAN GONAD INDUK IKAN
BAWAL BINTANG(Trachinotus blochii) DI BALAI PERIKANAN
BUDIDAYA LAUT (BPBL) BATAM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktek Magang

Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

OLEH :

ADITYA WAHYUDI

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

PENGESAHAN USULAN PRAKTEK MAGANG

Judul :Teknik Pemeliharaan Dan Pematangan

Gonad Induk Ikan Bawal Bintang

(Trachinotus Blochii) Di Balai Perikanan

Budidaya Laut (Bpbl) Batam

Nama : Aditya Wahyudi

Nomor Mahasiswa : 1904125109

Jurusan : Budidaya Perairan

Program Studi : Budidaya Perairan

Disetujui Oleh

Ketua, Pembimbing,

Dr. Iskandar Putra, S.Pi, M.Si Ir. Nuraini, MS

NIP. 197401112007011001 NIP. 196105061986032002


4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Praktek Magang

dengan judul “Teknik Pemeliharaan Dan Pematangan Gonad Induk Ikan Bawal

Bintang (Trachinotus blochii) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam”

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Ir.Nuraini,MS yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan nasehat kepada

penulis dalam menyelesaikan usulan praktek magang ini, kedua orangtua,

keluarga yang selalu memberikan dukungannya dan rekan-rekan yang telah

membantu dalam penyusunan usulan praktek magang ini.

Dalam penyusun usulan praktek magang ini penulis menyadari masih

banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk kesempurnaan usulan ini diharapkan

kritik dan saran dari semua pihak yang bertujuan membangun dan perbaikan

usululan tersebut. Semoga Usulan Praktek Magang ini dapat menjadi panduan

bagi penulis dalam melaksanakannya dan juga dapat berguna untuk bai rekan-

rekan di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2022

Aditya Wahyudi
5

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................4
DAFTAR ISI...............................................................................................5
DAFTAR GAMBAR..................................................................................7
DAFTAR TABEL......................................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................9
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................10
1.2. Tujuan Praktek Magang................................................................11
1.3. Manfaat Praktek Magang..............................................................11
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bawal Bintang(Trachinotus
Blochii)...........................................................................................
2.2. Habitat Ikan Bawal Bintang...........................................................12
2.3. Reproduksi ....................................................................................14
2.4. Kebiasaan Makan...........................................................................16
2.4.1. Dosis Pemberian Pakan.......................................................17
2.4.2. Teknik Pemberian Pakan.....................................................18
2.5. Pemeliharaan Induk........................................................................18
2.5.1. Persiapan Kolam Induk........................................................19
2.5.2. Seleksi Induk........................................................................19
2.6. Pematangan Gonad........................................................................19
2.7. Kualitas Air....................................................................................21
2.8. Hama Dan Penyakit.......................................................................22
III. METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat........................................................................24
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................25
3.3. Metode Praktek ............................................................................25
3.3.1. Metode Studi Pustaka..........................................................25
3.3.2. Metode Partisipatif..............................................................25
6

3.3.3. Metode Wawancara dan Observatif....................................25


3.4. Analisis Data ............................................................................25
3.4.1. Data Primer..........................................................................26
3.4.2. Data Sekunder......................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
LAMPIRAN……………………………………………………………25
7

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)............................... 12


8

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat-Alat yang Digunakan Selama Praktek Magang di

BPBL Batam...........................................................................................24

2. Bahan – Bahan yang di Gunakan Selama Praktek Magang di BPBL

Batam......................................................................................................26

3. Asal Induk Ikan Bawal Bintang yang di gunakan di BPBL Batam........26

4. Pemeliharaan Induk Ikan Bawal Bintang yang di Pijahkan di BPBL

Batam......................................................................................................26

5. Pemberian Pakan yang diberikan Terhadap Induk Ikan Bawal

Bintang di BPBL Batam..........................................................................27

6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Keramba BPBL Batam.................27

7. Jumlah Pegawai dan Status Kepegawaian BPBL Batam 2022...............28

8. Tingkat Pendidikan Tenaga Pelaksana di BPBL Batam.........................28

9. Jumlah dan Luas Kolam di BPBL Batam...............................................29

10. Jumlah dan Luas Keramba di BPBL Batam............................................29

11. Keadaan Sarana dan Prasarana di BPBL Batam.....................................30


9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Organisasi praktek magang................................................................36

2. Anggaran Biaya Praktek Magang.......................................................37

3. Outline sementara...............................................................................38

4. Jadwal praktek magang......................................................................40

5. Daftar kuisioner.................................................................................. 41
10

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berkembang sesuai

dengan kemajuan teknologi di Dunia, sebagai ilmu yang mempelajari segala

sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemeliharaan, dan

pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu dalam proses pencapaian

pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang

mandiri.

Kegiatan budidaya perikanan laut merupakan salah satu alternatif yang

dapat memberi jalan keluar untuk menangani ketergantungan nelayan terhadap

usaha penangkapan. Yang perlu diperhatikan dalam usaha budidaya adalah

ketersediaan benih, yang mana dalam pemenuhan kebutuhan akan benih banyak

diperoleh dari alam yang keberadaannya makin berkurang akibat dari

penangkapan yang tidak ramah terhadap lingkungan, sehingga dengan demikian

perkembangan budidaya di laut akan berjalan lambat bahkan berhenti.

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, teknologi budidaya semakin

berkembang pesat, teknologi pembesaran ikan-ikan laut semakin berkembang

dengan adanya komoditas baru, baik melalui hybridisasi maupun introduksi dari

negara lain. Salah satu komoditas baru ikan budidaya di Indonesia adalah ikan

bawal bintang (Trachinotus blochii) yang telah memiliki potensi besar untuk

dikembangkan dan pasar yang cukup menjanjikan, baik dalam maupun luar

negeri. Pada tahun 2007, pembenihan ikan bawal bintang sudah berhasil di Balai

Perikanan Budidaya Laut Batam untuk pertama kali di Indonesia dan dibeberapa
11

daerah lainnya seperti Kepulauan Seribu, daerah Situbondo, dan Jawa Timur. Ikan

bawal bintang memiliki rasa yang gurih, daging tebal, pertumbuhan yang cepat,

pemakan segala (omnivora), perenang aktif, permintaan pasar untuk ikan ini

cukup tinggi, mulai dari tingkat lokal, hingga internasional seperti di Taiwan,

Hongkong, dan Singapura. Selain nilai ekonomisnya tinggi, ikan bawal bintang

juga tahan penyakit dan mudah dalam pemeliharaan (Retnani dan Abdulgani,

2013).

Kebutuhan akan benih ikan bawal bintang untuk keperluan budidaya dan

restocking saat ini sudah dapat dipenuhi, namun belum optimal karena jumlah dan

kualitas benih yang dihasilkan masih sangat minim dan bevariasi. Selama ini

induk berasal dari penangkapan di alam, akhir-akhir ini tidak efisien lagi. Melihat

permasalahan ini solusi paling tepat adalah melakukan upaya penelitian dalam

pemeliharaan dan pematangan gonad ikan bawal bintamg (Trachinotus blochii) di

Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam.

1.2 Tujuan Praktek Magang

Adapun tujuan dari praktek Magang adalah untuk memperoleh pengetahuan

dan keterampilan dalam teknik pemeliharaan dan pematangan gonad induk ikan

bawal bintang (Trachinotus blochii).

1.3 Manfaat Praktek Magang

Manfaat yang diharapkan saat praktek magang ini adalah dapat menambah

pengetahuan, pengalaman dan keterampilan, sehingga ilmu yang diperoleh bisa

dijadikan bekal ke masyarakat dan dalam menyongsong dunia kerja.


12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

Klasifikasi ikan bawal bintang menurut (Lacepde, 1801).

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Carangidae

Genus : Trachinotus

Spesies : Trachinotus blochii

Bentuk ikan bawal bintang bisa dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 1. Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

Ikan bawal bintang termasuk ikan predator perenang cepat. Saat juvenil ikan

hidup bergerombol di daerah muara sungai dan berkarang namun setelah besar

hidup soliter di daerah karang maupun laut lepas. Bawal bintang berbentuk sangat
13

gepeng dan ramping (much comressed) dengan ekor bercagak (forked). Tubuh

bagian lateral dan ventral bewarna putih keperakan sedangkan bagian dorsal abu-

abu kehijauan. Mulut sub terminal dan bisa dikatup sembulkan, dengan dilengkapi

gigi beludru halus (feliform teeth). Permukaan tubuh ditutupi sisik kecil bertipe

sisir (stenoid) dan mempunyai gurat sisi (lateral fin) melekang mengikuti profil

punggung dan tersusun dari 130-140 keping sisik. Ikan dewasa (matang gonad)

berukuran lebih dari 1 kg dengan panjang lebih dari 25 cm. Ukuran dewasa

biasanya berumuran sekitar 2 sampai 3 tahun. Ikan bawal bintang memiliki nama

asing yaitu Pompanoo Silver (Hartanto et al., 2009).

Sirip dubur (anal fin) memiliki 2-3 jari-jari keras, tepat dibelakang

urognetalia dan disambung dengan 16-18 jari-jari lemah yang memanjang hingga

pangkal ekor. Sirip perut (ventral fin) ada sepasang dan tepat berada di bawah

sirip dada (pectoral fin) yang menyerupai bendera dan tumbuh tepat di belakang

insang utama (operculum Ikan bawal bintang tergolong ikan perenang aktif dan

mampu hidup dengan tingkat kepadatan cukup tinggi. Saat berumur di bawah 10

hari bentuknya lonjong, bewarna hitam dengan titik kuning (spot) pada bagian

badan tertentu. Namun selanjutnya bentuk dan warna akan berubah secara

berangsur-angsur menjadi putih menyerupai induk (Hanafi, 1999).

Bawal bintang memiliki nama inggris yaitu Subnose Dart. Ikan ini memiliki

tubuh gepeng, hidung mancung serta sirip punggung dan sirip dada yang panjang.

Ikan ini memiliki warna perak dan agak muda dibagian bawah. Sirip dubur

berwarna oranye dengan warna kecoklatan pada batas anteriornya.Ikan ini dapat

tumbuh dengan panjang mencapai 65 cm (Setiadharma et al., 2013).


14

Ikan Bawal bintang tergolong ikan perenang aktif dan mampu hidup dengan

tingkat kepadatan cukup tinggi. Pada saat berumur dibawah 10 hari, bentuknya

lonjong, berwarna hitam dengan titik kuning (spot) pada bagian badan tertentu.

Namun selanjutnya bentuk dan warna akan berubah secara berangsur-angsur

menjadi putih menyerupai induknya (Kalidaset al., 2012).

2.2 Habitat Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

Bawal bintang menghabiskan seluruh masa hidupnya di air laut murni.Ikan

ini dapat memijah sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan terang

terutama bulan purnama. Pemijahan berlangsung pada malam hari bersamaan

dengan air pasang. Telur bawal bintang bersifat planktonis dan menetas di

padang lamun atau celah-celah akar bakau dan kembali ke laut lepas. Sampai saat

ini belum diketahui dan diperoleh data akurat mengenai daerah penyebaran bawal

bintang. Namun diperkirakan bawal bintang tersebar disekitar perairan China,

Korea, Jepang, Philipina dan sampai ke perbatasan Indonesia.(Tim Lokal

Budidaya Laut Batam, 1999).

Menurut Huet (1971), bawal bintang banyak hidup didaerah laut, sedikit

didaerah pantai, terutama Atlantic, Indian and Pacific Oceans. Habitat bawal

bintang adalah pada masa juvenile yaitu di dasar perairan berpasir dangkal atau

perairan dekat mulut sungai yang lumpur berpasir. Pada saat dewasa akan

bergerak kearah terumbu karang. Cara hidupnya bergerombol saat juvenile dan

soliter saat dewasa.

2.3 Reproduksi

Effendi (2002) menyatakan bahwa pemijahan merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup


15

spesies-spesiesnya. Kegiatan pembenihan merupakan salah satu kegiatan yang

termasuk dalam kegiatan budidaya. Hal-hal yang perlu dilakukan pada proses

pembenihan antara lain, pengadaan induk yang meliputi karantina dan perawatan

induk. Hal tersebut perlu dilakukan bertujuan untuk memilih induk berkualitas

baik. Biasanya induk-induk yang berasal dari alam memiliki kualitas yang kurang

baik sehingga perlu dilakukan karantina dan perawatan untuk meningkatkan

kualitas induk.

Woynarovich dan Hovart dalam Sukendi (2003) menyatakan bahwa faktor

yang memegang peranan penting dalam melakukan pemijahan ikan adalah sifat

telur yang dipijahkan, sifat ikan yang akan dipijahkan, keadaan kematangan induk

ikan yang akan dipijahkan, kualitas air dan cuaca, faktor penentu yang dapat

menghambat pemijahan dan lingkungan tempat ikan memijah (media/wadah).

Sedangkan menurut Lam (1985) pemijahan terjadi disebabkan rasangan yang

berasal dari luar yaitu suhu, siklus bulan, bahan sarang dan lainnya.

Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang sulit.

Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih

gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing dan warna merah pada

perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonad, perut betina akan terlihat

gendut dan gerakannya lamban. Bawal jantan selain agresif juga akan

mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Ikan bawal

memijah pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, pemijahan

ikan bawal terjadi pada bulan Juni dan Juli. Di negara-negara lainnya, pemijahan

bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia pemijahan bawal

terjadi pada bulan Oktober sampai April (Hasan, 2002).


16

Sebelum musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang akan mencari

tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan. Daerah yang paling disukai

adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering, sedangkan pada

musim hujan tergenang. Daerah yang seperti ini memberikan rangsangan dalam

memijah. Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina.

Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala

induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan

telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan

dibuahi dalam air di luar tubuh (Asnawi, 1983).

Ditinjau dari karakteristik saluran pencernaannya, ikan bawal air tawar

mempunyai potensi tumbuh yang cukup tinggi, karena bagian organ

pencernaannya cukup lengkap. Ikan ini mempunyai gigi yang berfungsi

memotong dan menghancurkan pakan, seperti halnya ikan Grass carp dan

Piranha sehingga ikan ini mampu beradaptasi terhadap segala jenis makanan,

termasuk hijauan kasar seperti daun-daunan. Lambung ikan ini berbentuk U

dengan kapasitas cukup besar (Rahardjo et al ., 2008).

Ususnya panjang, dan pada bagian anteriornya dilengkapi dengan piloric

saeca yang didalamnya terjadi proses pencernaan enzimatis seperti halnya pada

usus dan lambung. Bagian akhir dari usus terjadi diferensiasi usus yang lebih

lebar yang disebut rectum.Pada bagian ini tidak lagi terjadi pencernaan, fungsinya

selain sebagai alat ekskresi, juga membantu osmoregulasi (Hoar, 1979).

2.4 Kebiasaan Makan

Bagi pembudidaya, pakan merupakan biaya produksi terbesar dalam

kegiatan budidaya. Biaya yang digunakan untuk pemberian pakan pada ikan
17

mencapai 60-70% dari total biaya produksi (Febrianti et al., (2016). Mahalnya

harga pakan komersil menjadi salah satu kendala yang paling sering dikeluhkan

oleh para pembudidaya ikan (Ardita et al., 2015). Oleh karena itu, perlu adanya

strategi pemberian pakan yang efektif dalam upaya mengurangi biaya produksi.

2.4.1. Dosis Pemberian Pakan

Jumlah pakan tergantung pada ukuran ikan yang dibudidayakan, pada

tingkat pembesaran dan pematangan induk diberikan 2 sampai 3 % dari total

bobot perhari, pemberian pakan dalam waktu siang dan sore hari. Pakan yang

dikonsumsi tidak langsung dicerna melainkan disimpan terlebih dahulu dalam

perut, untuk waktu pemberian pakan disesuaikan dengan lamanya waktu mulai

dari makan sampai pengeluaran feses (Ghufran et al., 2010). Dalam penyusunan

ransum makanan ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan energy.

Pakan yang kandungan energinya kurang akan menyebabkan ikan

menggunakan sebagai sumber energi untuk keperluan metabolismenya sehingga

bagian nutrisi untuk pertumbuhan gonad menjadi berkurang. Protein berfungsi

sebagai zat pembangun, membentuk berbagai jaringan yang rusak dan

bereproduksi. Kebutuhan akan protein tergantung masing-masing jenis ikan dan

faktornya antara lain ukuran ikan, suhu, jumlah pakan yang dimakan, ketersediaan

pakan alami dan kualitas protein (Ghufran et al., 2010).

Menurut Febrianti et al., (2016), nilai efisiensi pakan yang baik harus lebih

dari 50%. Selama penelitian terhadap ikan bawal bintang (Trachinotus blochii).

Rendahnya efisiensi pakan ikan yang dipuasakan dapat disebabkan oleh ikan yang

diberi pakan kembali setelah pemuasaan satu hari, berusaha memperoleh pakan

sebanyak mungkin dalam jangka waktu pendek tanpa mencernanya terlebih


18

dahulu secara maksimal. Sehingga lambung ikan mengalami kepenuhan. Hal ini

menyebabkan terjadinya gangguan pada proses pencernaan yang menyebabkan

ikan memuntahkan kembali sebagian pakan yang diperoleh (Rosniar, 2013).

2.4.2. Teknik Pemberian Pakan

Pemberian pakan dengan interval waktu yang lebih cepat akan

memberikan asupan protein lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang

diberikan pakan dengan interval lebih lama. Hal ini sesuai dengan penyataan

Zulkhasyni et al., (2016), bahwa kecernaan protein cenderung meningkat dengan

onversi dan efisiensi pakan erat kaitannya dengan nilai kecernaan. Semakin besar

nilai kecernaan suatu pakan maka semakin banyak nutrisi dalam pakan yang

dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan, (Hanief et al., 2014). Pemberian pakan

dengan frekuensi yang lebih sering akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih

baik. Hal ini diduga karena jumlah pakan yang diberikan mendekati kapasitas

tampung lambung ikan sehingga pakan yang diberikan dapat dikonsumsi dan

dicerna dengan sempurna oleh ikan. Handajani dan Widodo (2010).

2.5 Pemeliharaan Induk

Induk adalah aset utama dalam pembenihan ikan bawal bintang, karena

induk akan menghasilkan telur yang merupakan tahap awal dari pembenihan.

Tanpa induk yang dapat menghasilkan telur, pembenihan tidak akan berjalan. Hal

tersebut menjadikan pemeliharaan induk merupakan prioritas awal pada usaha

pembenihan, terutama pembenihan skala besar. Kualitas benih yang akan

dihasilkan pada pembenihan sebagian ditentukan oleh kualitas induk dan

pemeliharaan induknya.Ketersediaan induk yang cukup, maupun kualitasnya akan

menghasilkan telur dan benih yang berkualitas


19

2.5.1 Persiapan Kolam Induk

Induk bawal bintang dipelihara di dalam keramba jaring apung maupun

bak resirkulasi. Kepadatan induk yang dipelihara adalah 1-3 ekor/m3 air media.

Bak pemeliharaan sistem resirkulasi yang diugnakan bervolume 10 m3 dan

berfungsi juga sebagai bak pemijahan. 

2.5.2 Seleksi Induk

Untuk mengetahui kematangan gonad induk bawal bintang, maka perlu

dilakukan seleksi dan pengecekan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan

melakukan pengurutan pada perut (stripping) untuk induk jantan dan kanulasi

pada betina. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merekayasa

pematangan gonad ialah dengan rangsangan hormon dengan teknik penyuntikan.

Tumbuhan mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai pemacu pematangan

gonad dan bahan obat-obatan.

Hal ini disebabkan karena didalam daun mangrove terdapat steroid,

triterpen, saponin, flavonoid, tannin dan alkaloid (Bandaranayake, 1995). Induk

jantan yang siap memijah ditandai dengan keluarnya cairan putih sperma saat

dilakukan pengurutan. Sedangkan induk betina ditandai dengan adanya telur saat

dilakukan kanulasi. Induk betina yang siap dipijahkan mempunyai diameter telur

0,400 mm.

2.6 Pematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan

gonad sebelum dan sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin

matang merupakan bagian dari proses reproduksi ikan betina dimana

perkembangan gonad tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses


20

pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan

gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum

terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada

perkembangan gonad (Effendi, 1979).

Tingkat kematangan gonad menurut Tester dan Takata (1953) sebagai

berikut:

12. Tidak masak. Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang

gonad pada ikan jantan pipih dengan warna kelabu. Penampang gonad ikan

betina tampak bulat dengan warna kemerah-merahan.

13. Permulaan masak. Gonad mengisi seperempat rongga tubuh. warna gonad

pada ikan jantan kelabu atau putih dan berbentuk pipih, sedangkan pada ikan

betina berwarna kemerahan atau kuning dan berbentuk bulat, telur tidak

tampak.

14. Hampir masak. Gonad mengisi setengah rongga tubuh. Gonad pada ikan

jantan berwarna putih, pada ikan betina kuning. Bentuk telur tampak melalui

dinding ovari.

15. Masa gonad mengisi tiga perempat rongga tubuh. Gonad jantan berwarna

putih berisi cairan berwarna putih. Gonad betina berwarna kuning, hampir

bening atau bening.Telur mulai terlihat, kadang-kadang dengan tekanan halus

pada perutnya maka akan ada yang menonjol pada lubang pelepasannya.

16. Salin. Hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan

berwarna putih, kadang-kadang dengan bintik cokelat. Gonad betina

berwarna merah, lembek dan telur tidak tampak.


21

Selama proses reproduksi, sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada

perkembangan gonad. Umumnya berat gonad pada ikan betina adalah 10-25% dan

pada ikan jantan 5-10% dari berat tubuh. Perkembangan ovarium sering

menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat atau menjadi kurus pada fase

reproduksi, bahkan karena ingin mempertahankan populasinya, kematangan

gonadnya yang pertamma terpaksa dipercepat, sehingga ukuran ikan menjadi kecil

(Kordi, 2010).

Perkembangan gonad ikan secara garis besar dibagi atas dua tahap

perkembangan utama, yaitu tahap perkembangan pertumbuhan gonad hingga ikan

mencapai tingkat dewasa kelamin dan tahap pematangan produk seksual (gamet).

Tahap pertama berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga mencapai

dewasa kelamin dan tahap kedua berlangsung setelah ikan dewasa. Proses kedua

akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan

normal (Kordi, 2010).

2.7 Kualitas Air

Air merupakan media hidup bagi ikan, didalamnya terkandung berbagai

bahan kimia, baik yang terlarut maupun dalam bentuk partikel. Kualitas air bagi

perikanan didefenisikan sebagai air yang sesuai untuk mendukung kehidupan dan

pertumbuhan ikan, dan biasanya hanya ditentukan dari beberapa parameter, sperti

parameter fisika, kimia dan biologi (Ratnaningdiah, 2000). Unsur kualitas air

yang paling berpengaruh terhadap kehidupan ikan antara lain suhu, oksigen

terlarut (DO), keasaman (pH) dan kesadahan.

Selanjutnya Boyd dan Lichtkoppler (1982) mengatakan bahwa stratifikasi

suhu air diperlukan dalam rangka penyebaran oksigen, sehingga dengan adanya
22

stratifikasi suhu air lapisan dasar tidak terjadi anaerob. Hickling (1971)

menyebutkan bahwa keadan pH air yang bersifat netral atau basa akan lebih baik

serta produktif bila dibandingkan dengan air yang bersifat masam. Pada pH air

yang kecil dari 5,5 akan menjadi racun (toksik) bagi kebanyakan ikan di kolam

and pH di atas 9 berbahaya sekali bagi kehidupan ikan (Huet, 1975). Boyd (1982)

menambahkan bahwa pH 4 dan 11 merupakan titik kematian ikan, kisaan pH yng

baik bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang adalah pH 6,5-9.

Nilai kualitas air yang dapat menunjang pertumbuhan optimal bagi ikan

bawal bintang untuk manajemen air media pemeliharaan, pergantian air optimal

adalah 400% dalam 24 jam dengan kualitas air tetap terjaga pada pH 6-8, DO 5-7

ppm, suhu 26-32 C0 dan salinitas 29-33 ppt.

2.8 Hama dan Penyakit

Rochdianto (2000) mengemukakan bahwa hama adalah organisme yang

dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.

Istilah hama dapat digunakan untuk semua organisme, tetapi dalam praktik paling

sering dipakai hanya kepada hewan. Hama yang sering ditemui ditempat budidaya

bawal adalah berang-berang, tikus sawah, dan ular sawah.

Menurut Afrianto dan Liviawatty (1992), penyakit yang sering menyerang

ikan dapat diklasifikasikan sebagai:

1) Penyakit menular, yaitu penyakit yang disebabkan oleh aktivitas

mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa.

2) Penyakit tidak menular yaitu penyakit yang bukan disebabkan oleh

mikroorganisme, melainkan hal lain seperti kekurangan pakan,

keracunan dan konsentrasi oksigen terlarut dalam air rendah.


23

Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh

berbagai penyebab yang dapat mematikan ikan. Secara garis besar penyakit yang

menyerang ikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi

(penyakit menular) dan non infeksi (penyakit tidak menular). Menurut Djarijah

(1994) Jenis parasit yang menyerang ikan ada beberapa macam yaitu endoparasit

dan ektoparasit. Jenis parasit yang termasuk dalam endoparasit antara lain adalah

protozoa dan trematoda, sedangkan ektoparasit adalah crustacean.


24

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek magang ini dilaksanakan pada tanggal 8 Januari sampai tanggal 8

Februari 2022 yang bertempat di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktek magang di Balai

Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2

dibawah ini.

Tabel 1. Alat - Alat yang Digunakan Selama Praktek Magang di BPBL


Batam
Alat Fungsi

Kolam Wadah pemeliharaan induk

Kateter Mengecek kualitas sel telur

Alat – alat pengukuran kualitas air Mengukur kualitas air

Timbangan Menimbang berat induk ikan

Tangguk Mengambil induk

Kamera Dokumentasi

Alat tulis Mencatat hal hal yang dilakukan selama


praktek magang

Tabel 2. Bahan – Bahan yang di Gunakan Selama Praktek Magang di BPBL


Batam
Bahan Fungsi

Induk Bawal Bintang Sampel pengamatan

Pellet Pakan induk ikan selama pemeliharaan

3.3 Metode praktek


25

Metode yang digunakan pada praktek magang ini adalah metode studi

pustaka, metode partisipatif, metode wawancara dan observasi. Metode yang

digunakan ini dapat membantu kegiatan praktek magang.

3.3.1 Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah suatu metode atau cara untuk menganalisis

data dengan cara mengumpulkan informasi-informasi dari berbagai literatur dan

mengkaji sumber-sumber pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang

diamati.

3.3.2 Metode Partisipatif

Metode ini merupakan praktek langsung di lapangan, berperan aktif dari

kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)

Batam

3.3.3 Metode Wawancara dan Observasi

Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara komunikasi

atau kegiatan tanya jawab dengan karyawan maupun pekerja yang ada di Balai

Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Sedangkan metode observasi adalah

metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap

proses kegiatan teknik pemeliharaan dan pematangan gonad induk ikan bawal

bintang.

3.4 Analisis data

Data-data yang diperoleh selama praktek magang dianalisa secara

deskriptif dan di tabulasikan untuk memberikan gambaran tentang teknik

pemeliharaan dan pematanagan induk ikan bawal bintang, permasalahan sebelum

magang, ketika magang, dana sesudah magang kemudian dicari alternatif


26

penyelesaian sesuai dengan kondisi real dilapangan yang mengacu kepada

literatur literatur yang ada.

3.4.1 Data Primer

Data primer yang didapatkan melalui wawancara dengan pegawai Balai

Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Selanjutnya data yang diperoleh

dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui keadaan Balai

Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam serta permasalahan dan prospek

pengembanganya dimasa yang akan datang.

Adapun data primer yang akan diambil selama praktek magang dapat

dilihat seperti tabel-tabel berikut ini :

Tabel 3. Asal Induk Ikan Bawal Bintang yang Digunakan di Balai Perikanan
Budidaya Laut (BPBL) Batam
Jenis induk Sumber

Jantan

Betina

Berdasarkan Tabel 3 dapat diperoleh data asal induk yang baik digunakan

dalam teknik pemeliharaan induk dan pematangan gonad ikan bawal bintang.

Tabel 4. Pemeliharaan Induk Ikan Bawal Bintang yang Dipijahkan di Balai


Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam
Wadah Ukuran Wadah
Jenis Induk Padat Tebar
Pemeliharaan Pemeliharaan

Jantan

Betina

Berdasarkan Tabel 4 dapat diperoleh data wadah dan ukuran wadah yang

cocok untuk pemeliharaan induk ikan bawal bintang dan jumlah padat tebar ikan

dikolam sehingga tidak mengambat perkembangannya.


27

Tabel 5. Pemberian Pakan Terhadap Induk Ikan Bawal Bintang di Balai


Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam

Jenis Induk Jenis Pakan Dosis Frekuensi

Betina

Jantan

Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh data jenis pakan apa yang tepat untuk

diberikan dalam mempercepat kematangan gonad ikan bawal bintang.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Air


No Pengukuran kualitas air Nilai
1 Suhu (OC)
2 pH
3 DO (mg/L)
4 Amoniak (mg/L)

Berdasarkan Tabel 6 dapat diperoleh data kualitas air yang baik bagi

pertumbuhan Ikan bawal bintang mulai dari penanganan induk sampai

pematangan gonad.

3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari wawancara ditabulasikan dalam tabel. Data yang

diperoleh dianalisis dan akan ditarik kesimpulan. Adapun tabel yang diperlukan

adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Jumlah Pegawai dan Status Kepegawaian Balai Perikanan Budidaya


Laut (BPBL) Batam Tahun 2022
Status Golongan / Ruang Persentase
Jumlah
Kepegawaian IV III II I (%)
PNS
KONTRAK
28

HONORER
Jumlah
Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui status kepegawaian dan jumlah

pegawai yang ada di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL )Batam. Status

kepegawaian yang didata meliputi PNS, kontrak, dan honorer. Dari tabel ini juga

dapat diketahui jumlah keseluruhan pegawai yang ada di Balai Perikanan Laut

(BPBL) Batam.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tenaga Pelaksana di Balai Perikanan Budidaya


Laut (BPBL) Batam
Pendidikan Jumlah
Jabatan
S2 S1 D3 SMA SMP SD
STRUKTURAL
- Kepala Balai
- Subag TU
- Pelayanan Teknik
- Standarisasi&
Informasi
FUNGSIONAL
- Perekayasa
- Pelaksana Hatchery
- Pelaksanan
Laboratorium
Tenaga Kontrak
JUMLAH

Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui tingkat pendidikan tenaga pelaksana

di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Ini berguna untuk mengetahui

perkembangan pendidikan pekerja-pekerja di Balai Perikanan Laut (BPBL)

Batam dalam usaha pengembangan pada masa yang akan mendatang.

Tabel 9. Jumlah dan Luas Kolam di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)
Batam
No Jenis Kolam Jumlah Ukuran Bentuk Luas Total
29

Jumlah

Dari Tabel 9 dapat diketahui jenis kolam, berapa jumlah, bentuk, ukuran,

dan luas kolam yang ada dan perkembangannya di Balai Perikanan Budidaya Laut

(BPBL) Batam.

Tabel 10. Jumlah dan Luas Keramba di Balai Perikanan Budidaya Laut
(BPBL) Batam

No Jenis keramba Bentuk Jumlah Ukuran Luas


1 -
2
Jumlah

Dari Tabel 9 dapat diketahui jenis keramba, berapa jumlah, bentuk,

ukuran, dan luas kolam yang ada dan perkembangannya di Balai Perikanan

Budidaya Laut (BPBL) Batam

Tabel 11. Keadaan Sarana dan Prasarana di Balai Perikanan Budidaya Laut
(BPBL) Batam
Luas
No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) Keadaan
(m2)
1
2
3
4
5
30

6
Jumla
h

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui jumlah dan keadaan sarana dan

prasarana yang ada di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Sarana dan

prasarana yang ada merupakan fasilitas yang dapat mendukung semua kegiatan

secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan EE. Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.

Yogyakarta: Kanisius.

Asnawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Bawal dalam Keramba.Cetakan

pertama.PT.Gramedia. Jakarta.
31

Bandaranyake, W.M. 1995. Survey of mangrove plants from Northern Australia

for phytochemical constituents and UV-absorbing compounds. Current

Topics in Phytochemistry (Life Science Advances) 14: 69-78.

Bittner, A. 1989. Budidaya Air. Yayasan Bogor Indonesia. Jakarta. 265 hal.

Chobiyah, I. 2001. Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar.Deputi

MenegristekBidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi. Jakarta.

Boyd, C . E. , 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture

Development, in Aquaculture and Fish Science, Elsevier Scientific Pub.

Comp., Vol . 9. Elsevier Scientific Pub. Comp. 318 p.

Djarijah, A.S. 1994. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Bawal Secara

Intensif.Kanasius.Yogyakarta.Hal 87.

Efendi.M.I, 2002. Metodologi Biologi Perikanan. Cetakan ke IV.Yayasan Dewi

Sri Bogor.112 pp.

Effendie.M.I. 1979. Pola Reproduksi Ikan Belanak (Mungil dussumeri) di Muara

Sungai Cimanuk. Indramayu. Laporan LIPI.fish squids. Fishery bulletin,

90(1): 101-128.

Gopakumar, G., A. K. A. Nazar, R. Jayakumar, G. Tamilmani, C. Kalidas, M.

Sakthivel, P. Rameshkumar, G. H. Rao, R. Premjothi, V. Balamurugan, B.

Ramkumar, M. Jayasingh dan G. S. Rao. 2012. Broodstock Development

Through Regulation of Photoperiod and Controlled Breeding of Silver

Pompano, Trachinotus blochii (Lacepede, 1801) in India. Indian Journal

Fisheris. 59(1): 53 – 57.


32

Hartanto N,. Hermawan T,. Dikrurrahman,. Dan Aprianing, S. 2008., 2009.

Budidaya Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii). Direktorat jendral

Perikanan Budidaya Departemen Kelautan Dan Perikanan.Batam.

Hanafi. 1999. Pembenihan Bawal Bintang (Trachinotus blochii). Departemen

Pertanian, Derektorat Jendral Perikanan Loka Budidaya Laut Batam. Batam

4 hal.

Handajani dan Widodo. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press. Malang

Hanief, M.A.R. Subandiyono, P. 2014. Pengaruh frekuensi pemberian pakan

terhadap pertumbuhan dan Kelulushidupan benih tawes (puntius

javanicus). Journal of Aquaculture Management and Technology 3(4):

67-74.

Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia

Indonesia. Jakarta. Hal 260.

Hoar, W.S., Randall, D.J. and Brett, J.R., 1979.Fish Physiology. Vol VIII.

Ed.Bioenergetic and Growth.Academic Press.Inc.Hal 786.

Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture: Breeding and Cultivation of

Fish. Two edition. Fishing News.

Kadarini, T,. Lili, S,. Dan Marendra. G. 2010. Pengaruh Padat Tebar Terhadap

Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Hias Silver Dollar (Metynnis hypsauchen)

Dalam Sistem Resilkulasi. Prosiding Forum Inovasi Akuakultur

Kalidas, C., M. Sakthivel, G. Tamilmani, P. R. Kumar, A.K.A. Nazar, R.

Jayakumar, Balamurugan, Ramkumar, P. Jothi and G.Gopakumar. 2012.

Survival and growth of juvenile silver pompano Trachinotus blochii


33

(Lacepede, 1801) at different salinitie in tropical conditions, Indian J.fish.,

59 (3) : 95-98.

Kordi, et,al. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

Lacepède. 1801. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan Trachinotus blochii

remaja. Indian Journal of Fisheries. 56.

Lam,T.J. 1985. Induced Spawning in Fish In C.S. Lee and I.C.Liao (Eds)

Reproduction and Culture at milkfish the Ocean Institute, Hawai.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar wadaya.

Jakarta. Nazir, M. 2011. Metode Peneleitian. Ghalia

Indonesia.Yogyakarta.hal. 54-55,193-194.

Rahardjo, Bambang Budi; Prihaningrum, Arif. 2008. Rekayasa Teknologi

Pembesaran Bawal Bintang (Trachinotus blochii) dengan

Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda di kermaba Jaring

Apung).

Ratnaningdyah, M, 2000. Budidaya Ikan Laut Bernilai Ekonomis. Overseas Fish

Cooperation Foundation, Japan.23-30 hlm.

Retnani, H. T. dan Abdulgani, N. 2013. Pengaruh Salinitas terhadap

Kandungan Protein dan Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus

blochii). Jurnal Sains dan Seni. 2 (1-6).

Rochdianto, A. 2000.Budidaya Ikan Bawal di Jaring Terapung. Penebar Swadaya.

Jakarta
34

Rosniar, F. (2013). Peningkatan Nafsu Makan danPertumbuhan pada Pendederan

Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus Melalui Periode Pemuasaan

Berbeda. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian

Bogor.

Setiadharma, T. et al. 2013. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan gonad

calon induk bawal bintang Trachinotus blocii (LACEPEDE) hasil budidaya

pada bak terkontrol. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya

Laut Gondol. 12hlm

Taufiq, Firdaus, dan Imelda Arisa. 2016. Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air

Tawar (Colossoma macropomum) Pada Pemberian Pakan Alami Yang

Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1 (3) :

355-365.

Tester,-A. L. and M. Takata. 1953. Contribution on the Biology of the Aholehole

A Potential Baitfish. Hawaii Mar. Lab. Contr. No. 38.

Yulianti, S., P. C. S. Hari dan T. Winanto. 2012. Proses Embriogenesis dan

Perkembagan Stadia Awal Larva Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus

fuscoguttatus) pada Suhu dan Salinitas Berbeda. 11(14): 1-13.


35

LAMPIRAN
36

Lampiran 1. Organisasi Praktek Magang

1. Pelaksana Praktek Magang

Nama Lengkap : Aditya Wahyudi

Nomor Mahasiswa : 1904125109

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Kampar

2. Dosen Pembimbing

Nama Lengkap : Ir. Nuraini, MS

Nomor Induk Pegawai : 196105061986032002

Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Riau

Alamat :
37

Lampiran 2. Anggaran Biaya Magang

1. Biaya Persiapan

a. Pengerjaan proposal Rp. 80.000

b. Memperbayak proposal Rp. 65.000

c. Kertas alat tulis Rp. 70.000 +

Rp. 215.000

2. Biaya pelaksanan

a. Tranportasi Rp. 800.000

b. Sewa kamar selama magang Rp. 700.000

c. Konsumsi Rp. 800.000

d. Dokumentasi Rp. 200.000 +

Rp. 2.500.000

3. Biaya penulisan laporan

a. Pengetikan laporan Rp. 100.000

b.Perbanyakan laporan Rp. 110.000

c. Biaya ujian Rp. 500.000 +

Rp. 710.000

d.Biaya tidak terduga Rp. 700.000 +

Rp. 4.125.000

Total Biaya ”Empat Juta seratus dua puluh lima Ribu Rupiah”
38

Lampiran 3.

OUTLINE SEMENTARA

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
II. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktek Magang
1.3. Manfaat Praktek Magang
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.5. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bawal Bintang(Trachinotus
Blochii)...........................................................................................
2.6. Habitat Ikan Bawal Bintang
2.7. Reproduksi
2.8. Kebiasaan Makan
2.4.1. Dosis Pemberian Pakan
2.4.2. Teknik Pemberian Pakan
2.5. Pemeliharaan Induk
2.5.1. Persiapan Kolam Induk
2.5.2. Seleksi Induk
2.6. Pematangan Gonad
2.7. Kualitas Air
2.8. Hama Dan Penyakit
III. METODE PRAKTEK
3.5. Waktu dan Tempat
3.6. Alat dan Bahan
3.7. Metode Praktek
3.3.1. Metode Studi Pustaka
3.3.2. Metode Partisipatif
3.3.3. Metode Wawancara dan Observatif
39

3.8. Analisis Data


3.4.1. Data Primer
3.4.2. Data Sekunder
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40

Lampiran 4. Jadwal Praktek Magang

Praktek magang ini direncanakan selama 1 bulan. Adapun jadwal praktek dari

awal sampai akhir magang ini adalah sebagai berikut :

Bulan
No Kegiatan Desember Januari Febuari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √ √ √ √
2 Pelaksanaan praktek √ √ √ √
3 Penyelesaian Laporan √ √ √
41

QUISIONER

1. SUMBER DATA : ……………………………………………………..

2. LUAS DAERAH :…………………………………………………Km

3. LETAK GEOGRAFIS :………………….ºLU………………………… ºLU

……………………ºBT……………………….. ºBT

4. BATAS DAERAH :

- Sebelah Barat :………………………………………………..........

- Sebelah Timur :………………………………………………..........

- Sebelah Utara :………………………………………………..........

- Sebelah Selatan :……………………………………………………..

5. Sejarah Berdirinya Balai Perikanan Budidaya Laut Batam

- Sejarah berdirinya ……………………………………………………………

- Apa latar belakang dan tujuannya ……………………………………………

- Alasan pemilihan lokasi ……………………………………………………...

- Hasil penelitian apa saja yang sudah didapat………………………...............

- Dan bidang apa saja ………………………………………………………….

6. Lokasi Praktek Magang

- Lokasi balai penelitian terletak di Desa…………. Kecamatan ……………...

- Kabupaten …………………………… Propinsi …………………………….

- Bagaimana topografi lokasi balai budi daya …………………………………

- Curah Hujan dan Temperatur dilokasi penelitian ……………………………

- Jarak dari jalan raya ……………………………………………………….....

- Dari pemukiman penduduk ..............................................................................


42

- Dari laut …………………………………………………………………......

- Mata pencarian penduduk di sekitar lokasi…………………………………..

- Bagaimana prospek usaha budidaya perikanan air laut di daerah tersebut…...

………………. Dan berapa luas area budidayanya …………………….. KM

7. Sarana dan Prasarana

- Alat-alat apa saja yang digunakan …………………………………………...

- Apa saja perangkat laboratorium yang digunakan …………………………..

- Ada berapa kolam bak yang digunakan untuk kegiatan pemijahan………….

- Berapa luas area yang diperuntukkan untuk budidaya ………………………

- Berapa jumlah bangunan yang ada ……………. Apa fungsinya ……………

- Sumber listrik yang dipakai berasal dari ……….. biaya per bulan ………….

- Sumber air yang digunakan berasal dari ……………………………………..

- Alat yang digunakan …………………… berapa jumlahnya………………..

- Sarana transportasi yang ada ……………… berapa jumlahnya …………….

8. Metode yang digunakan

- Asal induk.........................................................................................................

- Metode Pemijahan Induk …………………………………………………….

- Bahan dan alat yang digunakan ………………………………………….......

- Cara pemijahan induk jantan.............................................…………………...

- Cara pemijahan induk betina........................................................................…

- Cara penetasan telur.........................................................................................

9. Pemeliharaan Larva

- Cara mengontrol pemeliharaan terhadap faktor-faktor yang dapat merugikan

pemeliharaan larva............................................................................................
43

- Padat tebar sistem pengairan ………………………………...........................

- Berapa kali pengontrolan selama pemeliharaan ……......................................

- Zat-zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan....................................

- Apa namanya...............................dan dihasilkan dari mana.............................

- Cara pemeliharaan larva...................................................................................

10. Pengendalian Hama dan Penyakit

- Jenis penyakit dan hama yang sering menyerang induk dan larva bawal.......

- Ciri-ciri induk yang terserang penyakit …………………...............................

11. Pemberian Pakan

- Jenis pakan yang diberikan...............................................................................

- Berapa pemberian pakan perhari……………………………………..............

- Waktu pemberian pakan …………………………………………..................

- Penyakit yang disebabkan karena pakan..........................................................

- Apakah ada pengaruh umur, ukuran dan komposisi kandungan protein,

lemak, mineral yang terkandung pada pakan yang diberikan sehingga

apakah ada perubahan pakan yang diberikan terhadap system perubahan

umur, ukuran, berat ........................................................................…........

- Fekunditas pemberian pakan............................................................................

- Bahan makanan.................................................................................................

12. Parameter Kualitas Air

- Parameter kualitas air yang diukur: suhu…….. ºC, salinitas …………… ppt

- DO ……….ppm, warna air ………….. pH ………......................………....

- Sistem pengukuran pada sistem parameter ………………………………….

- Alat yang digunakan …………………………………………………………


44

- Berapa kali pengukuran dalam waktu tertentu ………………………………

13. Kendala Yang Dihadapi

- Apa saja kendala yang dihadapi dalam Teknik pemijahan ikan bawal

bintang ( Trachinotus Blochii )…………………………………….

- Bagaimana permodalannya ………………… pemasarannya ……………..

- Solusi yang dapat digunakan ……………………………………………….

- Apa ada prospek untuk mengembangkan usaha tersebut …………………..

Anda mungkin juga menyukai